Hidrologi Klimatologi Karakteristik Wilayah Studi

2.2.4 Hidrologi

Daerah Kota Sibolga terdapat beberapa sungai yang mengalir ke Teluk Tapian Nauli. Sungai terbesar yang bermuara ke Teluk Tapian Nauli adalah Sungai Aek SibuluanAek Sipan Haporas. Sungai-sungai lainnya yang bermuara ke Teluk Tapian Nauli adalah Sungai Aek Horsik, Sungai Aek Doras, Sungai Aek Sarudik, Sungai Aek Muara Male Dan Sungai Sibuluan. Sungai-sungai diwilayah ini telah banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Kota Sibolga terdapat banyak Daerah Aliran Sungai DAS dan Sub DAS yang masing-masing merupakan satu kesatuan pengaliran yang mengalir kearah yang sama yaitu Teluk Tapian Nauli. Daerah aliran sungai tersebut masing- masing adalah DAS Sungai Muara Male, DAS Aek Doras, DAS Sungai Aek Sihopo-hopo, DAS Sungai Aek Horsik, DAS Drain, DAS Sungai Aek Sarudik, dan DAS Sungai Aek Sibuluan. Gambar 2.2. Tofografi Kota Sibolga Universitas Sumatera Utara

2.2.5 Klimatologi

Dengan adanya kutipan dari buku Badan Pusat Statistik, kota Sibolga berada antara 1 - 50 meter di atas permukaan laut dan beriklim cukup panas dengan suhu maksimumnya mencapai 32 o - 43 o dibulan Februari dan minimum 21 o – 30 o C pada bulan desember dengan kecepatan anginnya tertinggi mencapai 6,7 knot dan terendah 0,7 knot. Karena hanya berada beberapa meter di atas permukaan laut, iklim Kota Sibolga termasuk cukup panas dengan suhu maksimum mencapai 31,7 8 dan minimum 21,16 8 C. Sementara curah hujan di Sibolga cenderung tidak teratur di sepanjang tahunnya. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan September dengan jumlah 406,6 mm, sedang hujan terbanyak terjadi pada November yakni 26 hari. Dari hal diatas kita dapat mengetahuhui bahwa, permasalahan utama drainase adalah terjadinya genangan. Daerah genangan ini mencakup daerah genangan potensial. Hal-hal yang perlu di catat adalah sebagai berikut : 1. Petakan lokasi genangan yang berada dalam area studi. 2. Catat luas, tinggi, dan lamanya genangan serta frekuensi dan waktu kejadian dalam satu tahun untuk masing-masing daerah genangan. 3. Catat penyebab genangan apakah disebabkan karena hujan atau karena tidak dapat mengalir dan lain-lain. Masalah banjir atau genangan yang terjadi pada lokasi tertentu dan penyebab banjir atau genangan tersebut dapat berasal dari kota itu sendiri, akibat kurang berfungsinya saluran drainase yang ada, juga berasal dari luar kota disebabkan meluapnya sungai sekitarnya akibat terlalu mengalir air hujan dari bagian hulu. Besarnya kerugian tergantung besaran genangan meliputi luas, Universitas Sumatera Utara frekuensi, tinggi dan lamanya genangan, tetapi yang paling menentukan besarnya kerugian adalah nilai kegiatan yang ada dalam lokasi tersebut. Pendekatan umum mengenai penentuan alternatif pemecahan masalah drainase bertitik tolak dari penyebab utama timbulnya banjirgenangan itu sendiri. Drainase perkotaan ialah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan air atau ke bangunan resapan buatan di wilayah perkotaan yang berfungsi mengendalikan kelebihan air permukaan, sehingga dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Secara umum drainase perkotaan berfungsi : a. Mengeringkan bagian wilayah kota dari genangan sehingga tidak menimbulkan dampak negatif. b. Mengalirkan air permukaan kebadan air terdekat secepatnya. c. Mengendalikan kelebihan air permukaan yang dapat dimanfaatkan untuk persediaan air. d. Meresapkan air permukaan untuk menjaga kelestarian tanah. Ditinjau dari segi fungsi pelayanan sistem drainase perkotaan diklasifikasi menjadi sistem drainase utama major drainage sistem dan sistem drainase lokal minor drainage sistem. a. Sistem Drainase Utama Yang termasuk dalam sistem drainase utama adalah saluran primer, sekunder dan tersier beserta bangunan kelengkapannya yang melayani kepentingan sebagian besar warga masyarakat. Pengelolaaan sistem utama merupakan tanggung jawab pemerintah kota. Universitas Sumatera Utara b. Sistem Drainase Lokal Yang merupakan dalam sistem drainase lokal adalah sistem saluran awal yang melayani suatu kawasan kota tertentu seperti kompleks permukiman, areal pasar, perkantoran, areal industri dan komersial. Sistem ini melayani area lebih kecil dari 10 Ha. Bila ditinjau dari segi fisik hirarki susunan saluran, sistem drainase perkotaan diklasifikasikan atas saluran primer, sekunder, tersier dan seterusnya. a. Sistem Saluran Primer Adalah saluran utama yang menerima masukan aliran dari saluran sekunder dimensi saluran relatif besar. Akhir saluran primer adalah badan penerima air. b. Sistem Saluran Sekunder Adalah saluran terbuka atau tertutup yang berfungsi menerima aliran air dan saluran tersier dan limpasan air permukaan sekitarnya, dan meneruskan aliran ke saluran primer. Dimensi saluran tergantung pada debit yang dialirkan. c. Sistem Saluran Tersier Adalah saluran drainase yang menerima air dari sistem drainase lokal dan menyalurkannya ke saluran sekunder.

2.2.6 Kriteria Hidrologi