PERSEPSI ETIS PELAKU BISNIS DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
i
PERSEPSI ETIS PELAKU BISNIS DAN MAHASISWA
AKUNTANSI TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN
LABA
TESIS
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Magister Sains Program Studi Magister Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh
YULAIKA
NIM: S4308022
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2011
(2)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(3)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(4)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
(5)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
DA N SETIA P ORA NG MEMPEROLEH TINGKA TA N SESUA I DENGA N A PA YA NG TELA H MEREKA KERJA KA N, DA N A GA R A LLA H SWT MENCUKUPKA N BA LA SA N PERBUA TA N MEREKA , DA N MEREKA TIDA K DIRUGIKA N ( Q.S. A L-A HQA F) .
SESUA TU YA NG MENGA GUMKA N A DA LA H JIKA SESEORA NG MENDA PA TI DA N MEMBUKTIKA N SENDIRI KUA LITA S TERBA IK A NDA , TA NPA HA RUS BERBUSA – BUSA MENGA TA KA NNYA
( JUDITH MA RTIN )
PERSEMBA HA N BUA T: SUA MI DA N KEDUA ORA NG TUA KU LA ILA TA N NUGROHO, SE, M.DJA JULI DA N MUNA SIH
(6)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Pertama penulis memanjatkan puji dan syukur Alhamdulillahi Rabbil Alamin atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan tesis ini. Juga atas perkenanNya jualah cobaan yang penulis hadapi semenjak proses penulisan ini sampai akhir penyajian penulisan ini dapat diselesaikan dengan baik. Serta shalawat dan salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Tesis yang berjudul “Persepsi Etis Pelaku Bisnis dan Mahasiswa Akuntansi terhadap Praktik Earnings
Management”, merupakan tugas akhir dalam menyelesaikan studi dan sebagai salah
satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk memperoleh gelar Magister Sains (M.Si) Akuntansi pada Program Studi Magister Sains Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Syrakarta.
Sebagai manusia yang merasa tidak lepas dari kekurangan maupun kelemahan dalam menyusun tesis ini, hal ini dikarenakan keterbatasan ilmu dan pengalaman yang penulis miliki. Meskipun demikian, penulis telah berusaha semaksimal mungkin berusaha dengan kemampuan penulis miliki serta data-data yang mendukung terselesaikannya tesis ini dengan sebaik-baiknya.Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
(7)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
vii
1. Bapak Dr. Payamta,S.E , M.Si., Ak, CPA, dan Bapak Drs. Jaka Winarna, M.Si., Ak, selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk memberikan bimbingan, arahan, dan petunjuk mulai dari proposal hingga rampungnya tesis ini.
2. Bapak Dr. Bandi, M.Si., Ak, selaku Ketua Program Studi Magister Akuntansi. 3. Bapak Prof.Bambang Sutopo, selaku Dekan Program Studi Akuntansi.
4. Staf Pengajar beserta Staf Administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan, memberikan ilmu pengetahuan, dan pelayanan yang baik selama penulis melakukan studi.
5. Universitas dan Perusahaan atas kesediaanya menjadi responden dalam penelitian ini, serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu sehingga penyusunan tesis ini dapat selesai.
6. Segenap keluarga besar Madrasah Aliyah Al-Islam Jamsaren Surakarta yang telah memberikan motivasi penulis untuk menyelesaikan tesis ini.
7. Suamiku tercinta Lailatan Nugroho, SE, yang telah senantiasa mendoakan dan memotivasi terselesainya tesis ini.
8. Kedua orangtuaku dan adik-adikku yang senantiasa mendoakan dan memotivasi penulis selama menempuh studi.
Semoga amal baik dan bantuan ikhlas yang diberikan kepada penulis mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Akhirnya penulis berharap tesis ini dapat bermanfaat dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Surakarta, Januari 2011 Penulis
(8)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
viii
YULAIKA
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAAN ... iii
HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIATISME ... iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR RUMUS ... xi
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
ABSTRAK ... xv
ABSTRACK ... xvi
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 9
1.3. Tujuan Penelitian ... 9
1.4. Manfaat Penelitian ... 10
(9)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ix
2.1. Landasan Teori ... 11
2.1.1. Agency theory ... 11
2.1.2. Persepsi ... 13
2.1.3. Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi ... 14
2.1.4. Etika dan Pendidikan Etika ... 16
2.1.5. Praktik Manajemen Laba ... 17
2.2. Penelitian Terdahulu dan Hipotesis ... 18
BAB III METODE PENELITIAN ... 21
3.1. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 21
3.2. Jenis dan Sumber Data ... 23
3.3. Prosedur Pengumpulan Data ... 23
3.4. Identifikasi Variabel ... 24
3.5. Instrumen Penelitian ... 27
3.6. Teknik Analisis Data ... 28
3.6.1. Statistik Deskriptif ... 28
3.6.2. Uji Kualitas Data ... 28
3.6.3. Uji Hipotesis ... 30
BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 31
4.1. Statistik Deskriptif ... 31
4.1.1. Deskriptif Data ... 31
4.1.2. Profil Responden ... 32
4.2. Uiji Kualitas Data ... 35
4.2.1. Uji Validitas ... 35
4.2.2. Uji Reliabilitas ... 36
(10)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
x
4.3. Hasil Pengujian Hipotesis ... 38
4.4. Pembahasan ... 41
BAB V PENUTUP ... 44
5.1. Kesimpulan ... 44
5.2. Keterbatasan ... 45
5.3. Saran ... 46
DAFTAR PUSTAKA ... 47 LAMPIRAN
(11)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xi
DAFTAR RUMUS
(12)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xii
DAFTAR TABEL
1. Daftar Kuesioner terdistribusi dan terpakai ... 31
2. Profil Responden: Jenis Kelamin Responden ... 33
3. Profil Responden: Usia Responden ... 33
4. Profil Responden: Tingkat Pendidikan ... 34
5. Profil Responden: Masa Kerja Responden ... 34
6. Hasil Uji Validitas Instrumen ... 36
7. Hasil Uji Reliabilitas ... 37
8. Hasil Uji Normalitas ... 38
9. Hasil Uji Mann Whitney U Test ... 39
(13)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xiii
DAFTAR GAMBAR
(14)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. SURAT PERNYATAAN PENELITIAN 2. DAFTAR KUESIONER
3. TABULASI DATA 4. UJI KUALITAS DATA 5. UJI HIPOTESIS
(15)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xv
ABSTRAK
PERSEPSI ETIS PELAKU BISNIS DAN MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA
Penelitian ini bertujuan untuk menguji persepsi dua kelompok responden pelaku bisnis dan mahasiswa akuntansi terhadap praktik manajemen laba dilihat dari lima faktor fituasional, yaitu jenis manajemen laba, kecenderungan manajemen laba, materalitas manajemen laba dan jangka waktu pengaruh manajemen laba. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari daftar pertanyaan mengacu pada Dikeman. Dari 450 responden pelaku bisnis dan mahasiswa akuntansi, yang dapat digunakan untuk penelitian sebanyak 219 responden dengan menggunakan metode survey.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi pelaku bisnis dan mahasiswa akuntansi terhadap praktik manajemen laba. Mahasiswa akuntansi memiliki kecenderungan tidak dapat menerima praktik manajemen laba dari segi etika dibandingkan pelaku bisnis.
Penelitian ini juga membuktikan bahwa dari kelima faktor situasional mempunyai terhadap persepsi respoden. Faktor yang memiliki pengaruh yang paling signifikan terhadap persepsi etis adalah faktor arah manajemen l aba yaitu menunda pengeluaran akrual untuk meningkatkan laba. Sehingga mampu disimpulkan bahwa perilaku praktik manajemen laba sangat bertentangan dengan etika.
(16)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
xvi
ABSTRACT
ETHICAL PERCEPTION OF BUSINESS DOER AND ACCOUNTING STUDENTS AGAINST PRACTICE OF EARNING MANAGEMENT.
This research aims to test perception of two group of respondent of business doer and accounting students against practice of earning management viewed from five situational factor, that is: kinds of earning management, directions of earning management, tendency of earning management, materiality of earning management and duration of earning management influence. This research uses primary data which is gained from a list of questions refer to Dikeman. From 450 respondents of business doer and accounting students, which can be used for research is 219 respondents with using method of survey.
The result of the research shows that there is significant difference between perception of business doer and accounting students against practice of earning management. Accounting students has tendency can not receive practice of earning management from the side of ethic compared business.
This research proved also that from the five situational factors, factor which is the most significant against perception of ethic is direction earning management factor, that is to postpone accrual expenditure to increase earning. So it can be concluded that behavior of earning management practice opposite extremely to ethic.
Keyword: perception of ethic, practice of earning management, business doer, students of accounting
(17)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Laba merupakan cerminan dari kondisi perusahaan dan merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung dalam laporan keuangan yang menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya (IAI, 1994). Pernyataan tersebut senada dengan definisi yang tertuang dalam SFAC Nomor 1 yang menyebutkan bahwa informasi laba merupakan faktor penting dalam menafsir kinerja atau pertanggungjawaban ma-najemen.
Laporan keuangan merupakan salah satu sumber utama informasi keuangan yang sangat penting bagi sejumlah pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No.1, informasi laba merupakan perhatian utama untuk menaksir kinerja atau pertanggungjawaban manajemen. Selain itu, informasi laba juga membantu pemilik atau pihak lain dalam menaksir earning power perusahaan di masa yang akan datang. Adanya kecenderungan yang memperhatikan informasi laba ini didasari oleh manajemen, khususnya manajer yang kinerjanya diukur berdasarkan informasi tersebut, sehingga mendorong timbulnya perilaku menyimpang yang salah satu bentuknya adalah manajemen laba atau earnings management (Widyaningdyah, 2001).
Belakangan ini, etika menjadi pusat perhatian masyarakat Indonesia, setelah terjadinya berbagai degradasi moral yang terjadi di kalangan praktisi maupun
(18)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2
akademisi, berupa tindakan-tindakan pelanggaran kode etik seperti korupsi dan penyelewengan-penyelewengan yang lain, yang otomatis merupakan suatu pelanggaran terhadap etika, baik etika profesi maupun etika pada umumnya. Etika merupakan suatu cabang dari filosofi yang berkaitan dengan ”kebaikan (rightness)” atau moralitas (kesusilaan) dari perilaku manusia. Etika adalah standar-standar nilai yang menjadi pedoman atau acuan manajer dan segenap karyawan dalam pengambilan keputusan dan mengoperasikan bisnis yang etik. Ludigdo dan Machfoedz (1999) menyebutkan bahwa profesionalisme suatu profesi mensyaratkan tiga hal utama yang harus dimiliki oleh setiap anggota profesi,yaitu keahlian, berpengetahuan dan berkarakter. Karakter menunjukkan personality seorang professional, yang diantaranya diwujudkan dalam sikap dan tindakan etisnya. Kode etik profesi AICPA menjadi standar umum perilaku yang ideal dan menjadi peraturan khusus tentang perilaku yang harus dilakukan, kode etik ini terdiri: prinsip-prinsip etika profesi (bersifat teoritis), peraturan etika (bersifat praktis), interpretasi atas peraturan kaidah etika (bersifat teoritis tetapi praktisi harus menyesuaikan penyimpangannya).
Meletakkan keselamatan konsumen di atas kepentingan perusahaan dalam jamgka yang panjang akan memberi keuntungan lebih besar kepada perusahaan. Lennick dan FredKiel, (2005) (Itpin, 2006) penulis buku Moral Intelligence, berargumen bahwa perusahaan yang memiliki pemimpin yang menerapkan standar etika dan moral tinggi terbukti sukses dalam jangka panjang. Hal sama juga dikemukakan Miliuner Jon Huntsman, (2005) (Itpin, 2006) dalam buku Winners
(19)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3
Never Cheat. Dikatakan, kunci utama kesuksesan adalah reputasi sebagai pengusaha
yang memegang teguh integritas dan kepercayaan pihak lain.
Salah satu bentuk pelanggaran etika yang masih banyak dipertanyakan adalah masalah earnings management (manajemen laba), karena praktik earnings
management tersebut dinilai bersifat ambigu secara etis (Fischer & Rosenzweig,
1995). Sedangkan Scott (2003:369) mendefinisikan earnings management sebagai
”the choice by a manager of accounting policies so as to achieve some specific objective”.
Menurut Sugiri (1998), earnings management dalam hal ini hanya berkaitan dengan pemilihan metode akuntansi. Earnings management didefinisikan sebagai perilaku manajer untuk “bermain” dengan komponen discretionary accruals dalam menentukan besarnya earnings. Disamping itu, Sugiri juga mendifinisikan earnings
management merupakan tindakan manajer untuk meningkatkan (mengurangi) laba
yang dilaporkan saat ini atas suatu unit dimana manajer bertanggung jawab, tanpa mengakibatkan peningkatan (penurunan) profitabilitas ekonomis jangka panjang unit tersebut.
Earnings management menurut Fischer dan Rosenzweig (1995) merupakan
tindakan seorang manajer untuk menaikkan atau menurunkan laba yang dilaporkan pada suatu periode yang tidak mempengaruhi kenaikan atau penurunan profitabilitas ekonomis jangka panjang. Sedangkan Schipper dalam Sutrisno (2002) mendefinisikan earnings management sebagai intervensi yang dilakukan manajemen dalam proses pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan memperoleh beberapa keuntungan privat. Scott (2000:352) menyatakan bahwa earnings management
(20)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4
memberikan fleksibilitas kepada manajer dalam melindungi kepentingan dirinya, perusahaan dan pihak yang terkait dengan kontrak yang dilakukan.
Manajemen laba atau earnings management merupakan salah satu bidang yang kontroversial sebagai suatu perilaku yang dapat diterima (acceptable) atau tidak diterima (unacceptable). Earnings management merupakan fenomena yang sukar dihindari. Sebagian besar manajer nampak melakukan manajemen laba dan yakin bahwa praktik tersebut secara eksplisit tidak dilarang. Namun beberapa praktisi berpendapat manajemen laba tidak bermoral atau tidak etis, apabila praktik tersebut tidak mempertimbangkan dampak buruk yang mungkin timbul dari praktik tersebut (Assih, 2000). Senada dengan Fischer dan Rosenzweig Ditinjau dari sudut pandang etika, tindakan ini berarti pelanggaran terhadap kepercayaan masyarakat. Earnings
management merupakan tindakan yang dapat menyesatkan pemakai laporan
keuangan dengan menyajikan informasi yang tidak akurat, dan bahkan kadang merupakan penyebab terjadinya tindakan ilegal, misalnya penyajian laporan keuangan yang terdistorsi atau tidak sesuai dengan sebenarnya (National Commission
on Fraudelent Financial Reporting, 1987 dalam Wahyudin 2003).
Beberapa penelitian membuktikan secara empiris bahwa perusahaan secara aktif mempraktikkan earnings management. DeFond dan Jiambalvo (1994) dalam Clikeman et al. (2000) menyimpulkan bahwa perusahaan yang mempunyai masalah keuangan akan menggunakan kebijakan akrual untuk meningkatkan laba untuk menghindari pelanggaran kontrak hutang. Manajer merupakan subyek utama dalam praktik earnings management. Manajer bertugas untuk memutuskan setiap kebijakan yang diambil oleh perusahaan dalam rangka penyelamatan perusahaan dari suatu
(21)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5
masalah yang sedang maupun yang akan dihadapi, sehingga apabila seorang manajer tidak berhati-hati maka tidak menutup mungkin terjerumus dalam praktik earnings
management atau manajemen laba.
Praktik earnings management dapat dilihat dari dua perspektif (Scott, 1997). Perspektif pertama, praktik earnings management dianggap sebagai tindakan oportunistik manajer untuk memaksimalkan kepuasannya. Perspektif kedua, earnings
management bisa dilihat dari perspektif kontrak efisien (efficient contacting perspective), yang menganggap bahwa earnings management merupakan
konsekuensi logis dari hubungan principal dan agent. Principal akan mengantisipasi perilaku earnings management ini melalui kompensasi ataupun biaya bunga yang mereka tetapkan pada agen.
Scott (1997) menyebutkan bahwa manajer melakukan earnings management sebagai prilaku oportunistik yaitu dimotivasi oleh tindakan yang menguntungkan dirinya sendiri, akibat dimungkinkannya untuk menggunakan metode pengukuran yang berbeda. Tindakan lainnya yang dimotivasi untuk menguntungkan perusahaannya disebut kontrak efisien (efficient contracting), yaitu merupakan bentuk tindakan yang positif dengan memilih metode akuntansi untuk tujuan kepentingan perusahaan, bukan untuk kepentingan pribadinnya.
Tindakan manajer melakukan praktik earnings management dapat berakibat buruk karena bisa menyesatkan pemakai informasi laporan keuangan dan dapat dikategorikan sebagai suatu tindakan penipuan yang tidak etis atau tidak dapat diterima secara moral. Siapapun yang menggunakan laporan keuangan yang
(22)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
mengandung unsur earnings management rawan terhadap misinterpretasi, manipulasi ataupun penipuan yang disengaja (Burns dan Merchant, 1990).
Bukti empiris menunjukkan bahwa para manajer melakukan praktik manajemen laba. Fischer dan Rosenzweigh (1995) menyebutkan bahwa banyak manajer yang menganggap praktik manajemen laba sebagai tindakan yang wajar dan etis serta merupakan alat sah manajer dalam melaksanakan tanggungjawabnya untuk mendapatkan return perusahaan. Pemahaman atas manajemen laba adalah penting bagi manajemen karena earnings management dapat menjadi sarana untuk mengkomunikasikan informasi intern manajemen kepada investor. Sementara bagi akuntan penting, karena memungkinkan pemahaman yang lebih atas net income bagi pelaporan untuk investor maupun untuk dasar melakukan kontrak, serta menjadi pertimbangan dalam memberi nasehat dan evaluasi metode akuntansi untuk pelaporan akuntansi (Assih, 2000).
Berdasarkan studi yang dilakukan Merchant dan Rockness (1994), manajemen laba yang banyak dilakukan selama ini dianggap legal, artinya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum. Penelitian Merchant dan Rockness (1994) dengan menguji kembali faktor-faktor dalam tindakan earnings
management yang mempengaruhi persepsi etis terhadap praktik earnings management. Penelitian sama yang dilakukan Mahmudi (2000), membandingkan
persepsi etis akuntan dan pelaku bisnis terhadap praktik earnings management, dan Sudaryanti (2001) meneliti perbandingan persepsi etis praktik earnings management antar staf pengajar, mahasiswa akuntansi dan manajemen. Menurut mereka, ethical
(23)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
judgement terhadap manajemen laba cenderung berbeda antara kelompok individu.
Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh karakter individu dan lingkungan seseorang.
Pada dasarnya penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Clikeman et
al. (2000) yaitu untuk mengetahui pemahaman mahasiswa terhadap earnings
management di pengaruhi gender dan nationality pada universitas di Amerika.
Sedangkan penelitian ini melihat perbedaan persepsi pelaku bisnis dan mahasiswa akuntansi terhadap manajemen laba ditinjau dari faktor-faktor Arah Manajemen Laba, Jangka Waktu Pengaruh Manajemen Laba, Jenis Manajemen Laba, Kecende-rungan Manajemen Laba dan Materialitas Manajemen Laba. Untuk itu dalam penelitian ini akan diakukan observasi terhadap persepsi mereka. Observasi terhadap persepsi didasarkan pada suatu alasan bahwa persepsi merupakan tanggapan langsung seseorang atas sesuatu atau merupakan proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1996). Adapun yang membedakan penelitian adalah:
1. Sampel penelitian ini:
a. Pelaku Bisnis merupakan profesi yang syarat akan fenomena praktik manajemen laba sehingga pelaku bisnis harus memiliki perilaku etis didalam penerapan profesinya.
b. Mahasiswa Akuntansi yang telah menempuh matakuliah TA, Etika Bisnis dan auditing (semester akhir) yang diharapkan mampu memberikan penilaian secara jujur berdasarkan pengetahuan dan tingkat idealisme yang masih tinggi.
(24)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8
2. Faktor situasional yang digunakan untuk mengukur tingkat etis terhadap praktik manajemen laba adalah: arah, jangka waktu pengaruh, jenis, kecenderungan dan materialitas manajemen laba.
3. Penelitian ini menggunakan multidimensional ethies scale sebagai skala pengukuran persepsi responden. multidimensional ethies scale lazim digunakan dalam penelitian etika dan memiliki kemampuan prediksi yang baik (Cohen, et al., 1993).
Observasi mengenai penerimaan etika terhadap praktik manajemen laba pada pelaku bisnis dilakukan karena profesi ini memang mengharuskan memiliki perilaku etis didalam penerapan profesinya dan mahasiswa khususnya mahasiswa akuntansi memiliki tugas menyerap pengetahuan yang ada, yang selanjutnya dipraktikkan dalam tugas dan tanggungjawabnya di masa mendatang sebagai seorang akuntan. Mahasiswa dianggap oleh peneliti mampu memberikan penilaian secara jujur berdasarkan pengetahuan dan tingkat idealismenya yang masih tinggi.
Pemahaman atas manajemen laba adalah penting bagi manajemen karena manajemen laba dapat menjadi sarana untuk mengkomunikasikan informasi intern manajemen kepada investor. Sementara bagi pelaku bisnis penting, karena memungkinkan pemahaman yang lebih atas net income bagi pelaporan untuk investor maupun untuk dasar melakukan kontrak, serta menjadi pertimbangan dalam memberi nasehat dan evaluasi metode akuntansi untuk pelaporan akuntansi. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “PERSEPSI ETIS PELAKU BISNIS dan MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP
(25)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, masalah yang diteliti adalah apakah praktik manajemen laba dapat diterima secara etika dan faktor apa saja yang mempengaruhi pertimbangan penerimaan etika praktik manajemen laba terhadap persepsi pelaku bisnis dan mahasiswa akuntansi. Permasalahan yang dikemukakan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah ada perbedaan persepsi etis antara pelaku bisnis dan mahasiswa akuntansi terhadap praktik earnings management ditinjau dari faktor faktor Arah Manajemen Laba, Jangka Waktu Pengaruh Manajemen Laba, Jenis Manajemen Laba, Kecenderungan Manajemen Laba dan Ma-terialitas manajemen laba“
1.3 Tujuan Penelitian
Praktik manajemen laba dinilai bersifat ambigu secara etis, yang bisa menjerumuskan pemakai laporan keuangan dan bahkan kadang merupakan penyebab terjadinya tindakan ilegal, misalnya pembuatan laporan keuangan yang penuh kecurangan berdasarkan beberapa penelitian menunjukkan sikap manajer yang menganggap manajemen laba sebagai tindakan yang wajar, etis serta alat sah manejer dalam melaksanakan pertanggungjawaban return perusahaan. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah: “ Untuk menguji apakah ada perbedaan persepsi etis antara pelaku bisnis dan mahasiswa akuntansi terhadap praktik earnings management ditinjau dari faktor faktor Arah Manajemen Laba, Jangka Waktu Pengaruh Manajemen Laba, Jenis Manajemen Laba, Kecenderungan Manajemen Laba dan Ma-terialitas manajemen laba.
(26)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan bisa diperoleh dari penelitian yang dilakukan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi mahasiswa akademisi, diharapkan penelitian ini dapat memberikan pemahaman etika pada permasalahan-permasalahan bisnis yang bersifat ambigu serta merupakan bekal dalam memutuskan perlu tidaknya melakukan praktik manajemen laba.
2. Bagi pelaku bisnis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan tentang penerimaan etika terhadap praktik manajemen laba sebagai bahan pertimbangan dalam menjalankan praktik bisnisnya.
3. Bagi pihak lain dalam hal ini adalah pihak-pihak yang berkepentingan atas terjadinya perilaku tidak etis praktik earnings management, semoga dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai praktik earnings management, dampak serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadapnya.
(27)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Agency Theory
Anthony dan Govindarajan (1995:569) memaparkan konsep agency theory merupakan hubungan atau kontak antara principal dan agent. Principal memberikan otoritas kepada agent agar melakukan tugas untuk kepentingan principal. Pada perusahaan yang modalnya terdiri atas saham, pemegang saham bertindak sebagai
principal, dan CEO (Chief Executive Officer) sebagai agent mereka. Pemegang
saham mempekerjakan CEO untuk bertindak sesuai dengan kepentingan principal. Watts dan Zimmerman (1986) yang merupakan salah satu pioner positive
accounting theory memaparkan suatu teori akuntansi yang berusaha mengungkapkan
bahwa faktor-faktor ekonomi tertentu atau ciri-ciri suatu unit usaha tertentu bisa dikaitkan dengan perilaku manajer dan atau pembuat laporan keuangan. Mereka menegaskan bahwa teori akuntansi positif mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangannya, sebab teori ini dapat memberikan pedoman kepada para pembuat keputusan kebijakan akuntansi dalam melakukan perkiraan-perkiraan atau penjelasan akan konsekuensi dari keputusan tersebut.
Penelitian yang berbasis pada teori akuntansi positif, salah satunya yang diteliti dan menarik perhatian adalah penelitian tentang manajemen laba (Gumanty, 2000). Manajer atau para pembuat laporan keuangan dalam proses pelaporan
(28)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
keuangan suatu organisasi melakukan manajemen laba karena mengharapkan suatu manfaat dari tindakan yang dilakukan. Praktik manajemen laba dapat memberikan gambaran akan perilaku manajer dalam melaporkan kegiatan usahanya pada suatu periode tertentu, yaitu adanya kemungkinan munculnya motivasi tertentu yang mendorong mereka untuk memanajemen atau mengatur data keuangan dan kecenderungan pemilihan metode akuntansi (accounting methods) untuk mengatur keuntungan yang dapat dilaporkan karena memang diperkenankan menurut
accounting regulations. Manajer sebagai agen diberikan amanah atau wewenang oleh
pemilik perusahaan atau para pemegang saham yang merupakan principal.
Penelitian yang dilakukan Watts dan Zimmerman (1986) secara empiris membuktikan bahwa hubungan principal dan agent sering ditentukan oleh angka akuntansi. Hal ini digunakan oleh agen sebagai sarana untuk memaksimalkan kepentingannya. Salah satu bentuk tindakan agen tersebut adalah praktik manajemen laba. Faktor-faktor yang diajukan oleh Watt dan Zimmerman sebagaimana dikutip oleh Sugiri (1998: 1-18):
1) Hipotesis Bonus Plan.
Bahwa pada perusahaan dengan bonus plan cenderung untuk menggunakan metode akuntansi yang akan meningkatkan income saat ini.
2) Debt To Equity Hypothesis.
Bahwa pada perusahaan yang mempunyai rasio debt to equity besar maka manajer perusahaan tersebut cenderung menggunakan metode akuntansi yang akan meningkatakan pendapatan atau laba.
(29)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
3) Political Cost Hypothesis
Bahwa pada perusahaan yang besar, yang kegiatan operasinya menyentuh sebagian besar masyarakat akan cenderung untuk mengurangi laba yang dilaporkan.
Selain 3 faktor yang diajukan Watts dan zimmerman sebagaimana dikutip oleh Sugiri (1998), Scott (1997: 296-306) mengemukakan beberapa faktor lain yang memotivasi terjadinya manajemen laba, yaitu Taxation Motivation, pergantian CEO,
dan Debt to equity htpothesis (IPO).
2.1.2 Persepsi
Persepsi menurut Robbins (2001: 88-91) didifinisikan sebagai suatu proses yang ditempuh individu untuk mentransfomasikan dan menafsikan kesan-kesan indra mereka agar memberikan makna lingkungan mereka, persepsi dianggap penting karena perilaku orang didasarkan pada persepsi mereka mengenai apa realitas itu, bukan mengenai realitas itu sendiri. Matlin (1998), persepsi merupakan sebuah proses dalam membentuk dan menginterpretasikan suatu stimulus (merangsang) yang ditangkap oleh indera kita. Sedangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996) mendefinisikan persepsi sebagai tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu, atau merupakan proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancainderanya.
Menurut pendapat Rakhmat (1993) bahwa persepsi ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional. Faktor fungsional (personal) berasal dari kebutuhan pengalaman masa lalu, dan hal-hal lain yang termasuk apa yang disebut sebagai
(30)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
faktor personal. Oleh karenanya yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberikan respon pada stimuli tersebut.
Sedangkan faktor struktural (situasional) berasal semata-mata dari sifat fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu. Karenanya menurut Kohler dan Wartheimer (1959) dalam Rakhmat (1993), berdasarkan teori Gestalt, apabila kita mempersiapkan sesuatu maka kita mempersiapkan sebagai suatu keseluruhan. Dalam pengertian lain, apabila kita ingin memahami suatu peristiwa tidak dapat meneliti fakta-fakta yang terpisah, sehingga kita harus memandangnya dalam hubungan keseluruhan.
Persepsi menurut Davidoff (1981) dikatakan sebagai satu kerja yang rumit dan aktif. Persepsi dikatakan rumit dan aktif karena walaupun persepsi merupakan pertemuan antara kognitif dan kenyataan, persepsi lebih banyak melibatkan kegiatan
kognitif. Persepsi lebih banyak dipengaruhi oleh kesadaran, ingatan, pikiran, dan
bahasa, dengan demikian persepsi bukanlah cerminan tepat dari realitas.
2.1.3 Faktor-faktor Situasional yang Mempengaruhi Persepsi Mahasiswa Akuntansi dan Pelaku Bisnis terhadap Praktik Earnings Management
Faktor-faktor situasional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang semata-mata berasal dari sifat fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu. Faktor-faktor yang ada dalam situasi lingkungan kerja dimana muncul problem etis earnings management (dalam hal ini adalah beberapa skenario yang digunakan dalam penelitian) yang dapat
(31)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
mempengaruhi persepsi seseorang menilai etis tidaknya suatu praktik earnings
management. Merchant dan Rockness (1994) dalam Clikeman et.al (2000)
berpendapat tentang penerimaan etika dari earnings management tergantung dari beberapa faktor yaitu:
1 Arah Manajemen Laba, adalah upaya untuk menaikkan atau menurunkan jumlah laba dengan mempercepat (menunda) pengeluaran akrual.
2 Jangka Waktu Pengaruh Manajemen Laba, adalah upaya manajemen laba untuk memenuhi target laba.
3. Jenis Manajemen Laba, adalah upaya earnings management dengan mempergunakan manipulasi akuntansi yaitu dengan mengubah catatan dari transaksi yang ada atau menggunakan manipulasi operasi yaitu dengan penentuan transaksi akhir tahun untuk memindahkan pendapatan dan biaya dalam periode pelaporan yang diinginkan.
