BAB III METODE PENELITIAN
III.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian III.1.1 Kecamatan Medan Sunggal
Kelurahan Sunggal terletak di Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan, Sumatera Utara. Kecamatan Medan Sunggal adalah salah satu dari 21 kecamatan
di kota Medan, Sumatra Utara yang luas wilayahnya mencapai 14,116 km² dan berada 15 meter di atas permukaan laut. Kecamatan Medan Sunggal berbatasan
dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah barat, Medan Baru di timur, Medan Selayang di selatan, dan Medan Helvetia di utara.
Kecamatan Medan Sunggal terdiri dari 6 Kelurahan yakni, Kelurahan Sunggal, Tanjung Rejo, Babura, Simpang Tanjung, Sei Kambing B dan Lalang.
Setiap kelurahan ini masih terdiri dari beberapa lingkungan, RW, RT dan Blok sensus.
Tabel III.1: Luas Wilayah 6 Kelurahan di Kec.Medan Sunggal
No Kelurahan
Luas km²
Perentase terhadap Luas
Kecamatan Alamat Kantor Kelurahan
1
Sunggal
4,93
34,9 Jl.Balai Desa
2 Tanjung Rejo
3,50 25,00
Jl.Abadi No.13 3
Babura 1,06
5,7 Jl.Sei Batanghari No.28
4 Simpang Tanjung
0,32 2,3
Jl.Balai Desa No.1 5
Sei Sikambing B 2,84
23,2 Jl.Merak No.13
6 Lalang
1,25 8,9
Jl.Balai Desa Medan Sunggal
13,9 100
Sumber: Website Kec.Medan Sunggal
Ket: Data Lokasi Penelitian
Kelurahan Sunggal yang menjadi lokasi penelitian tentang terpaan acara infotainment di TV dan Persepsi ibu rumah tangga tentang fenomena perceraiaan
memiliki luas wilayah 4,93 km² atau sekitar 34,9 dari luas kecamatan Medan Sunggal. Kelurahan ini dipimpin oleh seorang kepala Lurah. Adapun yang
menjadi kepala lurah di kelurahan ini adalah bapak Riswan Sihombing.
Tabel III.2: Banyaknya Lingungan, RW, RT dan Blok Sensus di 6 Kelurahan Kec.Medan Sunggal.
No Kelurahan
Lingkungan RW
RT Blok
Sensus 1
Sunggal 14
16 50
41
2 Tanjung
Rejo 24
18 65
62
3 Babura
11 12
41 18
4 Simpang
Tanjung 4
2 7
5 Sei
Sikambing B 22
28 68
31
6 Lalang
13 11
37 31
Medan Sunggal
88 85
263 190
Sumber: Website Kec.Medan Sunggal
Ket: Data Lokasi Penelitian
Kecamatan terdiri dari beberapa kelurahan dan kelurahan terdiri dari beberapa lingkungan. Di kecamatan Medan Sunggal terdapat 88 lingkungan yang
tersebar di 6 kelurahan. Di kelurahan Sunggal terdapat 14 lingkungan, 6 RW, 50 RT dan 41 Blok Sensus.
III.2 Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk di Kecamatan Medan Sunggal yang menempati keenam kelurahan tersebut mencapai 108.688 jiwa.
Tabel III.3: Jumlah Penduduk, Luas kelurahan, Kepadatan Penduduk per Km menurut Kelurahan di Kec. Medan Sunggal
.
No Kelurahan
Jumlah Penduduk
Luas Wilayah
Kepadatan Penduduk Per km²
1 Sunggal
26 850 4.93
5446 2
Tanjung Rejo 31 209
3.5 8.917
3 Babura
11 146 1.06
10.515 4
Simp.Tanjung 1 364
0.315 4.330
5 Sei.Sikambing
B 23 123
2.839 8.145
6 Lalang
14 996 1.25
11.997 Medan Sunggal
108 688 13. 894
7.823
Sumber: Website Kec.Medan Sunggal
Ket: Data Lokasi Penelitian
Dari tabel data penduduk di atas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk di lokasi penelitian yakni di Kelurahan Sunggal mencapai 26850 dengan luas
wilayah 4.93 sehingga kepadatan penduduk per km² mencapai 5446.
Tabel III.4. Mata pencaharian Penduduk Di kecamatan Medan Sunggal
No Kelurahan
Pegawai Petani
Negeri Swasta
ABRI 1
Sunggal 655
1336 42
55 2
Tanjung Rejo 996
4705 217
15 3
Babura 1860
1513 13
4 Simpang Tanjung
8 103
5 Sei Sikambing B
693 2563
12 5
6 Lalang
330 1638
36 30
Medan Sunggal 4542
11858 320
105
Sumber: Website Kec.Medan Sunggal
Ket: Data Lokasi Penelitian
Dari data tabel di atas dapat dilihat pekerjaanmata pencaharian masyarakat di kecamatan Medan Sunggal yang terbagi dalam enam kelurahan. Di
Kelurahan Sunggal, yang menjadi lokasi penelitian terdapat 655 orang pegawai negeri, 1336 pegawai swasta, 42 orang ABRI dan 55 orang petani.
