yang sering dikenal anak cacat dididik bersama-sama anak lainnya non ABK untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya.
Selain itu Meyer, Jill dkk 2005 menjelaskan mengenai tujuan dari pendidikan inklusi adalah untuk mengajarkan pada siswa agar bisa
mengapresiasikan dan menghargai orang lain, bisa menyadari bahwa mereka merupakan bagian dari masyarakat luas, bisa menghargai perbedaan cara pandang,
dan bisa menerima tugas perutusan dalam masyarakat dan lingkungan sosialnya. Berdasarkan definisi yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa
pendidikan inklusi merupakan pendidikan yang mengizinkan siswa berkebutuhan khusus untuk dapat bersekolah di sekolah regular bersama dengan anak normal
lainnya agar siswa berkebutuhan mendapatkan pendidikan yang sama dengan anak lainya.
2. Konsep dalam pendidikan inklusi
Stubbs 2000 mengungkapkan bahwa terdapat beberapa konsep-konsep utama yang terkait dengan pendidikan inklusi, yaitu:
a. Konsep-konsep tentang anak Semua anak berhak memperoleh pendidikan di dalam komunitasnya sendiri,
dapat belajar, dan siapapun dapat mengalami kesulitan dalam belajar. Oleh karena itu semua anak membutuhkan dukungan untuk belajar dan pengajaran
yang berfokus pada anak bermanfaat bagi semua anak. b. Konsep-konsep tentang pendidikan dan sekolah
Konsep pendidikan lebih luas dari pada sekolah formal dengan memiliki sistem pendidikan yang fleksibel dan responsif. Inklusi menjamin lingkungan yang
Universitas Sumatera Utara
ramah, melibatkan partisipasi masyarakat dan berkolaborasi untuk meningkatkan mutu sekolah dengan menggunakan pendekatan yang
menyeluruh. c. Konsep-konsep tentang keberagaman dan diskriminasi
Pendidikan inklusi memandang keberagaman sebagai sumber kekuatan dengan cara
berusaha memberantas
diskrimiansi. Pendidikan
inklusi juga
mempersiapkan siswa untuk menghargai dan menghormati perbedaan. d. Konsep-konsep tentang proses untuk mempromosikan inklusi
Untuk mengembangkan pendidikan inklusi, sekolah harus mampu
mengidentifikasi dan mengatasi hambatan inklusi serta meningkatkan partisipasi bagi semua orang dan menjalin kolaborasi serta kemitraan.
e. Penelitian kolaboratif Inklusi dapat berjalan optimal dengan cara melibatkan sumber daya yang ada
di lingkungan yaitu anak, orangtua, guru, kelompok termarjinalisasi untuk berpartisipasi dalam pengembangan pendidikan inklusi.
3. Lima elemen pendidikan inklusi
Salah satu karakteristik terpenting dari sekolah inklusi adalah satu komunitas yang kohesif, menerima dan responsif terhadap kebutuhan individual
siswa. Untuk itu, Sapon-Shevin dalam Direktorat PLB, 2007 mengemukakan lima elemen yang wajib ada di sekolah inklusi, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Menciptakan dan menjaga komunitas kelas yang hangat, menerima keanekaragaman, dan menghargai perbedaan.
Sekolah mempunyai tanggung jawab menciptakan suasana kelas yang menampung semua anak secara penuh dengan menekankan suasana dan
perilaku sosial yang menghargai perbedaan yang menyangkut kemampuan, kondisi fisik, sosial ekonomi, suku, agama, dan sebagainya. Pendidikan inklusi
berarti penerapan kurikulum yang multilevel dan multimodalitas. b. Penerapan kurikulum dan pembelajaran yang kooperatif.
Pembelajaran di kelas inklusi akan bergeser dari pendekatan pembelajaran kompetitif yang kaku dan mengacu materi tertentu, ke pendekatan
pembelajaran kooperatif yang melibatkan kerjasama antarsiswa dan materi belajar yang bersifat tematik.
c. Guru menerapkan pembelajaran yang interaktif. Perubahan dalam kurikulum berkatian erat dengan perubahan metode
pembelajaran. Model kelas tradisional di mana seorang guru secara sendirian berjuang untuk dapat memenuhi kebutuhan semua anak di kelas harus bergeser
dengan model antarsiswa saling bekerjasama, saling mengajar dan belajar, secara
aktif saling
berpartisipasi serta
bertanggungjawab terhadap
pendidikannya sendiri dan pendidikan teman-temannya. Semua anak berada di satu kelas bukan untuk berkompetisi melainkan untuk saling belajar mengajar
dengan yang lain.
Universitas Sumatera Utara
d. Mendorong guru dan kelasnya secara terus menerus dan penghapusan hambatan yang berkaitan dengan isolasi profesi.
Aspek terpenting dari pendidikan inklusif adalah pengajaran dengan tim, kolaborasi dan konsultasi. Kerjasama antara guru dengan profesi lain dalam
suatu tim sangat diperlukan, seperti dengan para professional, ahli bina bicara, petugas bimbingan, guru pembimbing khusus, dan sebagainya. Oleh karena itu,
untuk dapat bekerjasama dengan orang lain secara baik memerlukan pelatihan dan dorongan secara terus-menerus.
e. Keterlibatan orang tua secara bermakna dalam proses perencanaan dan pembelajaran.
Keberhasilan pendidikan inklusi sangat bergantung kepada partisipasi aktif dari orang tua pada pendidikan anaknya, misalnya keterlibatan mereka dalam
penyusunan program pengajaran individual PPI dan bantuan dalam belajar di rumah.
4. Faktor Penentu Keberhasilan Pendidikan Inklusi