dalam sinus etmoidalis dan 1 di dalam sinus sfenoidalis dan frontalis. Neoplasma maligna pada tempat-tempat ini dapat mengakibatkan kematian dan kecacatan
dalam jumlah yang signifikan Adams, 1997; Barnes, 2005; Dhingra, 2007. Secara makroskopik, KSS kemungkinan berupa exophytic, fungating atau
papiler. Biasanya rapuh, berdarah, terutama berupa nekrotik, atau indurated, demarcated atau infiltratif Barnes
2.3.1. Mikroskopik Keratinizing Squamous Cell Carcinoma
et al, 2005.
Secara histologi, tumor ini identik dengan KSS dari lokasi mukosa lain pada daerah kepala dan leher. Ditemukan diferensiasi skuamosa, di dalam bentuk keratin
ekstraseluler atau keratin intraseluler sitoplasma merah muda, sel-sel diskeratotik danatau intercellular bridges. Tumor tersusun di dalam sarang-sarang, massa atau
sebagai kelompok kecil sel-sel atau sel-sel individual. Invasi ditemukan tidak beraturan. Sering terlihat reaksi stromal desmoplastik. Karsinoma ini dinilai berupa
diferensiansi baik, sedang atau buruk Barnes
2.3.2. Mikroskopik Non-Keratinizing Cylindrical Cell, transitional Carcinoma
et al, 2005; Wolpoe et al, 2006.
Tumor ini merupakan tumor yang berbeda dari traktus sinonasal yang dikarakteristikkan dengan pola plexiform atau ribbon-like growth pattern. Dapat
menginvasi ke dalam jaringan dibawahnya dengan batas yang jelas. Tumor ini dinilai dengan diferensiasi sedang ataupun buruk. Diferensiasi buruk sulit dikenal
sebagai skuamosa, dan harus dibedakan dari olfactory neuroblastoma atau karsinoma neuroendokrin Barnes
et al, 2005.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2. Karsinoma sel skuamosa, non-keratinizing
. Pulau-pulau sel-sel tumor kohesif menginvasi ke dalam stroma dibawahnya. Permukaan karsinoma
in situ terlihat Barnes et al, 2005
2.3.3. Gejala Klinis
Tumor nasal dan sinus paranasal dalam keadaan tertentu tidak memberikan gejala yang tetap. Mungkin hanya berupa rasa penekanan atau nyeri, atau tidak
dijumpai rasa nyeri. Sumbatan nasal satu sisi dapat diduga suatu tumor sampai dapat dibuktikan dengan pemeriksaan-pemeriksaan penunjang lain. Sekret dapat
encer, serosanguinosa atau purulen. Mungkin ditemukan parastesia, anestesia atau paralisis saraf-saraf otak. Nyeri apabila dijumpai, lebih terasa di malam hari atau
bila pasien berbaring. Mungkin pula gejalanya menjalar ke gigi atas atau gigi palsu bagian atas terasa menjadi tidak pas lagi. Dapat terjadi pembengkakan wajah
sebelah atas seperti sisi batang nasal dan daerah kantus medius, penonjolan daerah pipi, pembengkakan palatum durum, palatum mole, tepi alveolar atau lipatan
mukosa mulut dan epistaksis. Pada 9 hingga 12 pasien sering asimtomatik sehingga diagnosis sering terlambat dan penyakit telah memasuki stadium lanjut
Bailey, 2006; Ballenger, 1994.
Universitas Sumatera Utara
Metastasis regional dan jauh sering tidak terjadi meskipun penyakit telah berada dalam stadium lanjut. Insidensi metastasis servikal pada gejala awal
bervariasi dari 1 hingga 26, dari kasus yang pernah dilaporkan yang terbanyak adalah kurang dari 10. Hanya 15 pasien dengan keganasan sinus paranasal
berkembang menjadi metastasis setelah pengobatan pada lokasi primer. Jumlah ini berkurang hingga 11 pada pasien yang mendapat terapi radiasi pada leher Bailey,
2006.
2.3.4 . Diagnosis