Keselarasan Manusia, Alam dan Bangunan

34

BAB V Keselarasan Manusia, Alam dan Bangunan

Arsitektur Bioklimatik merupakan suatu pendekatan yang mengarahkan arsitek dalam mendapatkan penyelesaian desain dengan memperhatikan hubungan antara bentuk arsitektural dengan kondisi lingkungannya dalam kaitanyan adalah iklim pada daerah tersebut. Pada akhirnya bentuk arsitektural yang dihasilkan juga akan terpengaruhi oleh budaya lokal setempat, dan hal ini tentunya akan berpengaruh pada gaya atau ekspresi arsitektur yang akan ditampilakan bangunan tersebut, selain itu pada pendekatan bioklimtaik ini juga akan mengurangi ketergantungan karya arsitektur terhadap berbagai sumber energi yang tentunya akan mengurangi beban biaya dalam bangunan. Arsitektur bioklimatik adalah suatu bidang ilmu yang menerapkan desain ramah lingkungan terhadap lingkungan sekitar maupun bangunan itu sendiri. Sehingga dapat menciptakan kenyamanan ruang dalam dan ruang luar yang baik untuk setiap pengguna pada bangunan tersebut. Beberapa ciri dari bangunan ini adalah: - Mengutamakan kenyamanan pada pengguna. - Bentuk didapat berdasarkan iklim atau cuaca dalam hal ini daerah tropis - Membedakan bagian – bagian bangunan sesuai dengan fungsinya. - Menyesuaikan struktur dengan fungsi dan penekanan pada penggunaannya Perancangan pembangunan Bioklimatik Office Mall ini menekankan pada kebutuhan dan aktifitas serta kenyamanan yang optimal yang kemudian diwujudkan dalam penggunaan ruang-ruang yang ada serta mengolah sirkulasi Universitas Sumatera Utara 35 Gambar 5.1 Bentukan Massa yang efektif dan efisien sehingga secara umum Bioklimatik Office Mall ini akan berhasil secara bioklimatik. Hal pertama yang dilakukan adalah menentukan orientasi bangunan. Bangunan tingkat tinggi selalu mendapatkan penyinaran matahari dan radiasi panas secara penuh dan hampir menyeluruh. Orientasi bangunan yang baik sangat penting dalam menciptakan kenyamanan ruang. Secara umum, susunan bangunan dengan membuat bukaan yang menghadap utara dan selatan akan memberikan keuntungan yaitu mengurangi insulasi panas. Orientasi bangunan yang paling baik adalah dengan meletakkan luas permukaan bangunan yang terkecil menghadap arah timur dan barat serta memberikan dinding eksternal pada luar ruangan ataupun dengan membuat balkon sebagai buffer sinar matahari langsung. Dalam kasus ini arah orientasi bangunan diletakkan mengarah terhadap Jln. Guru Patimpus yang merupakan arah utara. Sedangkan bagian yang memiliki luas permukaan yang kecil diletakkan mengahadap pada arah timur dan barat site yaitu mengarah pada Podomor City Deli dan Sungai Deli. Setelah menentukan orientasi, bentukan massa merupakan hal yang juga penting. Bentukan massa pada bangunan ini dibuat sesuai dengan bentukan site yang memanjang. Kemudian massa dibagi menjadi dua bagian. Setelah itu untuk Universitas Sumatera Utara 36 Gambar 5.2 Aksesibilitas Pejalan Kaki memaksimalkan arah angin yang masuk kedalam bangunan bentuk bangunan diarahkan secara dinamis mengikuti aliran arah angin. Pada site arah angin paling dominan bergerak dari arah barat laut atau berasal dari daerah aliran sungai menuju arah tenggara dan selatan. Hal ini dikarenakan tidak adanya bangunan yang memecah arah angin dari daerah tersebut. Rancangan tapak bangunan ini disesuaikan dengan kondisi site yang merupakan riverfront dari sungai Deli. Yang pertama adalah memberikan area public atau ruang terbuka hijau pada bagian depan dan barat site. Hal ini dimaksudkan demi terciptanya ruang public yang memiliki generator aktivitas yang baik, serta