Hak Asasi Manusia Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Prinsip Kepentingan Terbaik bagi Anak dan Problematikanya T1 312012050 BAB II

23

B. Hak Asasi Manusia

1. Pengertian HAM pada hakikatnya bersifat Alami dan diperoleh oleh manusia begitu saja karena dia adalah manusia, hak ini adalah hak yang melekat pada manusia bahkan sejak awal kehidupannya di dalam kandungan. Berikut adalah Sifat-sifat dasar HAM yang dapat menjelaskan HAM lebih dalam lagi: a. Inherent melekat pada manusia HAM dimiliki manusia karena martabatnya sebagai manusia. HAM tidak diberi, tidak bisa dibeli, tidak diwariskan dan tidak diperoleh dengan cara apapun. 47 b. Universal HAM berlaku untuk semua orang di seluruh dunia, karena HAM merupakan prinsip-prinsip yang diterima secara umum tanpa dipengaruhi oleh ras, jenis kelamin, agama, etnis, dan pandangan politik serta pandangan lain, asal usul sosial atau kebangsaan. 48 c. Inalienable tidak dapat diingkari HAM adalah hak yang tidak dapat diingkari sebagai hak yang dimiliki oleh semua manusia. 49 d. Indivisible tidak dapat dibagi HAM didasarkan pada prinsip penghormatan terhadap martabat manusia. Untuk hidup bermartabat, semua orang berhak atas kebebasan, keamanan dan standar kehidupan yang layak pada waktu yang bersaman. Hal ini menunjukan bahwa hak-hak tersebut saling berkaitan satu sama lain dan tidak dapat dibagi atau dipisahkan. 50 47 Op.Cit; Rahayu, hlm. 4 48 Ibid 49 Ibid 50 Ibid 24 e. Interdependent Pemenuhan hak yang satu akan sangat tergantung dengan pemenuhan hak yang lainnya. 51 f. Bahwa hak-hak tersebut harus dilindungi, dihormati dan dipertahankan, tidak boleh dikurangidirampas oleh siapapun. 52 2. Teori HAM a. Teori Hukum Alam Teori Hukum Kodrat natural rights theory HAM dimiliki oleh semua orang karena manusia dilahirkan sebagai manusia. Hak-hak yang dimaksud termasuk hak hidup, kebebasan, dan harta kekayaan. Oleh karena itu Secara historis akar- akar filosofis yang paling berpengaruh pada gagasan HAM adalah teori hak kodrati natural rights theory. Teori ini dikembangkan oleh para ahli di masa abad pencerahan 53 Eropa, seperti Thomas Aquinas, John Locke, Thomas Paine, dan Jean Jacques Rousseau. Ide dasar teori hukum kodrat adalah bahwa posisi masing-masing manusia dalam kehidupan ditentukan oleh Tuhan, semua manusia apapun statusnya tunduk pada otoritas Tuhan. Bukan hanya kekuasaan raja yang dibatasi oleh aturan ilahi, tapi juga semua manusia diberi identitas individual yang unik, yang terpisah dari negara. 54 Hak alamiah semua individu tidak lahir dari pengakuan politisi yang diberikan negara kepada mereka, namun melekat pada harkat dan martabatnya sebagai manusia. 51 Ibid 52 Ibid 53 Zaman Aufklarung atau zaman pencerahan yang di Inggris dikenal dengan Enlightenment,yaitu suatu zaman baru dimana seorang ahli pikir yang cerdas mencoba menyelesaikan pertentangan antara rasionalisme dengan empirisme. Zaman ini muncul dimana manusia lahir dalam keadaan belum dewasa dalam pemikiran filsafatnya. Syekhudin, Filsafat Abad Ke-18 Era Aufklarung, https:jaringskripsi.wordpress.com20090922filsafat-abad-ke-18-era-aufklarung , dikunjungi pada tanggal 20 Agustus 2015 pukul 11.36 54 Op.Cit; Rahayu, hlm. 9 25 b. Teori Hukum Positif Positive Law Theory Teori hukum positif merupakan lawan dari teori kodrati. Teori ini muncul sebagai implikasi dari jaman enlightment di Eropa pada abad 18. Teori ini sangat dipengaruhi oleh pemikiran ilmu alam, yang pada saat itu dipandang sebagai satu-satunya ilmu yang validitasnya tidak diragukan lagi. Alasan penolakan terhadap teori hak kodrati adalah karena sumber perolehan hak yang tidak jelas sumbernya dari teori ini. menurut penganut teori positisme, suatu hak harus berasal dari sumber yang jelas seperti dari pengaturan perundang-undangan atau konstitusi yang dibuat oleh negara. 