Sistem Uang Kembalian pada Industri Retail Departemen Store

c. Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 tujuh hari setelah tanggal transaksi. d. Pemberian ganti rugi tidak menghapus kemungkinan adanya tuntutan pidana berdasarkan pembuktian lebih lanjut mengenai adanya unsur kesalahan. e. Ketentuan pada a dan b tidak berlaku apabila pelaku usaha dapat membuktikan bahwa kesalahan tersebut merupakan kesalahan konsumen. Pembuktian mengenai ada tidaknya unsur kesalahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 merupakan beban dan tanggung jawab pelaku usaha tidak menghapuskan kemungkinan adanya tuntutan pidana. Dimana sistem beban pembuktian yang dianut oleh UUPK adalah sistem beban pembuktian terbalik. Ketentuan mengenai beban pembuktian terbalik, yaitu pembuktian terhadap ada tidaknya unsur kesalahan dalam gugatan ganti rugi merupakan beban dan tanggung jawab pelaku usaha.

C. Sistem Uang Kembalian pada Industri Retail Departemen Store

Sistem pengembalian adalah sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga, dan mekanisme yang dipakai untuk melaksanakan pemindahan dana guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi. Dalam setiap pembelian produk baik barang atau jasa, minta tanda bukti pembelian berupa struk yang memuat dengan jelas antara lain nama toko penjual, alamat toko penjual, tanggal pembelian, jenis barang atau jasa yang dibeli serta dibubuhi dengan cap dan tanda tangan penjual. Dalam industri retail departemen store pelayanan konsumen yang menjadi tolak ukur dalam menarik konsumen. Pelayanan adalah salah satu kebijakan yang Universitas Sumatera Utara di ambil oleh departemen store untuk memuaskan konsumen. Selain itu dalam hal pelayanan selain keramahan, kembalian yang di berikan juga menjadi alasan konsumen belanja di departemen store. Dengan Kembalian uang koin yang diganti permen tidak sedikit konsumen yang mengeluhkan hal ini, karena kembalian uang koin mereka diganti dengan permen, menurut konsumen uang tidak sama nilainya. Dan sisi lain ada konsumen yang senang apabila kembaliannya uang koin diganti dengan permen. 53 Hubungan antara departemen store dengan konsumen merupakan hubungan yang timbul karena adanya perjanjian jual beli antara pelaku usaha dengan konsumen di dalam hukum perjanjian yang berlaku selama ini mengandaikan adanya kesamaan posisi tawar diantara para pihak, namun dalam kenyataannya asumsi yang ada tidaklah mungkin terjadi apabila perjanjian dibuat antara pelaku usaha dengan konsumen. Konsumen pada saat membuat perjanjian dengan pelaku usaha posisi tawarnya menjadi rendah, untuk itu diperlukan peran dari negara untuk menjadi penyeimbang ketidak samaan posisi tawar ini melalui undang-undang. 54 Sehingga pengaturan mengenai pengembalian uang kembalian dapat dikatakan dengan ketentuan yang diatur dalam KUHPerdata dimana tindakan pengembalian uang yang tidak dengan alat pembayaran yang sah dilakukan pelaku usaha merupakan tindakan wanprestasi. Dapat dikatakan demikian sebab perjanjian jual beli antara pelaku usaha dengan konsumen dapat dibuktikan 53 http: www.googlesearchkembalianpermen, diakses tanggal 15 Mei 2011 54 http:excellent-lawyer.blogspot.com201004persoalan-persolan-seputar- perlindungan.html diakses tanggal 19 April 2011 Universitas Sumatera Utara dengan adanya struk pembelian, dimana dalam struk pembelian itu dimuat beberapa besar kewajiban konsumen untuk membayar belanjaannya, dan pelaku usaha untuk memberikan barang yang telah dibayar. Setelah pelaku usaha menerima pembayaran dari konsumen, maka hak konsumen untuk menerima uang kembalian apabila uang yang diberikan konsumen lebih besar dari jumlah yang harus dibayarnya. Sehingga pelaku usaha berkewajiban untuk memberikan uang kembalian sesuai dengan yang tertera dalam struk. Misalnya, di dalam nilai struk belanja konsumen sebesar Rp. 99.700 dan konsumen membayar dengan Rp. 100.000 maka di dalam struk tertulis kembalian sebesar Rp. 300, pelaku usaha wajib untuk memberikan kemabalian sebesar Rp. 300. Tapi pada kenyataannya pelaku usaha memberikan kembalian dengan 3 tiga buah permen. Dari contoh di atas meskipun nilai permen dengan uang kembalian setara namun sesuai perjanjian yang tertulis di dalam struk bahwa pelaku usaha harus memberikan kembalian sebesar Rp. 300, maka tindakan pengembalian uang dengan permen yang dilakukan pelaku usaha merupakan tindakan wanprestasi. Sehubungan dengan wanprestasi, wanprestasi mempunyai hubungan erat dengan keluhan dari konsumen kepada pelaku usaha agar dapat memenuhi dari perjanjian jual beli, maka dari itu wanprestasi timbul adanya tidak memenuhi atau lalai melaksanakan kewajiban sebagaimana mestinya. 55 55 H.S, Salim., Hukum Kontrak Teori dan Tehnik Penyusunan Kontrak, Jakarta : Sinar Grafika, 2003, hal 98. Universitas Sumatera Utara Yang menjadi dasar dalam masalah uang kembalian sebelumnya dikarenakan adanya perjanjian jual beli antara pelaku usaha dan konsumen, dengan adanya perjanjian ini sesuai dengan Pasal 1457 KUHPerdata: “Yang dimaksud dengan jual beli adalah suatu persetujuan, dengan mana pihak satu mengikat dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak lain untuk membayar harga yang dijanjikan.” Unsur-unsur yang tercantum pada pasal diatas adalah: 56 a. Adanya subjek hukum yaitu pelaku usaha dan konsumen; b. Adanya kesepakatan antara pelaku usaha dan konsumen tentang barang dan harga; c. Adanya hak dan kewajiban yang timbul antara pelaku usaha dan konsumen. Unsur-unsur diatas yang memenuhi kegiatan dalam departemen store yang sehinnga adanya hubungan timbal balik antara pelaku usaha dengan konsumen, dengan pemenuhan uang kembalian sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

D. Pelaksanaan Sistem Pengembalian Uang Kembalian Pelanggan menurut