Pendekatan Motivasi Surahman Pujianto S4110049

commit to user 27 Hubungan antara kepuasan dan dengan kinerja, dapat dikatakan “karyawan yang bahagia adalah karyawan yang produktif”, karyawan merasa lebih puas dengan pekerjaannya maka akan melaksanakan tugas pada tingkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan karyawan yang kurang puas George Jones, 1996. Bila merujuk pada penjelasan sebelumnya, maka produktivitas tersebut, merupakan bentuk aktualisasi diri para karyawan sehingga memotivasi mereka menyelesaikan pekerjaannya.

C. Pendekatan Motivasi

1. Pengertian Motivasi

Dollard dan Miller dalam Alwisol 2004, mengemukakan bahwa manusia memiliki banyak kebutuhan yang perlu dipenuhi, dan hal ini memotivasi untuk memenuhinya. Kebutuhan menurut Dollard-Miller, ada dua macam, yakni Primer, yaitu lapar, haus, dan kebutuhan biologis. sedangkan kebutuhan Sekunder antara lain penghargaan dan hadiah. Motivasi di dalam dunia kerja, dapat dijelaskan, sebagai proses pemberian motif penggerak bekerja pada karyawan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi secara efisien Sarwoto, 1979. Motivasi adalah pemberian kegairahan bekerja kepada pegawai. Hal ini dimaksudkan pemberian daya perangsang kepada pegawai yang bersangkutan agar pegawai tersebut bekerja dengan segala daya dan upayanya Manullang, 1982. commit to user 28 Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, motivasi mampu memunculkan suatu sikap dan perilaku pada karyawan untuk memenuhi suatu tujuan, baik itu positif maupun negatif, sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan. Maslow Alwisol, 2004, menyebutkan kebutuhan manusia menjadi motivasi yang harus dipenuhi, dan variasi kebutuhan manusia dipandang tersusun dalam bentuk hierarki atau berjenjang. Jenjang motivasi bersifat mengikat, yakni kebutuhan pada tingkat lebih rendah harus relatif terpuaskan sebelum kebutuhan yang lebih tinggi Tabel 2.1. Gambaran teori Hierarki Kebutuhan Maslow Hasibuan, 2001, antara lain: 1. Manusia adalah makhluk sosial yang berkeinginan. Ia selalu menginginkan lebih banyak. Keinginan ini terus menerus dan hanya akan berhenti bila akhir hayatnya tiba. 2. Suatu kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat motivator bagi pelakunya, hanya kebutuhan yang belum terpenuhi yang akan menjadi motivator. 3. Kebutuhan manusia tersusun dalam jenjanghierarki, yang dimulai dari terendah adalah kebutuhan fisiologis dan terakhir adalah aktualisasi diri. Frederick Herzberg Stephens, 1984, dengan ”Teori Motivasi Kerja Dua Faktor”, membicarakan dua golongan utama kebutuhan menutup kekurangan dan kebutuhan pengembangan. Menurut teori ini, ada dua faktor yang dapat mempengaruhi kondisi pekerjaan seseorang, yakni: commit to user 29 · Faktor-faktor yang akan mencegah ketidakpuasan hygine factor , terdiri dari gaji, kondisi kerja, kebijakan perusahaan, penyeliaan, kelompok kerja. · Faktor-faktor yang memberikan kepuasan motivator factor , terdiri dari kemajuan, perkembangan, tanggung jawab, penghargaan, prestasi, pekerjaan itu sendiri. Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam memotivasi karyawan menurut Herzberg, yaitu: 1. Hal-hal yang mendorong karyawan adalah pekerjaan yang menantang yang mencakup; perasaan berprestasi, bertanggung jawab, kemajuan, dapat menikmati pekerjaan itu sendiri dan adanya pengakuan atas semuanya. 2. Hal-hal yang mengecewakan karyawan adalah seperti peraturan kerja, penerangan, istirahat, sebutan jabatan, hak, gaji, tunjangan, dan lainnya. 3. Karyawan akan kecewa bila peluang mereka untuk berprestasi terbatas atau dibatasi, kemungkinan mereka cenderung akan mencari kesalahan- kesalahan. Beberapa hal tersebut memungkinkan berpotensi memunculkan ketidakpuasan pada para karyawan, bila memang motivasi karyawan kurang diperhatikan. commit to user 30 Jenjang Kebutuhan Kebutuhan Berkembang Meta Needs Aktualisasi Diri Kebutuhan Dasar Basic Needs Harga Diri Self Esteem Dimiliki dan Cinta Belonging and Love Keamanan Savety Fisiologis Tabel 2.1. Hierarki kebutuhan menurut Maslow

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi

Faktor-faktor motivasi dibedakan menjadi dua kelompok, yakni faktor eksternal karakteristik organisasi dan faktor internal karakteristik pribadi. Faktor eksternal terdiri dari lingkungan kerja yang menyenangkan, tingkat kompensasi, supervisi yang baik, adanya penghargaan atas prestasi, status, dan tanggung jawab. Faktor internal terdiri dari tingkat kematangan pribadi, tingkat pendidikan, keinginan dan harapan pribadi, kebutuhan, kelelahan dan kebosanan Gouzaly, 2000. Selain itu faktor sosial budaya ikut berpengaruh dalam memotivasi seorang karyawan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan pekerjaannya. Pernyataan ini didasarkan pada asumsi, bahwa secara sosiologis individu merupakan representasi commit to user 31 dari kehidupan lingkungan sosialnya. Setiap individu memiliki identitas sesuai lingkungan sosialnya karena ia mengintegrasikan dan menginternalisasi segala yang terjadi di lingkungan sosialnya. Faktor psikososial yang sangat besar dalam mempengaruhi motivasi individu, bagi penyesuaian dan pembentukan mental yang sehat adalah stratifikasi sosial, pekerjaan, keluarga, budaya, perubahan sosial, dan stresor psikososial lainnya Notosoedirdjo, 2001.

D. Komitmen Organisasi