BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Belajar
Menurut Burtom yang dikutip dalam Hamalik 2003:29 belajar adalah proses yang memperkaya wacana terhadap hal-hal yang ada di sekeliling kita
dengan berinteraksi yang menjadikan serangkaian pengalaman-pengalaman belajar.
2.1.1 Belajar Harus Menyenangkan
Ada tiga unsur yang perlu diperhatikan agar proses poembelajaran dengan bantuan komputer khususnya untuk permainan instruksional menjadi
menyenangkan, 1 program permainan harus menantang, arti menantang dalam hal ini adalah program harus menyajikan tujuan yang hasilnya dibuat tidak
menentu dengan menyiapkan beberapa tingkat kesulitan baik secara otomatis atau dengan pilihan siswa, 2 program permainan menimbulkan fantasi, program ini
harus dapat menarik dan menyentuh emosi siswa sehingga siswa dapat termotivasi, 3 program permainan menimbulkan rasa ingin tahu.
2.1.2 Belajar Menurut Aliran Behavioristik
Belajar ditafsirkan sebagai latihan-latihan pembentukan hubungan antara stimulus dan respon. Dimana belajar merupakan perubahan tingkah laku yang
dapat di observasikan dan diukur Darson 2000:5
2.1.3 Belajar Menurut Aliran Kognitif
Para ahli aliran kognitif berpendapat bahwa belajar adalah “ Peristiwa Internal” artinya bahwa belajar baru dapat terjadi bila ada kemampuan dalam diri
orang yang belajar Darson 2000:15
10
2.1.4 Belajar Menurut Aliran Gestalt
Belajar adalah bagaimana seseorang memandang suatu obyek persepsi dan kemampuan mengatur atau mengorganisir obyek, objek yang dipersepsi
khususnya yang kompleks sehingga menjadi suatu bentuk struktur yang bermakna atau mudah dipahami Darson 2000:16. Jika seseorang telah mampu
mempersepsikan suatu obyek stimulus menjadi keseluruhan gestalt maka orang tersebut memperoleh “Insight” pemahaman, jika Insight sudah terjadi
berarti proses belajar sudah terjadi.
2.1.5 Teori belajar menurut ilmu jiwa daya
Menurut teori ini , jiwa manusia terdiri dari bermacam-macam daya. Masing-masing daya dapat dilatih dalam rangka untuk memenuhi fungsinya.
Untuk melatih suatu daya itu dapat digunakan berbagai cara atau bahan. Sebagai contoh untuk melatih daya ingat dalam belajar misalnya dengan menghafal kata-
kata atau angka, istilah-istilah asing. Begitu pula untuk daya-daya yang lain. Yang penting dalam hal ini bukan penguasaan bahan atau materinya, melainkan hasil
dari pembentukan dari daya-daya itu. Kalau sudah demikian, maka seseorang yang belajar itu akan berhasil.
2.1.6 Teori konstruktivisme