55 Keunggulan dari teori ini adalah individu dapat membela dan memperjuangkan hak-haknya dengan menunjuk pada aturan-aturan tersebut. c. Teori Universal universal theory Teori ini dipengaruhi oleh paham demokrasi 56 dan liberalisme 57 . Pengaruh liberalisme dalam perkembangan teori HAM adalah tidak adanya intervensi negara, sedangkan pengaruh dari demokrasi sendiri terlihat dalam hak-hak politik yang bersifat aktif, yaitu hak-hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan dan proses-proses politik. Teori ini melahirkan 2 sub teori yang berbeda: 55 Ibid, Rahayu, hlm. 11 56 Demokrasi merupakan bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat kekuasaan warganegara atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Demokrasi adalah pemerintahan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat dan juga untuk rakyat. Matio Lestari, Pengertian Demokrasi, http:www.matiolestari.com201305pengertian- demokrasi.html , dikunjungi pada tanggal 20 Agustus 2015 pukul 14.12 57 suatu pandangan yang bertujuan untuk melindungi kebebasan seperti, kebebasan atas kepercayaan, kebebasan ekspresi, dan kebebasan untuk memilih. Darma Satria Perdana, Liberalisme menuju pluralisme : sebuah pandangan yang menopang situasi plural, http:lib.ui.ac.idopacuidetail.jsp?id=20159795lokasi=lokal , dikunjungi pada tanggal 20 Agustus 2015 pukul 14.27. 26 1 Universal absolut Aliran yang memandang HAM sebagai nilai universal sebagaimana dirumuskan dalam The International Bill of Rights. Mereka ini tidak menghargai sama sekali profil sosial budaya yang melekat pada masing-masing bangsa. 58 2 Universal relatif Memandang persoalan HAM sebagai masalah universal dan melihat dokumen-dokumen internasional tentang HAM bagai acuan yang penting, namun demikian perkecualian exception yang didasarkan atas asas-asas hukum internasional yang diakuai. 59 d. Relativisme Budaya cultural relativist theory Teori ini memandang teori hak-hak kodrati dan penekanannya pada universalitas sebagai suatu pemaksaan atas suatu budaya terhadap budaya yang lain yang diberi nama imperalisme budaya cultural imperalism 60 . Menurut para penganut teori relativisme budaya, tidak ada suatu hak yang bersifat universal. Mereka merasa bahwa teori hak- hak kodrati mengabaikan dasar sosial dari identitas yang dimiliki oleh individu sebagai manusia. Secara teoritis terdapat dua kelompok utama penganut relitivisme budaya, yaitu: 1 Partikularistik absolut Kelompok yang melihat HAM sebagai persoalan masing-masing bangsa tanpa memberi alasan yang kuat, khususnya dalam melakukan penolakan terhadap berlakunya dokumen-dokumen dan instrumen-instrumen hukum internasional tentang HAM.pandangan ini bersifat defensif dan pasif terhadap HAM. 61 2 Partikularistik Relatif Kelompok yang melihat persoalan HAM di samping sebagai persoalan universal juga merupakan masalah internasional yang harus diselaraskan memperoleh dukungan dan tertanam 58 Op.Cit; Rahayu, hlm. 13 59 Ibid . 60 Vegitya Ramadhani Putri, Definisi, Teori, dan Ruang Lingkup Hak Azasi Manusia, http:elearning.unsri.ac.idpluginfile.php30648mod_resourcecontent1Definisi,20Teori,20dan 20Ruang20Lingkup20HAM.pdf , diunduh pada tanggal 20 Agustus 2015 pukul 15.07. 61 Op.Cit; Rahayu, hlm. 15 27 embedded serta melembaga dalam masyarakat bangsa tersebut. 62 3. Sejarah Perkembangan HAM a. Sejarah Perkembangan HAM di Dunia HAM menjadi isue penting setelah Perang Dunia II dan pada waktu pembentukan PBB. Paham HAM lahir di Inggris pada abad ke- 17. Inggris memiliki tradisi perlawanan yang lama terhadap segala usaha raja untuk mengambil kekuasaan mutlak. 63 Banyak dari sumber yang mengatakan Magna Charta 64 adalah 1215 adalah sebuah piagam yang menjadi cikal bakal kebebasan Warga Negara Inggris, namun sebenarnya Magna Charta adalah kompromi pembagian kekuasaan antara Raja John dan para bangsawannya. Setelah muncul Bill Of Rights 1689 65 muncul ketentuan mengenai perlindungan terhadap hak-hak atau kebebasan individu. Sebelumnya pada tahun 1679 muncullah Habeas Corpus Act, yang merupakan sebuah dokumen yang keberadaban hukum bersejarah yang menetapkan bahwa orang yang ditahan harus dihadapkan dalam waktu 62 Ibid 63 Franz Magnis Suseno, Etika Politik Prinsip-prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern, Jakarta, Gramedia, 1994, hlm. 123. 64 Piagam Besar dikeluarkan di Inggris pada tanggal 15 Juni 1215 di masa pemerintahan Raja John. Aturan tersebut membatasi kekuasaan monarki Inggris yang awalnya absolut. Kini, dokumen tersebut dianggap langkah pertama menuju hukum konstitusional, bukan hanya sekedar pengurangan kuasa raja atau ratu. Ada 4 kopi asli dokumen yang dibuat kala itu. Salah satunya, yang disimpan British Library rusak akibat terbakar dalam insiden kebakaran 1731. Elin Yunita Kristanti , Me gu gkap Isi Teks Mag a Charta” Ya g Ha gus 8 Tahu Lalu, http:news.liputan6.comread2118192mengungkap-isi-teks-magna-carta-yang-hangus-283-tahun- lalu , dikunjungi pada tanggal 21 Agustus 2015 pukul 17.14. 65 Bill of Rights 1689 adalah tinta naskah empedu besi di perkamen. Ini adalah Undang-Undang asli dari Parlemen Inggris dan telah dalam tahanan Parlemen sejak penciptaan. RUU mapan prinsip-prinsip yang sering parlemen, pemilu yang bebas dan kebebasan berbicara dalam Parlemen - hari dikenal sebagai Privilege Parlemen. Hal ini juga termasuk hak perpajakan tanpa persetujuan DPR, kebebasan dari campur tangan pemerintah, hak petisi dan hanya pengobatan orang dengan pengadilan. Prinsip-prinsip utama dari Bill of Rights masih berlaku hari ini - khususnya yang dikutip dalam kasus hukum - dan digunakan sebagai model untuk AS Bill of Rights 1789. Pengaruhnya juga dapat dilihat di dokumen lain menetapkan hak-hak manusia, seperti Deklarasi PBB tentang Hak Asasi Manusia dan Konvensi Eropa tentang Hak Asasi Manusia. United Nations educational, scientic, and curtural organization, The Bill of Rights 1689: Sebuah Undang- undang menyatakan Hak dan Kebebasan dari Subjek, dan menetap Suksesi dari Crown, http:www.parliament.ukaboutliving- heritageevolutionofparliamentparliamentaryauthorityrevolutioncollections1collections-glorious- revolutionbillofrights , dikunjungi pada tanggal 21 Agustus 2015 pukul 17.44. 28 tiga hari kepada seorang hakim dan diberitahu atas tuduhan apa ia ditahan. Pernyataan ini menjadi dasar prinsip hukum bahwa orang hanya boleh ditahan atas perintah hakim. 66 Bill of Rights 1689, disahkan setelah raja James II dipaksa turun takhta dan William II serta Mary II naik ke singgasana menyusul “Revolusi Gemilang” Glorious Revolution pada tahun 1688. Dengan adanya Bill of Rights maka timbul kebebasan untuk berbicara dan berdebat, walau kebebasan tersebut hanya terbatas untuk anggota parlemen saja dan digunakan didalam parlemen. Pada abad 18, para pemimpin koloni Inggris di Amerika Utara melakukan pemberontakan, dalam rangka. Dalam upaya melepaskan koloni-koloni itu dari kekuasaan Inggris, menyusul ketidakpuasan akan tingginya pajak dan tiadanya wakil dalam Parlemen Inggris, para pendiri Amerika Serikat ini mencari pembenaran dalam teori kontrak sosial dan hak-hak kodrati dari Locke dan para filsuf Prancis. Dalam Deklarasi Kemerdekaan Amerika 1776 yang disusun oleh Thomas Jefferson, gagasan-gagasan ini diungkapkan dengan kata-kata yang sangat jelas dan tepat. 