I.12.5 Teknik Analisis Data
Analisis data sebagai proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan Singarimbun, 2008:263. Data yang
diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dalam beberapa tahap analisis yaitu: a. Analisis Tabel Tunggal
Suatu analisis yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Tabel
tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri dari dua kolom sejumlah frekuensi dan kolom persentase untuk setiap kategori
Singaribmun, 2006: 266. b. Analisis Tabel Silang
Teknik yang digunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel lainnya sehingga dapat diketahui apakah
variabel tersebut bernilai positiif atau negatif Singarimbun, 1995: 273. c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji tingkat
hubungan antara kedua variabel yang dikorelasikan dalam penelitian digunakan Koefisien Korelasi Tata Jenjang oleh Spearman Spearman’s Rho Rank-Order
Correlation Coeficient. Spearman Rho Koefisien menunjukkan hubungan antara variabel X dan Y yang tidak diketahui sebaran datanya. Koefisien korelasi non
parametrik ini digunakan untuk menghitung data dua variabel yang ditetapkan peringkatnya dari yang terkecil sampai terbesar.
Rumus untuk koefisien korelasinya adalah :
Rs =
1 2
NN 2
d 6
1 −
∑ −
Kriyantono, 2006:176
Keterangan : Rs rho = koefisien korelasi rank-order
Angka 1 = angka satu, yaitu bilangan konstan 6
= angka enam, yaitu bilangan konstan d
= perbedaan antara pasangan jenjang ∑
= sigma atau jumlah N
= jumlah individu dalam sampel Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data dan untuk
melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal. Jika rs 0,05 maka Ha ditolak
Jika rs 0,05 maka Ha diterima Untuk menguji tingkat signifikansi korelasi, jika N 10, digunakan rumus t
test
pada tingkat signifikansi 0,05 sebagai berikut :
t = Rs
2
1 2
Rs N
− −
Suparman, 1990:218
Keterangan :
t = nilai t
hitung
Rsrho = nilai koefisien korelasi N
= jumlah sampel Jika t
hitung
t
tabel
, maka hubungannya signifikan Jika t
hitung
t
tabel
, maka hubungannya tidak signifikan Selanjutnya untuk melihat derajat hubungan Kriyantono,
2006:170 sebagai berikut: Kurang dari 0,20
= hubungan rendah sekali; lemas sekali 0,20-0,39
= hubungan rendah tetapi pasti 0,40-0,70
= hubungan yang cukup berarti 0,71-0,90
= hubungan yang tinggi, kuat lebih dari 0,90
= hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali
BAB II URAIAN TEORITIS
II.1 Teori Kultivasi
Riset pertama yang dilakukan oleh Gerbner pada tahun 1960 bersama koleganya di Annenberg School for Communication bertujuan untuk mengetahui
dunia nyata seperti apa yang dibayangkan dan dipersepsikan oleh penonton televisi. Tradisi pengaruh media dalam jangka waktu panjang dan efek yang tidak
langsung menjadi kajiannya dalam penelitian ini. Argumentasi awalnya adalah, “televisi telah menjadi anggota keluarga
yang penting, anggota yang bercerita paling banyak dan paling sering” dalam Severin dan Tankard, 2001:268. Dalam riset Proyek Indikator Budaya terdapat
lima asumsi yang dikaji Gerbner dan koleganya yakni: 1. Televisi secara esensial dan fundamental berbeda dari bentuk
media massa lainnya. Televisi terdapat hampir di setiap rumah tangga. Televisi tidak
menuntut melek huruf seperti pada media suratkabar, majalah dan buku. Televisi bebas
biaya, sekaligus menarik karena kombinasi gambar dan suara. 2. Medium televisi menjadi “the central cultural arm” masyarakat Amerika,
karena menjadi sumber sajian hiburan dan informasi. Televisi telah menjadi anggota keluarga yang penting, yang paling sering dan paling banyak bercerita.
3. Persepsi seseorang akibat televisi memunculkan sikap dan opini yang spesifik tentang fakta kehidupan. Karena kebanyakan stasiun televisi mempunyai target