BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Umum
Wilayah Sibolga terdapat beberapa anak sungaialur yang mengalir ke Teluk Tapian Nauli. Alur sungai ini ada yang masih alamiah maupun sudah
mengalami perubahan. Sungai terbesar yang bermuara ke teluklaut tersebut adalah sungai Aek Doras dan Aek Horsik. Sebagian besar wilayah kota ini masih
merupakan daerah perbukitan dan hutan yang mendominasi sebelah utara kota. Kemiringan lahan sangat bervariasi mengikuti kontur tanahnya sehingga air dapat
mengalir secara alamiah menuju tempat pembuangan akhir.
3.2 Kondisi Eksisting dan Permasalahan Drainase
Untuk memudahkan analisa suatu sistem drainase hal penting diawal yang dilakukan adalah membagi wilayah tersebut menjadi beberapa sub sistem.
Pembagian sub sistem ini didasarkan pada peta situasi dan pola aliran yang ada di
kota yang akan direncanakan. Sub sistem ini akan membagi wilayah kota menjadi sub sistem drainase yang terpisah satu sama lain sehingga pola aliran menjadi
lebih sederhana untuk dianalisa. Suatu sub sistem drainase mewakili daerah tangkapan hujan catchment area dari areal yang ditampungnya, kondisi kota
Sibolga pola pengalirannya dibagi atas sub sistem Aek Doras dan Aek Horsik.
3.2.1 Permasalahan Sub Sistem Aek Doras
Sungai Aek Doras mengalir dari hulu sungai yang cukup terjal menuju pantai. Cukup terjalnya bagian hulu sungai mengakibatkan kecepatan air pada
bagian hulu cukup tinggi mengakibatkan terjadinya erosi. Akibat erosi dibagian
Universitas Sumatera Utara
hulu sungai tersebut sangat banyak membawa sedimen yang pada bagian hilir akan menyebabkan endapan. Seiring dengan pertambahan waktu sungai Aek
Doras di bagian hilir tidak dapat lagi dipergunakan sebagai pembuangan drainase disekitarnya akibat tingginya endapan yang pada akhirnya menyebabkan
peninggian dasar sungai. Untuk menghindari pendangkalan pada bagian hilir sungai secara berkala perlu pengangkatan sedimen secara berkala agar saluran
tersebut terpeliharan dan tidak menimbulkan banjir disekitar bantaran sungai sampai ke muara. Disamping itu pemanfaatan lahan di bagian hulu sungai yang
cukup terjal perlu pengendalian yang ketat agar tidak menimbulkan bencana yang lebih besar dibagian hilir sungai.
3.2.2 Permasalahan Sub Sistem Aek Horsik
Saluran Aek Horsik mengalir dari hulu sungai yang cukup terjal menuju pantai. Cukup terjalnya bagian hulu sungai mengakibatkan kecepatan air pada
bagian hulu cukup tinggi dan mengakibatkan terjadinya gerusan tanah. Akibat terjadinya gerusan tanah dibagian hulu, drainase Aek Horsik membawa sedimen
3.1 Genangan disekitar wilayah Aek Doras
Universitas Sumatera Utara
yang pada bagian hilir drainase dan sungai akan menyebabkan endapan. Endapan yang timbul ini akan mengakibatkan berkurangnya kapasitas saluran dan terjadi
peninggian dasar sungaidrainase. Untuk menghindari pendangkalan pada bagian hilir sungai perlu pengangkatan sedimen secara berkala agar saluran tersebut
terpelihara dan tidak menimbulkan banjir disekitar bantaran sungai sampai ke muara. Disamping itu pemanfaatan lahan di bagian hulu sungai yang cukup terjal
perlu pengendalian yang ketat agar tidak menimbulkan bencana yang lebih besar di bagian hilir sungai. Daerah yang merupakan daerah tangkapan sub drainase
yang berasal dari daerah non urban ditampung oleh drainase Sibolga. Saat ini akibat banyaknya sedimen saluran ini tidak mampu lagi menampung limpahan air,
akibatnya terjadi luapan disepanjang bantaran drainase tersebut. Dengan melimpahnya saluran Sibolga air dari permukiman disekitar saluran tidak dapat
masuk kesaluran.
Untuk memudahkan analisa suatu sistem drainase hal penting diawal yang dilakukan adalah membagi wilayah tersebut menjadi beberapa sub sistem.
Pembagian sub sistem ini didasarkan pada peta situasi dan pola aliran yang ada di 3.2 Genangan disekitar wilayah Aek Horsik
Universitas Sumatera Utara
kota yang akan direncanakan. Sub sistem ini akan membagi wilayah kota menjadi sub sistem drainase yang terpisah satu sama lain sehingga pola aliran menjadi
lebih sederhana untuk dianalisa. Suatu sub sistem drainase mewakili daerah tangkapan hujan catchment area dari areal yang ditampungnya. Setelah melihat
kondisi Kota Sibolga pola pengaliran dan sungai-sungai yang ada drainase Kota Sibolga dapat dibagi atas beberapa sub sistem drainase.
3.3 Analisa Frekuensi Curah Hujan