67 Dalam Deklarasi Kemerdekaan Amerika 1776, secara eksplisit 68 mengakui adanya kesetaraan manusia dan adanya hak-hak manusia lainnya seperti hak hidup, bebas, dan mengejar kebahagiaan. Baru pada tahun 1791 Amerika mengadopsi Bill of Rights, hal ini dilakukan dengan mengamandemen beberapa ketentuan yang ada dalam konstitusinya. Seperti Amandemen Pertama yang melindungi kebebasan beragama, kebebasan pers, kebebasan menyatakan pendapat dan hak berserikat. Kemudian dalam Amandemen Kelima yang menetapkan larangan memberatkan diri sendiri dan hak atas proses hukum yang benar. 69 Deklarasi kemerdekaan Amerika ternyata mempengaruhi gerakan revolusi lain di negara lain. Deklarasi ini mempengaruhi gerakan revolusi Prancis melawan rezim tirani yang berkuasa saat itu. Revolusi 66 Op.Cit; Franz Magnis Suseno, hlm. 123 67 Scott Davidson, Hak Asasi Manusia, Sejarah, Teori dan Praktek dalam Pergaulan Internasional, Jakarta, Grafiti, 1994, hlm. 3 68 gamblang, tegas, terus terang, tidak berbelit-belit 69 Ibid, hlm. 5 29 Prancis menghasilkan sebuah deklarasi, yaitu Deklarasi Hak-hak Manusia dan Warga Negara Declaration of the Rights of Man and of the Citizen 1789. 70 Hak yang terdapat dalam deklarasi ini adalah hak atas kebebasan, hak milik, hak atas keamanan, hak untuk melawan penindasan. Perkembangan HAM selanjutnya terjadi setelah Perang Dunia II. Pembentukan Perserikatan Bangsa-bangsa PBB sangat berpengaruh terhadap perkembangan HAM di dunia. Bahkan dalam Piagam PBB United Nations Charter. Deklarasi Universal HAM Universal Declaration of Human Rights disahkan pada tanggal 10 Desember 1948. Deklarasi ini dibuat berdasarkan kesepakatan Internasional. Pada tahun 1966 muncul Konvensi Internasional yang menghasilkan kovenan yang di dalamnya terdapat pengaturan yang mencakup mekanisme pengawasan dan perlindungan HAM, Kovenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Poitik International Covenant on Civil and Political Rights serta Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights . Ketiganya dikenal dengan istilah “the International Bill of Human Rights ”. b. Sejarah Perkembangan HAM di Indonesia Jika melihat sejarah perkembangan HAM didunia yang tidak bisa lepas dengan latar belakang sejarah, demikian juga perkembangan HAM di Indonesia. Bahasan HAM di Indonesia bahkan sudah ada sebelum Indonesia Merdeka. Para perintis bangsa banyak yang telah memperjuangkan harkat dan martabat manusia yang lebih baik. Seperti yang terlihat dalam surat- surat R.A. Kartini yang berjudul “Habis Gelap 70 Pada tahun 1789 orang-orang Perancis melakukan penghapusan monarki absolut dan menetapkan untuk pembentukan Republik Perancis pertama. Hanya enam minggu setelah penyerbuan Bastille, dan hampir tiga minggu setelah penghapusan feodalisme, Deklarasi Hak Asasi Manusia dan Warga Negara Perancis: La deklarasi des Droits de lHomme et du Citoyen diadopsi oleh Nasional Majelis Konstituante sebagai langkah pertama menuju penulisan konstitusi untuk Republik Perancis. United For Human Rights, Sejarah Singkat Hak Asasi Manusia, http:www.humanrights.comwhat-are- human-rightsbrief-historydeclaration-of-human-rights.html , dikunjungi pada tanggal 22 Agustus 2015 pukul 14.19. 30 Terbitlah Terang” 71 . R.A Kartini adalah wanita yang memperjuangkan persamaan Hak untuk kaumnya, yaitu memperjuangkan hak emansipasi wanita. Selain R.A Kartini yang memperjuangkan hak wanita, ada juga karangan-karangan politik yang memperjuangkan harkat dan martabat manusia, yaitu yang ditulis oleh Agus Salim 72 . Kemudian perjuangan persamaan harkat dan martabat manusia juga dilakukan oleh Ernest Douwes Dekker yang merupakan pelopor pergerakan nasional Indonesia dan pendiri organisasi politik bernama Indische Partij. Perjuangan yang dilakukan Ernest ini diawali dengan karirnya sebagai seorang wartawan. Ia merupakan seorang yang berfikiran radikal dan anti-penjajahan. Ia sempat bekerja di surat kabar De Locomotief dan kemudian bekerja di Surabajaas Handelsblad. 73 Tokoh lainnya adalah Soewardi Soeryaningrat, beliau adalah teman seperjuangan Ernest dalam melakukan pergerakan nasional, hak yang menjadi fokus perjuangannya adalah hak pendidikan. Sehingga tokoh yang lebih kita kenal dengan nama Ki Hajar Dewantara ini disebut sebagai Bapak Pendidikan Indonesia. Masih banyak tokoh-tokoh pendahulu yang memperjuangkan hak-hak manusia. Keinginan yang besar terhadap 71 Mr. J.H. Abendanon segera mengumpulkan surat-surat yang ditayangkan Kartini kepada temantemannya di Eropa untuk dibukukan, Abendanon saat itu menjabat sebagai menteri kebudayaan, Agama dan kerajinan Hindia Belanda. Buku tersebut diterbitkan pada tahun 1911 dengan judul Door Duiste is tot Li ht ya g arti ya Dari Kegelapa Me uju Cahaya . Atas kegigihan R.A. Kartini menyerukan pendidikan bagi kaumnya, maka didirikanlah Sekolah Wanita oleh yayasan Kartini, di Semarang, pada tahun 1912. Tangguh Sutjaksono, R.A. Kartini Dan Surat-Suratnya, http:deka45.comkartini.pdf , dikunjungi pada tanggal 26 Agustus 2015 pukul 09.34. 72 Pada tahun 1952, Haji Agus Salim menjabat sebagai Ketua di Dewan Kehormatan PWI. Hal tersebut menjadi penutup karirnya di dunia kancah politik. Beliau beralih menghabiskan masa tuanya sebagai penulis buku. Buku yang telah terbit dari tangannya berjudul Bagaimana Takdir, Tawakal dan Tauchid Harus Dipahamkan. Buku tersebut kemudian diperbaiki menjadi Keterangan Filsafat Tentang Tauchid, Takdir dan Tawakal. Buku yang telah beliau tulis juga merupakan buah karya dari pengalamannya sebagai jurnalis pada masa mudanya. Agus Salim muda merintis karir sebagai Redaktur II di Harian Neratja yang kemudian diangkat menjadi Ketua Redaktur. Tidak berhenti disana, beliau juga menjadi pemimpin Harian Hindia Baroe di Jakarta, dan kemudian mendirikan Suratkabar Fadjar Asia. Di tengah-tengah karir beliau di dunia jurnalistik, beliau menikah dengan Zaenatun Nahar dan dikaruniai 8 orang anak. Feronika, Agus Salim, http:profil.merdeka.comindonesiaaagus-salim , dikunjungi pada tanggal 26 Agustus 2015 pukul 10.02 73 Berdikari Online, Douwes Dekker Dan Pergerakan Nasional Indonesia, http:www.berdikarionline.comtokoh20120418douwes-dekker-dan-perjuangan-nasional- indonesia.html , dikunjungi pada tanggal 26 Agustus 2015 pukul 11.03. 31 adanya persamaan hak dan juga perjuangan untuk mengormati harkat dan mertabat manusia, pada hakikatnya adalah pelopor pergerakan kemerdekaan Indonesia. Pada masa-masa setelah kemerdekaan pada tahun 1945, perkembangan wacana tentang HAM dimulai di periode tahun 1945, kemudian periode Konstituante tahun 1957-1959 dan periode awal bangkitnya Orde Baru tahun 1966-1968. 74 Namun dalam ketiga periode tersebut, HAM hanya berhenti pada sebuah wacana saja, karena HAM gagal dituangkan dalam Konstitusi. Dalam periode tahun 1998- 2000 barulah muncul titik terang mengenai bahasan HAM yang dituangkan dalam Konstitusi, tepatnya pada saat lengsernya Soeharto. Sebagai gantinya pada waktu itu pemeritahan Orde Baru digantikan dengan kabinet Reformasi, dan yang menjadi pengganti Soeharto untuk menjadi Presiden adalah BJ Habibie. Dalam pemerintahan Habibie tuntutan rakyat dalam reformasi dipenuhi diantaranya membuka sistem politik yang selama ini tertutup, menjamin perlindungan hak asasi manusia, menghentikan korupsi, kolusi dan nepotisme, menghapus dwi-fungsi ABRI 75 , mengadakan pemilu, membebaskan narapidana politik, dan sebagainya. Pasa masa periode ini dikeluarkan Ketetapan MPR No. XVIIMPR1998 tentang Hak Asasi Manusia. Isinya bukan hanya memuat Piagam Hak Asasi Manusia, tetapi juga memuat amanat kepada presiden dan lembaga-lembaga tinggi negara untuk memajukan 74