Di kecamatan Medan Sunggal, tepatnya di Jl. Medan Sunggal terdapat sebuah lembaga pendidikan yang cukup terkenal bernama Yayasan Budi
Bersubsidi Sunggal. Lembaga pendidikan ini telah menghasilkan banyak lulusan yang telah berhasil di dunia pendidikan, pemerintahan maupun dunia usaha.
Selain itu tepat di sebelah gedung Yayasan Budi Bersubsidi Sunggal terdapat sebuah bangunan megah. Namun sayangnya bangunan megah ini kondisinya saat
ini diterlantarkan. Bangunan tersebut dulunya merupakan sebuah studio film milik PPFN. Namun seiring merosotnya perfilman nasional, nasib studio film yang
megah tersebut turut menjadi suram. Kini hanya ilalang dan rumput liar menghiasi bangunan bersejarah tersebut.
Menyusuri jalan Medan Sunggal ke arah Asam Kumbang, tepatnya di Jl. PDAM Tirtanadi maka kita akan menemukan tempat rekreasi yang berada di
samping bangunan pengolahan air minum PDAM Tirtanadi Sunggal. Tempat rekreasi tersebut dikenal dengan nama Bendungan. Pada hari libur dan hari-hari
besar lainnya, bendungan ramai dikunjungi oleh orang-orang yang berekreasi.
Di sebelah PDAM Tirtanadi juga terdapat sebuah mesjid bersejarah bernama Mesjid Baddiuzzaman. Kabarnya umur mesjid ini lebih tua dari Mesjid
Raya Al Maksun Medan, yang berada dekat dengan Istana Maimun. Di pekarangan belakang mesjid ini terdapat komplek pemakaman para tetua
bangsawan Melayu Sunggal.
Sekolah Menengah Atas Negeri 14 Medan, yang berada di Jl. Pembangunan No. 14 Medan, juga berada di kawasan ini. Para alumni sekolah ini
banyak yang menjadi orang penting baik di pemerintahan maupun militer dan kepolisian.
Jika kita berjalan melewati ujung Jl. PDAM Tirtanadi kearah Simpang Melati, Medan Tuntungan, kita akan menjumpai sebuah Peternakan Buaya. Pusat
penangkaran buaya ini memiliki ribuan ekor buaya. Tempat ini juga menjadi tujuan wisata bagi para turis asing maupun domestik. Para pengunjung akan
ditarik sejumlah biaya tiket masuk yang cukup murah. Kemudian mereka akan disuguhi berbagai atraksi menarik. Misalnya atraksi seekor monyet yang masuk ke
mulut seekor buaya. Namun yang paling menarik adalah pada saat pemberian makan buaya. Para buaya akan saling berebutan dan berlompatan keatas saat
ayam-ayam makanan mereka dilemparkan oleh para penjaga.
III.3. Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara Terpaan Acara Infotainment di televisi dan persepsi ibu rumah tangga Lingkungan III kelurahan
Sunggal Medan tentang fenomena perceraian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional.
Dalam metode penelitian korelasional, kita harus meneliti hubungan antara variabel-variabel yang digunakan. Metode ini bertujuan untuk meneliti
sejauhmana variabel pada satu faktor berkaitan dengan variabel pada faktor lain. Jika dua variabel saja yang dihubungkan, korelasiya disebut korelasi sederhana.
Lebih dari dua variabel disebut dengan korelasi ganda. Metode ini dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-
variabel yang berbeda dalam satu populasi. Perbedaan utama dengan metode lain adalah adanya usaha untuk menaksir hubungan dan bukan sekedar deskripsi.
Penelitian dapat mengetahui seberapa besar kontribusi variabel-variabel bebas terhadap terkaitnya serta besarnya arah hubungan yang terjadi.
Metode korelasi meneliti hubungan atau pengaruh sebab akibat. Keuntungan metode ini adalah kemampuannya memberikan bukti nyata mengenai
hubungan sebab akibat yang langsung bisa dilihat Kriyantono, 2008:62. Metode korelasional digunakan untuk 1 mengukur hubungan di antara berbagai variabel,
2 meramalkan variabel tak bebas dari pengetahuan kita tentang variabel bebas dari pengetahuan kita tentang variabel bebas, 3 meratakan jalan untuk membuat
rancangan penelitian eksperimental. Dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa dengan penggunaan metode
korelasional, maka penelitian ini diarahkan untuk menanalisis sejauhmanakah hubungan antara terpaan Acara infotainment di televisi dan persepsi Ibu rumah
tangga Lingkungan III Kelurahan Sunggal Medan tentang fenomena perceraian.
