Demam Nyeri Demam dan Nyeri

2.5 Demam dan Nyeri

2.5.1 Demam

Demam mungkin adalah tanda utama penyakit yang paling tua dan paling umum diketahui. Demam terjadi tidak saja pada mamalia tetapi juga pada unggas, reptile, amfibi, dan ikan. Demam yang berarti suhu tubuh diatas normal, dapat disebabkan oleh kelainan di dalam otak sendiri atau oleh bahan-bahan toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu. Beberapa penyebab demam meliputi penyakit yang disebabkan oleh bakteri, tumor otak, dan keadaan lingkungan yang dapat berakhir dengan heatstroke Ganong, 2003 ; Guyton, 2008. Manfaat demam bagi organisme masih belum diketahui. Demam mungkin bermanfaat, karena timbul dan menetap sebagai respons terhadap infeksi dan penyakit lain. Banyak mikroorganisme tumbuh baik dalam rentang suhu yang relatif sempit, dan peningkatan suhu akan menghambat pertumbuhannya. Selain itu, pembentukan antibodi meningkat apabila suhu tubuh meningkat. Hipertermia berguna bagi orang yang terinfeksi antraks, pneumonia, pneumokokkus, lepra, dan berbagai penyakit jamur, riketsia, dan virus. Namun, suhu yang sangat tinggi adalah berbahaya. Apabila suhu rektal melebihi 41 o C 106 o F dalam jangka waktu yang lama, akan terjadi kerusakan otak yang permanen. Ganong, 2003.

2.5.2 Nyeri

Nyeri adalah gejala penyakit atau kerusakan yang paling sering. Walaupun nyeri sering berfungsi untuk mengingatkan dan melindungi dan sering memudahkan diagnosis, pasien merasakannya sebagai hal yang tak mengenakkan, kebanyakan menyiksa dan karena itu berusaha untuk bebas darinya. Seluruh kulit luar mukosa yang membatasi jaringan dan juga banyak organ dalam bagian dalam Universitas Sumatera Utara tubuh peka terhadap rasa nyeri, tetapi ternyata terdapat juga organ yang tidak mempunyai reseptor nyeri, seperti misalnya otak Mutschler, 1991. Nyeri timbul jika rangsangan mekanik, termal, kimia, atau listrik melampaui suatu nilai ambang tertentu nilai ambang nyeri dan karena itu menyebabkan kerusakan jaringan dengan pembebasan senyawa yang disebut senyawa nyeri Mutschler, 1991.

2.6 Obat Analgetika