Pendekatan Kepuasan Kerja Surahman Pujianto S4110049

commit to user 25

B. Pendekatan Kepuasan Kerja

1. Pengertian Kepuasan Kerja

Lingkungan kerja perusahaan yang relatif kondusif mampu meningkatkan motivasi kerja dari karyawan sehingga mampu mendukung tercapainya pengembangan perusahaan yang berkesinambungan Konferensi ILO, 2007. Salah satu bentuk motivasi kerja pada karyawan adalah adanya kepuasan kerja, yakni pegawai merasa puas terhadap perlakuan yang diterimanya di tempat kerja maka mereka akan bersemangat untuk bekerja sebagaimana yang diharapkan organisasi, sehingga akan menunjukkan sikap postif terhadap pekerjaannya Sunarto, 2005. Kepuasan kerja didefinisikan sebagai sikap umum individu terhadap pekerjaannya Robbins, 2006. Kepuasan kerja lebih mencerminkan sikap daripada perilaku. Locke; Shaffer dan Horrison Elci dan Alpkan, 2009, mendefinisikan kepuasan kerja sebagai pengalaman yang menyenangkan atau perasaan positif yang dihasilkan dari evaluasi terhadap pekerjaan atau pengalaman kerja. Berry Tanner, 2007, menyatakan bahwa kepuasan kerja secara sederhana merupakan reaksi individu terhadap pengalaman pekerjaan secara keseluruhan. Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat dinyatakan bahwa kepuasan kerja ditentukan oleh berbagai komponen atau variabel yang mempengaruhi perasaan serta tampak pada sikap individu tentang lingkungan kerja mereka. Sedangkan ketidakpuasan kerja, merupakan suatu perasaan dan sikap individu terhadap lingkungan kerja mereka. commit to user 26

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Vroom Nair, 2007, mengidentifikasi faktor yang memungkinkan terjadinya kepuasan kerja, yaitu supervisor, kelompok kerja atau seseorang yang ditugaskan untuk bekerja dengan karyawan tersebut, deskripsi pekerjaan, gaji, kesempatan untuk dipromosikan, beban kerja. Locke Elci dan Alpkan, 2009, mengidentifikasi tujuh kondisi penting yang menentukan kepuasan kerja, yakni pekerjaan yang secara mental menantang dan berhasil dilakukan; kepentingan terhadap pekerjaan; pekerjaan yang secara fisik tidak terlalu melelahkan; imbalan atas kinerja yang adil, transparan dan sejalan dengan aspirasi pribadi; kondisi kerja yang kompatibel dengan kebutuhan fisik dan dapat memfasilitasi tujuan kerjanya; penghargaan terhadap karyawan; perubahan di tempat kerja yang mampu membantu karyawan mencapai nilai-nilai kerja, seperti gaji dan promosi. Pendapat Vroom dan Locke lebih menekankan kepada lingkungan kerja sebagai faktor penentu kepuasan karyawan, atau dengan kata lain kepuasan karyawan muncul dari terciptanya lingkungan kerja yang kondusif bagi karyawan untuk bekerja. Teori kebutuhan Maslow Rivai, 2009, juga mencoba menjelaskan bahwa ada penghargaan diri dan aktualisasi diri, yang tercermin pada salah satu faktor- faktor yang mampu meningkatkan kepuasan kerja yakni pencapaian prestasi dan pengakuan prestasi pada para karyawan. commit to user 27 Hubungan antara kepuasan dan dengan kinerja, dapat dikatakan “karyawan yang bahagia adalah karyawan yang produktif”, karyawan merasa lebih puas dengan pekerjaannya maka akan melaksanakan tugas pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan yang kurang puas George Jones, 1996. Bila merujuk pada penjelasan sebelumnya, maka produktivitas tersebut, merupakan bentuk aktualisasi diri para karyawan sehingga memotivasi mereka menyelesaikan pekerjaannya.

C. Pendekatan Motivasi