Kesimpulan Tinjauan Yuridis Terhadap Sistem Pengembalian Uang Kembalian Pelanggan Pada Industri Retail Departemen Store Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Bedasarkan penjelasan pada bagian sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengaturan mata uang Rupiah sebagai alat pembayaran yang sah yang diatur dalam UU Mata Uang adalah satuan mata uang Republik Indonesia adalah Rupiah. Yang merupakan sebagai alat pembayaran yang sah legal tender serta diwajibkan kepada setiap orang atau badan yang berada di wilayah NKRI menggunakan uang Rupiah untuk pembayaran. Serta mengatur mengenai menetapkan macam, harga, ciri, bahan dan tanggal mulai berlakunya, untuk mengeluarkan, mengedarkan, mencabut, menarik serta memusnahkan uang yang diberikan kewenangan kepada BI. Akan tetapi tidak memberikan penggantian atas uang yang hilang atau musnah kecuali penukaran uang yang lusuh danatau rusak sebagian karena terbakar karena sebab lainnya dilakukan penggantian dengan nilai yang sama nominalnya, namun dapat dilakukan penggantian apabila tanda keaslian Rupiah tersebut masih dapat diketahui atau dikenali. 2. Sistem pengembalian uang kembalian pelanggan pada indudtri retail departemen store tidak begitu secara jelas diatur dalam UUPK, akan tetapi UUPK mengatur mengenai hak konsumen diatur dalam Pasal 4 dan kewajiban pelaku usaha diatur dalam Pasal 7, oleh karena pengaturan pasal tersebut, hak Universitas Sumatera Utara konsumen yang merupakan kewajiban dari pelaku usaha yang kemudian menjadi dasar atau acuan di dalam aktivitas jual beli pada industri retail departemen store. Sistem pengembalian uang kembalian tersebut dapat dibuktikan dengan struk belanja, karena yang tertera dalam struk adalah uang kembalian bukan berupa permen melainkan dalam bentuk uang Rupiah. Sistem pengembalian uang kembalian ini menjadi kebijakan pada perusahaan departemen store itu sendiri. 3. Tindakan hukum yang dilakukan oleh konsumen dalam pengembalian uang kembalian pada industri retail departemen store adalah melakukan penuntutan kepada pelaku usaha melalui gugatan ganti rugi dengan jalur litigasi yakni peradilan umum peradilan niaga dan yang kedua dengan jalur non litigasi yakni melalui BPSK.

B. Saran