26
BAB III PEMBAHASAN
A. Kredit 1. Pengertian Kredit
Istilah kredit berasal dari bahasa Latin yaitu credere, yang berarti kepercayaan atau credo yaitu saya percaya. Pemberi kredit kreditur percaya
kepada penerima kredit debitur bahwa kredit yang diberikan akan dikembalian sesuai dengan perjanjian. Bagi debitur, kredit yang diterima merupakan
kepercayaan yang berarti menerima amanah sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar sesuai jangka waktu.
Pengertian kredit menurut UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 Tahun 1992 yaitu, “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan
yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam melunasi hutangnya setelahjangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.
Sedangkan pengertian kredit menurut Malayu S.P. Hasibuan 2006:87 dalam bukunya Dasar-Dasar Perbankan menyatakan bahwa kredit adalah semua
jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
2. Unsur-Unsur Kredit
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian kredit adalah sebagai berikut:
1. Kepercayaan Kepercayaan adalah sesuatu yang paling utama dari unsur kredit yang
harus ada karena tanpa ada rasa saling percaya antara kreditur dan debitur maka akan sangat sulit terwujud suatu sinergi kerja yang baik. Karena dalam konsep
sekarang ini kreditur dan debitur adalah mitra bisnis. 2. Waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.
3. Risiko Akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian kredit akan
memungkinkan suatu risiko tidak tertagihnya atau macetnya pemberian suatu kredit. Semakin panjang suatu jangka waktu kredit, maka semakin besar
risikonya, demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan bank, baik risiko yang disengaja oleh nasabah maupun risiko yang tidak disengaja, misalnya
karena bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya, sehingga nasabah tidak mampu lagi melunasi kredit yang
diperolehnya. 4. Prestasi
Prestasi yang dimaksud disini adalah prestasi yang dimiliki oleh kreditur untuk diberikan kepada debitur. Pada dasarnya bentuk atau objek dari kredit itu
sendiri adalah tidak selalu dalam bentuk uang tapi juga boleh dalam bentuk barang dan jasa. Namun pada saat sekarang ini pemberian kredit dalam bentuk
uang adalah lebih dominan terjadi daripada bentuk barang.
3. Tujuan Kredit
Pemberian kredit mempunyai tujuan tertentu. Tujuan pemberian kredit tersebut tidak akan terlepas dari misi bank. Menurut Kasmir 2002:105 tujuan
pemberian kredit yaitu: 1. Mencari keuntungan
Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk memperoleh keuntungan. Hasil keuntungan ini diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank
sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah. 2. Membantu usaha nasabah
Untuk membantu nasabah yang memerlukan dana, baik dana untuk investasi maupun dana untuk modal kerja.
3. Membantu pemerintah Membantu pemerintah dalam berbagai bidang. Bagi pemerintah semakin
banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya kucuran dana dalam rangka
peningkatan pembangunan di berbagai sektor, terutama sektor riil.
4. Fungsi Kredit
Disamping memiliki tujuan, pemberian kredit juga memiliki fungsi yang sangat luas. Menurut Kasmir 2002:105 fungsi kredit secara luas tersebut antara
lain : 1.
Untuk meningkatkan daya guna uang Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang, maksudnya
jika uang hanya disimpan saja di rumah tidak akan menghasilkan sesuatu