Pelaksanaan Sistem Pengembalian Uang Kembalian Pelanggan menurut

Yang menjadi dasar dalam masalah uang kembalian sebelumnya dikarenakan adanya perjanjian jual beli antara pelaku usaha dan konsumen, dengan adanya perjanjian ini sesuai dengan Pasal 1457 KUHPerdata: “Yang dimaksud dengan jual beli adalah suatu persetujuan, dengan mana pihak satu mengikat dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak lain untuk membayar harga yang dijanjikan.” Unsur-unsur yang tercantum pada pasal diatas adalah: 56 a. Adanya subjek hukum yaitu pelaku usaha dan konsumen; b. Adanya kesepakatan antara pelaku usaha dan konsumen tentang barang dan harga; c. Adanya hak dan kewajiban yang timbul antara pelaku usaha dan konsumen. Unsur-unsur diatas yang memenuhi kegiatan dalam departemen store yang sehinnga adanya hubungan timbal balik antara pelaku usaha dengan konsumen, dengan pemenuhan uang kembalian sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

D. Pelaksanaan Sistem Pengembalian Uang Kembalian Pelanggan menurut

UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Sesungguhnya sudah sejak lama hak-hak konsumen diabaikan oleh para pelaku usaha, bahkan sejak lahirnya UUPK. Kasus mencuat saat ini adalah kasus mie instant, kasus ini merupakan isinya mengenai pengumuman penarikan produknya yang kadaluarsa. Adanya pengumuman penarikan produk yang kadaluarsa ini menunjukkan adanya indikasi bahwa mekanisme pengawasan produk di pasaran tidak atau belum berjalan, baik oleh instansi departemen 56 Ibid, hal 49 Universitas Sumatera Utara kesehatan maupun oleh quality control produsen yang bersangkutan, rantai distribusi produk pada kedua kasus tersebut cukup luas jangkauan pasarnya market share, tanpa diimbangi dengan keamanan dan keselamatan konsumen yang memadai. Diduga kuat telah terjadi kelalaiankesalahan di dalam proses produksi dan proses pemasaranpenjualan yang berakibat sangat fatal bagi konsumen. Dalam kasus mie instant, ada tindakan hukum yang diambil oleh aparat penegak hukum, sebaliknya pada kasus biscuit beracun, CV. Gabisco sebagai produsennya dijatuhi pidana 6 bulan penjara dengan masa percobaan 1 tahun. Belum lagi terdapat penelitian dari suatu lembaga penelitian independen di Jakarta yang menemukan fakta bahwa pada umumnya pasta gigi mengandung bahan detergent yang membahayakan bagi kesehatan. Dalam kasus-kasus kecil, bisa terlihat dengan gamblang bagaimana perlakuan pelaku usaha yang bergerak di bidang industri retail dalam urusan uang kembalian pecahan Rp. 25,00 dan Rp. 50,00. Yang ini malah lebih parah lagi perlakuannya, biasanya diganti dengan permen dalam berbagai jenisnya atau kalau tidak malah dianggap sumbangan. Dalam UUPK sendiri tidak diatur secara jelas dan terperinci mengenai masalah pengembalian uang, akan tetapi yang menjadi landasannya adalah diaturnya hak konsumen yang diatur dalam Pasal 4 dan kewajiban pelaku usaha yang diatur dalam Pasal 7. Pengaturan lebih lanjutnya terdapat pada kebijakan perusahaan departemen store itu sendiri. Sesuai dengan uraian diatas yang menjadi faktor utama adalah tingkat kesadaran konsumen akan haknya masih rendah, oleh karena itu UUPK dimaksudkan sebagai landasan untuk melakukan upaya pemberdayaan konsumen. Universitas Sumatera Utara Upaya pemberdayaan ini penting karena tidak mudah mengharapkan kesadaran pelaku usaha dalam pengembalian uang sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Apalagi pelaku usaha menggunakan prinsip mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin dengan modal seminimal mungkin, sehingga pelaku usaha menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keuntungan tetapi prinsip ini sangat potensial merugikan kepentingan konsumen. Pada dasarnya retail merupakan suatu bisnis usaha yang berkecimpung dalam bidang penjualan produk secara eceran. Perdagangan eceran adalah suatu kegiatan menjual barang dan jasa kepada konsumen akhir. 57 Dengan penjualan produk eceran maka disinilah peluang pelaku usaha untuk meraup keuntungan. Dengan dibentuknya UUPK, dalam kegiatan jual beli di departemen store agar terciptanya usaha yang sehat yang mendorong lahirnya perusahaan yang tangguh dalam persaingan usaha. Pelaksanaan sistem pengembalian uang sesungguhnya harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, seperti yang telah saya jelaskan pada bagian sebelumnya bahwa hubungan timbal balik antara pelaku usaha dengan konsumen merupakan hubungan perjanjian jual beli, dalam perjanjian tersebut terdapat hak dan kewajiban yang secara langsung mengikat kedua belah pihak, yang dapat dibuktikan dengan adanya struk pemebelian yang di dalamnya terdapat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi. Bentuk pelaksanaan sistem pengembalian uang kembalian pelanggan terkait pengembalian sisa uang belanja transaksi dalam bentuk permen atau 57 Rachbini, Didik, J., Op.Cit, hal 79. Universitas Sumatera Utara barang lain atau sumbangan yang tercantum dalam struk belanja. Keengganan industri retail untuk menggunakan kembali uang logam disebabkan tidak ada media atau tempat untuk menyalurkan uang logam itu. Karena itu, BI, Kementerian Perdagangan, dan para pengusaha retail yang tergabung dalam Aprindo bekerja sama untuk menyosialisasikan gerakan peduli koin nasional. Kerjasama itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman di antara ketiganya dalam penyediaan dan penukaran koin di gerai retail. 58 Kegiatan jual beli yang dilakukan oleh pelaku usaha dan konsumen yang membuat timbulnya masalah uang kembalian, yang telah membuat kerugian terhadap konsumen sehingga menjadi tanggung jawab pelaku usaha yang merupakan tanggung jawab berdasarkan kesalahan, sesuai dengan Pasal 1365 KUHPerdata hanya jika pelaku usaha benar-benar bersalah, dan memenuhi unsur- unsur dalam pasal tersebut. Namun jika pelaku usaha dapat membuktikan bahwa kesalahan bukan pada pihaknya tetapi pada pihak konsumen, maka resiko di tanggung sendiri oleh konsumen. 58 http:www.solusihukum.comartikelartikel36.php diakses tanggal 15 Mei 2011 Universitas Sumatera Utara BAB IV TINDAKAN HUKUM YANG DILAKUKAN OLEH KONSUMEN DALAM PENGEMBALIAN UANG KEMBALIAN PADA INDUSTRI RETAIL DEPARTEMEN STORE

A. Perlindungan Hukum terhadap Konsumen dalam Pengembalian Uang