T. Mulya Lubis, In Search of Human Rights: Legal- Political Dile

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Independensi Panitia Pengadaan Tanah dalam Peraturan Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum T1 312014706 BAB II

0 0 49

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Prinsip Kepentingan Terbaik bagi Anak dan Problematikanya T1 312012050 BAB I

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Prinsip Kepentingan Terbaik bagi Anak dan Problematikanya T1 312012050 BAB IV

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Prinsip Kepentingan Terbaik bagi Anak dan Problematikanya

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Konsep Kepentingan Terbaik Bagi Anak dalam Konteks Adopsi Melalui Balai Rehabilitasi Sosial Wiloso Tomo

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Konsep Kepentingan Terbaik Bagi Anak dalam Konteks Adopsi Melalui Balai Rehabilitasi Sosial Wiloso Tomo T1 312006008 BAB I

1 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Konsep Kepentingan Terbaik Bagi Anak dalam Konteks Adopsi Melalui Balai Rehabilitasi Sosial Wiloso Tomo T1 312006008 BAB II

0 1 40

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Konsep Kepentingan Terbaik Bagi Anak dalam Konteks Adopsi Melalui Balai Rehabilitasi Sosial Wiloso Tomo T1 312006008 BAB IV

0 0 2

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: FaktorFaktor yang Mempengaruhi Anak Jalanan Mengkonsumsi Minuman Beralkohol T1 BAB II

0 0 12

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Jaringan dan Informasi serta Transaksi Elektronik T1 BAB II

0 1 52