4 Kecenderungan Manajemen Laba, adalah tujuan/maksud tertentu manajemen dalam melakukan praktik earnings management.
5. Materialitas Manajemen Laba, adalah upaya melakukan earnings management dalam jumlah yang dianggap material.
Penelitian ini akan menguji apakah ada beda persepsi etis pelaku bisnis dan mahasiswa akuntansi terhadap praktik earnings management. Persepsi etis praktik
earnings management tersebut diukur dengan melihat lima faktor situasional yaitu:
jenis manajemen laba, arah manajemen laba, kecenderungan manajemen laba, materialitas manajemen laba dan jangka waktu pengaruh manajemen laba dari
(32)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
Penelitian ini mengacu pada penelitian Clikeman et al. (2000) yang meneliti
persepsi mahasiswa terhadap earnings management di pengaruhi gender dan
nationality pada universitas di Amerika. Sedangkan penelitian ini hanya melihat
perbedaan persepsi etis pelaku bisnis dan mahasiswa akuntansi terhadap praktik
earnings management di Surakarta dan sekitarnya. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan bukti empiris apakah ada perbedaan persepsi etis pelaku bisnis dan mahasiswa akuntansi terhadap praktik earnings management dilihat dari faktor arah manajemen laba, jangka waktu pengaruh manajemen laba, jenis manajemen laba, ke-cenderungan manajemen laba dan materialitas manajemen laba.
2.1.4 Etika dan Pendidikan Etika
Menurut pandangan Karl Barth dan Madjid (1992 ) dalam Ludigdo dan Machfoedz (1999) bahwa etika adalah sebanding dengan moral, dimana keduanya merupakan filsafat tentang adat kebiasaan. Senada dengan Thiroux (1985) dalam Ghosali (1997) menyatakan Etika tidak dapat dilepaskan dari pembahasan moral bahwa istilah etika dan moral sering dipergunakan secara bergantian untuk maksud yang sama. Etika berasal dari kata yunani ethos, yang berarti “ adat istiadat atau kebiasaan “ berarti etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang lain atau dari satu generasi satu ke generasi yang lain. Pengertian etika justru persis sama dengan pengertian moralitas. Moralitas berasal dari kata latin mos yang dalam bentuk jamaknya mores berarti “ adat istiadat atau kebiasaan “ etika dan moralitas sama-sama berarti sistem nilai tentang bagaimana manusia hidup baik
(33)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
sebagai manusia yang telah diinstitusionalisasikan dalam sebuah adat kebiasaan yang kemudian terwujud pola perilaku yang ajek dan terulang dalam kurun waktu yang lama seperti layaknya kebiasaan.
Menurut Richard T.De George timbul kebingungan mengenai pengertian profesi itu sendiri sehubungan istilah profesi, profesional, dan profesionalisme yang dipakai secara obral dalam hampir semua segi kehidupan. Profesi dapat dirumuskan sebagai pekerjaan yang dilakukan sebagai nafkah hidup dengan mengandalkan keahlian dan ketrampilan yang tinggi dan dengan melibatkan komitmen pribadi (moral) yang mendalam.
Pendidikan etika merupakan bekal untuk melaksanakan keputusan etikal, menurut Callahan (1980) dalam Hiltebeitel dan Jones (1992) pendidikan etika memuat tujuan sebagai berikut: merangsang imajinasi moral, memperkenalkan persoalan etis, menimbulkan sense of moral obligation, mengembangkan keahlian analitis, menahan dan mengurangi disagreement dan ambiguity.
2.1.5 Praktik Manajemen Laba
Praktik manajemen laba mungkin dapat dipertimbangkan untuk memperbaiki kinerja perusahaan di pasar, dan tindakan ini mendapat keleluasan dengan memilih kebijakan akuntansi tertentu dari seperangkat kebijakan yang diperkenankan (Scott, 1997), yang juga mengungkapkan beberapa motivasi terjadinya earnings
management yaitu bonus purposes, political motivations, taxation motivations,
(34)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
Scott (1997) menyatakan bahwa praktik earnings management dapat dilihat dari dua perspektif. Perspektif pertama, praktik earnings management dianggap sebagai tindakan oportunistik manager untuk memaksimalkan kepuasannya. Perspektif kedua, earnings management bisa dilihat dari perspektif kontrak efisien (efficient contacting perspective), yang menganggap bahwa earnings management merupakan konsekuensi logis dari hubungan principal dan agen. Principal akan mengantisipasi prilaku earnings management ini melalui kompensasi ataupun biaya bunga yang mereka tetapkan pada agen.
Sedangkan dilihat dari sudut pandang etika, praktik manajemen laba yang menaikkan atau menurunkan laba yang dilaporkan yang tidak mempengaruhi kenaikan (penurunan) profitabilitas perusahaan jangka panjang merupakan pelanggaran terhadap kepercayaan masyarakat, berbagai keputusan yang diambil berdasarkan informasi yang telah mencerminkan kondisi yang sebenarnya akan merugikan stakeholder (Fisher dan Rosenzweig, 1995).
2.2. Pengembangan Hipotesis
Manajemen laba masih menjadi kontroversial, apakah tindakan tersebut dapat diterima secara moral atau tidak (Mahmudi, 2001). Merchant dan Rokness (1994) mensinyalir berdasarkan beberapa studi yang telah dilakukan, ternyata manajemen laba yang banyak dilakukan selama ini dianggap legal, tidak bertentangan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Di samping itu, Fisher dan Rosenzweig (1995) menunjukkan bukti empiris bahwa manajer menganggap manajemen laba sebagai
(35)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
tindakan wajar dan etis, serta merupakan alat sah manajer dalam melaksanakan tanggungjawabnya untuk mendapatkan return perusahaan.
Penelitian Burns dan Merchant (1990) menemukan bukti empiris tidak adanya suatu kesatuan kesepakatan para manajer dalam memahami moral terhadap tindakan manajemen laba. Merchant dan Rockness (1994) melanjutkan penelitian Burns dan Merchant (1990) dengan memperluas sampel, yaitu general manager, staff manager, pengawas unit operasi, dan auditor internal untuk menaksir etika berkenaan praktik manajemen laba. Penalitian yang dilakukan Wahyudin (2003) menemukan bukti em-piris bahwa ada perbedaan yang signifikan antar responden terhadap praktik manaje-men laba.
Penelitian ini akan menguji apakah ada beda persepsi etis pelaku bisnis dan mahasiswa akuntansi terhadap praktik earnings management. Persepsi etis praktik
earnings management tersebut diukur dengan melihat lima faktor situasional yaitu:
jenis manajemen laba, arah manajemen laba, kecenderungan manajemen laba, materialitas manajemen laba dan jangka waktu pengaruh manajemen laba dari
earnings management.
Penelitian ini mengacu pada penelitian Clikeman et al. (2000) yang meneliti
persepsi mahasiswa terhadap earnings management di pengaruhi gender dan
nationality pada universitas di Amerika. Sedangkan penelitian ini hanya melihat
perbedaan persepsi etis pelaku bisnis dan mahasiswa akuntansi terhadap praktik
earnings management di Surakarta dan sekitarnya. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan bukti empiris apakah ada perbedaan persepsi etis pelaku bisnis dan mahasiswa akuntansi terhadap praktik earnings management dilihat dari faktor arah
(36)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
manajemen laba, jangka waktu pengaruh manajemen laba, jenis manajemen laba, ke-cenderungan manajemen laba dan materialitas manajemen laba.
Kerangka pemikiran factor-faktor yang mempengaruhi persepsi etis terhadap praktik manajemen laba dapat dinyatakan dengan gambar dibawah ini:
Gambar I
Sumber: Clikeman, 2000 dan Wahyudin, 2003
Berdasarkan pada perumusan masalah, tujuan penelitian, dan landasan teori yang dikemukakan maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
Ha : Ada beda persepsi etis antara pelaku bisnis dan mahasiswa akuntansi terhadap
praktik Manajemen Laba ditinjau dari faktor faktor Arah Manajemen Laba, Jangka Waktu Pengaruh Manajemen Laba, Jenis Manajemen Laba, Kecenderungan Manajemen Laba dan Materialitas manajemen laba.
PERSEPSI ETIS
Pelaku Bisnis Mahasiswa
Akuntansi
Praktek Manaje-men Laba
(37)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Populasi penelitian ini adalah pelaku bisnis dan mahasiswa akuntansi. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel yang dilakukan dengan mengambil subyek penelitian yang terpilih secara benar oleh peneliti menurut persyaratan tertentu. Mahasiswa yang dipilih sebagai sampel adalah mahasiswa akuntansi dibeberapa perguruan tinggi baik PTN maupun PTS di Surakarta yaitu UNS, STIES, UMS, dan UNSA, dengan kriteria telah menempuh matakuliah etika bisnis, akuntansi keuangan dan teori akuntansi. Alasan dipilihnya sampel mahasiswa akuntansi dalam pengkriteriaan ini adalah diasumsikan mahasiswa yang telah menempuh atau sedang menempuh mata kuliah tersebut telah memahami akuntansi keuangan secara menyeluruh dan memahami praktik earnings management serta mereka memiliki tugas menyerap pengetahuan yang ada, yang selanjutnya dipraktekkan dalam tugas dan tanggungjawabnya di masa mendatang sebagai seorang akuntan. Mahasiswa dianggap oleh peneliti mampu memberikan penilaian secara jujur berdasarkan pengetahuan dan tingkat idealismenya yang masih tinggi, sehingga kepersepsiaanya layak dibandingkan dengan praktisi bisnis (Ludigdo dan Machfoedz, 1999).
Sedangkan sampel pelaku bisnis dipilih tidak hanya seorang pemilik perusahan akan tetapi seseorang yang menjalankan operasional di sebuah perusahaan yaitu para manajer pada tingkat middle management diberbagai devisi perusahaan
(38)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
(general manager, staff manager, pengawas unit operasi dan auditor internal) yang berada di karisidenaan surakarta dan sekitarnya. Pelaku bisnis dipilih sebagai sampel dalam penelitian ini dikarenakan dia sebagai pelaku didalam dunia bisnis yang memang harus memiliki perilaku etis didalam penerapan profesinya. Di samping itu, profesi ini dalam aktivitasnya tidak terpisahkan dengan aktivitas bisnis yang diantaranya lebih mengetahui fenomena mengenai praktik manajemen laba dan pelaku bisnis merupakan subyek utama dalam praktik earnings management. Manajer bertugas untuk memutuskan setiap kebijakan yang diambil oleh perusahaan dalam rangka penyelamatan perusahaan dari suatu masalah yang sedang maupun yang akan dihadapi, sehingga apabila seorang manager tidak berhati-hati maka tidak menutup kemungkinan terjerumus dalam praktik earnings management.
Besarnya sampel yang digunakan untuk menganalisa data yang representatif sangat tergantung kepada derajat keseragaman dari populasi, tingkat ketepatan yang dikehendaki penelitian, rencana analisis serta tenaga, biaya dan waktu. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka pengambilan sampel untuk sampel pelaku bisnis dilakukan pada perusahaan di surakarta dan sekitarnya.
Populasi pelaku bisnis dan mahasiswa akuntansi jumlahnya besar dan tidak dapat diketahui pasti jumlahnya, menurut Rao (1996) dalam Hikmah (2002) populasi sampel yang besar dapat ditentukan dengan rumus :
n =
) moe ( 4
Z 2 2
Keterangan:
Z = tingkat kepastian yang diperlukan dalam pemilihan sampel, dan moe = margin error atau kesalahan maximum yang dapat ditolerir.
(39)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
Penelitian ini menggunakan tingkat kepastian 95%, Z = 1,96 dan moe = plus minus 10% (Rao mengasumsikan besarnya moe plus minus 10%). Berdasarkan jumlah sampel penelitian ini adalah:
n = ) 1 , 0 ( 4 96 , 1 2 2
n = 97
Berdasarkan analisis tersebut sampel diperlukan sebanyak 97. Untuk memperoleh pengembalian kuesioner dengan responden sebanyak 97, maka dalam penelitian ini disebarkan kuesioner sebanyak 400 eksemplar yaitu responden pelaku bisnis sebanyak 250 dan mahasiswa akuntansi sebanyak 150 dengan harapan agar memperoleh pengembalian kuesioner dengan respon rate sebesar 53%.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer (primary data), yang diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan mengacu pada Clikeman et al. (2000) yang telah tersruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari para mahasiswa akuntansi dan pelaku bisnis. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama baik individu atau perorangan seperti wawancara atau hasil pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti.
3.3 Prosedur Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan survey method, data yang digunakan dalam penelitian diperoleh dengan pendistribusian kuesioner yang diberikan kepada responden baik pelaku bisnis maupun mahasiswa akuntansi secara langsung, melalui
(40)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24
jaringan link pearson. Sebelum kuesioner diberikan kepada responden sesungguhnya, terlebih dahulu melakukan pre-test kuesioner terhadap beberapa akuntan pendidik STIES. Pre–test kuesioner bertujuan untuk mengetahui apakah kuesioner yang digunakan dalam memperoleh data dapat dengan mudah dipahami maksudnya, sehingga responden tidak mengalami kesulitan dalam menangkap maksud yang diajukan dalam kuesioner.
Kuesioner sebanyak 250 yang didistribusikan pada pelaku bisnis yang dilakukan secara langsung melalui link pearson, sedangkan sebanyak 150 kuesioner untuk mahasiswa akuntansi juga dilakukan melalui link person. Menurut peneliti jumlah sampel ini sudah layak, karena sudah memenuhi target sampel minimal sebanyak 97 responden sehingga dapat memenuhi kategori fair (Comrey & Lee, 1992 dalam Wibowo, 2002).
3.4 Identifikasi Variabel
Berdasarkan landasan teori dan hipotesa penelitian, variabel dalam penelitian ini akan diidentifikasikan sebagai berikut: Persepsi etis pelaku bisnis dan mahasiswa akuntansi terhadap praktik manajemen laba yang ditinjau dari kelima faktor situasional yang berpengaruh yang terdiri dari:
1. Arah manajemen laba
2. Jangka waktu pengaruh manajemen laba 3. Jenis manajemen laba
4. Kecenderungan manajemen laba 5. Materialitas manajemen laba
(41)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25
Pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen dalam bentuk skenario mengenai praktik manajemen laba yang diperoleh dari Clikeman et.al (2000) memiliki tujuh skenario dengan memuat lima faktor yang dianggap mempengaruhi pertimbangan penerimaan etika terhadap earnings
management. Skenario tersebut yang mewakili seluruh faktor yaitu:
1. Arah manajemen laba. Penilaian persepsi etis terhadap praktek earning
management yang ditinjau dari faktor arah manajemen laba yaitu dengan melihat
upaya untuk menaikkan atau menurunkan jumlah laba dengan mempercepat (menunda) pengeluaran akrual. Skenario yang digunakan adalah:
∗ Skenario (1) yang melibatkan mempercepat pengeluaran akrual untuk mengurangi laba periode berjalan.
∗ Skenario (3) yang melibatkan penundaan pengeluaran akrual untuk menambah laba tahun berjalan.
2. Jangka waktu pengaruh manajemen laba. Penilaian persepsi etis terhadap praktek
earning management yang ditinjau dari faktor Jangka waktu pengaruh Manajemen
laba yaitu dengan melihat upaya manajemen laba untuk memenuhi target laba. Skenario yang digunakan adalah:
∗ Skenario (2a) yang menggambarkan manipulasi laba untuk memenuhi target laba kuartal.
∗ Skenario (2b) yang menggambarkan manipulasi laba untuk memenuhi target laba tahunan.
3. Jenis manajemen laba. Penilaian persepsi etis terhadap praktik earnings
(42)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
earnings management dengan mengubah catatan dari transaksi yang ada dan
penentuan transaksi akhir tahun untuk memindahkan pendapatan dan biaya dalam periode pelaporan yang diinginkan. Skenario yang digunakan untuk menilai persepsi etis terhadap jenis manajemen laba adalah:
∗ Skenario (4a), (4b), (4c) yang menggambarkan manipulasi operasi dengan menentukan transaksi akhir tahun untuk memindahkan pendapatan dan biaya dalam periode pelaporan yang diinginkan.
∗ Skenario (5a), (5b) menggambarkan manipulasi akuntansi dengan mengubah catatan dari transaksi yang ada.
4. Kecenderungan manajemen laba. Penilaian persepsi etis pelaku bisnis dan mahasiswa akuntansi terhadap praktik earnings management yang ditinjau dari faktor kecenderungan manajemen laba yaitu dengan melihat tujuan atau maksud tertentu manajemen dalam melakukan earnings management. Skenario yang digunakan adalah:
∗ Skenario (6a) yang menggambarkan kecenderungan earnings management untuk mendapatkan dana pembiayaan untuk proyek pengembangan produk yang penting yang sempat tertunda karena keterbatasan anggaran
∗ Skenario (6b) yang menggambarkan kecenderungan manajer untuk memenuhi target laba yang sudah dianggarkan.
5. Materialitas manajemen laba. Penilaian persepsi etis terhadap praktek earning
management yang ditinjau dari faktor materialitas manajemen laba yaitu dengan
melihat upaya melakukan earnings management dalam jumlah yang dianggap material. Skenario yang digunakan adalah:
(43)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
∗ Skenario (7a) yang menggambarkan earnings management dalam jumlah yang dianggap tidak material.
∗ Skenario (7b) yang menggambarkan earnings management dalam jumlah yang dianggap material.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen pengukuran yang digunakan dalam penelitian menggunakan kuesioner (daftar pertanyaan) yang mengacu pada Clikeman et al. (2000) yang berisi tujuh skenario soal yang dapat mengevalusi aktivitas earnings management apakah dapat diterima secara etika. Ketujuh skenario soal tersebut mengidentifikasikan masing-masing faktor yang dapat mempengaruhi persepsi etis mahasiswa akuntansi terhadap praktik earnings management. Adapun faktor-faktor yang akan diuji dalam skenario tersebut adalah: jenis manajemen laba, arah manajemen laba, kecenderungan manajemen laba, materialitas manajemen dan jangka waktu pengaruh manajemen laba. Karena itu responden harus mengisi jawaban yang dianggap paling tepat dengan menggunakan skala penilaian Likert yang mengindikasikan bagaimana responden menilai suatu tindakan earnings management yaitu sebagai berikut:
1. Praktik tersebut etis.
2. Praktik tersebut layak dipertanyakan dari segi etika, tetapi saya tidak akan mengatakan apapun kepada manajer, meskipun hal ini membuat saya tidak senang. 3. Pelanggaran kecil, manajer perlu diingatkan untuk tidak melakukannya lagi.
4. Pelanggaran serius dan manajer perlu ditegur secara keras. 5. Tidak etis sama sekali dan manajer layak dipecat.
(44)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
3.6 Teknik Analisis Data
3.6.1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan penjelasan gambaran umum demografi responden penelitian, pendistribusian kuesioner kepada responden penelitian, respon rate dan kuesioner yang dapat dipergunakan dalam penelitian.
3.6.2 Uji Kualitas Data
3.6.2.1 Uji Validitas
Uji validitas adalah alat yang digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas dilakukan dengan cara menghitung korelasi antara skor tiap butir pertanyaan dengan jumlah skor seluruh pertanyaan. Menurut Ghozali (2001) perhitungan korelasi dilakukan dengan menggunakan Product moment dari Pearson. Dengan criteria sebagai berikut:
a) Jika terjadi korelasi yang signifikan antara masing-masing pertanyaan dengan jumlah skor seluruh pertanyaan yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi < 0,05 maka butir pertanyaan tersebut adalah valid.
b) Jika tidak terjadi korelasi yang signifikan antara masing-masing pertanyaan dengan jumlah skor seluruh pertanyaan yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi > 0,05 maka butir pertanyaan tersebut adalah tidak valid.
(45)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
3.6.2.2 Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variable atau konstrak. Reliabilitas menunjukkan sejauhmana hail suatu pengukuran dapat dipercaya dalam mengukur suatu obyek penelitian. Menurut Santoso (2001) pengukuran reliabilitas pada dasarnya dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Repeated Measure atau ukur ulang. Di sini responden akan disodori pertanyaan
yang sama pada waktu yang berbeda dan kemudian dilihat apakah responden tetap konsisten dengan jawabannya.
2. One shot atau ukur sekali saja. Di sini pengukuran hanya sekali kemudian hasilnya
dibandingkan dengan pertanyaan lain. Dalam penelitian ini, reliabilitas instrumen penelitian (kuesioner) akan diukur dengan menggunakan cara one shot. Dasar pengambilan keputusan:
- Jika r alpha positif dan r alpha > r tabel, maka butir atau variabel tersebut reliable.
- Jika r alpha positif dan r alpha < r tabel, maka butir atau variabel tersebut tidak reliable (Santoso, 2001).
3.6.2.3 Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan kolmogorov Smirnov, pengujian ini dilakukan untuk mengetahui distribusi data. Jika nilai signifikansi lebih
(46)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
besar dari 0,05 maka data terdistribusi dengan normal, dan jika kurang dari 0,05 maka data tidak terdistribusi dengan normal.
3.6.3. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis dilakukan dengan alat uji statistik non-parametrik. Alasan penggunaan alat uji statistik non-parametrik dengan pertimbangan pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala ordinal, sifat distribusi populasi tidak diketahui secara pasti dan dimaksudkan untuk menganilisis data yang skor-skor keangkaanya secara spintas memiliki kekuatan (Siegel, 1994) Untuk mengetahui signifikasi adanya perbedaan serta dapat ditunjukkan urutan ranking skor rata-rata penerimaan etika pada 2 kelompok responden sampel yang berbeda maka pengujian hipotesis penelitian menggunakan alat analisis Wilcoxon Mann Whitney U Test.
(47)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31 BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan analisa data dan pembahasan hasil analisa. Pengolahan data menggunakan program SPSS for Windows 16,0. Analisa hasil pengolahan data diuraikan sebagai berikut:
4.1 Statistik Deskriptif 4.1.1 Deskripsi Data
Responden dalam penelitian ini adalah pelaku bisnis dan mahasiswa akuntansi. Kuesioner yang didistribusikan kepada sampel terpilih secara keseluruhan berjumlah 400 kuesioner. Pengalokasian kuesioner penelitian terbagi atas 250 kuesioner untuk pelaku bisnis dan 150 kuesioner untuk mahasiswa akuntansi. Pendistribusian kuesioner sebanyak 400, respon rate dan kuesioner yang terpakai dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1
Daftar Kuesioner Terdistribusi Dan Terpakai
No Responden
Kuesioner
Pendistribusian Terpakai Jumlah Kembali Persentase Jumlah Persentase
1. Pelaku Bisnis 250 119 48% 100 40% 2. Mahasiswa Akuntansi 150 130 87% 119 79%
Jumlah 400 249 62% 219 55%
Sumber: data primer diolah 2010
Secara keseluruhan kuesioner yang kembali sebanyak 249 atau tingkat respon
rate sebesar 62%. Perincian respon rate untuk pelaku bisnis 48% yaitu kuesioner
(48)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
sedangkan untuk responden mahasiswa akuntansi sebesar 87% yaitu kuesioner yang didistribusikan sebanyak 150 dengan pengembalian sebanyak 130 kuesioner.
Kuesioner yang dikembalikan tidak semuanya dapat dipergunakan. Kuesioner yang dibagikan pada responden pelaku bisnis kembali sebanyak 119 kuesioner, namun kuesioner yang dapat diolah hanya sebanyak 100 kuesioner 40%. Sebanyak 19 kuesioner tidak dapat digunakan dengan pertimbangan ketidaklengkapan responden dalam memberi jawaban pada kuesioner.
Sedangkan responden mahasiswa akuntansi, pengembalian kuesioner sebanyak 130, akan tetapi kuesioner yang dapat diolah hanya 119 kuesioner 79%. Sebanyak 11 kuesioner tidak dapat dipergunakan dengan pertimbangan tidak memenuhi kriteria telah menempuh matakuliah TA serta karena ketidaklengkapan dalam memberi jawaban pada kuesioner.
4.1.2 Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah pelaku bisnis dan mahasiswa akuntansi. Gambaran profil kedua kelompok responden mengenai jenis kelamin, usia, pendidikan dan masa bekerja akan diuraikan sebagai berikut:
a. Jenis Kelamin
Responden pelaku bisnis di dalam penelitian ini sebanyak 100 orang dan mahasiswa akuntansi sebanyak 119 orang. Gambaran pengelompokan responden berdasarkan jenis kelamin komposisinya disajikan pada tabel sebagai berikut:
(49)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
Tabel 4.2
Jenis Kelamin Responden Pelaku Bisnis dan Mahasiswa Akuntansi
No Jenis Kelamin
Pelaku Bisnis Mahasiswa Akuntansi Jumlah Persentase Jumlah Persentase
1 Laki-Laki 43 43% 45 45%
2 Perempuan 57 57% 74 74%
Jumlah 100 100% 119 199%
Sumber: data primer diolah 2010
Dari tabel diatas menunjukkan responden pelaku bisnis sebagian besar adalah perempuan yaitu 57 orang 57%. Sedang responden laki-laki 43 orang 43%. Responden mahasiswa akuntansi sebanyak 119 orang yang terdiri dari responden laki-laki sebanyak 45 orang 45% dan perempuan sebanyak 74 orang 74%.
b. Usia Responden
Responden pelaku bisnis didominasi usia antara 31 sampai 40 tahun sebanyak 58 orang 58%, sementara responden mahasiswa akuntansi didominasi usia antara 20 sampai 25 tahun sebanyak 97 orang yaitu 97% dan untuk usia responden 26 sampai 30 tahun sebanyak 22 orang yaitu 22%. Pengelompokan responden berdasarkan usia komposisinya disajikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.3
Usia Responden Pelaku Bisnis dan Mahasiswa Akuntansi
No Usia Pelaku Bisnis Mahasiswa Akuntansi
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
1 20-25 - - 97 97%
2 26-30 21 21% 22 22%
3 31-35 32 32% - -
4 36-40 26 26% - -
5 41-45 18 18% - -
6 46-50 3 3% - -
Jumlah 100 100% 119 119% Sumber: data primer diolah 2010
(50)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
c. Pendidikan Responden
Gambaran mengenai tingkat pendidikan responden pelaku bisnis dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.4
Tingkat Pendidikan Pelaku Bisnis
No Pendidikan Jumlah Persentase
1. Strata satu (S1) 89 89% 2. Strata dua (S2) 11 11%
Jumlah 100 100%
Sumber: data primer diolah 2010 Dari tabel diatas menunjukkan tingkat pendidikan responden pelaku bisnis didominasi pendidikan tingkat strata satu (S1) yaitu sebanyak 89 orang yaitu 89%.
d. Masa Kerja
Sebagian besar responden pelaku bisnis telah bekerja antara 1 sampai 5 tahun sebanyak 55 orang, responden yang telah bekerja antara 6 sampai 10 tahun sebanyak 32 orang sedangkan lebih dari 10 tahun sebanyak 13 orang. Gambaran masa kerja pelaku bisnis adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5
Masa Kerja Pelaku Bisnis
No Masa Kerja (tahun) Jumlah Persentase
1. 1 – 5 55 55%
2. 6 – 10 32 32%
3. 11 – 15 13 13%
Jumlah 100 100
(51)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
4.2. Uji Kualitas Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini mengadopsi instrumen dari penelitian terdahulu yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya, namun peneliti tetap melakukan pengujian kembali atas validitas dan reliabilitas instrumen pengukuran. Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen penelitian dapat diukur melalui uji validitas dan uji realibilitas (Supomo dan Indriantoro, 1999). Penelitian akan menghasilkan kesimpulan yang bias jika datanya kurang reliabel dan kurang valid. Pertimbangan yang mendasari uji validitas dan reliabilitas adalah adanya perbedaan responden penelitian, tempat dan waktu penelitian dari penelitian terdahulu.
4.2.1 Uji Validitas
Uji validitas dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan instrumen sebagai alat ukur untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas dilakukan dengan analisis faktor terhadap instrumen setiap dimensi. Seperti halnya Cohen et al. (1993) dengan multidimensional ethics scale 15 item skala memiliki nilai factor
loading yang berkisar 0,63 sampai dengan 0,89 untuk kelima faktor. Penelitian ini
menggunakan 7 skenario soal, pada uji validitas instrumen menggunakan Product
Moment dari Pearson dengan tingkat signifikan 0,05 yang ditunjukkan pada tabel di
(52)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Instrumen
Faktor Pertanyaan Kuesioner Pearson
Correlation Signifikansi Keterangan 1. Arah
Manajemen Laba
Mempercepat
pengeluaran akrual Soal 1 0,898 0,000 Valid
Penundaan
pengeluaran akrual Soal 3 0,900 0,000 Valid
2. Jangka Waktu Pengaruh Manajemen Laba
Manipulasi target
laba kuartal Soal 2a 0,890 0,000 Valid
Manipulasi target
laba tahunan Soal 2b 0,902 0,000 Valid
3. Jenis Manajemen Laba
Manipulasi operasi Soal 4a 0,816 0,000 Valid
Manipulasi operasi Soal 4b 0,840 0,000 Valid
Manipulasi operasi Soal 4c 0,803 0,000 Valid
Manipulasi akuntansi Soal 5a 0,887 0,000 Valid
Manipulasi akuntansi Soal 5b 0,875 0,000 Valid
4. Kecenderungan Manajemen Laba
Tujuan / maksud
pencapaian laba Soal 6a 0,908 0,000 Valid
Tujuan / maksud
pencapaian laba Soal 6b 0,914 0,000 Valid
5. Materialitas Manajemen Laba
Jumlah dianggap
material : U$ 30.000 Soal 7a 0,935 0,000 Valid
Jumlah dianggap
material : U$ 500.000 Soal 7b 0,908 0,000 Valid
Sumber: data primer diolah 2010
Hasil dari Product Moment Pearson menunjukkan signifikansi untuk semua
faktor yaitu jenis, arah, kecenderungan, materialitas, dan jangka waktu pengaruh manajemen laba, dimana tingkat signifikansi < 0,05, hal ini berarti bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.
4.2.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menunjukkan suatu instrumen pengukuran dapat dipercaya dalam mengukur suatu obyek yang akan diukur. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan Cronbach alpha, untuk dapat menunjukkan konsistensi
(53)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
instrumen pengukur dalam mengukur item skala untuk setiap faktor yang sama pada masing-masing skenario soal.
Reliabel jawaban atas pertanyaan adalah kekonsistenan dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, pengujian dilakukan dengan menyatukan item skala faktor yang sama untuk masing-masing skenario soal. Hasil uji reliabilitas instrumen pengukuran menunjukkan bahwa untuk kesemua faktor memiliki reliabilitas yang baik dengan kisaran alpha positif sebesar 0,7542 - 0,8976. Hal tersebut menunjukkan bahwa penelitian ini tidak jauh berbeda dengan penelitian sebelumnya dengan nilai cronbach alpha berada diatas 0,60 (Nunnally, 1969 dalam Ghozali, 2002) menunjukkan bahwa instrumen tersebut reliabel atau handal, yang tersaji pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas
Faktor Kuesioner Alpha
Arah Manajemen Laba 2 0,7631
Jangka Waktu Pengaruh Manajemen Laba 2 0,7542
Jenis Manajemen Laba 5 0,8976
Kecenderungan Manajemen Laba 2 0,7952
Materialitas Manajemen Laba 2 0,8181
Sumber: data primer diolah 2010
4.2.3. Uji Normalitas
Pengujian Normalitas dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov Smimov. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui distribusi data. Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data terdistribusi dengan normal. Pada tabel dibawah ini dapat dilihat tabel uji normalitas sebagai berikut:
(54)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas
Dimensi Signifikansi Keterangan
Arah Manajemen Laba 0,000 Tidak signifikansi
Jangka Waktu Pengaruh Manajemen Laba 0,000 Tidak signifikansi
Jenis Manajemen Laba 0,019 Tidak signifikansi
Kecenderungan Manajemen Laba 0,006 Tidak signifikansi
Materialitas Manajemen Laba 0,000 Tidak signifikansi
Sumber: data primer diolah 2010
Tabel uji normalitas diatas tampak semua dimensi menunjukkan tidak terdistribusi dengan normal karena signifikansi kurang dari 0,05. Oleh karena itu, pengujian hipotesis dilakukan dengan statistik non-parametik yaitu dengan menggunakan uji Wilcoxon Mann Whitney U test.
4.3 Hasil Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah apakah ada perbedaan persepsi etis pelaku bisnis dan mahasiswa akuntansi terhadap praktik earnings management. Kedua kelompok sampel tersebut diuji untuk masing-masing skenario soal penerimaan etika terhadap praktik manajemen laba. Pengujian hipotesis ini menggunakan teknik analisis Wilcoxon-Mann-Whitney Test. Hasil pengujian perhitungan statistik ditunjukkan pada tabel 4.9 berikut ini:
(55)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39
Tabel 4.9
Hasil Uji Mann Whitney UTest
Faktor Signifikasi
(2 – tailed ) Kesimpulan
Mean Rank Pelaku
Bisnis
Mahasiswa Akuntansi
Arah Manejemen Laba 0,014 Signifikan 98,71 119,48
Jangka Waktu Pengaruh Manajemen Laba 0,000 Signifikan 85,97 130,19
Jenis Manejemen Laba 0,000 Signifikan 74,06 140,21
Kecenderungan Manajemen Laba 0,001 Signifikan 94,17 123,30
Materialitas Manajemen Laba 0,000 Signifikan 86,19 130,01
Sumber: data primer diolah 2010
Pada tabel 4.9 dapat dilihat bahwa 7 skenario soal kuesioner yang digunakan menunjukkan signifikansi perbedaan persepsi etis pelaku bisnis dan mahasiswa akuntansi terhadap praktik manajemen laba. Disamping itu, pengujian keseluruhan skenario soal menunjukkan signifikansi perbedaan antara kedua kelompok responden yaitu lebih kecil dari α = 0,05.
Hasil perhitungan dengan Mann Whitney U Test menunjukkan bahwa untuk faktor jenis manajemen laba memiliki probabilitas 0,000 < 0,05 maka Ha diterima, yang berarti ada perbedaan persepsi antara dua kelompok responden terhadap praktik
earnings management. Faktor arah manajemen laba menunjukkan probabilitas 0,014
< 0,05, ini berarti terdapat perbedaan persepsi kedua kelompok responden terhadap praktik manajemen laba. Demikian pula untuk tiga faktor yang lain yaitu kecenderungan, materialitas dan jangka waktu pengaruh manajemen laba menunjukkan nilai probabilitas 0,001, 0,000 dan 0,000 < 0,05, berarti Ha didukung atau terbukti dan terdapat perbedaan persepsi etis kedua kelompok responden terhadap praktik earnings management. Pada pengujian hipotesis berdasarkan hasil perhitungan sebagaimana tampak pada tabel 4.9 dapat dikatakan bahwa terdapat
(56)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40
perbedaan yang signifikan antara persepsi etis pelaku bisnis dan mahasiswa akuntansi tentang praktik manajemen laba.
Berdasarkan penelusuran terhadap masing-masing faktor situasional yang mempengaruhi persepsi etis tentang earnings management, menemukan bukti empiris bahwa responden pelaku bisnis dan mahasiswa akuntansi memiliki perbedaan dalam hal melihat seberapa pentingnya kelima faktor yang diuji dapat mempengaruhi persepsi mereka. Hal ini ditunjukkan dengan mean rank untuk responden mahasiswa akuntansi lebih melihat etis dan tidaknya praktik manajemen laba dengan urutan jenis manajemen laba, jangka waktu manajemen laba, materialitas, kecenderungan dan arah manajemen laba.
Sedangkan responden pelaku bisnis melihat arah manajemen laba mempunyai pengaruh tertinggi terhadap etis atau tidaknya praktik manajemen laba. Urutan berikutnya yang mempengaruhi praktik manajemen laba adalah kecenderungan manajemen laba, materialitas, jangka waktu pengaruh manajemen laba dan yang terakhir jenis manajemen laba.
Tabel 4.10
Mean & Standar Deviasi Persepsi Etis Pelaku Bisnis dan Mahasiswa Akuntansi Terhadap Praltik Manajemen Laba
Dimensi
Mean Standar Deviasi
Pelaku Bisnis Mahasiswa Akuntansi Pelaku bisnis Mahasiswa Akuntansi
1. Arah Manejemen Laba 5,89 6,46 2,41 2,53
2. Jangka Waktu Pengaruh Manajemen Laba 5,37 6,66 2,31 2,57
3. Jenis Manejemen Laba 14,1 17,3 3,73 4,14
4. Kecenderungan Manajemen Laba 5,91 6,85 2,42 2,61
5. Materialitas Manajemen Laba 5,60 6,92 2,36 2,62
(57)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa mean dan standar deviasi untuk responden mahasiswa akuntansi lebih tinggi dibandingkan pelaku bisnis dari kelima faktor yaitu jenis manajemen laba, arah manajemen laba, kecenderungan manajemen laba, materialitas manajemen laba dan jangka waktu pengaruh manajemen laba yang mempengaruhi persepsi etis terhadap praktik earnings management. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa akuntansi memiliki orientasi etis lebih tinggi atau cenderung tidak menerima praktik earnings management secara etika dibandingkan pelaku bisnis.
4.4 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis sebagaimana tampak pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan persepsi etis antara pelaku bisnis dan mahasiswa akuntansi terhadap praktik manajemen laba. Selanjutnya dengan menelusuri masing-masing faktor situasional yang mempengaruhi persepsi etis tentang earnings management didapatkan bahwa untuk kelima faktor situasional yaitu jenis manajemen laba, arah manajemen laba, kecenderungan manajemen laba, materialitas manajemen laba dan jangka waktu pengaruh manajemen laba, menunjukkan hasil Ha didukung atau terbukti. Ini berarti dari kelima faktor situasional tersebut terdapat perbedaan yang signifikan antara pelaku bisnis dan mahasiswa akuntansi. Mahasiswa akuntansi cenderung lebih etis dibandingkan pelaku bisnis terhadap praktik earnings management, hal ini dikarenakan mahasiswa akuntansi belum dihadapkan pada pengambilan keputusan untuk melakukan praktik manajemen laba sehingga tingkat kepersepsiannya cenderung lebih etis dibandingkan
(58)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42
pelaku bisnis yang lebih banyak bekerja menggunakan pikiran dari pada hati sehingga lebih berani melakukan tindakan-tindakan atau praktik yang dipertanyakan keetisannya.
Temuan penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Clikeman et al. (2000) yaitu perbandingan persepsi mahasiswa akuntansi pria dan wanita terhadap praktik earnings management. Penelitian Clikeman menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara persepsi etis mahasiswa pria dan wanita terhadap praktik manajemen laba. Akan tetapi temuan penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Fischer dan Rosenzweig yaitu membandingkan respon kelompok mahasiswa dan praktisi akuntan terhadap praktik
earnings management. Penelitian Fischer dan Rosenzweig menunjukkan adanya
perbedaan yang signifikan antar kedua kelompok responden mahasiswa dan praktisi akuntan.
Penelitian ini juga menemukan bukti empiris bahwa dua kelompok responden mempunyai perbedaan dalam hal melihat seberapa pentingnya kelima faktor yang diuji dapat mempengaruhi persepsi mereka. Hal ini ditunjukkan dengan mean rank, dimana responden pelaku bisnis melihat etis tidaknya praktik earnings management dengan mempertimbangkan terlebih dahulu arah manajemen laba kemudian kecenderungan, materialitas, jangka waktu pengaruh manajemen laba, dan jenis manajemen laba. Hal ini didasarkan pada karakteristis profil responden pelaku bisnis dari segi latar belakang pekerjaan yang sangat variatif sehingga beranggapan bahwa faktor arah manajemen laba yaitu mempercepat atau menunda pengeluaran untuk
(59)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
memanipulasi laba tahun berjalan dianggap faktor yang paling mempengaruhi praktik manajemen laba.
Sedangkan responden mahasiswa akuntansi sebaliknya menilai etis tidaknya praktik earnings management dengan melihat terlebih dahulu jenis manajemen laba kemudian jangka waktu pengaruh manajemen laba, materialitas manajemen laba, kecenderungan manajemen laba dan arah manajemen laba. Hal ini dikarenakan responden mahasiswa akuntansi memiliki kecenderungan rule-based view of ethics sehingga mahasiswa akuntansi beranggapan bahwa manipulasi untuk memenuhi target kuartal dan target tahunan dianggap faktor yang paling mempengaruhi praktik manajemen laba.
