b Terdapat kelompok yang anggota kelompoknya laki-laki semua dan perempuan semua, atau dalam 1 kelompok hanya terdapat satu perempuanlaki-laki, dengan kata
lain pembagian kelompok tidak seimbang perbandingan jumlah gender. c Peserta Didik Masih takut mengungkapkan pendapat dalam kelompok.
d Peserta Didik belum terbiasa dengan pembelajaran yang menggunakan metode cooperative learning , sehingga masih terlihat peserta didik canggung dalam
kelompoknya. Peneliti melihat bahwa semua temuan yang terjadi disebabkan oleh kelompok
yang kurang heterogen. Kelompok yang kurang heterogen menyebabkan anggota kelompoknya menjadi pasif dan tidak ada semangat dalam melaksanakan tugas yang
diberikan. Selain itu, juga berpengaruh pada pengetahuan mereka, kelompok yang anggota kelompoknya aktif cenderung mudah menerima materi yang sedang
berlangsung, berbeda dengan anggota kelompoknya pasif, mereka cenderung malas, tidak bersemangat, dan tidak mengerti akan materi yang sedang berlangsung.
Karena permasalahan diatas dianggap berpengaruh kurang baik terhadap peserta didik, maka untuk pembelajaran selanjutnya peneliti merubah semua anggota
kelompok, kelompok yang baru di bentuk dari perolehan nilai test akhir siklus 1, dari pengelompokan yang baru diharapkan mereka lebih dapat nyaman belajar dan
bertanggung jawab kepada anggota kelompok lainnya.
Dalam siklus 1 masih banyak peserta didik yang masih belum aktif dalam pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative Learning Tipe Group
Investigation, sehingga untuk langkah selanjutnya peneliti harus dapat menyiapkan LKS yang dapat membuat mereka lebih aktif dalam mengeluarkan pendapat, dan aktif
dalam kelompok, tidak hanya diam dan mendengarkan pendapat teman saja.
Deskripsi Siklus II 1. Perencanaan
Peserta didik melakukan investigasi Kompetensi Dasar 1.3. Menggunakan konsep
kesebangunan segitiga dalam pemecahan masalah.
2. Tindakan
Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaan model pembelajaran Group investigation Siklus II yang sudah tertulis pada BAB III.
3. Pengamatan Observasi
Sejauh pengamatan yang peneliti lakukan dalam kegiatan investigasi dilapangan, hampir semua peserta didik tidak canggung dalam mengerjakan tugasnya. Pada saat
diskusi kelas yang berlangsung kebanyakkan peserta didik sudah bisa mengatasi rasa malu , takut dan kurang percaya diri dalam mengungkapkan pendapat sehingga pada saat guru
melontarkan pertanyaan peserta didik bisa menjawab dengan baik, demikian juga ketika ditanya teman sekelompoknya. Peserta didik yang belum begitu jelas sudah mau bertanya
kepada teman atau guru sehingga mereka semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Kelompok yang dibentuk oleh guru sudah heterogen yang terdiri dari anak yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah, laki-laki dan perempuan secara merata. Saat
diskusi kelompok rata-rata peserta didik sudah bisa bekerjasama. Pada saat presentasi pun kelompok penyaji semakin semangat bahkan beberapa kelompok sempat menyajikan
dengan power point. Pada saat presentasi, sudah mulai ada tanggapan peserta didik sehingga diskusi kelas menjadi lebih hidup jika dibanding dengan diskusi pada siklus I.
4. Hasil Tes Penilaian Akhir Siklus II
Hasil penilaian akhir siklus I, Nilai tertinggi 100, Nilai terendah 64, Nilai rata-rata 90, Prosentase ketuntasan klasikal 88
5. Refleksi
17
Temuan-temuan pada kegiatan pembelajaran siklus II diantaranya adalah sebagai berikut: a Pada saat Peserta didik melakukan investigasi di lapangan bersama kelompoknya,
secara umum hampir semua peserta didik aktif mengerjakan tugas kelompoknya dengan kerjasama yang baik.
b Untuk kelompok yang mendapat tugas investigasi menentukan tingi tiang bendera, tinggi gedung sekolah, dan tinggi pohon mengalami kendala karena pada saat itu sinar
matahari kadang hilang tertutup awan. c Untuk kelompok yang investigasi mengitung lebar jalan raya tanpa harus
menyeberang, kendalanya kadang terhalang oleh orang yang berlalu lalang di trotoar jalan.
d Untuk kelompok yang investigasi menentukan luas bak lompat jauh dan kolam taman sekolah, datanya bisa terjadi bukan dari hasil perhitungan dengan teori kesebangun
karena luas bak lompat jauh dan luas kolam taman sekolah bisa diukur langsung menggunakan rol meter.
Peneliti melihat bahwa semua temuan yang terjadi disebabkan oleh gejala alam yang tidak bisa dihindari. Oleh karena itu untuk perencanaan pembelajaran dengan
model group investigation pada K.D. 1.3. Menggunakan konsep kesebangunan
segitiga dalam pemecahan masalah. Untuk investigasi menentukan tinggi gedung, tinggi tiang bendera, dan tinggi pohon sebaiknya di musim kemarau, sedangkan untuk
menghitung luas kolam taman sekolah dan luas bak lompat jauh bisa diganti dengan luas lapangan sepak bola atau luas danau yang apabila diukur langsung akan menemui
kesulitan. Akan tetapi ketersediaan waktu harus menjadi pertimbangan yang matang.
Analisa Data Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Analisa Data