menguntungkan. Hal ini berarti bahwa jual beli menyebabkan para pihak mempunyai kewajiban untuk memberikan kemanfaatan pada pihak lainnya dan sebaliknya,
lawannya untuk menerima manfaat yang menguntungkan atau berguna bagi dirinya dari hubungan perjanjian tersebut.
Adapun prinsip-prinsip atau asas-asas yang menguasai hukum perjanjian yang berkaitan dengan jual beli yaitu, asas konsensualisme, asas kebebasan berkontrak,
asas kekuatan mengikat pacta sunt servanda, dan asas itikad baik. Asas konsensualisme dilahirkan pada saat momentum awal perjanjian terjadi, yaitu pada
detik para pihak mencapai puncak kesepakatannya.
27
Ketika para pihak menentukan hak dan kewajiban serta hal-hal lain yang menjadi substansi perjanjian, maka para
pihak memasuki ruang asas kebebasan berkontrak. Dalam asas ini para pihak dapat menentukan bentuk dan isi dengan bebas sepanjang dapat dipertanggungjawabkan
dan bukanlah sesuatu yang terlarang.
28
Persetujuan secara timbal balik terhadap bentuk dan isi perjanjian ditandai dengan adanya pembubuhan tandatangan atau dapat
dipersamakan dengan itu. Akibatnya perjanjian tersebut mengikat kedua belah pihak dan harus dilaksanakan dengan itikad baik. Sesuai asas pacta sunt servanda yang
diatur dalam Pasal 1338 ayat 1 KUH Perdata yang menyatakan: “semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang
membuatnya” dan asas itikad baik yang diatur dalam Pasal 1338 ayat 3 KUH Perdata yang menyatakan: “suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik”.
29
2. Konsepsi
27
Pasal 1320 angka 1 KUH Perdata.
28
Pasal 1320 angka 4 KUH Perdata.
29
Gunawan Widjaja, Memahami Prinsip Keterbukaan Dalam Hukum Perdata Seri Hukum Bisnis, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006, hal. 263-283.
Universitas Sumatera Utara
Guna menghindari kesalahpahaman atas berbagai istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini, maka berikut akan dijelaskan maksud dari istilah-istilah sebagai
berikut: 1.
Akibat hukum adalah akibat-akibat yang timbul karena adanya suatu perbuatan, sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku. Misalnya, kesepakatan
dua belah pihak yang cakap, dapat mengakibatkan lahirnya perjanjian.
30
2. Perjanjian atau kontrak berasal dari Bahasa Inggris, yaitu contracts, sedangkan
di dalam Bahasa Belanda dikenal dengan nama overeenkomst perjanjian.
31
Suatu perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seseorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan
suatu hal. Dari peristiwa ini timbul suatu hubungan antara dua orang tersebut yang dinamakan perikatan. Perjanjian menerbitkan suatu perikatan antara dua
orang yang membuatnya. Dalam bentuknya, perjanjian itu berupa suatu rangkaian perkataan yang mengandung janji-janji atau kesanggupan yang
diucapkan atau ditulis.
32
3. Jual beli adalah: “suatu perjanjian timbal balik dalam mana pihak yang satu si
penjual berjanji untuk menyerahkan hak milik atas suatu barang, sedangkan para pihak yang lainnya si pembeli berjanji untuk membayar harga yang
terdiri atas sejumlah uang sebagai imbalan dari perolehan hak milik tersebut.
33
4. Akta jual beli adalah surat yang diberi tanda tangan, yang memuat peristiwa
jual beli, yang menjadi dasar dari suatu hak atau perikatan jual beli, yang dibuat sejak semula dengan sengaja untuk pembuktian.
34
30
http:hukumpedia.comindex.php?title=Akibat_hukum. Diakses tanggal 7 Juli 2011.
31
Salim H.S, Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika, 2004, hal. 15.
32
Subekti, Op. cit, hal. 1
33
R. Subekti, Aneka Perjanjian, Bandung: Alumni, 1982, hal. 13.
34
Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata di Indonesia, Op. cit, hal. 106.
Universitas Sumatera Utara
5. Perjanjian jual beli adalah pihak yang satu penjual mengikat diri kepada pihak
lainnya pembeli untuk memindahtangankan suatu benda dalam eigendom dengan memperoleh pembayaran dari orang yang disebut terakhir, sejumlah
tertentu, berwujud uang.
35
G. Metode Penelitian
Metode ilmiah dari suatu ilmu pengetahuan adalah segala cara dalam rangka ilmu tersebut, untuk sampai kepada kesatuan pengetahuan. Tanpa metode ilmiah,
suatu ilmu pengetahuan itu sebenarnya bukan suatu ilmu tetapi suatu himpunan pengetahuan saja tentang berbagai gejala yang satu dengan gejala lainnya.
36
Sedangkan penelitian hukum adalah suatu proses untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu
hukum yang dihadapi.
37
selain itu, penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan
untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisisnya, kecuali itu, maka juga diadakan pemeriksaan yang mendalam
terhadap fakta hukum tersebut untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahan-permasalahan yang timbul dalam gejala bersangkutan.
38
Metodologi memiliki peranan dalam penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan, yaitu di antaranya:
39
a. menambah kemampuan para ilmuwan untuk mengadakan atau melaksanakan
penelitian secara lebih baik atau lebih lengkap
35
R.M. Suryodiningrat, Perikatan-perikatan Bersumber Perjanjian, Bandung; Tarsito, 1996, hal. 14
36
Koenjtaraningrat, Pengantar Antropologi, Jakarta: Aksara Baru, 1991, hal. 37.
37
Peter Marzuki, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana, 2006, hal. 35.
38
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1997, hal. 38.
39
Soerjono Soekanto, Op. cit, hal. 7.
Universitas Sumatera Utara
b. memberikan kemungkinan yang lebih besar, untuk meneliti hal-hal yang
belum diketahui c.
memberikan kemungkinan yang lebih besar untuk melakukan penelitian interdisipliner.
Untuk dapat merampungkan penyajian tesis ini agar dapat memenuhi kriteria sebagai tulisan ilmiah diperlukan data yang relevan dengan tesis ini. Dalam upaya
pengumpulan data yang diperlukan itu, maka menerapkan metode pengumpulan data sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian