5. Lapisan inti dalam, merupakan tubuh sel bipolar, sel horizontal dan sel Muller. Lapisan ini mendapat metabolisme dari arteri retina sentral.
6. Lapisan pleksiformis luar, merupakan lapis aselular dan merupakan tempat sinapsis sel fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal.
7. Lapisan inti luar, merupakan susunan lapis nukleus sel kerucut dan sel batang.
8. Mambrana limitans eksterna, merupakan membran ilusi. 9. Lapisan fotoreseptor, merupakan lapisan terluar retina terdiri atas sel
batang yang mempunyai bentuk ramping dan sel kerucut. Retina merupakan bagian mata yang peka terhadap cahaya, mengandung
sel-sel kerucut yang berfungsi untuk penglihatan warna dan sel-sel batang yang terutama berfungsi untuk penglihatan hitam dan putih serta penglihatan di dalam
gelap. Pada umumnya, sel batang lebih pipih dan lebih panjang daripada sel kerucut, namun tidak selalu demikian. Pada bagian perifer retina, sel batang
berdiameter 2 sampai 5 mikrometer, sedangkan diameter sel kerucut sebesar 5 sampai 8 mikrometer. Pada bagian tengah retina, yakni di dalam fovea sel batang
dan sel kerucut lebih ramping dan memiliki diameter 1,5 mikrometer Guyton, 2008.
2.4. Fisiologi Mata
Retina adalah jaringan mata yang paling kompleks. Mata berfungsi sebagai suatu alat optik, suatu reseptor yang kompleks, dan suatu transduser yang efektif.
Sel-sel batang dan kerucut di lapisan fotoreseptor mengubah rangsangan cahaya menjadi suatu impuls saraf yang dihantarkan oleh jaras-jaras penglihatan ke
korteks penglihatan oksipital Vaughan,2011. Fotoreseptor tersusun sedemikian rupa sehingga kerapatan sel kerucut
meningkat di pusat makula fovea, semakin berkurang ke perifer, dan kerapatan sel batang lebih tinggi di perifer. Di foveola, terdapat hubungan hampir 1:1 antara
fotoreseptor kerucut, sel ganglionnya dan serat-serat saraf yang keluar, sedangkan di retina perifer, sejumlah fotoreseptor dihubungkan ke sel ganglion yang sama.
Fovea berperan pada resolusi spasial ketajaman penglihatan dan penglihatan
Universitas Sumatera Utara
warna baik. Keduanya memerlukan pencahayaan yang terang penglihatan fotopik dan paling baik di foveola. Sementara retina sisanya terutama
dipergunakan untuk penglihatan gerak kontras, dan penglihatan malam skotopik Vaughan, 2012.
Cahaya harus melewati lapisan ganglion dan bipolar sebelum mencapai fotoreseptor di semua daerah di retina, kecuali fovea. Lapisan bipolar dan
ganglion tertarik ke samping, sehingga cahaya secara langsung mengenai fotoreseptor Sherwood, 2003.
Fotoreseptor kerucut dan batang terletak dilapisan terluar retina sensorik yang avaskular dan merupakan tempat berlangsungnya reaksi kimia yang
mengawali proses penglihatan. Fotoreseptor dipelihara oleh epitel pigmen retina yang berperan penting dalam proses penglihatan. Epitel ini bertanggung jawab
untuk fagositosis segmen luar fotoreseptor, transportasi vitamin, mengurangi hamburan sinar, serta membentuk sawar selektif antara koroid dan retina
Vaughan, 2012.
2.5. Fisiologi Mata Melihat Warna
Penglihatan warna diperankan oleh sel kerucut yang mempunyai pigmen terutama cis aldehida A2. Penglihatan warna merupakan kemampuan
membedakan gelombang sinar yang berbeda. Warna ini terlihat akibat gelombang elektromagnetnya mempunyai panjang gelombang yang terletak antara 440-700
nm Ilyas, 2012. Penglihatan warna sangat dipengaruhi oleh tiga macam pigmen di dalam
sel kerucut sehingga sel kerucut conus menjadi peka secara selektif terhadap berbagai warna biru, merah, dan hijau. Banyak teori berbeda diajukan untuk
menjelaskan fenomena penglihatan, tapi biasanya teori-teori itu didasarkan pada pengamatan yang sudah dikenal dengan baik, yaitu bahwa mata manusia dapat
mendeteksi hampir semua gradasi warna bila cahaya monokromatik merah, hijau, dan biru dicampur secara tepat dalam berbagai kombinasi. Penglihatan bergantung
pada stimulasi fotoreseptor retina oleh cahaya. Benda-benda tertentu di lingkungan, misalnya matahari, api, dan bola lampu, memancarkan cahaya.
Universitas Sumatera Utara
Pigmen-pigmen di berbagai benda secara selektif menyerap panjang gelombang tertentu cahaya yang datang dari sumber-sumber cahaya, dan panjang gelombang
yang tidak diserap dipantulkan dari permukaan benda. Berkas-berkas cahaya yang dipantulkan inilah yang memungkinkan kita melihat benda tersebut. Suatu benda
yang tampak biru menyerap panjang gelombang cahaya merah dan hijau yang lebih panjang dan memantulkan panjang gelombang biru yang lebih pendek, yang
dapat diserap oleh fotopigmen di sel-sel kerucut biru mata, sehingga terjadi pengaktifan sel-sel tersebut Sherwood, 2003.
Gambar 2.2 Panjang Gelombang Persepsi Warna Dikutip dari:Guyton, A.C Hall, J.E 2008 Textbook of Medical Physiology,
Philadephia: Elsevier Sauders.
2.6. Klasifikasi Buta Warna