Adapun tujuan dari pengawasan sesuai dengan Pasal 29 ayat 4 UUPK antara lain:
a. Terciptanya iklim usaha dan tumbuhnya hubungan yang sehat antara pelaku
usaha dan konsumen; b.
Berkembangnya lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat; c.
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta meningkatnya kegiatan penelitian dan perkembangan di bidang perlindungan konsumen.
Dalam keterkaitan dengan kelancaran perlindungan konsumen pemerintah lebih mempercayakan pada lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat
dengan memberikan informasi agar konsumen sadar akan haknya serta mewujudkan rasa kehati-hatian konsumen dalam mengkonsumsi barang.
Mempersoalkan masalah uang kembalian menimbulkan masalah ilegal- political, di samping masalah hukum yang muncul karena uang menjadi alat tukar
yang sah hal ini juga mempunyai implikasi dengan kebanggaan nasional kita dalam pemakaian uang Rupiah. Oleh karena itu, pelaku retail mengimbau
pelanggan membayar dengan uang pas atau menggunakan uang logam dalam transaksi pembelian. Atau sebaliknya, menukarkan uang logam yang dimiliki di
pusat perbelanjaan retail.
60
B. Pertanggungjawaban Pelaku Usaha atas Pengembalian Uang Kembalian
pada Industri Retail Departemen Store Tanggungjawab Pelaku Usaha atas Pengembalian Uang Kembalian pada
Industri Retail Departemen Store karena kesengajaan atau kealpaan dalam proses
60
Yusuf, Sofie., Perlindungan Konsumen dan Instrumen, Bandung : Citra Adytia, 2003, hal 55.
Universitas Sumatera Utara
maupun disebabkan hal-hal lain yang terjadi dalam peredarannya, dan penggunaannya. Dari batasan ini dapat dilihat bahwa pihak yang bertanggung
jawab adalah pelaku usaha pembuat produk tersebut.
61
Penentuan tanggung jawab harus melihat beberpa hal yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, antara lain:
1. Adanya hak konsumen yang dilanggar dengan tindakan pelaku usaha dalam
pengembalian uang kembalian; 2.
Adanya kewajiban pelaku usaha yang tidak terpenuhi dengan terjadinya pengembalian uang kembalian tersebut;
3. Adanya perbuatan yang dilanggar oleh konsumen.
Setelah terpenuhinya 3 tiga hal diatas barulah pelaku usaha dapat dimintai pertanggungjawabannya terkait masalah pengembalian uang kembalian.
Pentingnya hukum tentang tanggung jawab pelaku usaha atas pengembalian uang kembalian pada industri retail yang menganut prinsip tanggung jawab mutlak
strict liability dalam mengantisipasi kecenderungan dunia dewasa ini yang lebih menaruh perhatian pada pelindungan konsumen dari kerugian yang diderita akibat
pengembalian uang dengan permen. Hal ini sebabkan karena sistem hukum yang berlaku dewasa ini dipandang terlalu menguntungkan pihak retail, sementara retail
memiliki posisi ekonomis yang lebih kuat. Keuntungan yang didapat pihak pelaku usaha sangat sering membuat
konsumen menderita kerugian, kerugian yang terjadi seperti harga fixed pricing atau menjual rugi predatory pricing, terdistorynya pasar, kualitas pelayanan
61
Natalie O’Cpnnor, Consumer Protection Under the Trade Prtactices Act: A Time For Change di dalam Inosentius Samsul Ed, Hukum Perlindungan Konsumen I, Jakarta :
Pascasarjana FH-UI, 2001, hal. 94
Universitas Sumatera Utara
terhadap konsumen dan alokasi sumber daya yang tidak efisien.
62
Akan tetapi kerugian yang diterima oleh konsumen bahwa sebelumnya tidak ada perjanjian
atas pelaku usaha untuk bertanggung jawab maka walaupun tidak ada perjanjian hal ini sudah menjadi kewajiban pelaku usaha untuk bertanggung jawab, hal ini
diatur dalam Pasal 1494 KUHPerdata yang bunyinya: “Meskipun telah diperjanjikan bahwa sipenjual tidak akan menanggung
suatu apapun, namun ia tetap bertanggung jawab tentang apa yang berupa akibat dari suatu perbuatan yang dilakukan olehnya, segala perjanjian yang
bertentangan dengan ini adalah batal.” Akibat dari perbuatan itulah yang menimbulkan adanya suatu tanggung
jawab dari pelaku usaha, dimana tanggung jawab itu harus dipikul olehnya sendiri. Baik akibat dari perbuatan yang melanggar hukum tersebut
dikehendakinya maupun tidak dikehendaki oleh si pembuat atau dalam arti karena kurang hati-hati atau kelalaiannya menyebabkan timbulnya perbuatan yang dapat
menimbulkan kerugian bagi konsumen. Maka pertanggungjawaban pelaku usaha didalam departemen store adalah:
1. Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas pengembalian
uang dengan permen. Ganti rugi dapat berupa pengembalian uang koin atau setara nilainya, yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. 2.
Pemberian ganti rugi dilaksanakan dalam tenggang waktu 7 tujuh hari setelah tanggal transaksi dan pemberian ganti rugi tersebut tidak
menghapuskan kemungkinan adanya tuntutan pidana berdasarkan pembuktian lebih lanjut mengenai adanya unsur kesalahan.
62
Suherman, Ade, Maman., Op.Cit, hal 97
Universitas Sumatera Utara
3. Jika pelaku usaha menolak danatau tidak memberikan tanggapan danatau
tidak memenuhi ganti rugi atas tuntutan konsumen, maka pelaku usaha tersebut dapat digugat melalui badan penyelesaian sengketa konsumen atau
diajukan ke badan pengadilan di tempat kedudukan konsumen. Pembuktian terhadap ada tidaknya unsur kesalahan dalam gugatan ganti rugi merupakan
beban dan tanggung jawab pelaku usaha. Dalam kelalaian yang merupakan perbuatan melanggar hukum atau
tanggung jawab perundang-undangan, berarti tanggung jawab itu dipikul oleh industri retail yang melakukan suatu perbuatan yang melanggar hukum dimana
akibat dari perbuatannya itu mengakibatkan kerugian bagi konsumen. Seperti yang sudah disingung pada bab sebelumnya maka tetap menganut pada konsep
strict liability pada perlindungan konsumen akan memudahkan pembuktian, yang pada akhirnya benar-benar memberikan perlindungan kepada konsumen.
Ini tidak dimaksudkan untuk menempatkan produsen pada posisi yang sulit semata-mata, tetapi karena kedudukan produsen yang jauh lebih kuat
dibandingkan konsumen. Antara lain disebabkan kemampuan pengusaha di bidang keuangan, kemajuan teknologi industri yang amat pesat, dan kemampuan
pengusaha untuk memakai ahli hukum yang terbaik dalam menghadapi suatu perkara.
Pelaksanaan perlindungan hukum bagi konsumen yang mengalami kerugian terhadap pelaku usaha atas pertanggungjawaban industri retail
departemen store adalah setiap konsumen yang dirugikan, dapat mengajukan pengaduannya dengan dilengkapi bukti-bukti yang ada, selanjutnya pengaduan
Universitas Sumatera Utara
tersebut akan diteliti dan diselidiki apabila mengandung unsur-unsur yang melanggar ketentuan undang-undang maka dapat ditindak lanjuti dengan upaya-
upaya penyelesaian.
C. Tindakan Hukum yang dilakukan oleh Konsumen yang Menderita