Populasi Penelitian Sampel dan Teknik Sampling

positif terhadap pendidikan inklusi. Sebaliknya, subjek yang termasuk dalam kategori negatif berarti memiliki persepsi negatif terhadap pendidikan inklusi. Pengkategorisasian ini dihasilkan dari skor yang diperoleh setiap subjek. Jika semakin tinggi skor skala persepsi pendidikan inklusi maka semakin positif persepsinya terhadap pendidikan inklusi. Sebaliknya, jika semakin rendah skor skala maka semakin negatif persepsinya terhadap pendidikan inklusi.

C. Populasi, Sampel dan Metode Pengambilan Sampel

1. Populasi Penelitian

Dalam suatu penelitian masalah populasi dan sampel yang dipakai merupakan satu faktor penting yang harus diperhatikan Hadi, 2004. Populasi adalah sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai sifat yang sama. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Kota Medan yang terdiri dari 21 Kecamatan, yaitu Medan Tuntungan, Medan Selayang, Medan Johor, Medan Amplas, Medan Denai, Medan Tembung, Medan Kota, Medan Area, Medan Baru, Medan Polonia, Medan Malmun, Medan Sunggal, Medan Helvetia, Medan Barat, Medan Petisah, Medan Timur, Medan Perjuangan, Medan Deli, Medan Labuhan, Medan Marelan, Medan Belawan. Mengingat keterbatasan peneliti untuk menjangkau keseluruhan populasi maka peneliti hanya memilih sebagian dari populasi untuk dijadikan subjek penelitian yang dinamakan sampel Azwar, 2001. Sampel adalah sebagian dari populasi atau sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi. Universitas Sumatera Utara Sampel paling sedikitnya harus memilih satu sifat yang sama dengan populasi Hadi, 2004.

2. Sampel dan Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu teknik cluster random sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam beberapa kelompok secara random. Teknik ini digunakan karena tidak memungkinkannya merandom secara langsung individu-individu dalam jumlah populasi yang besar Longridge, 2004. Cluster random sampling ini digunakan karena populasi terbagi atas beberapa sub kelompok dan melakukan randomisasi terhadap kelompok tersebut Azwar, 1999. Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan melakukan beberapa tingkatan random, yaitu tahap pertama peneliti mengambil 5 Kecamatan dari dari 21 Kecamatan di Kota Medan; tahap kedua peneliti mengambil 1 kelurahan dari 5 Kecamatan yang terpilih. Dari tahap pertama terpilihlah Kecamatan Medan Labuhan, Medan Selayang, Medan Helvetia, Medan Belawan, Medan Marelan; dari tahap kedua terpilihlah Kelurahan Nelayan Indah dari Kecamatan Medan Labuhan; Kelurahan Rengas Pulau dari Kecamatan Medan Marelan; Kelurahan Belawan Bahagia dari Kecamatan Medan Belawan; Kelurahan Tanjung Sari dari Kecamatan Medan Selayang; Kelurahan Helvetia tengah dari Kecamatan Medan Helvetia. Galtung dalam Azwar, 1999 menyatakan suatu cara penentuan besarnya sampel dengan melibatkan banyaknya variabel yang diteliti n dan banyaknya kategori nilai n dan banyaknya kategori nilai r pada setiap variabel, dengan Universitas Sumatera Utara rumus r pangkat n di kali 20. Penelitian ini hanya melibatkan 1 satu variabel, yaitu persepsi terhadap pendidikan inklusi dengan 2 tiga kategori nilai: positif dan negatif. Berdasarkan rumus tersebut maka jumlah sampel dalam penelitian ini minimal 40 orang, yang diharapkan sudah mewakili populasi yang ada. Berbeda dengan Galtung, Gay dalam Sevilla, 1996 menyatakan bahwa untuk penelitian deskriptif, jumlah sampel yang diambil yaitu sebesar 10 sepuluh dari populasi dan untuk populasi yang sangat kecil diperlukan minimum 20 dua puluh. Sugiarto 2003 berpendapat bahwa untuk penelitian yang akan menggunakan analisis data dengan statistik, besar sampel yang paling kecil adalah 30 tiga puluh, walaupun ia juga mengakui bahwa banyak peneliti lain menganggap bahwa sampel sebesar 100 seratus merupakan jumlah yang minimum. Menurut Azwar 1999, secara tradisional statistika menganggap jumlah sampel yang lebih dari 60 enam puluh subjek sudah cukup banyak. Namun, sesungguhnya tidak ada angka yang dapat dikatakan dengan pasti. Oleh karena itu, berdasarkan beberapa pendapat di atas maka jumlah mahasiswa yang menjadi sampel penelitian ini adalah sebanyak 150 seratus lima puluh orang.

D. Metode Pengumpulan Data

Dalam usaha mengumpulkan data penelitian diperlukan suatu metode. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengambilan data dengan skala atau disebut metode skala. Skala yaitu suatu metode pengumpulan data yang merupakan sutu daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh subjek secara tertulis Hadi, 2004. Universitas Sumatera Utara Metode skala memepunyai kebaikan-kebaikan yang dijelaskan Hadi 2004 dengan alasan sebagai berikut : 1. Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya 2. Apa yang dinyatakan subjek pada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya 3. Interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan dengan peneliti. Azwar 1999 juga menjelaskan bahwa metode skala mempunyai kebaikan- kebaikan dengan alasan sebagai berikut : 1. Pernyataan disusun untuk memancing jawaban yang merupakan refleksi dari keadaan diri subjek yang tidak disadari 2. Digunakan untuk mengungkapkan suatu atribut 3. Subjek tidak menyadari arah jawaban yang dikehendaki dan kesimpulan yang sesungguhnya diungkap oleh pertanyaan. Metode skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Likert Azwar, 2001. Setiap item meliputi lima pilihan jawaban yaitu sangat setuju SS, setuju S, netral N, tidak setuju TS, dan sangat tidak setuju STS. Prosedur penskalaan dengan metode likert didasari dua asumsi yaitu : 1. Setiap pernyataan sikap yang disepakati termasuk pernyataan yang favorable mendukung atau tidak favorable tidak mendukung. Universitas Sumatera Utara 2. Jawaban dari individu yang mempunyai sikap positif harus dioberi bobot nilai yang lebih tinggi daripada jawaban yang diberikan oleh responden yang mempunyai sikap negaitif. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Persepsi Masyarakat terhadap Pendidikan Inklusi ini berfungsi untuk mengungkap aspek persepsi terhadap pendidikan inklusi. Skala tersebut terdiri dari 70 item pernyataan yang bersifat positif favorable dan bersifat negatif Unfavorable. Butir-butir pernyataan disusun berdasarkan aspek-aspek dari persepsi yaitu aspek kognitif dan afektif yang dikaitkan dengan lima elemen pendidikan inklusi dari Sapon-Shevin dalam Direktorat PLB, 2007, yaitu: a. Menciptakan dan menjaga komunitas kelas yang hangat, menerima keanekaragaman, dan menghargai perbedaan. Sekolah mempunyai tanggung jawab menciptakan suasana kelas yang menampung semua anak secara penuh dengan menekankan suasana dan perilaku sosial yang menghargai perbedaan yang menyangkut kemampuan, kondisi fisik, sosial ekonomi, suku, agama, dan sebagainya. Pendidikan inklusi berarti penerapan kurikulum yang multilevel dan multimodalitas. b. Penerapan kurikulum dan pembelajaran yang kooperatif. Pembelajaran di kelas inklusi akan bergerser dari pendekatan pembelajaran kompetitif yang kaku dan mengacu materi tertentu, ke pendekatan pembelajaran kooperatif yang melibatkan kerjasama antarsiswa dan materi belajar yang bersifat tematik. Universitas Sumatera Utara c. Guru menerapkan pembelajaran yang interaktif. Perubahan dalam kurikulum berkatian erat dengan perubahan metode pembelajaran. Model kelas tradisional di mana seorang guru secara sendirian berjuang untuk dapat memenuhi kebutuhan semua anak di kelas harus bergeser dengan model antarsiswa saling bekerjasama, saling mengajar dan belajar, secara aktif saling berpartisipasi serta bertanggungjawab terhadap pendidikannya sendiri dan pendidikan teman-temannya. Semua anak berada di satu kelas bukan untuk berkompetisi melainkan untuk saling belajar mengajar dengan yang lain. d. Mendorong guru dan kelasnya secara terus menerus dan penghapusan hambatan yang berkaitan dengan isolasi profesi. Aspek terpenting dari pendidikan inklusif adalah pengajaran dengan tim, kolaborasi dan konsultasi. Kerjasama antara guru dengan profesi lain dalam suatu tim sangat diperlukan, seperti dengan para professional, ahli bina bicara, petugas bimbingan, guru pembimbing khusus, dan sebagainya. Oleh karena itu, untuk dapat bekerjasama dengan orang lain secara baik memerlukan pelatihan dan dorongan secara terus-menerus. e. Keterlibatan orang tua secara bermakna dalam proses perencanaan dan pembelajaran. Keberhasilan pendidikan inklusif sangat bergantung kepada partisipasi aktif dari orang tua pada pendidikan anaknya, misalnya keterlibatan mereka dalam penyusunan program pengajaran individual PPI dan bantuan dalam belajar di rumah. Universitas Sumatera Utara Skor nilai bergerak dari 5 sampai 1 dengan melihat apakah aitem tersebut favorable atau unfavorable. Untuk aitem favorable, jawaban SS diberi skor 5, demikian seterusnya skor 1 untuk STS. Sedangkan unfavorable, jawaban STS diberi skor 5, dan seterusnya skor 1 untuk SS Azwar, 2001. Tabel 5. Blue print skala Persepsi masyarakat terhadap pendidikan sebelum uji coba Aspek Persepsi Elemen Pendidikan Inklusi Aitem Jumlah Favorable Unfavorable Kognitif Menciptakan dan menjaga komunitas kelas yang hangat, menerima keanekaragaman, dan menghargai perbedaan. 1,2,3,4 8,9,10 7 Penerapan kurikulum dan pembelajaran yang kooperatif 15,16,19,20 22,23,24,25 8 Guru menerapkan pembelajaran yang interaktif 31,32,33,34 38,39,41,44 8 Mendorong guru dan kelasnya secara terus menerus dan penghapusan hambatan yang berkaitan dengan isolasi profesi 45,46,47,48,59 52,53,54,55,58 10 Keterlibatan orang tua secara bermakna dalam proses perencanaan dan pembelajaran 60,61,63 66,68,70 6 Universitas Sumatera Utara Tabel 5. Blue print skala Persepsi masyarakat terhadap pendidikan sebelum uji coba Aspek Persepsi Elemen Pendidikan Inklusi Aitem Jumlah Favorable Unfavorable Afektif Menciptakan dan menjaga komunitas kelas yang hangat, menerima keanekaragaman, dan menghargai perbedaan. 5,6,7 11,12,13,14 7 Penerapan kurikulum dan pembelajaran yang kooperatif 17,18,21 26,27 5 Guru menerapkan pembelajaran yang interaktif 28,29,35,36,37 30,40,42,43 9 Mendorong guru dan kelasnya secara terus menerus dan penghapusan hambatan yang berkaitan dengan isolasi profesi 49,50,51 56,57 5 Keterlibatan orang tua secara bermakna dalam proses perencanaan dan pembelajaran 62,64,65 67,69 5 Jumlah 70

E. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur