Temuan Hasil Penelitian Surahman Pujianto S4110049

commit to user 64

BAB IV PEMBAHASAN

G. Temuan Hasil Penelitian

1. Berdasarkan Hasil Observasi

Lingkungan kerja perusahaan PT. Isargas, berdasarkan hasil observasi dan penemuan di lapangan, dapat dikategorikan, antara lain: a. Fisik Berdasarkan hasil observasi peneliti, kondisi fisik perusahaan cukup dikatakan nyaman. Hal ini, dikarenakan, kantor didesain secara modern; peralatan kantor, seperti komputer, mesin fax, dan mesin fotokopi tersedia dan dirawat secara berkala, bahkan desain posisi tempat duduk karyawan selama bekerja pun didesain sehingga para karyawan mudah untuk bergerak atau mobile . Ketersediaan fasilitas jaringan internet pun ada, namun khusus untuk internet masih dirasa kurang dari segi kualitas, seringkali dirasakan oleh sebagian besar karyawan adalah lamban, kemudian untuk fasilitas komputer yang ada sekarang ini pun belum pernah di up grade sejak pertama kali dibeli dan digunakan. Fasilitas toilet bagi karyawan dirasa cukup nyaman, selain itu juga fasilitas ibadah seperti mushola juga tersedia bagi para karyawan ketika ingin menjalankan beribadah. Fasilitas lain yang dirasa cukup menarik, adalah adanya pantry atau tempat makan yang didesain cukup nyaman commit to user 65 untuk bersantai, selain juga disediakan aneka macam makanan dan minuman yang selalu diisi setiap dua kali dalam sebulan. Penerangan dan ketersediaan oksigen di dalam ruangan kantor, dirasakan cukup menunjang dalam pekerjaan, walaupun seringkali AC dalam ruangan tidak terasa dingin atau lebih sering terasa gerah, namun hal ini hanya sesekali saja. Ketersediaan alat tulis kantor, seperti kertas, bolpoin, tinta printer, dan yang sejenisnya, selalu dikontrol dengan baik oleh pihak general affair , sehingga tidak kekurangan atau bahkan mengganggu jalannya rutinitas kerja sehari-hari. Adapun fasilitas fisik lain yang disediakan oleh pihak manajemen secara khusus adalah adanya pengadaan seragam kantor yang memiliki kualitas bagus bahkan dapat dikatakan mahal bagi setiap karyawan. Selain itu, ada pula penyediaan makanan untuk setiap akhir pekan yang lumayan menyenangkan karyawan. b. Sosial Kondisi sosial yang umum terjadi di lingkungan perusahaan adalah adanya rasa kekeluargaan antar sesama karyawan. Namun, bila dikaitkan dengan urusan pekerjaan, maka yang terjadi adalah adanya perasaan tidak puas terhadap manajemen dan dengan atasan, selain juga perasaan “bekerja ala kadarnya” sebagai akibat dari perasaan tidak puas tersebut. commit to user 66 Sehingga berdasarkan pengamatan peneliti, disimpulkan bahwa kondisi sosial yang terjadi didalam lingkungan perusahaan relatif dirasa cukup nyaman oleh para karyawan yakni munculnya rasa kekeluargaan, namun tidak demikian bila menyentuh urusan pekerjaan, karena bila menyentuh urusan pekerjaan muncul adanya sikap lain dalam keseharian karyawan yang lebih menjurus ke arah politik kantor. c. Politik Kondisi politik di dalam perusahaan yang teramati oleh peneliti, yakni terkait hubungan atasan – bawahan, serta hubungan antar sesama karyawan. Di dalam kantor, suasana politik sangat terasa sekali dan bahkan dapat diamati secara kasat mata sesekali dan peneliti pun merasakannya secara jelas, yakni adanya peng”kutub”an atau kecenderungan membentuk suatu kelompok antar karyawan, dan antar kelompok seringkali merasa lebih kuat dan bahkan merasa ingin menguasai kelompok yang lainnya. Situasi politik dalam hal kecenderungan berkelompok tersebut, dipengaruhi oleh adanya hubungan kedekatan atasan – bawahan, yakni bahwa sekelompok karyawan yang merasa “dekat” dengan atasan atau seseorangpimpinan yang dianggap berpengaruh seringkali merasa lebih kuat posisinya dibanding dengan karyawan lain. Hal ini acapkali memunculkan kecemburuan, namun tidak secara terang-terangan. Selain itu, adanya “kedekatan” tersebut, juga dapat mempengaruhi kebijakan commit to user 67 manajemen yang berpotensi mempengaruhi hubungan antar sesama karyawan. Hasil pengamatan peneliti di lapangan, menemukan bahwa antar sesama karyawan seringkali berpersepsi cenderung negatif kepada sesama karyawan, seperti “oh memang dia kan orangnya si anu” atau “yah, karena dia dekat dengan si anu, makanya dia berani”. Persepsi- persepsi yang muncul tersebut, sejauh pengamatan peneliti, mempengaruhi kinerja para karyawan, seperti kurang bersemangat atau malas membantu karyawan lain yang tidak dalam kelompoknya, walaupun tetap dikerjakan, kualitasnya pun dapat dikategorikan sebatas asal membantu saja. d. Manajemen Kondisi manajemen dalam lingkungan perusahaan, sejauh pengamtan peneliti adalah cenderung dinamis, hal ini dikarenakan sifat perusahaan yakni perusahaan keluarga sehingga kebijakan apapun di dalam manajemen adalah mengerucut pada kepentingan para pemegang saham. Peneliti mengamati bahwa pimpinan puncak pun sering kali merubah keputusannya secara cepat sehingga hal ini berpengaruh pada karyawan di bawahnya. Sebagai contoh, ketika pimpinan puncak ingin menjalankan proyek pemipaan di Batam, mereka tidak dapat secara pasti menentukan bentuk struktur organisasi yang akan dibentuk, serta commit to user 68 ketepatan waktu proyek berjalan, namun lebih berfokus pada lingkup siapa pemegang saham beserta “porsi” masing-masing. Hal ini sebenarnya berdampak sekali hingga ke level karyawan pelaksananya, dikarenakan perlu adanya penentuan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, kemudian juga bentuk kompensasi yang menyertainya, sehingga seringkali dirasakan merugikan pihak karyawan sebagai pihak pelaksana. Kondisi dalam manajemen yang dapat peneliti amati sebagai kondisi yang kurang kondusif adalah adanya kebijakan peraturan yang telah ditetapkan manajemen yang seringkali dirasakan belum stabil dan cepat berubah. Belum stabil disini adalah dalam implementasi kebijakan yang dirasa kurang tegas atau cepat berubah, walaupun sebenarnya konsep kebijakan sudah dinilai baik oleh karyawan. Sebagai contoh, adalah adanya kebijakan peraturan kehadiran dan absensi karyawan, yakni dimana sebagian karyawan yang merasa “dekat” dengan pimpinan dapat datang terlambat atau tidak hadir begitu saja dengan alasan sudah diijinkan atau diketahui oleh atasan, sehingga hal ini cukup memunculkan perasaan cemburu pada karyawan lain. Kebijakan manajemen lainnya yang peneliti amati dan anggap sangat penting, sehingga dapat dikatakan sebagai situasi yang kurang kondusif adalah mengenai kebijakan kepegawaian. Dalam kebijakan kepegawaian tersebut ada banyak hak yang telah peneliti temukan, antara lain adanya ketidakjelasan dalam struktur organisasi sehingga muncul commit to user 69 ketidakjelasan jobdesk pada masing-masing karyawan, serta ketidakjelasan dalam hal remunerasi atau penggajian pada para karyawan. Untuk masalah kebijakan kepegawaian, peneliti akan mencoba menjelaskannya sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan. Pertama adalah ketidakjelasan dalam hal struktur organisasi. Peneliti menemukan bahwa ada sebagian karyawan yang memiliki multi fungsi dalam suatu struktur organisasi, seperti sebagai Supervisor Legal, namun juga merangkap sebagai Manager salah satu unit bisnis, dimana posisi Manager tersebut tidak dijalankan sebagaimana adanya, yakni hanyalah sebagai akta tertulis saja, namun kesejahteran tetap didapatkan adalah rangkap yakni sebagai Supervisor Legal dan Manager unit bisnis. Contoh lain ada pula karyawan yang terdaftar sebagai karyawan unit bisnis dan juga sebagai karyawan holding PT. Isargas, namun tetap dibiarkan saja oleh pihak HRD. Ketidakjelasan struktur organisasi ini, berakibat adanya pihak atau kelompok tertentu yang diuntungkan dengan multi posisi dan kemudian mendapatkan multi kompensasi, tanpa didukung tanggung jawab nyata. Untuk situasi yang kurang kondusif terkait adanya ketidakjelasan struktur organisasi, lebih dikarenakan adanya hubungan kedekatan atasan – bawahan dan ketidaktegasan pihak HRD. Kemudian untuk ketidakjelasan jobdesk , peneliti menemukan sebagian karyawan yang terdaftar atau tanda tangan kontrak kerja sebagai karyawan salah satu unit bisnis yang ditempatkan di holding , namun commit to user 70 bobot kerja adalah keseluruhan yakni seluruh unit bisnis yang ada di bawah holding . Ada pula yang terjadi, bahwa walaupun bukan pekerjaan utama salah seorang karyawan, namun bila atasan karyawan lain menghendaki atau secara halus meminta tolong, maka mau tidak mau pekerjaan yang bukan pekerjaannya harus tetap dilaksanakan. Sedangkan untuk ketidakjelasan dalam hal remunerasi dan benefit , peneliti mengamati bahwa hal ini terkait dengan adanya kurangnya transparansi dari pihak manajemen dan HRD sebagai pelaksananya kepada pihak karyawan. Di perusahaan, remunerasai dan benefit ditentukan berdasarkan grading pada masing-masing karyawan. Sedangkan untuk ketidakjelasannya, dapat peneliti jelaskan dalam ilustrasi sebagai berikut, karyawan A adalah grade 13 atau staff, namun mendapatkan remunerasi dan benefit yang sama dengan karyawan B yang grade nya lebih rendah yaitu 12, hal ini dikarenakan walaupun grade 13 namun mendapatkan remunerasi dan benefit yang terendah di grade 13, sedangkan untuk grade 12 mendapatkan remunerasi dan benefit yang tertinggi di grade 12 tersebut, sedangkan untuk penentuannya didasarkan penilaian kinerja, dan untuk penilaian kinerja standar nya juga tidak jelas hingga peneliti menulis hasil penelitian ini. Ilustrasi lain adalah mengenai training yang seharusnya menjadi salah satu benefit bagi karyawan, namun pada pelaksanaannya hal ini dirasa kurang dan bahkan bagi sebagian karyawan belum pernah mendapatkannya. Ketidakjelasan remunerasi dan benefit ini kembali lagi commit to user 71 atas dasar hubungan atasan – bawahan. Sehingga bagi yang “dekat” dengan atasan akan mendapatkan kemudahan dalam penilaian kinerja yang akhirnya berdampak pada remunerasi dan benefit . e. Psikologis Berdasarkan kondisi di lapangan, kondisi psikologis yang dapat peneliti amati adalah munculnya ketidakpuasan beberapa karyawan terhadap situasi kerja yang ada. Mereka merasa, pihak manajemen kurang memperhatikan kesejahteraan yang menjadi harapan karyawan, dan lebih mementingkan kepentingan sebagian kelompok semata, sehingga mereka merasa kurang dihargai oleh pihak manajemen. Sedangkan sikap dalam menghadapi ketidakpuasan tersebut tidak dengan keluar dari perusahaan burn out , namun tetap bertahan di dalam perusahaan dengan situasi kerja yang demikian. Sejauh pengamatan peneliti, ketidakpuasan pada diri sebagian karyawan, tidak mempengaruhi mereka menyelesaikan pekerjaan mereka. Hal tersebut, dikarenakan mereka masih memiliki rasa tanggung jawab terhadap pekerjaannya, dan merasa tetap ingin memiliki kontribusi pada perusahaan, dan yang terpenting ingin tetap menjaga eksistensi mereka di dalam kantor, sehingga mereka tetap terus mengaktualisasi diri mereka. commit to user 72

