Diagnosis Buta Warna Perbandingan Efektivitas Ishihara Colour Blind Test dan Farnsworth Munsell Colour Blind Test di Fakuktas di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Tahun 2013

2.7. Diagnosis Buta Warna

Tes yang umum digunakan untuk tes buta warna adalah uji Ishihara, Hardy-Rand Rittler, City University, Farnsworth-Munsell 100 Hue, Farnsworth D 15 hue discrimation. a. Ishihara Test Merupakan uji untuk mengetahui defek penglihatan warna didasarkan pada penentuan angka yang ada pada kartu dengan berbagai warna. Merupakan pemeriksaan untuk penglihatan warna dengan memakai satu seri titik bola kecil dengan warna dan besar yang berbeda, sehingga dalam keseluruhan terlihat warna pucat dan menyukarkan pasien dengan kelainan penglihatan warna melihatnya. Penderita buta warna atau dengan kelainan penglihatan warna dapat melihat sebagian atau sama sekali tidak dapat melihat gambaran yang diperlihatkan. Pada pemeriksaan pasien diminta melihat dan mengenali tanda gambar yang diperlihatkan dalam waktu 10 detik Ilyas, 2012. Ishihara merupakan alat yang sering digunakan untuk screening buta warna yang banyak dipakai dibanyak Negara Miyahara, 2007. Gambar 2.4. Uji Ishihara Dikutip dari: Ilyas,Sidarta. 2012. Edisi ketiga. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit FK UI b. Hardy Rand Rittler Hardy Rand Rittler Test merupakan tes yang dikembangkan oleh Hardy,Rand, dan Rittler dan dipublikasi di American Optical Company tahun 1955 untuk menguji defisiensi warna protan, deutan, dan tritan Cole,2005. Universitas Sumatera Utara Hardy Rand Rittler merupakan tes yang hampir sama seperti pada Ishihara, hanya saja pada Hardy Rand Rittler menggunakan pola dan simbol yang harus dibaca pada latar belakang berwarna dengan yang terdiri dari banyak titik-titik American Academy Opthalmology, 2001. Gambar 2.5. Hardy Rand Rittler Dikuti dari: Kanski, Jack. 2007. Clinical Opthalmology. Sixth Edition. British: Elsevier Universitas Sumatera Utara c. City University Uji yang terdiri dari 10 platelet yang berisi satu warna pada bagian sentral dan 4 warna yang ada pada bagian pinggir. Cara melalukannya, pasien diminta untuk mencocokan satu warna pada bagian pinggir dengan warna pada bagian sentral American Academy of Opthalmology,2001. Gambar 2.6. City University Dikutip dari: Kanski, Jack. 2007. Clinical Opthalmology. Sixth Edition. British: Elsevier. d. Farnsworth-Munsell 100 Hue Permeriksaan Farnsworth-Munsell 100 Hue ini adalah untuk melihat kemampuan seseorang menyusun kecerahan warna. Susunan terdiri dari atas 4 sajian dimana terdapat 85 topi yang dapat dipindah-pindah. Warna dari topi mempunyai kecerahan bertambah yang mempunyai nomor dibelakangnya Ilyas, 2012. Farnsworth-Munsell ini digunakan untuk mengukur chromatic discrimination, mengidenfikasi kelainan buta warna karena kongenital, perubahan karena penyakit neurologis atau efek samping dari pemberiaan obat Kinnear, 2002. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.7. Farnsworth-Munsell Dikutip dari: Departement of Pathology and Opthalmology, University of Britol.1991. Colour Perception in Pathologist: the Farnsworth Munsell 100 Hue Test e. Farnsworth D-15 Pemeriksaan Farnsworth D-15 merupakan modifikasi sederhana dari Farnsworth-Munsell 100 hue. Prinsip kerjanya pun hampir sama dengan cara meyusun kecerahan warna, hanya saja pada permeriksaan Farnswoth D-15 jumlah topi warna yang akan disusun hanya 15 topi Kanski, 2007. Gambar 2.8 Farnsworth D-15 Dikutip dari: Kanski, Jack. 2007. Clinical Opthalmology. Sixth Edition. British: Elsevier.

2.8. Penatalaksanaan