akibat maturity missmatch yang besar terutama skala waktu jangka pendek.
2 Indikator eksternal
Indikator eksternal adalah indikator early warning system yang berasal dari luar Bank SUMUT. Indikator eksternal antara lain informasi
publik yang negatif terhadap bank, penurunan hasil peringkat oleh lembaga pemeringkat, penurunan fasilitas credit line yang diberikan
oleh bank koresponden, peningkatan penarikan deposito sebelum jatuh tempo, dan atau keterbatasan akses untuk memperoleh pendanaan
jangka panjang. Selain itu, Early warning system untuk mendeteksi gejala risiko likuiditas
yang digunakan adalah laporan-laporan yang dikeluarkan oleh Bank secara berkala yaitu laporan maturityprofile dan laporan cash flow. Bank SUMUT
melakukan proses pengukuran dan pengendalian atas risiko likuiditas secara terpadu melalui Risk Management System RMS Bank SUMUT.
Kategori likuiditas perbankan aman berkisar antara 75 sampai 90. Oleh sebab itu, secara keseluruhan likuiditas Bank Sumut masih tergolong aman.
Akan tetapi, tingkat likuiditas Bank Sumut KCP GUBSU Medan berada pada tingkat 200. Bank Sumut KCP GUBSU Medan berlokasi di Jl. Diponegoro
No.30 Medan, berada di dalam area kantor pemerintahan provinsi Sumatera Utara. Keuntungan yang dimiliki Bank Sumut KCP GUBSU adalah lokasinya
berdekatan dengan instansi pemerintahan sepertiBKD,Setda Provsu,Dinas Pendidikan Provsu,BDK,dan beberapa sekolah yang berada di sekitar Bank Sumut
KCP Gubsu.
Dari keuntungan tersebut, banyak pegawai dari intansi melakukan kredit melalui Bank Sumut KCP GUBSU. Akan tetapi kelemahannya sedikit
penghimpunan DPK yang diterima Bank Sumut KCP GUBSU. Sehingga mengakibatkan tingkat likuiditas Bank Sumut KCP GUBSU mencapai hingga
200.
D. Sistem Pengendalian Kredit Bank Sumut KCP GUBSU
Pengendalian kredit mutlak dilaksanakan untuk menghindari terjadinyakredit macet dan penyelesaian kredit macet. Menurut Hasibuan dalam
bukunyayang berjudul Dasar-Dasar Perbankan 2006:105 pengendalian kredit adalahusaha-usaha untuk menjaga kredit yang diberikan tetap lancar, produktif,
dantidak macet.Lancar dan produktif artinya kredit itu dapat ditarik kembali bersamabunganya sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui kedua belah
pihak. Oleh karena itu, penyaluran kredit harus didasarkan pada prinsip kehati-
hatian dandengan sistem pengendalian yang baik dan benar.Dalam berbagai referensi disebutkan faktor 5C Character, Capacity, Capital, Condition,
Collateral. Adapun pengendalian kredit yang dilakukan PT. Bank Sumut KCP
GUBSU sebagai sarana yang digunakan untuk menilai character calon debitur dilakukan dengan cara :
a. Wawancara Wawancara adalah suatu proses untuk memperoleh informasi data melalui
percakapan langsung sengan seseorang atau lebih untuk tujuan tertentu. Adapun struktur wawancara meliputi:
1. Merumuskan masalah apa yang akan diwawancarakan 2. Persiapan fisik, persiapan data tentang masalah pokok yang akan
ditanyakan dalam wawancara, siapa yang akan diwawancarai, tempat wawancara, dalam wawancara kita perhatikan adat kebiasaan setempat,
ketepatan waktu. Penampilan pewawancara harus sopan, ramah. 3. Pelaksaan wawancara, dalam hal ini ada beberapa hal yang kita
perhatikan meliputi, harus tepat waktu, lama wawancara, pertanyaan- pertanyaan wawancara harus relevan, tidak menyimpang dari tujuan.
b. Melakukan check on the spot Tahap selanjutnya yang dilakukan adalah meninjau langsung ke lokasi check
on the spot. Dimana lokasi tempat tinggal calon debitur, maupun lokasi usaha dan lokasi agunan. Hal ini dilakukan untuk melihat kebenaran dari apa
yang dikatakan oleh calon debitur pada saat wawancara sebelumnya. Untuk agunan diperlukan COS agar terdapat kesesuaian antara surat yang diagunkan
dengan fisik agunan. c. Melakukan BI Checking
BI checking dilakukan untuk melihat reputasi pinjaman calon debitur yang pernah ada apakah dalam keadaan lancar atau bermasalah. BI checking dapat
dilihat dari 2 dua segi yakni : 1. Internal
Yakni dengan melihat data pinjaman nasabah dari menu PAPI ataumenanyakan langsung ke cabangcapem yang terdekat dengan lokasi
domisili atau lokasi usaha calon debitur.
2. Eksternal Untuk melihat reputasi pinjaman calon debitur dari segi eksternal maka
diperlukan data SID Sistem Informasi debitur yang didapat dari Bank Indonesia.
d. Melihat dari status dan riwayat hidup Ini dilihat apakah calon debitur memiliki istri lebih dari satu, sudah menikah
atau belum menikah, janda atau duda, latar belakang pekerjaan. e. Checking in club
Dapat dilakukan dengan menanyakan character calon debitur kepada perkumpulan yang dinaungi seperti perwiritan, komunitas sosial, kelompok
pergerejaan dll. f. Pengecekan DHN daftar hitam nasional
Lakukan cross check dengan bank pemberi kredit bagaimanakah track record calon debitur.
g. Lakukan juga pengecekan dengan supplier, bagaimanakah ketepatan pembayaran calon debitur, apakah tepat waktu atau sering terlambat.
h. Mempelajari character masyarakat setempat Karena adat di tiap daerah sangat berbeda, apakah calon debitur masuk
kedalam daftar masyarakat yang “disegani” didaerah itu? Kenapa disegani? Apakah karena mempunyai nama baik yang besar atau sebaliknya
mempunyai reputasi yang buruk i. Mengetahui lebih lanjut mengenai profesi calon debitur tersebut adalah
termasuk dalam “profesi yang dihindari” dalam pemberian kredit?