Penentuan kadar Air dilakukan dengan cara penguapan berdasarkan prosedur 3.2.3. dengan data seperti pada tabel 4.1.2.
4.2. Kadar Air dari CPO
No Hari
ke- Massa
sampel g
Massa cawan
kosong Massa
sampel + cawan
sebelum di oven g
Massa sampel + cawan
setelah dioven g
Kadar air
1 1
10,063 4
28,365 38,4284
38,4079 0,100
2 2
10,582 5
28,382 9
38,9654 38,9537
0,105 3
3 10,785
3 28,916
2 39,7015
39,6987 0,107
4 4
10,659 5
28,237 38,8965
38,8960 0,108
4.2. Perhitungan A. Penentuan kadar ALB
ml KOH x N KOH x 25.6 Kadar ALB =
x 100 Berat Sampel
Keterangan : N = Normalitas
V = Volume zat pentiter Contoh: Perhitungan asam lemak bebas pada CPO yang baru di produksi.
Berat sampel = 5,0082
ml KOH = 8,49
N KOH = 0,00932
ml KOH x N KOH x 25.6 Kadar ALB =
x 100 Berat Sampel
8.94 x 0.00 =
x 100 5.0082
= 4,04
B. Penentuan Kadar Air
m.cawan + m.sampel sebelum dioven - m.cawan + m.sampel sesuda dioven
Kadar air CPO = x 100
m. sampel
Contoh : Perhitungan kadar air pada CPO yang baru diproduksi
Massa cawan = 28,3650 Massa sampel sebelum dioven = 10,0634
Massa sampel sesudah dioven = 10,0429
m.cawan + m.sampel sebelum dioven - m.cawan + m.sampel sesudah dioven
Kadar air CPO = x 100
m. sampel 28.3650 + 10.0634 – 28.3650 + 10.0429
= x 100
10.0634
= 0,1
4.3. Pembahasan Dari data hasil percobaan diperoleh kadar ALB dari CPO yang telah melebihi
standar mutu yang telah ditetapkan yaitu 3,50 . Faktor yang mempengaruhi dalam peningkatan kadar asam lemak bebas selama penyimpanan disebabkan adanya reaksi
hidrolisa pada minyak, dimana reaksi ini dipercepat dengan adanya faktor – faktor seperti panas, air, keeasaman, katalisator enzim, dan proses pengeringan yang tidak
baik. Mangoensoekarjo, 2003
Asam lemak bebas dapat berkembang akibat kegiatan enzim yang menghidrolisis minyak. Enzim – enzim dan koenzim yang terdapat didalam buah akan
terus aktif sebelum enzim – enzim itu dihentikan kegiatannya.Enzim yang paling mengganggu pada buah sawit yaitu: enzim lipase dan oksidase. Enzim ini sering terikat
pada buah karena buah luka atau terikat oleh peralatan panen. Kegiatan enzim dapat berhenti dengan perebusan hingga temperature 50
o
C selama beberapa menit. Namun, jika ditinjau dari proses pengolahan selanjutnya, perebusan harus dilakukan dengan
temperature yang lebih tinggi. Kenaikan kadar asam lemak bebas selama penyimpanan mungkin disebabkan terjadinya
proses hidrolisa, dimana pada proses hidrolisabakan dihasilkan 1 molekul gliserol dan 3 molekul asam lemak bebas. Air dan kotoran seperti protein pada minyak merupakan
media yang baik bagi pertumbuhan mikroba. Mikroba tersebut akan memproduksi enzim yang mengakibatkan minyak terhidrolisa.
Dari data hasil percobaan diperoleh kadar air dari CPO yang telah melebihi standar mutu yaitu 0,1 dari yang telah ditetapkan dari perusahaan yaitu 0,08.
Tingginya kadar air pada CPO disebabkan pada proses pengeringan CPO yang tidak baik, dimana jika kadar air lebih tinggi, udara sekitarnya pada penyimpanan akan
menjadi lembab maka akan mengakibatkan meningkatnya kadar air selama penyimpanan. Hal ini dapat terlihat pada CPO yang lama di simpan semakin meningkat
kadar airnya, yaitu pada CPO yang baru di produksi 0,1 sedangkan kadar air pada CPO yang disimpan selama 4 hari sebesar 0,108.
Sehingga untuk penyimpanan CPO perlu dilakukan usaha untuk menurunkan kandungan air sehingga tidak terjadi proses penurunan mutu. Proses penurunan mutu
umumnya terjadi selama proses penyimpanan, oleh sebab itu perlu diperhatikan proses dan kondisi penyimpanan serta interaksi antara kelembaban udara dengan kadar air
CPO, dimana kadar air CPO yang diinginkan dalam penyimpanan adalah 0,1 . Karena pada kadar air tersebut mikroba sudah mengalami kesulitan untuk hidup, dan kondisi
ruangan penyimpanan yang tiddak lembab. Naibaho, 1998
Hal ini dapat terlihat jelas pada CPO yang semakin lama disimpan semakin meningkat kadar asam lemak bebas dan kadar airnya.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan