Penerapan Yang Lebih Spesifik

44

BAB VII Penerapan Yang Lebih Spesifik

Untuk mendapatkan bangunan yang berhasil secara bioklimatik, tentunya bangunan harus berorientasi dengan menanggapi iklim setempat. Dari data yang telah didapat, arah angin yang paling dominan berasal dari daerah aliran sungai, namun dikarenakan kelembapan udara pada lokasi site yang cukup tinggi, pemaksimalan angin yang akan masuk ke bangunan tidak dapat dicapai secara maksimal, karena setelah masuk kedalam bangunan dan dengan tingkat kelembapan yang cukup tinggi yaitu berkisar antara 79 - 93.5 menyebabkan udara didalam bangunan cenderung tidak bergerak secara maksimal. Kondisi ini tentunya menuntut pemakaian sistem pengkondisian udara atau AC untuk menciptakan kondisi termal yang nyaman didalam bangunan, akan tetapi pemakain AC tentunya akan menambah biaya maintenance gedung yang menjadikan gedung tidak lagi hemat energi, hal ini yang menjadi masalah didalam bangunan mall. Untuk menanggapi masalah ini tentunya harus menggunakan solusi yang tepat. Solusi yang tepat untuk menanggapi masalah tersebut diatas adalah dengan mengurangi suhu ruangan yaitu dengan mengurangi paparan sinar matahari langsung yang masuk kedalam bangunan. Pada bagian timur dan barat yang merupakan daerah paling banyak terkena paparan sinar matahari langsung akan digunakan penutup kaca yang dapat meredam panas matahari. Material yang digunakan pada bagian ini adalah kaca dari jenis emissivity atau low e-glass, Universitas Sumatera Utara 45 Gambar 7.1 Letak bukaan dan void dengan memakai system double glazing, karena bahan dan sitem kaca ini dapat mengurangi panas sekitar ±60. Pada bagian utara dan selatan, akan dibuat balkon yang difungsikan sebagai rest area, smoking area, dan sebagai vertical garden. Selain hal tersebut balkon juga difungsikan sebagai pembayang sinar matahari yang masuk sehingga panas yang ada didalam gedung berkurang namun cahaya yang masuk tetap maksimal. Pada bagian atap diletakkan solar cell yang didesain mengikuti arah gerak matahari sehingga radiasi yang ditangkap maksimal. Selain untuk memanfaatkan radiasi matahari yang akan di ubah menjadi energy listrik, seolar cell ini juga difungsikan sebagai penadah air hujan. Pada bagian mall, lantai 1 dibuat terbuka agar sirkulasi angin dapat dimaksimalkan, pada gambar disamping area tersebut adalah area yang diberi warna kuning. Pemaksimalan pergerakan angin didalam bangunan juga didukung oleh void pada lantai 2 hingga lantai 4 yang pada gambar diberi warna biru. Void ini juga dibuat agar bangunan terkesan luas, dan agar udara dapat bergerak secara maksimal meskipun dengan kelembapan yang tinggi. Pada lantai 5 akan difungsikan sebagai roof garden yang dapat diakses menggunakan eskalator. Hal - hal ini dimaksudkan untuk mengurangi beban pengkondisian Universitas Sumatera Utara 46 udara yang dipakai pada mall. Dengan berkurangnya beban pengkondisian udara tentunya akan mengurangi beban maintenance bangunan. Spesifikasi penerapan tema pada bangunan ini terletak pada tanggapannya terhadap iklim. Pada lokasi site yang berada pada kecamatan medan barat, dari data yang didapat, curah hujan yang terjadi pada area tersebut cukup tinggi. Hari hujan di Kota Medan pada tahun 2007 rata-rata perbulan 17 hari dengan rata-rata curah hujan menurut Stasiun Sampali perbulannya 227,7 mm dan Stasiun Polonia perbulannya 209,4 mm. Hal ini tentunya sangat potensial untuk dimanfaatkan. Pemanfaatan air hujan ini akan difungsikan untuk sumber air bersih pada bangunan. Untuk area tower pemanfaatan air hujan ini akan diletakkan pada bagian atap dan bagian balkon yang terletak pada sisi utara dan sisi selatan. Pada bagian atap penampungan air hujan ini memanfaatkan sifat solar cell yang tahan terhadap air, desain kemiringan solar cell nantinya akan difokuskan pada satu titik, sehingga air hujan yang jatuh dapat mengalir ke arah tersebut, pada bagian titik fokus kemiringan tersebut diletakkan atau dibuat semacam talang yang berfungsi mengalirkan air hujan yang nantinya akan diarahkan bak penampungan yang terdapat pada core, selanjutnya air hujan akan difilter kemudian akan dipompakan kembali ke water tank yang berada pada bagian atap tower yang kemudian akan disalurkan kembali ke tiap – tiap lantai. Pada sisi utara dan selatan bangunan dimana pada sisi tersebut terdapat balkon yang dibuat mengikuti arah pergerakan matahari juga akan dibuat penampungan air hujan. Penamungan pada bagian ini berupa plat lantai dari balkon yang dilebihkan sehinggga dapat menampung air hujan yang jatuh pada Universitas Sumatera Utara 47 area tersebut. Air hujan yang telah ditampung pada bagian tersebut akan dialirkan ke bak penampungan yang sama pada bagian core, kemudian akan difilter dan dipompakan kembali ke water tank yang terdapat pada bagian atap tower. Pada gedung mall, konsep sama yang diterapkan pada gedung office juga akan diterapkan pada gedung mall. Pemberian secondary skin berupa sun shading dengan material kaca low-e dengan system double glazing juga akan diaplikasikan pada sisi timur dan barat bangunan. Pada sisi utara dan selatan juga diletakkan balkon yang dapat dijadikan berbagai fungsi. Perbedaan hanya pada bagian atas bangunan, pada tower bagian atas bangunan diletakkan solar cell, pada bangunan mall juga akan diletakkan namun hanya sebagai atap dari void yang berada dibawahnya. Pada bagian lain dari atap akan dibuat roof garden yang dapat diakses dengan eskalator. Fungsi roof garden adalah sebagai area publik. Pada roof garden ini juga akan diletakkan beberapa penampungan air hujan, namun berbeda dengan yang ada pada bangunan tower. Pada roof garden mall, penampungan air hujan di desain seperti bentuk paying yang mengerucut kebawah pada bagian tengah yang berfungsi untuk mengumpulkan air hujan pada satu titik dan kemudian akan disalurkan ke ruang filterasi dan kemudian dipompa kembali ke water tank yang terdapat di bagian atas tower yang kemudian akan disalurkan ke tiap – tiap lantai, baik itu lantai office ataupun mall. Dengan memanfaatkan curahan air hujan ini tentunya akan mengurangi konsumsi air bersih yang diambil dari PDAM setempat. Hal ini juga tentunya akan mengurangi beban maintenance atau biaya perawatan gedung. Universitas Sumatera Utara 48 Gambar 7.2 Teknologi double glazing Pengembangan Desain Fasade. Setelah menjalani sidang preview tahap pertama yang lalu, banyak sekali kritik dan saran yang diterima oleh penulis. Salah satunya adalah merubah fasade yang dinilai terlalu membingungkan dan tidak efisien. Perubahan pada fasade yang paling drastic dilakukan pada bagian sisi tmur dan barat, dikarenakan pada sisi tersebut merupakan sisi yang paling dominan terkena sinar matahari. Untuk itu pada sisi tersebut bentuk fasade dan material pada fasade diubah akan tetapi tetap dengan mempertimbangkan unsure bioklimatik yang merupakan tema dalam merancancang bangunan ini. untuk mengurangi efek panas langsung ke dalam ruangan, pada fasade yang berada di sisi timur dan barat menerapkan sistem double skin fasade atau double galzing. Sistem ini sangat cocok diterapkan di bangunan office mall ini. Selain dapat melindungi efek panas luar yang berlebihan ke dalam ruangan, double skin juga sangat cocok diaplikasikan ke bangunan dengan penerapan konsep modern. Double skin adalah sistem bangunan yang memiliki dua kulit two skins ditempatkan sedemikian rupa sehingga udara mengalir melewati Universitas Sumatera Utara 49 ronggacela. Rongga diantara kedua kulit dapat berupa ventilasi alami atau mekanis, keuntungannya untuk iklim tropis rongga dapat dibuang keluar dari gedung untuk mengurangi efek panas matahari langsung ke dalam bangunan sehingga tujuan double skin ini dipakai adalah untuk melindungi dan ekstraksi panas matahari langsung ke dalam bangunan, sehingga mengurangi efek pemanasan global dan kinerja Air Conditioner. Kulit kaca terdapat 2 jenis kaca yaitu penggunaan kaca tunggal atau double double gazing dengan jarak dari 20 cm sampai 2 meter. Menggunakan jenis kaca Low E Glass sistem, sehingga suasana ruangan terasa nyaman dari efek panas matahari. Lapisan luar Low E sistem berfungsi sebagai penghantar panas matahari langsung, hawa panas yang terdapat di antara celah double skin dan dinding dialirkan hawa panasnya keluar melalui celahkisi-kisi menuju keluar. Selain itu, fungsi double skin juga bisa mengurangi efek kebisingan yang di timbulkan dari luar bangunan. Untuk jenis kaca jendela yang digunakan untuk double skin adalah dengan menggunakan material kaca Low E dan double glazing sistem sementara jendela lainnya menggunakan material jenis kaca bias atau reflective glass difungsikan sebagai mereflektifkan panas dan radiasi matahari yang langsung mengenai bangunan. Pada bangunan ini nantinya akan banyak menggunakan banyak balkon pada sisi utara dan selatan yang ditanami dengan tanaman – tanaman peneduh. Hal ini dimaksudkan agar tanaman bias menjadi buffer sinar matahari langsung, serta dapat menjadi filter udara sehingga udara yang masuk kedalam bangunan bersih. Pada bagian tertentu di sisi selatan dan utara tower akan dibuat semacam Universitas Sumatera Utara 50 tempat penampungan air hujan yang nantinya akan diolah menjadi air bersih sebagai alternatif sumber air bersih untuk bangunan ini. Dengan memperbanyak bukaan pada sisi selatan dan utara bangunan akan memaksimalkan aliran udara yang masuk tentunya setelah difilter oleh tanaman sehingga udara yang masuk menjadi bersih. Ruang transisi juga menjadi konsep untuk menciptakan kenyamanan termal yang baik, karena dengan adanya ruang ini udara akan bebas mengalir pada setiap bagian – bagian bangunan. Universitas Sumatera Utara 51

BAB VIII Layout Tiap Lantai