Kitosan dapat berinteraksi dengan ion logam. Interaksi kitosan dengan ion logam terjadi karena proses pengkompleksan dimana terjadi pertukaran ion,
penyerapan, dan pengkhelatan. Sifat penyerapan ion logam yang sangat baik dan kapasitas penyerapan yang tinggi oleh kitosan disebabkan oleh tiga sifat, yaitu: sifat
hidrofilik kitosan dengan jumlah gugus hidroksil yang besar, gugus amina primer dengan aktivitas yang tinggi, dan struktur rantai polimer kitosan yang fleksibel
sehingga dapat membentuk konfigurasi untuk pengkompleksan kitosan dengan ion logam. Selain itu, dalam suasana asam berair gugus amino -NH
2
akan menangkap H
+
dari lingkungannya sehingga gugus aminonya terprotonisasi menjadi -NH
3 .
Muatan positif -NH
3
kitosan dapat dimanfaatkan untuk adsorpsi zat bermuatan negatif anionik Sugita et al., 2009.
Penelitian Tarsi 1997 menyatakan bahwa kitosan dengan berat molekul yang rendah dapat menghambat aktivitas bakteri Streptococcus mutans yang berperan pada
adsorpsi hidroksiapatit dan kolonisasi bakteri. Sifat-sifat kitosan yang mendukung kemampuannya dalam menghambat perlekatan bakteri yaitu kitosan dapat mencegah
kerusakan permukaan gigi oleh asam organik dan menghasilkan efek bakterisidal terhadap bakteri patogen termasuk bakteri Streptococcus mutans.
2.4.1 Kitosan Blangkas Tachypleus gigas
Berdasarkan viskositasnya, berat molekul kitosan terdiri atas tiga yaitu kitosan bermolekul rendah, kitosan bermolekul sedang, dan kitosan bermolekul tinggi.
Kitosan bermolekul rendah dengan berat molekul dibawah 400.000 Mv dan kitosan
Universitas Sumatera Utara
bermolekul sedang dengan berat molekul 400.000-800.000 Mv berasal dari hewan laut dengan cangkang atau kulit yang lunak misalnya udang, cumi-cumi, dan
rajungan. Kitosan dengan berat molekul 800.000-1.100.000 Mv biasanya berasal dari hewan laut bercangkang keras misalnya kepiting, kerang dan blangkas Gambar 2.8
Lewabart, 2006.
Gambar 2.8. Kitosan Blangkas Lewabart, 2006
Kitosan blangkas merupakan kitosan bermolekul tinggi yang dperoleh dari
cangkang blangkas. Blangkas disebut juga dengan Tachypleus gigas Lewabart,
2006. Kitosan blangkas yang diuji oleh Trimurni et al. 2006 mempunyai derajat
deastilisasi 84,20 dengan berat molekul 893.000 Mv. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa kitosan blangkas mempunyai berat molekul yang tinggi.
Pada penelitian tersebut juga dinyatakan bahwa kitosan blangkas yang mempunyai berat molekul tinggi dapat menstimulasi dentin reparatif dengan
kemampuannya membentuk koagulum yang padat sebagai sub base membran yang
Universitas Sumatera Utara
memudahkan perlekatan sel-sel pulpa seperti dentinoblast untuk memudahkan migrasi dan proliferasi sel-sel pulpa dentinoblast Trimurni et al., 2006.
2.4.2 Kitosan Nanopartikel
Dalam perkembangannnya, kitosan dimodifikasi dalam bentuk magnetik. Kitosan nanopartikel dengan ukuran partikelnya 100-400 nm akan meningkat daya
absorbsinya. Szeto dan Hu cit. Siregar, 2009 menyiapkan kitosan nanopartikel dengan melarutkan kitosan dalam larutan asam lemah ditambahkan larutan yang
bersifat basa, seperti amoniak, NaOH, atau KOH distirer dengan kecepatan 300 rpm sehingga diperoleh gel kitosan putih dan dibilas dengan aquadest sampai netral
kemudian ditempatkan dalam ultrasonic bath untuk memecah partikel-partikel gel kitosan menjadi lebih kecil. Cheung cit. Siregar, 2009 menyiapkan kitosan nano
dengan metode lain, yaitu dengan menambahkan larutan tripolyphosphate ke dalam larutan kitosan sehingga diperoleh emulsi kitosan sambil distirer dengan kecepatan
1200 rpm, dan ditambahkan asam asetat agar pH-nya 3,5 dengan hasil berupa suspense kitosan.
Lu cit. Ningsih, 2010 menyiapkan kitosan nanopartikel dengan menambahkan larutan tripolyphosphate TPP kedalam larutan suspensi kitosan yang
dibuat dengan menambahkan asam asetat, kemudian distrier dengan kecepatan 1200 rpm terbentuk emulsi.
Kitosan nanopartikel dapat dipakai sebagai pembawa penyaluran obat karena stabilitasnya yang baik, rendah toksik, metode persiapannya
sederhana, dan dapat mengikuti rute pemberian obat. Kitosan nanopartikel sebagai
Universitas Sumatera Utara
agen penyalur obat sangat bermanfaat karena kitosan nano merupakan biopolimer alam yang biokompatibel, dapat larut dalam air, dapat menyalurkan obat dalam bentuk
makromolekul, mempunyai berat molekul yang bervariasi sehingga mudah dimodifikasi secara kimia, membantu absorpsi antara substrat dan membran sel, serta
ukuran partikel nanonya memiliki efektivitas yang lebih baik.
2.5 Alat Uji