kecerdasan. Interpretasi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkategorian informasi yang diterimanya, yaitu
proses mereduksi informasi yang kompleks menjadi sederhana. 3. Interpretasi dan persepsi kemuudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah
laku asebagai reaksi. Jadi, proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi dan pembulatan terhadap informasi yang sampai.
II.6 Sifat-sifat Persepsi
Persepsi terjadi dalam benak individu yang mempersepsi, bukan di dalam objek dan selalu merupakan pengetahuan tentang dampak. Maka apa yang
mudah bagi kita boleh jadi tidak mudah bagi orang lain, atau apa yang jelas bagi orang lain terasa membingungkan bagi kita. Dalam konteks inilah kita perlu
memahami persepsi dengan melihat jauh sifat-sifat persepsi Sendjaja, 1994: 54- 55.
Pertama, persepsi adalah pengalaman. Untuk mengartikan makna dari seseorang, objek atau peristiwa, kita harus memiliki dasarbasis untuk melakukan
interpretasi. Dasar ini biasanya kita temukan pada masa lalu kita dengan orang lain, objek atau peristiwa tersebut dengan hal-hal yang menyerupai. Tanpa
landasan pengalaman sebagai pembanding, tidak mungkin untuk mempersepsi auatu makna, sebab ini akan membawa kepada kita suatu kebingungan.
Kedua, persepsi adalah selektif . Ketika mempersepsi sesuatu, kita cenderung hanya memperhatikan bagian-bagian tertentu dari suatu objek atau
orang. Dengan kata lain, kita melakukan seleksi hanya pada karakteristik tertentu dari objek persepsi kita dan mengabaikan yang lain. Dalam hal ini biasanya kita
mempersepsikan apa yang kita inginkan atas dasar sikap, nilai, dan keyakinan yang ada dalam diri kita, yaitu mengabaikan karakteristik yang tidak relevan atau
berlawanan dengan nilai dan keyakinan tersebut. Ketiga, persepsi adalah penyimpulan. Proses psikologi dari persepsi
mencakup penarikan kesimpulan melalui proses induksi secara logis. Interpretasi yang dihasilkan melalui persepsi pada dasarnya adalah penyimpulan atas
informasi yang tidak lengkap. Dengan kata lain, mempersepsi makna adalah melompat pada suatu kesimpulan yang tidak sepenuhnya didasarkan atas data
yang dapat ditangkap oleh indera kita. Sifat ini saling mengisi dengan sifat kedua. Pada sifat kedua persepsi adalah selektif, karena keterbatasan kapasitas otak,
maka kita hanya dapat mempersepsi sebagian karakteristik dari objek. Melalui penyimpulan ini kita berusaha untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap
mengenai objek yang kita persepsikan atas dasar sebagian karakteristik dari objek tersebut.
Keempat, persepsi adalah evaluatif. Persepsi tidak akan objektif, karena kita melakukan interpretasi berdasarkan pengalaman dan merefleksikan sikap,
nilai dan keyakinan pribadi yang digunakan untuk member makna. Karena persepsi merupakan proses kognitif psikologi yang ada dalam diri kita, maka
bersifat subjektif. Suatu hal yang tidak terpisahkan dari interpretasi subjektif adalah proses
evaluasi. Rasanya hampir tidak mungkin kita mempersepsi suatu objek tanpa mempersepsi pula baik atau buruk objek tersebut. Adalah sangat langka kita dapat
mempersepsi suatu acara sepenuhnya netral. Hal ini dapat kita telusuri dari
pengalaman kita sendiri. Kita cenderung untuk mengingat hal-hal yang memiliki nilai tertentu bagi diri kita, dan hal-hal yang saangatbaik maupun buruk yang
dapat kita ingat dengan baik. Selebihnya, hal-hal yang netral dan “biasa saja” cenderung kita lupakan atau tidak bisa kita ingat dengan baik kabur. Jadi, ketika
pengalaman mendasari persepsi yang kita lakukan, maka tidak dapat dihindari terjadinya proses evaluasi.
II.7 Infotainment