Kromatografi Lapis Tipis Kromatografi

akut berupa nekrosis hati yang kemungkinan fatal dan tergantung dosis. Nekrosis tubulus ginjal dan koma hipoglikemik mungkin juga terjadi Gilman, 2008. Kombinasi parasetamol dan kafein dalam dosis besar dapat menyebabkan resiko kerusakan hati atau hepatotoksik. Beberapa kasus nefrotoksik dan kardiotoksik juga telah dilaporkan terjadi overdosis parasetamol. Adanya kafein akan menginduksi enzim pemetabolisme parasetamol CYP3A4 dihati, sehingga metabolisme parasetamol meningkat. Dengan demikian, jumlah metabolit toksik NAPQI yang dihasilkan juga meningkat Lee, et al., 1997.

2.7 Kromatografi

Pada dasarnya semua cara kromatografi menggunakan dua fasa yaitu fasa tetap stasionary dan yang lain fasa bergerak mobile, pemisahan-pemisahan tergantung pada gerakan relatif dari dua fasa ini . Senyawa pemisahan dengan kromatografi tergantung pada kenyataan bahwa senyawa-senyawa yang dipisahkan terdistribusi sendiri diantara fasa-fasa bergerak dan tetap dalam perbandingan yang sangat berbeda-beda dari satu senyawa yang lain Sastrohamidjojo, 1985.

2.7.1 Kromatografi Lapis Tipis

Kromatografi Lapis Tipis KLT dikembangkan oleh Izmailoff dan Schraiber pada tahun 1983. KLT merupakan bentuk kromatografi planar, selain kromatografi kertas dan elektroforesis. Pada kromatografi lapis tipis, fase diamnya berupa lapisan yang seragam uniform pada permukaan bidang datar yang didukung oleh lempeng kaca, pelat aluminium, atau pelat plastik. Fase gerak yang dikenal sebagai pelarut pengembang akan bergerak sepanjang fase diam karena pengaruh kapiler pada pengembangan secara menaik ascending, atau Universitas Sumatera Utara karena pengaruh gravitasi pada pengembangan secara menurun descending Rohman,2007. Kromatografi lapis tipis dalam pelaksanaanya lebih mudah dan lebih murah dibandingkan dengan kromatografi kolom. Demikian juga dengan peralatan yang digunakan, dalam kromatografi ini peralatan yang digunakan lebih sederhana. Plat kromatografi dibuat dengan cara penjerap padat yang berbentuk bubukan halus dibuat menjadi bubur slury dengan air kurang umum dengan zat cair organik yang mudah menguap dan dibentang diatas plat glass. Plat yang telah dilapisi dipanaskan atau diaktifkan dengan jalan memanaskannya pada suhu kira-kira 100 o C selama 30 menit Sastromidjojo, 1985. Senyawa-senyawa yang terpisah pada lapisan tipis diidentifikasi dengan melihat flourosensi dalam sinar ultraviolet. Faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan noda dalam kromatografi lapis tipis yang juga mempengaruhi harga Rf, yaitu: 1. Struktur kimia dari senyawa yang sedang dipisahkan 2. Sifat dari penyerap dan derajat aktivitasnya Perbedaan penyerap akan memberikan perbedaan yang besar terhadap harga-harga Rf meskipun mengunakan fase bergerak dalam solut yang sama, tetapi hasil akan dapat diperoleh jika menggunakan penyerap yang sama juga ukuran partikel tetap dan jika pengikat kalau ada dicampur hingga homogen. 3. Tebal dan kerataan dari lapisan penyerap Meskipun dalam prakteknya tebal dan lapisan tidak dapat dilihat pengaruhnya, tetapi perlu diusahakan tebal lapisan yang rata. Universitas Sumatera Utara Ketidakrataan akan menyebabkan aliran pelarut menjadi tak rata pula dalam daerah yang kecil dari plat. 4. Pelarut dan derajat kemurniannya fase bergerak Kemurnian dari pelarut yang digunakan sebagai fasa bergerak dalam kromatografi lapisan tipis adalah sangat penting dan bila campuran pelarut digunakan maka perbandingan yang dipakai harus betul-betul diperhatikan. 5. Derajat kejenuhan dari uap dalam bejana pengembangan yang digunakan. 6. Teknik percobaan Arah dalam mana pelarut bergerak diatas plat. metode aliran penaikan yang hanya diperhatikan, karena cara ini yang paling umum meskipun teknik aliran penurunan dan mendatar juga digunakan. 7. Jumlah cuplikan yang digunakan Penetesan cuplikan dalam jumlah yang berlebihan memberikan tendensi penyebaran noda-noda dengan kemungkinan terbentuknya ekor dan efek tak kesetimbangan lainnya hingga akan mengakibatkan kesalahan-kesalahan pada harga-harga Rf. 8. Suhu Pemisahan-pemisahan sebaiknya dikerjakan pada suhu tetap, hal ini terutama untuk mencegah perubahan-perubahan dalam komposisi pelarut yang disebabkan oleh penguapan atau perubahan-perubahan fase. Universitas Sumatera Utara 9. Kesetimbangan Ternyata bahwa kesetimbangan dalam lapisan tipis lebih penting dalam kromatografi kertas, hingga perlu mengusahakan atmosfer dalam bejana jenuh dengan uap pelarut. Suatu gejala bila atmosfer dalam bejana tidak jenuh dengan uap pelarut, bila digunakan pelarut campuran, akan terjadi pengembangan dengan permukaan pelarut yang terbentuk cekung dan fase bergerak lebih cepat pada bagian tepi-tepi dari pada bagian tengah, keadaan ini harus dicegah. Alat kromatografi lapis tipis yaitu lempengan kaca, dengan tebal serba rata dengan ukuran yang sesuai, umumnya 20 x 20 cm. Bejana kromatografi yang dapat memuat satu atau lebih lempeng kaca dan dapat ditutup seperti tertera pada kromatografi menaik Sastromidjojo, 1985.

2.7.2 Fase Diam KLT