2. Berdasarkan Hasil Interview dengan Karyawan

a. Fisik Menurut kebanyakan karyawan yang memang telah lama bekerja di perusahaan, yakni PT. Isargas sepakat bahwa secara fisik sangatlah memenuhi harapan dan dirasakan sangat nyaman. Kemudian untuk lebih jelas mengenai kondisi fisik kantor, peneliti lampirkan pada halaman lampiran terkait company profile perusahaan beserta gallery nya. b. Sosial Berdasarkan hasil interview dengan pihak karyawan, kondisi sosial kerja perusahaan adalah cenderung kekeluargaan. hubungan kekeluargaan ini merupakan merupakan salah satu faktor yang membuat karyawan menjadi menikmati dan nyaman untuk tetap bekerja. Memang kondisi kekeluargaan ini, tetaplah akan menjadi berbeda bila dihadapkan pada situasi politik kantor pada saat karyawan sedang bekerja. lingkungan kekeluargaannya bagus, ya.. kemudian lingkungan eee sejawatnya juga bagus, gitu. sehingga orang melihat sisi lainnya gitu informan 1 ...ada sebagian kurang.. bikin saya kurang nyaman.. cuman sebagian rata- rata sih bikin saya nyaman informan 2 Sebenernya sih nyaman juga… karena kan e disini ya mungkin karena dari awalnya kita tuh e di kantor tuh kekeluargaan semua, gitu.. nggak ada rasa senior,junior, gitu lho… informan 3 commit to user 73 c. Politik Kondisi politik yang kurang kondusif yang sangat dirasakan oleh sebagian karyawan, terutama dalam hal hubungan atasan – bawahan, Sebagian karyawan merasakan, adanya keuntungan yang diambil oleh pihak ataupun kelompok tertentu bila dapat mendekati pimpinan atau orang yang dianggap berpengaruh, bahkan dapat mempengaruhi prestasi. d. Manajemen Kondisi manajemen yang dirasakan kurang kondusif menurut hasil interview dengan sebagian karyawan adalah adanya ketidakjelasan implementasi dalam hal kebijakan yang telah dibuat oleh manajemen. …ya kalau kita bisa dekat dengan pimpinan kita dan kita bisa membuat pimpinan itu menyukai cara kerja kita eee dia akan mendapatkan suatu peluang-peluang yang baik untuk mendapatkan lebih dari karyawan yang lain informan 1 …kita bilang prestasi mungkin orang tersebut akan naik jika dia bener- bener dekat dengan salah satu pimpinannya atau salah satu atasannya, sehingga dia diperhatikan dan dapat dinilai... informan 2 …kalau atasan yang lebih tinggi itu ada jarak, karena mungkin jenjangnya terlampau agak jauh ya… informan 3 commit to user 74 Disini, sebagian karyawan akhirnya merasa bingung dengan kinerja manajemen, namun tetap tidak dapat melakukan hal lain selain tetap bekerja. Ketidakjelasan kebijakan dari manajemen perusahaan lainnya yang dirasakan oleh karyawan adalah kebijakan dalam hal job desk , yang masih terkesan kabur dan belum pasti. …perusahaan ini tidak mempunyai atau tidak menerapkan manajemen secara benar atau tidak mau melaksanakan manajemen sesuai dengan eee… alur atau hmm..sesuai dengan jenis bisnisnya, sehingga eee… cara kerja, pengambilan keputusan dan lain sebagainya tidak...tidak teratur, tidak sesuai dengan sistem manajemen yang ada seperti biasanya informan 1 ...karena mungkin ya itulah seperti yang saya bicarakan tadi sebelumnya bahwa manajemen di kantor saya bekerja ini sepertinya kurang ini lah, arahnya belum bagus informan 2 ...kita tuh susah untuk pindah ataupun susah untuk mutasi gitu, hanya karena, e…apa namanya… atasan yang tidak memperbolehkan, gitu… informan 3 Satu hal yang harus diperhatikan disini adalah tidak adanya kejelasan dari sisi job-desk , job-description yang ada bagi setiap karyawan, karena job-desk yang ada kadang-kadang bersifat lisan, tidak tertulis, dan tidak jelas apa job-desk nya… informan 1 Kalau dari perjanjian kontrak kerja yang saya sign, itu sebetulnya sih saya terdaftar di salah satu perusahaan, cuma setelah bekerja sampai saat ini, saya lebih dari satu perusahaan beban kerjanya. informan 2 …saya ingin mencoba bidang lain seperti operasional, atau marketing, sehingga tidak bosen… karena sudah 13 tahun informan 3 commit to user 75 Hal lain yang dirasakan oleh karyawan, sehingga lingkungan kerja di perusahaan dirasa kurang kondusif adalah adanya kebijakan dalam hal kesejahteraan karyawan. Kebijakan kesejahteraan karyawan, yang berlaku dan ada antara lain pengupahanpenggajian, fasilitas kesehatan, serta jenjang karir bagi setiap karyawan. e. Psikologis 1 Ketidakpuasan Kerja Secara psikologis lingkungan kerja yang kurang kondusif ini, menyebabkan munculnya perasaan tidak puas pada beberapa karyawan, walaupun demikian, ada pula yang tetap merasa comfort dengan kondisi tersebut. Perasaannya sih…udah comfort yah… …Comfort dalam arti e… lingkungannya… lingkungan kerja... informan 3 Kebutuhan karyawan terakomodir tidak secara maksimal karena karyawan itu punya harapan-harapan untuk eee… ke depan, kesejahteran untuk dirinya dan keluarganya, tetapi di sini tidak eee...tampak ada niatan eee… perusahaan untuk mensejahterakan karyawan dan keluarganya… informan 1 Ya…masalah beban kerja mungkin saya e cukup, bebannya cukup besar ya..tapi dibanding dengan gaji yang saya terima saya rasa tidak sesuai informan 2 opportunity sekarang itu lebih terbuka dibandingin dulu informan 3 Perasaan saya sih, untuk bekerja di sini..eee…kadang senang…kadang bingung…kadang tidak betah informan 1 Cukup nyaman. Tapi kalau dibilang nyaman sekali..belum informan 2 commit to user 76 Ketidakpuasan kerja yang merupakan faktor psikologis, muncul didalam diri karyawan ketika menerima lingkungan kerjanya tidak seperti harapan atau keinginannya, termasuk dalam hal imbalan atau kesejahteraan yang diterima oleh karyawan. Ketidakpuasan pada karyawan, selain dari faktor eksternal yakni lingkungan kerja yang kurang kondusif dan dalam hal ini implementasi kesejahteraan karyawan, juga disebabkan dari dalam diri karyawan, yakni adanya harapan dan penghargaan selama mereka bekerja di perusahaan ini. Namun demikian, tetap adapula yang menyikapi ketidakpuasan yang dirasakan dengan tetap merasa wajar dan lebih positif. Program kesejahteraan untuk karyawan hmm… sebetulnya kelihatannya ada ya, tapi kita nggak tahu itu program kesejahteraan atau program yang lain informan 1 Cukup nyaman. Tapi kalau dibilang nyaman sekali..belum \ Mungkin dari segi salary lah.. informan 2 kalau saya karena sudah bergabung cukup lama disini punya harapan besar ada perubahan-perubahan yang mengakomodir setiap e perkembangan dan prestasi karyawan... informan 1 sepertinya saya belum melihat ada perkembangan dalam karir saya, karena selama sembilan tahun ini saya belum merasakan peningkatan dalam mungkin dari segi jabatan ataupun grade… informan 2 commit to user 77 Lingkungan kerja kurang kondusif, walaupun mampu memunculkan perasaan tidak puas pada diri karyawan secara nyata, tapi pada kenyataannya para karyawan tetap mampu bekerja dan berkarya seperti biasa, dan tetap mampu menyelesaikan pekerjaannya secara baik. Hal ini dikarenakan ada faktor psikologis lain yang muncul sehingga dapat tetap mempertahankan semangat kerja para karyawan. 2 Komitmen Organisasi Komitmen organisasi, merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi karyawan untuk tetap bertahan dan tetap bekerja di perusahaan. Sedangakan komitmen organisasi, dikatakan sebagai keinginan karyawan untuk terlibat dalam kegiatan pekerjaan, yakni dengan tetap menyelesaikan tugas dan pekerjaannya. Disini ada, penyebab yang muncul dari luar, yakni lingkungan sosial kerja, dan pekerjaan, serta dari internal yakni diri karyawan itu sendiri. Komitmen organisasi eksternal yang muncul, berupa tantangan pekerjaan yang dirasakan oleh karyawan ataupun lingkungan sosial yang ada. karena kan awal kan dikasi tanggung jawab untuk mengurus suatu perusahaan gas yang baru daripada perusahaan trading. Walaupun cuma bantu-bantu. Tapi siapa tahu aja dikasi kesempatan, ya itu kan kita nggak tahu… informan 3 commit to user 78 Sedangkan komitmen organisasi yang tumbuh dari internal diri karyawan, yakni berupa rasa untuk bertanggung jawab terhadap pekerjaan dan perasaan ingin memberi kontribusi bagi perusahaan. Selain ada juga faktor lain yang ternyata muncul dari dalam diri karyawan untuk tetap bertahan di dalam perusahaan, yakni munculnya motivasi dari dalam diri karyawan. 3 Motivasi Motivasi adalah faktor yang sangat penting dan merupakan sesuatu yang memberi kontribusi lebih pada diri karyawan supaya tetap tinggal dan bertahan. Motivasi ini muncul dalam diri karyawan sebagai dorongan untuk tetap menyelesaikan pekerjaan dan tugas dari perusahaan. Ya.. dalam hal ini kan mungkin karena peraturan dari perusahaan sudah demikian jadi mau tidak mau ya saya harus mengikuti informan 2 Tapi sekarang perusahaan e ngasih opportunity-opportunity pada karyawan untuk berkembang, kayak gitu. Makanya kan kita lebih antusias dalam bekerja, khususnya saya lho, yang lain nggak tahu.. informan 3 kalau saya karena sudah bergabung cukup lama disini punya harapan besar ada perubahan-perubahan yang mengakomodir setiap..e..perkembangan dan prestasi karyawan informan 1 kontribusinya mungkin dari..dari.. saya dalam bekerja ya... informan 2 commit to user 79 Motivasi ini dibedakan menjadi motivasi eksternal dan internal. Faktor ekternal yang menjadi motivasi tersendiri bagi diri karyawan adalah dari pihak keluarga dan jenis pekerjaan itu sendiri. Sedangkan motivasi yang muncul dari dalam diri individu antara lain adanya kebutuhan fisiologis, rasa aman, rasa kebersamaan, rasa harga diri, dan aktualisasi diri. Namun, dari beberapa kebutuhan tersebut kebutuhan fisiologis dan kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri menjadi hal yang sangat mendorong karyawan untuk tetap bertahan di perusahaan. Kalau untuk keluarga saya sih.. iya mendukung informan 1 Karena bidang yang saya kerjakan ini cukup menarik untuk saya. informan 2 Makanya kan kita lebih antusias dalam bekerja, khususnya saya lho, yang lain nggak tahu.. informan 3 Ada beberapa kemungkinan sih, yang pertama kita tetap bertahan karena memang pengabdian disini juga cukup lama informan 1 Kalau kemauan ada informan 2 Harapannya ya, eee… pinginnya sih mencoba bidang lain ya informan 3 commit to user 80 Motivasi yang muncul dalam diri karyawan, seringkali menjadi pertimbangan tersendiri ketika menghadapi lingkungan kerja yang kurang kondusif, sehingga mereka menjadikan lingkungan kerja yang kurang kondusif tersebut menjadi tidak terasa berat atau bahkan mengganggu pekerjaan.

H. Pembahasan Temuan Hasil Penelitian