III.4. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Kecamatan Medan Sunggal, Kelurahan Sunggal
Lingkungan III, Medan. Penelitian ini dilakukan bulan Maret 2011. III.5. Populasi dan Sampel
III.5.1 Populasi
Kata populasi populationuniverse dalam statistika merujuk pada sekumpulan individu dengan karakteristik khas yang menjadi perhatian dalam
suatu penelitian pengamatan. Keseluruhan objek atau fenomena yang diteliti disebut populasi. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari
manusia, benda-benda, hewan, tumbuhan, gejala-gejala, nilai test atau peristiwa- peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalan suatu
penelitian. Berdasarkan sifatnya, populasi dapat digolongkan menjadi populasi yang
homogeny dan heterogen. Populasi homogen adalah sumber data yang unsur- unsur atau elemennya memiliki sifat mendekati sama sehingga tidak perlu
ditetapkan jumlahnya secara kuantitatif. Populasi heterogen adalah sumber data yang unsur-unsurnya memiliki sifat yang berbeda bervariasi sehingga perlu
penetapan batas-batasnya secara kuantitatif. Sebagai suatu populasi, kelompok subjek yang akan diteliti harus
memiliki ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik bersama yang membedakannya dari kelompok subjek yang lain. Peneliti hendaknya menentukan lebih dahulu
karakteristik populasinya secara jelas sebelum menentukan cara-cara pengambilan sampelnya. Dengan begitu peneliti akan mengetahui siapa saja yang memenuhi
syarat sebagai anggota populasi, dapat memperkirakan besarnya sampel yang harus diambil, dan tahu persis kepada siapa generalisasi kesimpulan penelitiannya
nanti akan berlaku Azwar, 2004:77-78. Jika kita ingin melakukan penelitian pada suatu populasi yang besar, kita
tidak perlu meneliti setiap unit dari populasi akan tetapi cukup hanya mengambil sebahagian besar saja sampel. Disamping itu, untuk menghindari terjadinya
error, perlu adanya perencanaan yang baik seperti halnya dalam pembuatan kuesioner, buku panduan, serta konsep pengumpulan dan pengolahan data.
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah Ibu Rumah Tangga di Lingkungan III Kelurahan Sunggal, Kecamatan Medan Sunggal, Medan yang berusia 20-50
tahun.
III.5.2 Defenisi Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil
penelitian sampel Arikunto,2006:131. Sampel yang representatif dapat diartikan
bahwa sampel tersebut mencerminkan semua unsur dalam populasi secara proporsional atau memberikan kesempatan yang sama pada semua unsur populasi
untuk dipilih, sehingga dapat mewakili keadaan yang sebenarnya dalam populasi Kriyantono, 2009:151.
Pemilihan sampel yang tidak baik akan menghasilkan kesimpulan yang salah karena sifat sampel tersebut tidak akan mencerminkan sifat-sifat
populasinya. Sedangkan pemilihan sampel yang benar dengan jumlahnya yang memadai dapat menghasilkan kesimpulan yang mencerminkan sifat-sifat dari
populasinya Suparmoko, 1999:33. Mengenai ukuran sampel, tidak ada ukuran pasti bagi periset Kriyantono,
2009:161. Para ahli berpendapat jika jumlah populasi berkisar 100 ke atas maka ukuran sampel dapat diambil 10 atau 15 atau sampai 20 sampai 25
Arikunto, 2006:134. Karena keterbatasan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga, dan dana,
sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, besar kecilnya risiko yang ditanggung peneliti dalam penelitian, untuk menentukan besarnya sample dalam
penelitian ini, maka digunakan rumusan dari Arikunto yakni ukuran sampel sebanyak 15 dari populasi. Dengan demikian 15 dari 346 adalah 52. Sehingga
jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 52 orang.
III.6. Teknik Penarikan Sampel Sampel Random Sederhana Simple Random Sampling.
Proses pengambilan sampel dilakukan dengan memberi kesempatan yang sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel. Jadi di sini
proses memilih sejumlah sampel n dari populasi N yang dilakukan secara random. Ada 2 cara yang dikenal yaitu:
a. Bila jumlah populasi sedikit, bisa dilakukan dengan cara mengundi Cointoss. b. Tetapi bila populasinya besar, perlu digunakan label Random Numbers yang
prosedurnya adalah sebagai berikut: - Misalnya populasi berjumlah 300 N=300.
