golongan stres sangat parah sebanyak 3 orang 6. Selanjutnya peneliti akan melakukan pembahasan dari hasil interpretasi ke beberapa karakteristik diatas.
a. Tingkat stres berdasarkan jenis kelamin
Dalam penelitian ini, didapati bahwa responden pria lebih banyak yang memiliki tingkat stres yang cenderung tinggi. Peneliti berkesimpulan bahwa pria
lebih mudah stres daripada wanita. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan di Nepal dimana hasilnya adalah tingkat stres yang dimiliki oleh pria
cenderung lebih tinggi dari wanita Mondal dkk, 2011, tetapi penelitian lain yang dilakukan di Chennai memiliki kesimpulan bahwa wanita lebih mudah
terpicu stresnya dibandingkan pria Ravichandran dan Rajendran, 2007. Di lain hal, penelitian lain memaparkan bahwa stres dari wanita dan pria cenderung
sama Singh, 2014 hanya tingkat dan pemicunya berbeda.
b. Tingkat stres berdasarkan usia
Peneliti mendapatkan tingkat stres keempat golongan usia cenderung Tidak Stres, walaupun semua golongan usia tersebut diatas memiliki beberapa
responden yang memiliki tingkat stres yang tergolong dalam stres parah dan bahkan sangat parah. Jadi dalam penelitian ini usia tidak terlalu berpengaruh
dalam tingkat stres seseorang, karena tiap individu memiliki masalah yang berbeda dalam tahapan usianya dan memiliki metode yang berbeda pula untuk
mengatasinya. Penelitian yang dilakukan di Chennai Ravichandran dan Rajendran, 2007 juga memiliki hasil yang sama, dimana usia dinilai tidak terlalu
berpengaruh. Tetapi penelitian yang dilakukan di Inggris Smith, 2000 menunjukkan bahwa rentang usia dari 25 hingga 54 tahun cenderung memiliki
tingkat stres yang tinggi dibanding rentang umur lainnya.
c. Tingkat stres berdasarkan lama bekerja
Dari 31 responden yang tergolong stres Tidak Stres, 19 diantaranya 38,0 merupakan responden yang baru 1 sampai 10 tahun bekerja, dan 5
responden lainnya merupakan responden yang berada dalam rentang 31 tahun
Universitas Sumatera Utara
kerja dan seterusnya. Sementara itu di kelompok lainnya responden tersebar hampir merata. Peneliti menarik kesimpulan bahwa stressor dapat timbul bila
seorang pekerja mulai masuk ke dunia kerja atau sudah merasa jenuh akan pekerjaannya.
d. Tingkat stres berdasarkan pendidikan terakhir
Pada tabel diatas didapati bahwa responden dengan pendidikan S1,D3 dan SMA merupakan responden dengan tingkat stres yang Tidak Stres, tetapi
didapati juga bahwa responden dengan tingkat pendidikan SMA berada pada tingkat stres sangat parah. Dari tabel diatas peneliti menarik kesimpulan bahwa
jenjang pendidikan yang tinggi mempengaruhi tingkat stres seseorang, ia akan lebih mudah dalam mengatasi beban kerja yang diberikan kepadanya karena ia
sudah memiliki ilmu dan keterampilan. Kesimpulan ini didukung oleh pernyataan Santrock dalam Pin, 2012 dimana ia berpendapat bahwa semakin
tinggi jenjang pendidikan seorang individu, ia mudah menghadapi tantangan dalam kesehariannya, sehingga tingkat stres yang ia miliki juga cenderung lebih
rendah.
e. Tingkat stres berdasarkan status pernikahan