Spektrofotometri Senyawa flavonoida TINJAUAN PUSTAKA

2.5.3 Waktu Pengukuran

Lamanya pengukuran menurut beberapa literatur, yang direkomendasikan adalah selama 30 menit, namun dalam beberapa penelitian khususnya belakangan ini waktu pengukuran yaitu selama 60 menit. Waktu pengukuran digunakan sebagai parameter untuk mengevaluasi aktivitas antioksidan sampel sebagai rujukan untuk digunakan dalam penelitian-penelitian berikutnya Molyneux, 2004.

2.6 Spektrofotometri

Spektrofotometri merupakan suatu metode pengukuran energi radiasi atau intensitas sinar yang terserap oleh larutan. Spektrofotometri UV-Vis Ultra Violet- Visibel adalah salah satu bentuk spektrofotometri absorbsi. Pada cara ini, cahaya atau gelombang cahaya elektromagnetik sinar UV-Vis berinteraksi dengan zat dan dilakukan pengukuran besarnya cahaya gelombang elektromagnetik yang diabsorbsi Benson, 1987. Berdasarkan panjang gelombang spektrofotometer dibagi dua yaitu spektrofotometer ultraviolet dengan panjang gelombang 200-400 nm,digunakan untuk senyawa yang tidak berwarna dan spektrofotometri visibel sinar tampak dengan panjang gelombang 400-800 nm, digunakan untuk senyawa yang berwarna Rohman, 2007. Spektrofotometer pada dasarnya terdiri atas sumber cahaya, monokromator, kuvet untuk zat yang diperiksa, detektor, penguat arus amplifier dan alat ukur atau alat pencatat recorder. Universitas Sumatera Utara

2.7 Senyawa flavonoida

Senyawa flavonoida merupakan senyawa polifenol yang mengandung 15 atom karbon dalam inti dasarnya, yang tersusun dalam konfigurasi C 6 – C 3 – C 6, yaitu 2 cincin aromatik yang dihubungkan oleh satuan 3 karbon yang dapat atau tidak dapat membentuk cincin ketiga Markham, 1988. Gambar 2.4 Kerangka flavonoida Flavonoida terdapat dalam tumbuhan sebagai campuran dari flavonoida yang berbeda golongan dan jarang sekali dijumpai hanya flavonoid tunggal. Flavonoida pada tumbuhan terdapat dalam berbagai bentuk struktur molekul dengan beberapa bentuk kombinasi glikosida. Oleh karena itu, dalam menganalisis flavonoida lebih baik memeriksa aglikon yang telah terhidrolisis daripada dalam bentuk glikosida dengan strukturnya yang rumit dan kompleks Harborne, 1987. Sistem penomoran untuk turunan flavonoida adalah: Gambar 2.5 Struktur dasar flavonoida Senyawa flavonoida dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara

1. Flavon dan flavonol

Flavon dan flavonol merupakan senyawa yang paling tersebar luas dari semua pigmen tumbuhan kuning. Flavon berbeda dengan flavonol karena pada flavon tidak terdapat gugus 3-hidroksi. Hal ini mempengaruhi serapan UV-nya, gerakan kromatografinya, serta reaksi warnanya dan karena itu flavon dapat dibedakan dari flavonol berdasarkan ketiga sifat tersebut. Hanya ada dua flavon yang umum, yaitu apigenin dan luteolin. Jenis yang paling umum adalah 7- glikosida. Flavonol dalam tumbuhan sering terdapat sebagai glikosida, biasanya 3- glikosida. Aglikon flavonol yang umumnya dijumpai yaitu kemferol, kuersetin, dan mirisetin Harborne, 1987. Gambar 2.6 Struktur flavon Gambar 2.7 Struktur flavonol

2. Flavanon dan flavanonol

Senyawa ini terdapat hanya sedikit sekali jika dibandingkan dengan flavonoida lain. Flavanon dan flavanonol tidak berwarna atau hanya kuning sedikit. Flavanon dihidroflavon sering terjadi sebagai aglikon, tetapi beberapa glikosidanya dikenal, misalnya hesperidin dan naringin. Flavanonol dihidroflavonol merupakan flavonoida yang kurang dikenal, dan senyawa ini tidak diketahui terdapat sebagai glikosida Robinson, 1995. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.8 Struktur flavanon Gambar 2.9 Struktur flavanonol

3. Auron dan kalkon

Auron berupa bercak kuning, dengan sinar lampu UV mereka tampak berbeda, warna auron kuning dan berubah menjadi merah jingga bila diuapi amonia. Kalkon adalah pigmen fenol kuning yang berwarna coklat dengan sinar lampu UV. Salah satu kalkon yang umum, yaitu: butein, dan salah satu auron yang umum, yaitu: aureusidin. Keduanya terdapat di alam sebagai glikosida dan terdapat khas dalam suku Compositae Harborne, 1987. Gambar 2.10 Struktur auron Gambar 2.11 Struktur kalkon

4. Isoflavon

Isoflavon sukar dicirikan karena reaksinya tidak khas dengan pereaksi warna apapun, beberapa isoflavon memberikan warna biru muda cemerlang dengan sinar lampu UV bila diuapi amonia, tetapi kebanyakan yang lain tampak sebagai bercak lembayung pudar yang dengan amonia berubah menjadi coklat pudar. Isoflavon merupakan golongan flavonoida yang penyebarannya terbatas dan jumlahnya sedikit Harborne, 1987. O O O Universitas Sumatera Utara Gambar 2.12 Struktur isoflavon 5. Antosianin Antosianin merupakan pewarna yang paling penting dan paling tersebar luas dalam tumbuhan, merupakan pembentuk dasar pigmen warna merah, ungu dan biru pada tanaman, terutama sebagai bahan pewarna bunga dan buah-buahan. Sebagian besar antosianin adalah glikosida dan aglikonnya disebut antosianidin, yang terbentuk bila antosianin dihidrolisis dengan asam. Antosianin yang paling umum adalah sianidin yang berwarna merah lembayung Harborne, 1987; Robinson, 1995; Sastrohamidjojo, 1996. Gambar 2.13 Struktur antosianidin

2.8 Kromatografi

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi N-Heksana, Etilasetat Dan Etanol Rumput Laut Coklat (Sargassum Polycystum C.Agardh) Terhadap Bakteri Escherichia Coli Dan Staphylococcus Aureus

5 45 83

Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi n-Heksana, Etilasetat Dan Etanol Daun Kecapi (Sandoricum koetjape Merr.) Terhadap Beberapa Bakteri Penyebab Penyakit Kulit Secara In Vitro

2 46 111

Isolasi senyawa aktif antioksidan dari ekstrak Etil Asetat Herba Kemangi (Ocimum americanum L.)

2 14 90

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN FRAKSI-FRAKSI DARI EKSTRAK ETANOL DAUN KELAPA Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Dan Fraksi-Fraksi Dari Ekstrak Etanol Daun Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Dan Bacill

0 2 13

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN FRAKSI-FRAKSI DARI EKSTRAK ETANOL DAUN KELAPA SAWIT (Elaeis Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Dan Fraksi-Fraksi Dari Ekstrak Etanol Daun Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) Terhadap Bakteri Staphylococcus Aur

0 1 18

UJI AKTIVITAS PENANGKAP RADIKAL EKSTRAK ETANOL, FRAKSI-FRAKSI DARI KULIT BUAH UJI AKTIVITAS PENANGKAP RADIKAL EKSTRAK ETANOL, FRAKSI-FRAKSI DARI KULIT BUAH DAN BIJI RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.) SERTA PENETAPAN KADAR FENOLIK DAN FLAVONOID TOTALNYA.

0 1 18

ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DARI FRAKSI AKTIF TERHADAP ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN KERAI PAYUNG (Filicium decipiens).

2 31 5

ISOLASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DARI FRAKSI BUTANOL AKAR TAPAK LIMAN (Elephantopus scaber Linn.).

0 3 6

PENENTUAN LC50 DAN ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAN FRAKSI-FRAKSI DARI TANAMAN SELEDRI (Apium graveolens L.).

0 1 6

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN FRAKSI DARI HERBA Pilea microphylla (L) Liebm.

0 0 6