BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tumor nasal dan sinus paranasal atau disebut juga tumor sinonasal pada umumnya jarang ditemukan, baik yang jinak maupun yang ganas. Inverted
papilloma IP merupakan tumor jinaksedangkan karsinoma sel skuamosa KSS merupakan tumor ganas yang paling sering ditemukan Quin et al, 2004; Bailey,
2006; Roezin, 2007. IP merupakan neoplasma epitelial yang berkembang dari pelapis membran
respiratori Schnederian, ditemukan hanya berkisar 0,5-4 dari seluruh tumor nasal. Tumor ini memiliki empat karakteristik yaitu kecenderungannya untuk rekuren,
kemampuan destruktif dan invasi lokal, berhubungan dengan polip nasal dan berkecenderungan berkembang dengan cepat dan menjadi keganasan sebesar
5-15. Sedangkan KSS merupakan neoplasma epitelial maligna yang berasal dari epitelium mukosa kavum nasi atau sinus paranasal termasuk tipe keratinizing dan
non keratinizing Barnes et al, 2005; Wolpoe IP menunjukkan langkah-langkah perubahan histologi dimana epitelium
respiratori kolumnar bersilia digantikan secara perlahan dengan epitel transisional dan diikuti dengan metaplasia skuamosa yang pertumbuhannya terbalik dan
akhirnya menjadi epitel skuamosa. Displasia dapat berkembang setelah itu pada area metaplasia skuamosa danatau epitel skuamosa, kemudian dapat berlanjut
menjadi karsinoma in situ dan KSS invasif Jee-Yeon et al, 2007. et al, 2006.
Universitas Sumatera Utara
Infeksi bakteri dan virus, kondisi inflamatori kronik, alergi, merokok tembakau dan pajanan zat kimia kemungkinan merupakan faktor etiologi. Insidensi
transformasi malignan pada IP berkisar antara 2 hingga 27. Penelitian terakhir melaporkan telah ada titik terang hubungan antara IP dan KSS sinonasal dan
hampir 10 IP berhubungan dengan KSS Katori et al, 2006; Cheuk et al, 2010, Oncel et al, 2011.
Banyak faktor yang berperan dalam transformasi keganasan ini, contohnya adalah gangguan pada berbagai protein intraseluler yang meregulasi siklus sel dan
apoptosis. Protein tumor p63, juga dikenal sebagai transformation-related
protein 63 adalah protein yang pada manusia dikodekan oleh gen TP63 pada kromosom 3q27-29 yang homolog dengan p53 suatu tumor supressor gene, yang
meregulasi pertumbuhan dan perkembangan epitel kulit, serviks, payudara dan traktus urogenital epithelial progenitor cells. p63 saat ini semakin dikenal sebagai
protein penting dalam tumorigenesis manusia, merupakan member baru dari p53 tumor suppressor family. Ekspresinya meningkat pada jaringan malignan
dibandingkan dengan jaringan normal, dan poorly differentiated carcinoma selalu menunjukkan sejumlah besar sel-sel positif p63 dibandingkan well differentiated
carcinoma Oncel et al, 2011.
Dari literatur-literatur yang telah dikemukakan di atas peneliti ingin melihat perbedaan imunoekspresi p63 pada kedua kasus IP dan KSS serta berusaha untuk
menganalisis bagaimana mekanisme perkembangan KSS yang berasal dari IP yang melibatkan proses multi langkah keterlibatan onkogen dan inaktifasi tumor
suppressor gene pada kedua kasus ini.
Universitas Sumatera Utara
Selain itu, diagnosis IP sering terabaikan dan memiliki tingkat kesulitan yang berarti dari ahli THT-KL dan ahli patologi. Terkadang, karsinoma in situ yang
sering kali dijumpai bersamaan dengan IP luput dari pengamatan, karena keterbatasan pewarnaan yang hanya mengandalkan Hematoxylin Eosin HE,
sehingga penanganan dan penatalaksanaan lesi ini menjadi hambatan bagi para klinisi untuk mencapai hasil yang maksimal dan sesuai dengan yang diharapkan.
Peneliti juga berkeinginan mengetahui bagaimana ekspresi p63 pada inverted papilloma dan karsinoma sel skuamosa sinonasal.
1.2. Rumusan Masalah