untuk mneciptakan suasana riverfront yang asri dan dapat dinikmati bersama. Massa bangunan diletakkan pada bagian tengah dan belakang site. Hal ini dikarenakan untuk mematuhi peraturan setempat dan untuk mengurangi tingkat kebisingan didalam bangunan. Selain itu nantinya pada bagian atas podium yang berupa mall akan diletakkan taman, hal ini agar tidak memotong view podomoro city deli ke area sungai. Aksesibilitas pejalan kaki dibuat terpisah dengan akses kendaraan. Akses manusia dibuat dari bagian tepi timur site dari Jalan Guru Patimpus dan nantinya akan dibuat skycross untuk kenyamanan pejalan kaki dari arah Jln. Guru Patimpus dan Podomoro City Deli. Pada bagian barat site atau sungai deli juga akan dibuat jembatan yang menyeberangi sungai sebagai akses pejalan kaki dari area tersebut. Akses masuk Universitas Sumatera Utara 37 Gambar 5.3 Letak Core Inti bangunan kendaraan dibuat dari Jln. Guru Patimpus dan untuk keluar dibuat dari dua bagian yaitu dari Jln. Guru Patimpus dan jalan Tembakau Deli. Inti bangunan digunakan sebagai salah satu bagian dari struktur yang dapat memperkaku bangunan, terutama untuk menahan pengaruh gaya lateral berupa tiupan angin atau goncangan yang diakibatkan oleh gempa bumi. Posisi inti bangunan atau service core merupakan hal yang sangat penting dalam merancang sebuah bangunan bertingkat tinggi. Service core tidak hanya sebagai bagian dari struktur bangunan, akan tetapi struktur core yang merupakan struktur bearing wall juga dapat mempengaruhi kenyamanan termal bangunan. Pemakaian core ganda diyakini memiliki banyak keuntungan, dengan memakai dua core selain untuk utilitas dan sirkulasi vertical juga dapat dijadikan sebagai penghalang panas matahari yang masuk kedalam bangunan. Penempatan dua core ini diletakkan pada bagian timur dan barat bangunan yang merupakan bagian yang paling banyak menerima sinar panas matahari. CORE Universitas Sumatera Utara 38 Pada bangunan ini nantinya akan banyak menggunakan banyak balkon pada sisi barat dan timur yang ditanami dengan tanaman – tanaman peneduh. Hal ini dimaksudkan agar tanaman bias menjadi buffer sinar matahari langsung, serta dapat menjadi filter udara sehingga udara yang masuk kedalam bangunan bersih. Pada bagian tertentu di sisi selatan dan utara tower akan dibuat semacam tempat penampungan air hujan yang nantinya akan diolah menjadi air bersih sebagai alternatif sumber air bersih untuk bangunan ini. Dengan memperbanyak bukaan pada sisi selatan dan utara bangunan akan memaksimalkan aliran udara yang masuk tentunya setelah difilter oleh tanaman sehingga udara yang masuk menjadi bersih. Ruang transisi juga menjadi konsep untuk menciptakan kenyamanan termal yang baik, karena dengan adanya ruang ini udara akan bebas mengalir pada setiap bagian – bagian bangunan. Pasokan energi pada bangunan ini tidak hanya tergantung pada energi dari PLN dan PDAM. Pada kulit bangunan yang mendapat sinar matahari yang banyak nantinya akan dipasang solar panel yang berfungsi selain sebagai buffer panas akan tetapi juga sebagai sumber energy listrik didalam bangunan. Karena solar panel ini dapat mengubah energi panas matahari menjadi energi listrik. Untuk pasokan air, pada bangunan ini memanfaatkan curahan air hujan yang nantinya akan difilterisasi secara baik sehingga menjadi air bersih yang digunakan oleh pengguna dan pengelola bangunan ini. Dengan penerapan konsep tersebut diharapkan akan meminimalisasi biaya maintenance gedung. Universitas Sumatera Utara 39 Gambar 6.1 gelombang pada balkon

BAB VI Implementasi Terhadap Bangunan