Persiapan Sampel Perlakuan dan Pengujian Sampel

tersebut dimasukkan ke dalam Ultrasonic bath untuk memecahkan partikel kitosan tersebut menjadi nano dengan ukuran 180 nm. Hasil residu yang berbentuk gel kitosan nano inilah yang akan ditambahkan ke dalam CPP-ACP. a b c d e f Gambar 3.4. Proses pembuatan gel kitosan nanopartikel a. Penambahan50 ml larutan asam lemah asam asetat1 pada 1 gram kitosan blangkas; b. Mixing speed dengan kecepatan 200 rpm; c. Pengadukan bahan ± 30 menit; d. Penambahan larutan TPP sebanyak 20 tetes; e. Dimasukkan dalam ultrasonic bath untuk memecahkan partikel kitosan menjadi nanopartikel; f. Penyaringan kitosan dan pencucian residu dengan aquades.

3.6.2 Persiapan Sampel

Penelitian ini menggunakan enam buah gigi molar. Akar gigi dipotong dengan menggunakan bur cakram dengan semprotan air. Masing-masing gigi akan dipotong menjadi empat bagian dalam arah mesiodistal dan bukolingualbukopalatal sehingga Universitas Sumatera Utara akan diperoleh 24 potongan sampel yang akan dibagi menjadi empat kelompok. Bagian bukallingual ditanam ke dalam pipa paralon berdiameter 1 cm dengan menggunakan resin akrilik dan didapat area terbuka dengan diameter sekitar 2x2 mm. a b Gambar 3.5. Persiapan sampel a. Preparasi sampel; b. Sketsa pemotongan sampel

3.6.3 Perlakuan dan Pengujian Sampel

Sampel diberi nomor 1 sd 24 dan dibagi secara acak menjadi 4 kelompok sehingga setiap kelompok terdiri dari 6 sampel. Perlakuan untuk setiap kelompok dimodifikasi dari penelitian yang dilakukan Hedge dan Moany 2012 adalah sebagai berikut: • Kelompok I hanya diinkubasi dalam saliva buatan pada suhu 37 o C selama 7 hari. • Kelompok II direndam dalam larutan demineralisasi selama 4 hari kemudian diinkubasi dalam saliva buatan pada suhu 37 o C selama 7 hari. ---- = arah pemotongan sampel Paralon resin sampel Universitas Sumatera Utara • Kelompok III direndam dalam larutan demineralisasi selama 4 hari kemudian diberikan gel CPP-ACP sebanyak 1 kali sehari selama 5 menit kemudian diinkubasi dalam saliva buatan pada suhu 37 o C. Prosedur ini dilakukan selama 7 hari. • Kelompok IV direndam dalam larutan demineralisasi selama 4 hari kemudian diberikan gel kombinasi CPP-ACP dan kitosan nano dari blangkas sebanyak 1 kali sehari selama 5 menit kemudian diinkubasi dalam saliva buatan pada suhu 37 o C. Prosedur ini dilakukan selama 7 hari. Seluruh sampel diberi perlakuan thermocycling pada hari ke-7. Thermocycling dilakukan dengan menggunakan waterbath dengan menggunakan suhu 5 o C dan 55 o C. Pengujian sampel dengan alat SEM-EDX dilakukan pada hari ke-8. Pengujian sampel dengan EDX bertujuan untuk mengetahui perbandingan berat unsur Ca dan P pada setiap kelompok. Sedangkan pemeriksaan SEM bertujuan untuk mendapatkan gambaran mikrostruktur sampel. Prosedur pengujian sampel dengan EDX adalah sebagai berikut: 1. Ditentukan daerah yang akan dianalisa. 2. Pengambilan data dilakukan dengan pemindaian oleh scanner pada alat EDX dan data akan diperoleh dalam waktu 1 detik. 3. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pada layar EDX. 4. Jenis dan jumlah elemen yang terdapat pada daerah pemindaian akan dikonfirmasi dengan menggunakan software. Universitas Sumatera Utara Prosedur pengujian dengan SEM adalah sebagai berikut: 1. Dari masing-masing kelompok ditentukan 1 buah sampel untuk dilakukan pengambilan gambar mikrostruktur. 2. Sampel dilapisi coating dengan cairan emas dengan ketebalan 5-20 nm. 3. Sampel diletakkan pada chamber yang vakum dan berada tepat ditengah- tengah chamber. Ketinggian sampel harus sesuai dengan kalibrasi standard. 4. Kemudian alat dihidupkan dengan daya 20 kV. 5. Sampel digeser secara perlahan untuk mendapatkan daerah yang akan difoto pada layar SEM. 6. Brightness, contrast dan focus disesuaikan sampai didapatkan gambaran yang baik. 7. Pengambilan foto dilakukan dengan beberapa pembesaran. a b c d Gambar 3.6. Mesin coating. a. Mesin coating untuk persiapan sampel; b. Sampel yang akan dicoating; c. Sampel yang akan dilihat melalui SEM-EDX; d Hasil SEM-EDX dibaca melalui layar monitor. Universitas Sumatera Utara

3.7 Analisis Data

Dokumen yang terkait

Efek Aplikasi Pasta CPP-ACP Pada Mikrostruktur Permukaan Enamel Gigi Setelah Bleaching

4 95 101

Perbedaan Pengaruh Pemberian Bahan Remineralisasi Yang Mengandung Flour Dengan Casein Phosphopeptide-Amorphous Calsium Phosphate (CPP-ACP) Terhadap Kekerasan Permukaan Enamel Gigi

8 136 75

KADAR ION FOSFAT DALAM SALIVA BUATAN SETELAH APLIKASI CPP-ACP (Casein Phosphopeptide - Amorphous Calcium Phosphate)

2 42 16

Kadar Ion Fosfat dalam Saliva Buatan Setelah Aplikasi CPP-ACP (Casein Phosphopeptides-Amorphous Calcium Phosphate) (Phosphate Ion Level in Artificial Saliva After Aplication of CPP-ACP (Casein Phosphopeptides-Amorphous Calcium)

0 7 7

KADAR KALSIUM DALAM SALIVA BUATAN SETELAH APLIKASI CPP-ACP (Casein Phosphopeptides-Amorphous Calcium Phosphate)

2 38 19

Pengujian sitotoksisitas biphasic calcium phosphate dan amorphous calcium phosphate di dalam cell line fibroblas

3 15 89

Pengaruh aplikasi bahan remineralisasi casein phosphopeptide amorphous calcium phosphate fluoride (CPP-ACPF) terhadap kekerasan email | Wiryani | Majalah Kedokteran Gigi Indonesia 11250 53863 1 PB

1 2 6

Perbedaan Pengaruh Pemberian Bahan Remineralisasi Yang Mengandung Flour Dengan Casein Phosphopeptide-Amorphous Calsium Phosphate (CPP-ACP) Terhadap Kekerasan Permukaan Enamel Gigi

0 0 14

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Perbedaan Pengaruh Pemberian Bahan Remineralisasi Yang Mengandung Flour Dengan Casein Phosphopeptide-Amorphous Calsium Phosphate (CPP-ACP) Terhadap Kekerasan Permukaan Enamel Gigi

0 2 16

Perbedaan Pengaruh Pemberian Bahan Remineralisasi Yang Mengandung Flour Dengan Casein Phosphopeptide-Amorphous Calsium Phosphate (CPP-ACP) Terhadap Kekerasan Permukaan Enamel Gigi

0 0 13