Pengujian Hipotesis dalam Regresi Linier Sederhana

SS E = ∑ ∑ = = ∧ − = n i n i i i Y Y 1 1 2 2 1 ε Bentuk tetap untuk SS E dapat disubstitusikan 1 X X Y i − + = ∧ ∧ ∧ β β ke dalam persamaan 8 dan dengan penyederhanaan akan menghasilkan, yaitu : SS E = XY n i S Y n Y ∧ = − − ∑ 1 2 1 2 1 β ∑ ∑ − = − ≡ − 2 2 1 2 1 Y Y Y n Y S i n i YY Dengan : S YY = koreksi atau perbaikan jumlah kuadrat dari pengamatan. Sehingga : SS E = S YY - XY S 1 ∧ β Jumlah kuadrat residual mempunyai derajat kebebasan n-2 karena 2 derajat kebebasan adalah gabungan dari estimasi ∧ β dan ∧ 1 β yang terlihat dalam pembentukan Ŷ i . Nilai ekspektasi dari SS E adalah ESS E = n- 2σ 2 , jadi estimator tak bias dari σ 2 untuk regresi parametrik adalah : E E MS n SS = − = ∧ 2 2 σ

2.3. Pengujian Hipotesis dalam Regresi Linier Sederhana

Sebuah bagian penting dalam perkiraan yang memadai dari model regresi linier sederhana adalah pengujian hipotesis secara statistik mengenai model parameter-parameter dan membentuk interval keyakinan tertentu. Pengujian hipotesis dalam regresi linier sederhana adalah pengujian hipotesis terhadap intercept β dan kemiringan β 1 . Pengujian hipotesis mengenai slope dan Universitas Sumatera Utara intercept model regresi, juga harus dibuat asumsi tambahan bahwa komponen error ε i berdistribusi normal. Maka asumsi-asumsi selengkapnya bahwa error adalah NID 0, σ 2 . Selanjutnya akan dibahas bagaimana asumsi-asumsi dapat diperiksa dengan analisis residual. Yitnosumarto 1985 menjelaskan bahwa pengujian hipotesis secara statistik hanya dapat dilakukan apabila asumsi-asumsi yang diperlukan terpenuh. Asumsi-asumsi yang dimaksud berdasarkan persamaan 1 adalah : 1. ε i merupakan peubah acak dengan mean nol dan varian σ 2 atau E ε i = 0 dan V ε i = σ 2 ; 2. ε i dan ε j dengan i ≠ j tidak berkorelasi sehingga Cov ε i , ε j = 0, i ≠ j; 3. ε i tersebar seca ra normal atau ε i ≈ NID 0, σ 2 . Jika pada percobaan akan dilakukan pengujian terhadap β 1 yang sama dengan sebuah konstanta misalkan β 10 maka pada umumnya hipotesis tersebut dirumuskan sebagai berikut : H : β 1 = β 10 H 1 : β 1 ≠ β 10 Di mana akan diduga alternatifnya dua arah. Sekarang karena ε i adalah NID 0, σ 2 yang mengikuti secara langsung bahwa observasi-observasi y i adalah NID β + β 1 x i , σ 2 . Maka sebagai sebuah hasil asumsi secara normal, statistiknya adalah : xx E S MS t 1 1 β β − = ∧ Kaidah pengambilan keputusan untuk pengujian hipotesis ini adalah sebagai berikut : H ditolak jika |t | 2 , 2 − n t α , nilai 2 , 2 − n t α dapat diperoleh dari tabel t dengan menggunakan nilai α dan derajat kebebasan n-2 Hines dan Montgomery, 1990. Dengan cara yang sama dapat digunakan untuk menguji intercept β , dan hipotesisinya adalah sebagai berikut : H : β = β 00 H : β ≠ β 00 Universitas Sumatera Utara Statistik ujinya adalah :         + − = ∧ xx E S X n MS t 2 00 1 β β Dengan : H ditolak jika |t | 2 , 2 − n t α Hipotesis persamaan diatas dilandasi oleh pengujian dua arah, yaitu : H : β 1 = 0 H 1 : β 1 ≠ 0 Hipotesis ini dihubungkan untuk nyata regresi. Keputusan untuk menolak H : β 1 = 0 adalah sama dengan memutuskan bahwa disana tidak ada hubungan linier antara x dan y. Perlu dicatat bahwa ini dapat menyatakan secara tidak langsung, x berasal dari nilai yang kecil dalam menjelaskan variasi y dan estimator y yang terbaik untuk setiap nilai x adalah ŷ = y , atau hubungan sebenarnya antara x dan y tidak linier. Secara alternatif, jika H : β 1 = 0 ditolak, ini menyatakan bahwa x adalah nilai dalam menjelaskan variabilitas tersebut dalam y. bagaimanapun menolak H : β 1 = 0 dapat berarti bahwa model garis lurus, atau seringkali di sana ada sebuah pengaruh linier x.

2.4. Interval Kepercayaan dalam Regresi Linier Sederhana