2. Larutan isolat ditambahkan 6 tetes pereaksi aluminium klorida 5 bv,
dicampur, lalu diukur spektrumnya, selanjutnya ditambahkan 3 tetes asam klorida 6N, dicampur dan diukur spektrumnya.
3. Larutan isolat ditambahkan serbuk natrium asetat hingga 2 mm lapisan natrium
asetat pada dasar kuvet, dicampur lalu diukur spektrumnya. Spektrum natrium asetat diukur kembali setelah 5 menit. Serbuk asam borat ditambahkan 1 mm
ke dalam kuvet, dicampur, kemudian diukur spektrum natrium asetatasam borat.
Gambar spektrum isolat secara spektrofotometri UV menggunakan pereaksi geser shift reagent dapat dilihat pada Lampiran 11 halaman 58.
3.8 Uji Aktivitas Antioksidan Isolat senyawa dari fraksi aktif
3.8.1 Pembuatan Larutan Induk Isolat
Dilarutkan 5 mg isolat, dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml dilarutkan dengan metanol lalu volumenya dicukupkan dengan metanol sampai
garis tanda konsentrasi 500 µgml.
3.8.2 Pengukuran Aktivitas Antioksidan Isolat
3.8.2.1 Pengukuran Aktivitas Antioksidan Isolat 1 Herba Ranti
Larutan induk dipipet sebanyak 0,8 ml; 1,2 ml; 1,6 ml dan 2 ml ke dalam
labu ukur 10 ml untuk mendapatkan konsentrasi larutan uji 40 µgml, 60 µgml, dan 80 µgml, ke dalam masing-masing labu ukur ditambahkan 2 ml larutan
DPPH 0,5 mM konsentrasi 40 µgml lalu volumenya dicukupkan dengan
Universitas Sumatera Utara
metanol sampai garis tanda. Diamkan selama 60 menit, lalu diukur serapannya
dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 516 nm. 3.8.2.2 Pengukuran Aktivitas Antioksidan Isolat 2 Herba Ranti
Larutan induk dipipet sebanyak 0,5 ml; 1 ml; 1,5 ml dan 2 ml ke dalam
labu ukur 10 ml untuk mendapatkan konsentrasi larutan uji 40 µgml, 60 µgml dan 80 µgml, ke dalam masing-masing labu ukur ditambahkan 2 ml larutan
DPPH 0,5 mM konsentrasi 40 µgml lalu volumenya dicukupkan dengan metanol sampai garis tanda. Diamkan selama 60 menit, lalu diukur serapannya
dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 516 nm.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Identifikasi Sampel
Hasil identifikasi sampel yang dilakukan di Herbarium Bogoriense, Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
LIPI Bogor menunjukkan bahwa sampel termasuk suku Solanaceae, spesies Solanum nigrum Linn.
4.2 Hasil Ekstraksi dan Fraksinasi cair-cair senyawa flavonoid dari ekstrak etanol
Hasil maserasi 600 g serbuk simplisia herba ranti diperoleh 102 g ekstrak etanol dan dari 20 g ekstrak etanol difraksinasi menggunakan pelarut n-heksan,
kloroform dan etilasetat, setelah pelarutnya diuapkan diperoleh 0,311 g fraksi n- heksan, 0,298 g fraksi kloroform, 0,297 g fraksi etilasetat dan 0,270 g fraksi air.
4.3 Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Fraksi n-heksan, kloroform, etilasetat, air dan BHT
Pemeriksaan aktivitas anti radikal bebas DPPH secara spektrofotometer dilakukan dengan mereaksikan sampel dengan larutan pereaksi DPPH 0,5 mM.
Pengukuran aktivitas antioksidan fraksi n-heksan, kloroform, etilasetat dan air herba ranti dengan konsentrasi 40 µgml, 60 µgml, 80µgml yang dibandingkan
dengan BHT konsentrasi 20 µgml sebagai kontrol larutan DPPH 0,5 mM tanpa penambahan sampel. Hasil pengukuran aktivitas antioksidan fraksi n-heksan,
kloroform, etilasetat dan air herba ranti dapat dilihat pada tabel berikut.
Universitas Sumatera Utara