13
Menurut Mountain 1995 dalam Farida 2006: 2 membaca pada
hakekatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya
sekadar melafalkan tulisan, melainkan aktivitas visual, berfikir, psikolinguistik dan
metakognitif. Sebagai proses visual, membaca merupakan proses
menerjemahkan simbol tulis huruf ke dalam kata‐kata lisan. Sebagai suatu
proses berfikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman
literal, interpretasi, membaca kritis dan pemahaman kreatif. Pengenalan kata
bias berupa aktivitas membaca kata‐kata dengan menggunakan kamus.
Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang termasuk
didalam retorika seperti keterampilan berbahasa yang lainnya berbicara dan
menulis. Dalam kegiatan membaca, pembaca memerlukan dasar pengetahuan
yang tersusun baik dan kemahiran yang telah dikuasai. Pengetahuan yang
diperlukan dalah pengetahuan yang berkaitan dengan kebahasaan dan
nonkebahasaan Haryadi 2006: 4.
Berdasarkan beberapa pengertian tentang hakikat membaca yang
disampaikan para ahli, dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu proses
kegiatan kompleks yang dilakukan oleh pembaca untuk memperoleh arti, serta
memahami bahan bacaan yang dipengaruhi oleh aspek fisik dan mental yang
melalui dua tahapan, yaitu proses membaca dan hasil membaca.
2.2.1.1. Faktor‐Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Membaca
Hasil belajar siswa yang berupa keterampilan dalam membaca,
pengetahuan tentang membaca dan sikap terhadap membaca pada dasarnya
adalah produk dari pengajaran membaca. Dalam pelaksanaan pengajaran
membaca ini, guru dianggap sebagai faktor yang paling menentukan sifatnya.
14
Ada sejumlah penelitian yang eksperimental yang selama ini telah dilaksanakan
yang mengkaji peranan faktor guru.
Menurut Yap dalam Harjasujana 1997: 38 misalnya melaporkan bahwa
keterampilan membaca seseorang sangat ditentukan oleh faktor kualitas
membacanya. Tegasnya, keterampilan berbahasa seseorang itu sangat
ditentukan oleh pengaruh sejauh mana seseorang melakukan aktifitas membaca.
Jika kita berniat untuk meningkatkan kualitas keterampilan membaca seseorang
maka perbanyak aktivitas mereka dalam membaca.
Ebel dalam Harjasurjana 1997 berpendapat bahwa faktor yang
mempengaruhi tinggi rendahnya keterampilan pemahaman bacaan yang dapat
dicapai oleh siswa dan perkembangan minat bacanya tergantung pada faktor 1
siswa yang bersangkutan, 2 keluarga, 3 kebudayaannya, 4 situasi sekolah.
Akibat sistem sekolah yang kurang memberikan peluang yang cukup bagi
hadirnya tradisi membaca bagi peserta didik. Sebagaimana kita tahu, proses
pembelajaran dibangun dalam dunia sekolah yang pada umumnya lebih banyak
dalam tataran lisan guru lebih banyak menjadi pembicara dan siswa hanya
sebagai pendengar dari pada dalam tataran guru dan siswa menjadi pembaca
dan penulis. Guru pada umumnya jarang menjadikan kegiatan membaca sebagai
kerangka pijak pembelajaran yang guru lakukan kepada siswanya. Oleh karena
itu, untuk dapat sukses belajar di sekolah seseorang dituntut terampil dan
banyak membaca buku.
Dari uraian di atas dapat disimpulakan, faktor‐faktor yang mempengaruhi
keterampilan membaca ialah minat siswa dalam mebaca dan lingkungan siswa
yang mendukung, di dalam keluarga maupun di sekolah. Sehingga kebiasaan
minat siswa dalam membaca dapat meningkat.
2.2.1.2 Jenis Membaca