(60)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44 BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan analisis yang telah dibahas pada bab IV, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini berhasil menunjukkan bukti empiris bahwa terdapat perbedaan persepsi etis antara pelaku bisnis dan mahasiswa akuntansi terhadap praktik ma-najemen laba. Mahasiswa akuntansi memiliki orientasi etis lebih tinggi atau cenderung tidak menerima praktik earnings management secara etika dibandingkan pelaku bisnis. Hasil analisis penelitian ini sekaligus mendukung beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya seperti penelitian yang telah dilakukan Fisher dan Rosenzweig (1995) yang menunjukkan perbedaan persepsi antara students dan accounting practioners terhadap ethical acceptability praktik earnings management. Responden mahasiswa akuntansi lebih memiliki kecenderungan tidak menerima praktik
earnings management dibandingkan dengan pelaku bisnis.
2. Penelitian ini juga menemukan bukti empiris bahwa terdapat perbedaan dalam hal melihat seberapa pentingnya kelima faktor yang diuji dapat memberi pengaruh terhadap persepsi etis mereka. Hal ini ditunjukkan dengan nilai mean rank responden pelaku bisnis lebih melihat etis dan tidaknya praktik manajemen laba dengan pertama melihat pada arah manajemen laba, kecenderungan manajemen
(61)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
laba kemudian materialitas, jangka waktu pengaruh manajemen laba dan jenis manajemen laba. Sedangkan mean rank untuk responden mahasiswa akuntansi lebih melihat etis dan tidaknya praktik manajemen laba dengan urutan jenis manajemen laba, jangka waktu manajemen laba, materialitas, kecenderungan dan arah manajemen laba. Hal ini berarti memberikan gambaran bahwa apa ynag dianggap penting oleh responden pelaku bisnis belum tentu dianggap penting juga oleh responden mahasiswa akuntansi.
5.2 Keterbatasan
Penelitian ini memiliki banyak keterbatasan yang diharapkan dapat disempurnakan dengan penelitian di masa yang akan datang. Adapun keterbatasan dari penelitian ini antara lain :
1. Penelitian ini mengambil sampel pelaku bisnis dan mahasiswa akuntansi yang berlokasi di wilayah karisidenan surakarta. Penelitian ini akan lebih sempurna dengan orentasi sampel yang lebih luas.
2. Informasi dalam skenario soal kuesioner masih sangat terbatas, sehingga menyebabkan responden mengalami kesulitan dalam pengisian jawaban karena masih memerlukan informasi lain yang tidak tercantum dalam kuesioner.
3. Penelitian ini tidak mensyaratkan kriteria sampel pelaku bisnis, sehingga pemahaman tentang praktik bisnis belum terpenuhi.
(62)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5.3 Saran
1. Untuk penelitian earnings management selanjutnya hendaknya semakin digiatkan dengan melakukan pengembangan sampel yang lebih banyak dan dalam melakukan pengukuran tingkat etis terhadap praktik manajemen laba menggunakan faktor –faktor pengukur yang lebih bervariasi.
2. Bagi Perguruan Tinggi dengan adanya penelitian tentang earnings management bisa menjadi gambaran pentingnya memperhatikan materi pembelajaran yang banyak muatan etika, agar mahasiswa akuntansi lebih mendapatkan kemantapan pertimbangan dimensi etik dalam menanggapi perilaku earnings management pada profesi yang akan digelutinya.
(1)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa mean dan standar deviasi untuk responden mahasiswa akuntansi lebih tinggi dibandingkan pelaku bisnis dari kelima faktor yaitu jenis manajemen laba, arah manajemen laba, kecenderungan manajemen laba, materialitas manajemen laba dan jangka waktu pengaruh manajemen laba yang mempengaruhi persepsi etis terhadap praktik earnings management. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa akuntansi memiliki orientasi etis lebih tinggi atau cenderung tidak menerima praktik earnings management secara etika dibandingkan pelaku bisnis.
4.4 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis sebagaimana tampak pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan persepsi etis antara pelaku bisnis dan mahasiswa akuntansi terhadap praktik manajemen laba. Selanjutnya dengan menelusuri masing-masing faktor situasional yang mempengaruhi persepsi etis tentang earnings management didapatkan bahwa untuk kelima faktor situasional yaitu jenis manajemen laba, arah manajemen laba, kecenderungan manajemen laba, materialitas manajemen laba dan jangka waktu pengaruh manajemen laba, menunjukkan hasil Ha didukung atau terbukti. Ini berarti dari kelima faktor situasional tersebut terdapat perbedaan yang signifikan antara pelaku bisnis dan mahasiswa akuntansi. Mahasiswa akuntansi cenderung lebih etis dibandingkan pelaku bisnis terhadap praktik earnings management, hal ini dikarenakan mahasiswa akuntansi belum dihadapkan pada pengambilan keputusan untuk melakukan praktik manajemen laba sehingga tingkat kepersepsiannya cenderung lebih etis dibandingkan
(2)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
pelaku bisnis yang lebih banyak bekerja menggunakan pikiran dari pada hati sehingga lebih berani melakukan tindakan-tindakan atau praktik yang dipertanyakan keetisannya.
Temuan penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Clikeman et al. (2000) yaitu perbandingan persepsi mahasiswa akuntansi pria dan wanita terhadap praktik earnings management. Penelitian Clikeman menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara persepsi etis mahasiswa pria dan wanita terhadap praktik manajemen laba. Akan tetapi temuan penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Fischer dan Rosenzweig yaitu membandingkan respon kelompok mahasiswa dan praktisi akuntan terhadap praktik
earnings management. Penelitian Fischer dan Rosenzweig menunjukkan adanya
perbedaan yang signifikan antar kedua kelompok responden mahasiswa dan praktisi akuntan.
Penelitian ini juga menemukan bukti empiris bahwa dua kelompok responden mempunyai perbedaan dalam hal melihat seberapa pentingnya kelima faktor yang diuji dapat mempengaruhi persepsi mereka. Hal ini ditunjukkan dengan mean rank, dimana responden pelaku bisnis melihat etis tidaknya praktik earnings management dengan mempertimbangkan terlebih dahulu arah manajemen laba kemudian kecenderungan, materialitas, jangka waktu pengaruh manajemen laba, dan jenis manajemen laba. Hal ini didasarkan pada karakteristis profil responden pelaku bisnis dari segi latar belakang pekerjaan yang sangat variatif sehingga beranggapan bahwa faktor arah manajemen laba yaitu mempercepat atau menunda pengeluaran untuk
(3)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
memanipulasi laba tahun berjalan dianggap faktor yang paling mempengaruhi praktik manajemen laba.
Sedangkan responden mahasiswa akuntansi sebaliknya menilai etis tidaknya praktik earnings management dengan melihat terlebih dahulu jenis manajemen laba kemudian jangka waktu pengaruh manajemen laba, materialitas manajemen laba, kecenderungan manajemen laba dan arah manajemen laba. Hal ini dikarenakan responden mahasiswa akuntansi memiliki kecenderungan rule-based view of ethics sehingga mahasiswa akuntansi beranggapan bahwa manipulasi untuk memenuhi target kuartal dan target tahunan dianggap faktor yang paling mempengaruhi praktik manajemen laba.
(4)
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan analisis yang telah dibahas pada bab IV, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini berhasil menunjukkan bukti empiris bahwa terdapat perbedaan persepsi etis antara pelaku bisnis dan mahasiswa akuntansi terhadap praktik ma-najemen laba. Mahasiswa akuntansi memiliki orientasi etis lebih tinggi atau cenderung tidak menerima praktik earnings management secara etika dibandingkan pelaku bisnis. Hasil analisis penelitian ini sekaligus mendukung beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya seperti penelitian yang telah dilakukan Fisher dan Rosenzweig (1995) yang menunjukkan perbedaan persepsi antara students dan accounting practioners terhadap ethical acceptability praktik earnings management. Responden mahasiswa akuntansi lebih memiliki kecenderungan tidak menerima praktik
earnings management dibandingkan dengan pelaku bisnis.
2. Penelitian ini juga menemukan bukti empiris bahwa terdapat perbedaan dalam hal melihat seberapa pentingnya kelima faktor yang diuji dapat memberi pengaruh terhadap persepsi etis mereka. Hal ini ditunjukkan dengan nilai mean rank responden pelaku bisnis lebih melihat etis dan tidaknya praktik manajemen laba dengan pertama melihat pada arah manajemen laba, kecenderungan manajemen
(5)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
laba kemudian materialitas, jangka waktu pengaruh manajemen laba dan jenis manajemen laba. Sedangkan mean rank untuk responden mahasiswa akuntansi lebih melihat etis dan tidaknya praktik manajemen laba dengan urutan jenis manajemen laba, jangka waktu manajemen laba, materialitas, kecenderungan dan arah manajemen laba. Hal ini berarti memberikan gambaran bahwa apa ynag dianggap penting oleh responden pelaku bisnis belum tentu dianggap penting juga oleh responden mahasiswa akuntansi.
5.2 Keterbatasan
Penelitian ini memiliki banyak keterbatasan yang diharapkan dapat disempurnakan dengan penelitian di masa yang akan datang. Adapun keterbatasan dari penelitian ini antara lain :
1. Penelitian ini mengambil sampel pelaku bisnis dan mahasiswa akuntansi yang
berlokasi di wilayah karisidenan surakarta. Penelitian ini akan lebih sempurna dengan orentasi sampel yang lebih luas.
2. Informasi dalam skenario soal kuesioner masih sangat terbatas, sehingga
menyebabkan responden mengalami kesulitan dalam pengisian jawaban karena masih memerlukan informasi lain yang tidak tercantum dalam kuesioner.
3. Penelitian ini tidak mensyaratkan kriteria sampel pelaku bisnis, sehingga
(6)
perpustakaan.uns.ac.id 5.3 Saran digilib.uns.ac.id
1. Untuk penelitian earnings management selanjutnya hendaknya semakin
digiatkan dengan melakukan pengembangan sampel yang lebih banyak dan dalam melakukan pengukuran tingkat etis terhadap praktik manajemen laba menggunakan faktor –faktor pengukur yang lebih bervariasi.
2. Bagi Perguruan Tinggi dengan adanya penelitian tentang earnings management
bisa menjadi gambaran pentingnya memperhatikan materi pembelajaran yang banyak muatan etika, agar mahasiswa akuntansi lebih mendapatkan kemantapan pertimbangan dimensi etik dalam menanggapi perilaku earnings management pada profesi yang akan digelutinya.