kanker mulut rahim, kanker payudara, lever dan lambung Hernani dan Rahardjo, 2005.
2.2 Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dalam pelarut cair. Simplisia
yang diekstrak mengandung senyawa aktif yang dapat larut dan senyawa yang tidak dapat larut seperti serat, karbohidrat, protein dan lain-lain Depkes RI,
2000. Beberapa meode ekstraksi dengan menggunakan pelarut yaitu: Depkes RI, 2000
A. Cara dingin
1. Maserasi
Maserasi adalah proses penyarian simplisia dengan cara perendaman menggunakan pelarut dengan sesekali pengadukan pada temperature kamar.
Maserasi yang dilakukan secara terus menerus disebut maserasi kinetic sedangkan maserasi yang dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan
penyarian terhadap maserat pertama, dan seterusnya disebut remaserasi. 2.
Perkolasi Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai terjadi
penyarian sempurna yang umumnya dilakukan pada temperature kamar. Proses perkolasi terdiri dari tahap pelembaban bahan, tahap perendaman antara, tahap
perkolasi sebenarnya penetesanpenampungan ekstrak terus menerus sampai diperoleh perkolat.
B. Cara panas
1. Refluks
Universitas Sumatera Utara
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan
dengan adanya pendingin balik. 2.
Digesti Digesti adalah maserasi dengan pengadukan kontinu pada temperatur lebih
tinggi temperatur ruangan, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50
C. 3.
Sokletasi Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru,
dilakukan menggunakan alat soklet sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik.
4. Infus
Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperature 90 C selama 30
menit. 5.
Dekok Dekok adalah infuse pada waktu yang lebih lama
≥ 30 menit dan temperature sampai titik didih air.
2.3 Radikal Bebas
Radikal bebas merupakan suatu spesies kimia yang memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan pada orbital terluarnya. Adanya elektron
yang tidak berpasangan menyebabkan spesies tersebut menjadi sangat reaktif untuk mencari pasangannya dengan menarik atau menyerang elektron dari
senyawa lain sehingga menyebabkan senyawa tersebut akan menjadi radikal juga. Reaksi oksidasi tidak hanya berkaitan dengan kerusakan mutu produk pangan,
Universitas Sumatera Utara
namun reaksi oksidasi yang terjadi pada berbagai organ dan cairan tubuh juga berkaitan dengan munculnya penyakit penyakit degeneratif seperti aterosklerosis,
kanker dan liver. Target utama radikal bebas didalam tubuh adalah protein, asam lemak tidak jenuh dan lipoprotein, serta unsur DNA. Berbagai kemungkinan dapat
terjadi sebagai akibat kerja radikal bebas, misalnya gangguan fungsi sel, kerusakan struktur sel, molekul termodifikasi yang tidak dapat dikenali oleh
sistem imun, Semua gangguan tersebut dapat memicu munculnya berbagai penyakit Kosasih, 2004.
2.4. Antioksidan