- tentukan nomor setiap unit populasi dari 1 sd 300 = 3 digitkolom. - tentukan besar sampel yang akan diambil. Misalnya 75 atau 25
- tentukan skema penggunaan label random numbers. misalnya dimulai dari 3 kolom pertama dan baris pertama dengan menggunakan tabel random numbers,
tentukan unit mana yang terpilih, sebesar sampel yang dibutuhkan, yaitu dengan mengurutkan angka-angka dalam 3 kolom pertama, dari atas ke bawah, setiap
nomor ≤ 300, merupakan nomor sampel yang diambil 100, 175, 243, 101, bila
ada nomor ≥ 300, tidak diambil sebagai sampel N = 300. Jika pada lembar
pertama jumlah sampel belum mencukupi, lanjutkan kelembaran berikutnya, dan seterusnya. Jika ada
nomor yang serupa dijumpai, di ambil hanya satu, karena setiap orang hanya mempunyai 1 nomor identifikasi.
Keuntungan : - Prosedur estimasi mudah dan sederhana Kerugian
: - Membutuhkan daftar seluruh anggota populasi. - Sampel mungkin tersebar pada daerah yang luas,
sehingga biaya transportasi besar
III.7. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Penelitian Kepustakaan Dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur dan
sumber bacaan yang relevan dan mendukung penelitian. Dalam hal ini, penelitian kepustakaan dilakukan melalui buku, internet dan sebagainya.
b. Penelitian Lapangan Pengumpulan data yang meliputi kegiatan survey di lokasi penelitian
pengumpulan data dari responden meliputi kegiatan survey di lokasi penelitian, pengumpulan data dari responden menggunakan “Wawancara
Terstruktur” adalah model pertanyaan yang memberikan jawaban yang telah disusun untuk dipilih oleh responden atau mengggunakan “Projective
Questioner” adalah alat ukur yang bersifat tertutup, maksudnya tinggal memilih jawaban dari pertanyaan yang telah ditetapkan.
Contoh: No
Pertanyaan Jawaban
Kode 1
Usia 1. 20-30 tahun
2. 31-40 tahun 3. 41-50 tahun
4. 50 tahun
III.8. Teknik Analisis Data
Analisis data sebagai proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.
Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dalam beberapa tahap analisis yaitu:
a. Analisis Deskriptif Yaitu penelitian yang memberikan gambaran mengenai situasi-situasi
atau kejadian-kejadian. Suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar
frekuensi. Data-data yang terkumpul baik lewat studi kepustakaan dan kuesioner akan disusun dan kemudian disajikan dalam bentuk analisa table tunggal. Table
tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang terdiri dari kolom. Sejumlah frekuensi dan presentase untuk setiap kategori Singarimbun,
1995:266. b. Uji Hipotesis
Uji hipotesis adalah salah satu fungsi untuk menyederhanakan data sehingga mudah dibaca dan dipresentasikan, juga dipakai untuk menguji
hipotesis. Analisis hubungan adalah analisis yang menggunakan uji statistik inferensial dengan tujuan melihat derajat hubungan diantara dua variabel.
Kekuatan hubungan menunjukkan derajat hubungan ini disebut koeifisien asosiasi korelasi. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diukur terdapat dalam skala
ordinal. Sesuai dengan pedoman penggunaan test statistik yang berlaku, pengujian hipotesis yang berskala ordinal. Sesuai dengan pedoman penggunaan test statistik
yang berlaku, pengujian hipotesis yang berskala ordinal dapat dilakukan dengan test statistik “Sperman’s Rho Rank Order Correlations”, yaitu rumus koefisien
korelasi tata jenjang oleh Sperman Kriyantono, 2006:174. Rumus koefisien korelasinya adalah :
Rho =1-
Keterangan : Rho = koefisien korelasi rank –order d = perbedaan antara pasangan jenjang
Σ = sigma atau jumlah N = jumlah individu dalam sampel
1 = bilangan konstan 6 = bilangan konstan
Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data dan untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal.
Jika rho 0, maka hipotesis ditolak Jika rho 0, maka hipotesis diterima
Untuk menguji tingkat signifikan korelasi, maka digunakan rumus t
test
pada tingkat signifikan 0,0005 sebagai berikut:
t =
keterangan: t = nilai t
test
r = nilai koefisien relasi n = jumlah sampel
jika t
hitung
t
tabel
, maka hubungan signifikan jika t
hitung
t
tabel
, maka hubungan tidak signifikan
Selanjutnya, untuk mengatur kekuatan derajat hubungan, digunakan nilai koefisien relasi sebagai berikut Kriyantono, 2006:168-169, yaitu:
≤ 0,20 = hubungan rendah sekali; lemah sekali
0,20-0,39 = hubungan rendah tapi pasti
0,40-0,70 = hubungan yang cukup berarti
0,71-0,90 = hubungan yang tinggi; kuat
≥ 0,90 = hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat diandalkan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN