Bioklimatik Office Mall (Arsitektur Bioklimatik)

(1)

SKRIPSI ALUR PROFESI (RTA 4231) SKRIPSI SARJANA SEMESTER B TAHUN AJARAN 2013/2014

Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur

Oleh

MAHMUDI AFFAN

090406103

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

SKRIPSI ALUR PROFESI (RTA 4231) SKRIPSI SARJANA SEMESTER B TAHUN AJARAN 2013/2014

Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur

Oleh

MAHMUDI AFFAN

090406103

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Dalam Departemen Arsitektur

Pada Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

OLEH

MAHMUDI AFFAN 090406103

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(4)

BIOKLIMATIK OFFICE MALL (Arsitektur Bioklimatik)

SKRIPSI

Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka

Medan, Juli 2014

Penulis


(5)

Nama Mahasiswa : MAHMUDI AFFAN

Nomor Induk Mahasiswa : 090406103

Departemen : Arsitektur

Menyetujui Dosen Pembimbing

Dr. Achmad Delianur Nst.ST.MT.IAI NIP.197308281 199903 1002

Koordinator Skripsi Ketua Departemen Arsitektur

Ir. Bauni Hamid, M.DesS, Ph.D Ir. N. Vinky Rahman, MT. NIP. 19670307 199303 1004 NIP.19660622 199702 1 001


(6)

Panitia Penguji Skripsi

Ketua Komisi Penguji : Dr. Achmad Delianur Nst.ST.MT.IAI Anggota Komisi Penguji : 1. Ir. Tavip K Mustafa Ars.IAI


(7)

menjadi sumber kekuatan, inspirasi dan penuntun selama berlangsungnya pengerjaan skripsi alur profesi ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Skripsi ini mengambil judul Bioklimatik Office Mall. Skripsi ini merupakan syarat yang diwajibkan bagi mahasiswa alur profesi untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik.

Pada kesempatan ini, dengan tulus dan kerendahan hati, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih serta penghargaan sebesar-besarnya kepada Bapak Dr.Achmad Delianur Nst.ST.MT.IAI dan Bapak Ir. Tavip K Mustafa Ars.IAI selaku dosen pembimbing dan konsultan arsitek atas kesediaan dan kesabarannya dalam membimbing, brain storming , memotivasi, pengarahan dan waktu yang beliau berikan kepada penulis. Juga kepada Bapak Ahmad Windhu ST.Msi.IAI selaku arsitek penguji yang memberikan masukan-masukan yang membangun dan kritikan-kritikan yang bermanfaat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Rasa hormat dan terima kasih yang sama juga penulis tujukan kepada:

1. Bapak Ir. N Vinky Rahman, MT Ketua Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik,Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ir. Bauni Hamid, M.DesS, Ph.D selaku Koordinator Perancangan Arsitektur 6 dan Skripsi Sarjana, Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Dr.Achmad Delianur Nst.ST.MT.IAI yang telah membimbing dan motivasi pada penulis sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini, 4. Bapak Ir. Tavip K Mustafa Ars.IAI yang telah membimbing dan

motivasi pada penulis sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini,

5. Bapak dan Ibu dosen staff pengajar Depatemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.


(8)

selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

7. Adik - adik tersayang, Fakhrul Aziz dan Himma Audina Putri sebagai penyemangat dalam menyelesaikan Skripsi penulis.

8. Teman sekelompok dan seperjuangan Ramadhani Ginting S, M Fatahilah, Jakson Jos, Sunardi, Teddy, Firda atas kerja samanya dalam proses pengerjaan Skripsi ini.

9. Kepada Sahabat – Sahabat Muchtar Riyadi, Vicry Abdilah, Ariefull Fauzi yang telah memberikcryan dukungan, pendapat dan dorongan kepada penulis selama proses pengerjaan Skripsi ini.

10.Teman – teman stambuk 2009 Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Khususnya, Kevin Syah Maulana, M Adib Widianto, Fachrusy Alwafi, Ahmad Faisal Putra, Yudistira Julian Angkat, Haris Abadsyah, Willy Ardilles, Rahardian Pradityo, dll atas dukungan, pendapat dan dorongan kepada penulis selama proses pengerjaan Skripsi ini.

11.Khairiyah Annajah, untuk semua support, motivasi dan inspirasi yang telah diberikan kepada penulis.

Penulis sungguh menyadari bahwa tugas akhir ini mungkin masih mempunyai banyak kekurangan. Karena itu penulis membuka diri terhadap kritikan dan saran bagi penyempurnaan tugas akhir ini. Dan, akhirnya penulis berharap tulisan ini memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU.

Medan, 2014 Hormat saya,

Mahmudi Affan 090406103


(9)

KATA PENGANTAR ………..…….… vii

DAFTAR ISI……….... ix

DAFTAR GAMBAR ………. x

DAFTAR TABEL ……….. xii

BAB I River, Human and Building………..……….1

Pemilihan Tema……….……….… ..6

BAB II Bioklimatik Desain ………... 8

Perkembangan Arsitektur Bioklimatik……….. ..9

Prinsip Desain Arsitektur Bioklimatik.……… 10

Unsur – Unsur Perancangan Bioklimatik, Kenneth Yeang…... 10

Menara Mesin (1992), Kuala Lumpur, Malaysia, Kenneth Yeang……… 14

BAB III Lingkungan dan Kondisi Tapak…….……… 18

BAB IV. Penyesuaian Ruang………..…….……… 30

BAB V. Keselarasan Manusia, Alam dan Bangunan……… 34

BAB VI. Implementasi Terhadap Bangunan…….……… 39

BAB VII Penerapan Yang Lebih Spesifik…….……… 44

Pengembangan Desain Fasade………….……… 48

BAB VIII Layout Tiap Lantai……….……… 51

BAB IX. Struktur dan Utilitas Bangunan…….……… 59

BAB X M.E dan Metoda Membangun….…….……… 64

BAB XI Kesimpulan……….……… 70

DAFTAR PUSTAKA……….……….. 72


(10)

BAB I River, Human and Building

Gambar 1.1 Suasana riverfront………. 1

Gambar 1.2 Sungai Deli Medan………. 3

Gambar 1.3 Kerangka Berfikir………. 7

BAB II Bioklimatik Desain Gambar 2.1 Menara Mesiniaga, Kuala Lumpur………. 15

Gambar 2.2 Fasade menara mesiniaga………. 16

BAB III Lingkungan dan Kondisi Tapak Gambar 3.1 Letak Site………..…………. 18

Gambar 3.2 Tata Guna Lahan………. 22

Gambar 3.3 Eksisting disekitar site..………. 25

Gambar 3.4 Analisa Vegetasi………. 26

Gambar 3.5 Analisa Arah Angin………. 28

BAB IV. Penyesuaian Ruang BAB V. Keselarasan Manusia, Alam dan Bangunan Gambar 5.1 Bentukan Massa….………. 35

Gambar 5.2 Aksesibilitas Pejalan Kaki………. 36

Gambar 5.3 Letak core (Inti bangunan)………. 37

BAB VI. Implementasi Terhadap Bangunan Gambar 6.1 Gelombang Pada Balkon………. 39

Gambar 6.2 Pemisahan kedua massa………. 40

Gambar 6.3 Solar panel pada tower………. 43

BAB VII Penerapan Yang Lebih Spesifik Gambar 7.1 Letak bukaan dan void………. 45

Gambar 7.2 Teknologi double glazing………. 48

BAB VIII Layout Tiap Lantai Gambar 8.1 Layout Lantai 1 (Ground)………. 51

Gambar 8.2 Layout Lantai 2………..………. 53

Gambar 8.3 Layout Lantai 3………..………. 54

Gambar 8.4 Layout Lantai 4………..………. 55

Gambar 8.5 Layout Lantai 5, lantai 6 dan typical….………. 56


(11)

BAB X M.E dan Metoda Membangun

Gambar 10.1 Skematik Listrik………..………. 64

Gambar 10.2 Skematik Suplai Air..…..………... 66


(12)

BAB III Lingkungan dan Kondisi Tapak

Tabel 3.1 Tata guna lahan………….……….……….19

BAB IV. Penyesuaian Ruang


(13)

Dunia arsitektur dewasa ini dihadapkan dengan suatu isu baru. Dimana krisis energi yang dikarenakan sumber daya yang terus dieksploitasi sejak era industrialisasi dunia kini semakin menunjukkan gejalanya. Perubahan iklim, pemanasan global dan bencana lain menjadi dampak dari krisis energi dan perusakan lingkungan. Fenomena ini yang kemudian memberikan pelajaran pada arsitektur kontemporer di Indonesia. Dimana modernitas, lokalitas dan faktor ekologis site yang memiliki iklim tropis harus kita kedepankan, hal inilah yang mendasari dipilihnya tema Bioklimatik. Bangunan Bioklimatik adalah bangunan yang bentuk bangunanya disusun oleh desain penggunaan teknik hemat energi yang berhubungan dengan iklim setempat dan data meteorologi, hasilnya adalah bangunan yang berinteraksi dengan lingkungan, dalam penjelmaan dan operasinya serta penampilan berkualitas tinggi. Selain mengedepankan faktor musim, perancangan Office Mall ini juga memfokuskan pada kenyamanan termal didalam bangunan dengan menggunakan prinsip – prinsip Bioklimatik yang dipadukan dengan penggunaan material yang memiliki tekhnologi dalam menciptakan kenyamanan termal. Kemudian pemanfaatan arah angin juga diterapkan dalam bangunan ini. Dengan pemanfaatan iklim tersebut bangunan Bioklimatik Office Mall ini menjadi bangunan yang mandiri dalam segi pengadaan suplai energi alternatif. Interaksi terhadap alam dan penggunaan material yang dipilih juga menciptakan kenyamanan termal didalam bangunan Bioklimatik Office Mall ini. Hasilnya adalah sebuah bangunan yang tanggap terhadap lingkungan sekitar dan mampu menjawab berbagai permasalahan yang ada.


(14)

World architecture nowaday are faced with a new issue. Where the energy crisis due to resources continue to be exploited since the industrial era, the world is now increasingly showing the symptoms. Climate change, global warming and other disasters are the impact of the energy crisis and environmental destruction. This phenomenon which then gives a lesson for contemporary architecture in Indonesia. Where modernity, locality and ecological factors that have a tropical climate should we promote, this is why Bioclimatic theme chosen. Bioclimatic building is a building which forms prepared by the design of the use of energy-saving techniques related to the local climate and meteorological data, the result is a building that interacts with the environment, in the incarnation and its operations as well as high-quality appearance. In addition to promoting seasonal factors, the design of Office Mall is also focused on thermal comfort inside the building by using the principle - bioclimatic principles, combined with the use of materials that have technology in creating thermal comfort. Then use the wind direction is also applied in this building. By exploiting the climate of bioclimatic buildings Office buildings Mall has become self-sufficient in terms of alternative energy supply procurement. The interaction of nature and use of the selected material is also created within the thermal comfort of the building's bioclimatic Office Mall. The result is a building that responds to the surrounding environment and able to answer a variety of problems.


(15)

Dunia arsitektur dewasa ini dihadapkan dengan suatu isu baru. Dimana krisis energi yang dikarenakan sumber daya yang terus dieksploitasi sejak era industrialisasi dunia kini semakin menunjukkan gejalanya. Perubahan iklim, pemanasan global dan bencana lain menjadi dampak dari krisis energi dan perusakan lingkungan. Fenomena ini yang kemudian memberikan pelajaran pada arsitektur kontemporer di Indonesia. Dimana modernitas, lokalitas dan faktor ekologis site yang memiliki iklim tropis harus kita kedepankan, hal inilah yang mendasari dipilihnya tema Bioklimatik. Bangunan Bioklimatik adalah bangunan yang bentuk bangunanya disusun oleh desain penggunaan teknik hemat energi yang berhubungan dengan iklim setempat dan data meteorologi, hasilnya adalah bangunan yang berinteraksi dengan lingkungan, dalam penjelmaan dan operasinya serta penampilan berkualitas tinggi. Selain mengedepankan faktor musim, perancangan Office Mall ini juga memfokuskan pada kenyamanan termal didalam bangunan dengan menggunakan prinsip – prinsip Bioklimatik yang dipadukan dengan penggunaan material yang memiliki tekhnologi dalam menciptakan kenyamanan termal. Kemudian pemanfaatan arah angin juga diterapkan dalam bangunan ini. Dengan pemanfaatan iklim tersebut bangunan Bioklimatik Office Mall ini menjadi bangunan yang mandiri dalam segi pengadaan suplai energi alternatif. Interaksi terhadap alam dan penggunaan material yang dipilih juga menciptakan kenyamanan termal didalam bangunan Bioklimatik Office Mall ini. Hasilnya adalah sebuah bangunan yang tanggap terhadap lingkungan sekitar dan mampu menjawab berbagai permasalahan yang ada.


(16)

World architecture nowaday are faced with a new issue. Where the energy crisis due to resources continue to be exploited since the industrial era, the world is now increasingly showing the symptoms. Climate change, global warming and other disasters are the impact of the energy crisis and environmental destruction. This phenomenon which then gives a lesson for contemporary architecture in Indonesia. Where modernity, locality and ecological factors that have a tropical climate should we promote, this is why Bioclimatic theme chosen. Bioclimatic building is a building which forms prepared by the design of the use of energy-saving techniques related to the local climate and meteorological data, the result is a building that interacts with the environment, in the incarnation and its operations as well as high-quality appearance. In addition to promoting seasonal factors, the design of Office Mall is also focused on thermal comfort inside the building by using the principle - bioclimatic principles, combined with the use of materials that have technology in creating thermal comfort. Then use the wind direction is also applied in this building. By exploiting the climate of bioclimatic buildings Office buildings Mall has become self-sufficient in terms of alternative energy supply procurement. The interaction of nature and use of the selected material is also created within the thermal comfort of the building's bioclimatic Office Mall. The result is a building that responds to the surrounding environment and able to answer a variety of problems.


(17)

Gambar 1.1 Suasana riverfront

BAB I

River, Human and Building

Riverfront atau kawasan muka sungai adalah sebuah kawasan yang mengikuti atau disekitar tepian atau bantaran sungai yang hakikatnya telah

menjadi bagian dari suatu kepentingan, baik itu dari segi Pemerintah maupun

swasta. Kawasan muka sungai atau Riverfront adalah sebuah kawasan yang sangat

potensional untuk dijadikan berbagai fasilitas seperti ruang terbuka hijau, ruang

publik, fasilitas olahraga dan lain sebagainya. Sebuah kota yang didalamnya

mengalir sebuah sungai maka kawasan yang disebut Riverfront adalah kawasan

yang berada di sepanjang kiri dan kanan sungai sungai tersebut, lebar jarak

pengaruh sungai itu juga dikatakan sebagai Riverfront. Kawasan yang sangat

potensial ini dapat dimanfaatkan untuk difungsikan sebagai kawasan komersial


(18)

Jika kita telusuri kota-kota di Indonesia, banyak sekali kota yang

didalamnya terdapat kawasan Riverfront. Namun hal yang sangat disayangkan

adalah banyak sekali kawasan muka sungai (Riverfront) di Indonesia yang

merupakan kawasan sangat identik dengan lokasi yang terlantar, sebagai daerah

belakang, tidak tertata dan kumuh. Daerah sempadan sungai yang seperti kita

ketahui seharusnya bebas dari struktur fisik, namun pada kenyataannya daerah

tersebut kerap diisi oleh berbagai bangunan atau fungsi lain yang tentunya ilegal.

Kenyataan ini kemudian diperburuk dengan kecenderungan atau sifat masyarakat

yang selalu menjadikan daerah aliran sungai sebagai daerah belakang. Masyarakat

memfungsikan sungai sebagai sasaran akhir dari pembuangan atau dalam arti

kata lain mereka menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan akhir sampah

dan limbah lain. Lebih ironi lagi perilaku seperti ini ternyata tidak hanya

ditemukan pada lingkungan atau daerah yang kumuh saja, pada kawasan elit

sekalipun terkadang kita juga dapat melihat hal seperti ini terjadi. Kebiasaan

menjadikan sungai sebagai kawasan atau daerah belakang sudah sering ditemukan

di berbagai lingkungan masyarakat di perkotaan di Indonesia, bahkan fungsi

Pemerintahan yang seharusnya menjadi teladan, juga kerap menjadikan daerah

sungai ini sebagai daerah belakang. Berbagai upaya untuk mengembalikan fungsi

sungai yang hakikatnya adalah sebagai daerah muka, dan memperbaiki kondisi

fisiknya sampai saat ini masih sangat jauh dari yang kita harapkan. Program kali

bersih yang dicanangkan oleh Pemerintah sampai saat ini belum menampakkan

prospek dan hasil yang menjanjikan. Kondisi nyata di lapangan yang memang


(19)

Gambar 1.2 Sungai Deli Medan

program yang bersifat sektoral. Penggunaan dan pembangunan yang tidak

terkendali di daerah sempadan sungai merupakan kondisi nyata di lapangan yang

mengindikasikan kompleksitas permasalahan yang harus diatasi.

Sungai Deli merupakan salah satu dari Sembilan sungai yang ada di kota

Medan. Sungai ini memiliki Panjang 71,91 km dengan luas keseluruhan mencapai

48,162 ha. Mulanya pada masa kerajaan Deli, sungai ini merupakan urat nadi

perdagangan ke daerah lain, Namun saat ini limbah telah mencemari sungai ini,

70% diantaranya diakibatkan

limbah padat dan cair. Ini

merupakan kondisi yang

sangat ironi melihat fungsi

awal sungai yang merupakan

sarana perdagangan kini

berubah menjadi daerah

belakang. Dengan penerapan

tema Riverfront Architecture

ini diharapkan dapat mengembalikan fungsi sungai sebagai daerah muka, dan

memperbaiki kondisi fisiknya. Pengembangan Riverfront ini tentunya juga akan

memberikan dampak positif terhadap masyarakat yang berada di sekitar sungai,

karena selain tertata dengan baik tentunya kawasan muka sungai tidak lagi

menjadi daerah yang kumuh dan dapat digunakan sebagai sarana rekreasi/wisata


(20)

tentunya juga akan mengubah gaya hidup masyarakat di kota Medan yang

cenderung menjadikan sungai sebagai daerah belakang.

Gaya hidup atau lifestyle adalah pola tingkah laku sehari-hari segolongan

manusia di dalam masyarakat. Gaya hidup ini menunjukkan bagaimana orang

mengatur pola kehidupan pribadinya, kehidupan masyarakat, perilakunya didepan

umum, dan upaya membedakan statusnya dari orang lain melalui

lambang-lambang sosial. Gaya hidup yang terjadi pada kehidupan nyata tentunya tidak

dipenuhi dengan hal – hal yang positif semata, hal – hal yang negatif pada kenyataannya sangat banyak terdapat pada masyarakat, terutama pada masyarakat

yang hidup di kawasan perkotaan yang sifatnya adalah heterogen. Urban Lifestyle

adalah cara atau gaya hidup orang atau masyarakat di kawasan perkotaan. Urban

lifestyle juga dapat diartikan sebagai pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia didalam masyarakat yang hidup di perkotaan. Kawasan perkotaan atau

kawasan urban adalah sebuah wilayah yang mempunyai kegiatan utamanya adalah

bukan pertanian, susunan dan fungsi kawasan perkotaan didominasi sebagai

tempat pemukiman, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa baik swasta maupun

pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

Salah satu Urban lifestyle yang terdapat di kota Medan adalah kegiatan

bekerja. Bekerja merupakan salah satu bagian dari gaya hidup masyarkat

perkotaan. Lebih dari setengah dari waktu masyarakat yang hidup di kota – kota besar dihabiskan dengan bekerja untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka

yang semakin tinggi. Laju perekonomian yang sangat cepat menuntut masyarakat


(21)

Selain bekerja, untuk melepas kejenuhannya masyarakat kota biasanya

meluangkan waktu di tempat-tempat hiburan , salah satunya adalah mall, karena

selain pusat perbelanjaan, mall juga menyediakan beragam fasilitas yang tentunya

dapat melepaskan kejenuhan bagi masyarakat di perkotaan. Selain hal tersebut

mall juga merupakan salah satu lifestyle bagi masyarakat perkotaan. Seperti yang

kita ketahui mall bukan hanya sekedar tempat untuk berbelanja saja, namun juga

sebagai sarana untuk bersantai, pertemuan bisnis, reuni, arisan, dan sebagainya.

Pusat perbelanjaan atau mall di kota – kota besar saat ini semakin marak. Banyaknya jumlah mall membuat masyarakat di kota - kota kerap menjadikan

mall sebagai tempat berkumpul baik bersama keluarga maupun teman serta rekan

kerja. Mall telah menjadi bagian yang tak bisa terpisahkan, seiring perkembangan

zaman mall seperti bagian dari gaya hidup kaum sosialita.

Saat ini sangat banyak sekali perusahaan – perusahaan yang tumbuh dan berkembang di kota Medan. Baik perusahaan yang bergerak di bidang jasa

maupun barang. Kantor – kantor marketing dan lain sebagainya juga banyak tumbuh saat ini di kota Medan. Dengan tumbuhnya perusahaan – perusahaan tersebut tentunya muncul permasalahan yang paling sering ditemukan di kota – kota besar, yaitu keterbatasan lahan. Lahan diperkotaan dapat diistilahkan sebagai

gold atau emas karena nilai jualnya yang tidak pernah turun melainkan terus

melambung. Masalah ini tentunya menjadi salah satu faktor yang menghambat

perusahaan – perusahaan dalam mengembangkan usahanya. Berdasarkan hal diatas timbul ketertarikan penulis untuk mendesain beberapa fasilitas yang dapat


(22)

Urban lifestyle atau gaya hidup masyarakat perkotaan. Fasilitas tersebut adalah gedung kantor sewa dan mall. Dengan aktivitas masyarakat kota yang padat

tentunya bukan hanya membutuhkan sekedar gedung kantor dan mall.

Pemilihan Tema

Ada beberapa faktor yang menjadi kebutuhan di fasilitas tersebut, antara

lain sehat, selaras dengan lingkungan, dan juga memperhatikan iklim sekitar.

Keselarasan antara 3 unsur dalam berkehidupan tidak bisa dipisahkan begitu saja

demi terciptanya suatu pencapaian. Ketiga unsur tersebut adalah alam sebsagai

habitat dasar manusia dalam menjalani kehidupannya, bangunan atau gedung atau

rumah yang menjadi tempat bernaung dan menjalankan seluruh aktivitas manusia

sehari - hari dan yang ketiga adalah manusia itu sendiri. Hal ini sangat selaras

dengan yang disebutkan oleh Tri Harso Karyono dalam bukunya yang berjudul

Green Architecture” menyebutkan bahwa “didalam abad modern ini, Karya Arsitektur (bangunan) setidaknya harus memenuhi tiga macam sasaran. Pertama,

bngunan harus merupakan produk dari suatu karya seni (work of art). Kedua,

bangunan hars memberikan kenyamanan fisik, baik itu kenyamanan ruang

(spasial comfort), kenyamanan termis (thermal comfort), kenyamanan suara

(auditory comfort), maupun pencahayaan (visual comfort). Ketiga, banugnan harus hemat terhadap pemakaian energi. Jadi keselarasan antara manusia, alam

dan bangunan sangat dibutuhkan demi mencapai suatu bangunan yang menjawab

permasalahan pada massa globalisasi ini”. Inilah yang menjadi dasar pemikiran timbulnya judul Bioklimatik Office Mall.


(23)

Gambar 1.3 Kerangka Berfikir

Untuk mendapatkan bangunan yang sehat dan berkaitan dengan Riverfront

tentunya membutuhkan pendekatan arsitektur yang mampu menjawab masalah

seperti pemanasan global, iklim, keborosan energi, pencemaran lingkungan dll.

Pendekatan Bioklimatik tentunya dapat menjawab masalah-masalah yang terjadi

sekarang ini. Bioklimatik adalah Ilmu yang mempelajari antara hubungan iklim

dan kehidupan, terutama efek dari iklim pada kesehatan dan aktivitas sehari-hari.

Pendekatan ini sangat penting untuk keberadaan Office Mall ini. Dan hasilnya

adalah bangunan yang berinteraksi dengan lingkungan, dalam penjelmaan dan

operasinya serta berpenampilan kualitas tinggi. Didalam Bioklimatik, tumbuhan

dan lanskap yang dalam kasus ini adalah sungai, tidak hanya untuk kepentingan

estetika semata, tetapi juga untuk kepentingan ekologis dan membuat bangunan

menjadi lebih sejuk. Pemanfaatan sungai sebagai lansekap sangat perlu

diperhatikan dalam dalam pendekatan ini. Inilah yang menjadi dasar pemilihan

tema Bioklimatik dalam merancang Bioklimatik office mall ini. Jadi dengan

pendekatan Bioklimatik ini diharapkan akan menjadikan daerah permukaan

sungai sebagai daerah muka yang lebih tertata dan asri dan sebagai satu kesatuan


(24)

BAB II

Bioklimatik Desain

Bioklimatik berasal dari bahasa asing yaitu Bioclimatology. Menurut

Kenneth Yeang “ Bioclimatology is the study of the relationship between climate and life, particulary the effect of climate on the health of activity of living things”. Bioklimatik adalah Ilmu yang mempelajari antara hubungan iklim dan kehidupan

terutama efek dari iklim pada kesehatan dan aktivitas sehari-hari. Bangunan

Bioklimatik adalah bangunan yang bentuk bangunanya disusun oleh desain

penggunaan teknik hemat energi yang berhubungan dengan iklim setempat dan

data meteorologi, hasilnya adalah bangunan yang berinteraksi dengan lingkungan,

dalam penjelmaan dan operasinya serta penampilan berkualitas tinggi. Maka

berdasarkan dari penjelasan tersebut bisa kita simpulkan Arsitektur Bioklimatik

adalah suatu pendekatan yang mengarahkan arsitek untuk mendapatkan

penyelesaian desain dengan memperhatikan hubungan antara bentuk arsitektur

dengan lingkungannya dalam kaitan iklim daerah tersebut.

Perancangan Pengembangan Bioklimatik Office Mall ini ditekankan pada

kebutuhan dan aktifitas serta kenyamanan yang optimal yang kemudian

diwujudkan dalam penggunaan ruang-ruang yang ada serta mengolah sirkulasi

yang efektif dan efisien sehingga secara umum Bioklimatik Office Mall ini akan

berhasil secara bioklimatik. Bangunan bioklimatik ini juga menerapkan desain

ramah lingkungan terhadap bangunan sekitar maupun bangunan itu sendiri.


(25)

pengguna bangunan tersebut. Hal – hal yang menjadi fokus terciptanya bangunan ini antara lain mengutamakan kenyamanan pengguna, bentuk berasal dari iklim

atau cuaca tropis, bagian - bagian bangunan dibedakan sesuai dengan tujuannya

dan sruktur disesuaikan dengan fungsi dan penekanan pada penggunaannya.

Perkembangan Arsitektur Bioklimatik

Pengembangan Arsitektur Bioklimatik berawal dari 1960-an. Arsitektur

Bioklimatik merupakan arsitektur modern yang di pengaruhi iklim.Arsitektur

Bioklimatik merupakan pencerminan kembali arsitektur Frank Loyd Wright yang

terkenal dengan alam dan lingkungandengan prinsip utamanya bahwa didalam

seni membangun tidak hanya efisiensinya saja yang dipentingkan tetapi juga

ketenangannya, keselarasan, kebijaksanaan, kekuatan bangunan dan kegiatan

sesuai bangunannya “Oscar Niemeyer dengan falsafah arsitekturnya yaitu

penyesuaian terhadap keadaan alam dan lingkungan, penguasaan secara

fungsional, dan kematangan dalam pengolahan secara bentuk, bahan dan

arsitektur.

Akhirnya dari Frank Wright dan Oscar Niemeyer lahirlah arsitek lain

seperti Victor Olgay pada tahun 1963 mulai memperkenal arsitektur Bioklimatik.

Setelah 1990-an Kenneth Yeang mulai menerapkan arsitektur Bioklimatik pada

bangunan tinggi Bioklimatik yang memenangkan penghargaan Aga Khan Award


(26)

Prinsip Desain Arsitektur Bioklimatik

Pada bioklimatik, penampilan bentuk arsitektur sebagian besar

dipengaruhi oleh lingkungan setempat.

a. Meminimalkan ketergantungan pada sumber energi yang tidak dapat diperbarui.

b. Penghematan energi dari segi bentuk bangunan, penempatan bangunan dan pemilihan material.

c. Mengikuti pengaruh dari budaya setempat.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mendesain dengan tema arsitektur

Bioklimatik strategi pengendalian iklim.

- Memperhatikan keuntungan matahari

- Meminimalkan perlakuan aliran panas

- Meminimalkan pembesaran bukaan/bidang terhadap matahari

- Memperhatikan ventilasi

- Memperhatikan penguapan pendinginan, sistem atap.

Unsur-unsur Perancangan Bioklimatik, Kenneth Yeang

a. Sikulasi Vertikal

i. Terdiri dari tangga, escalator, elevator, dumb waiters, semua komponen tersebut berada di core.

ii. Dalam bioklimatik, Sirkulasi vertikal atau core berfungsi sebagai : - Kekakuan struktural


(27)

- Pelindung matahari

- Pelindung angin

- Emergency refuge zone

- Hubungan antar setiap lantai.

Penempatan core pada bangunan bioklimatik harus pada sisi bangunan

(pheripheri core). Untuk iklim seperti di indonesia mempunyai banyak

keuntungan:

- Tidak memerlukan ducting fire-fighting presuration

- Dapat melihat keluar bangunan dengan lobby lift

- Dapat memasukan cahaya alami dan pencahayaan alami dalam ruang core

- Core dapat berfungsi sebagai pelindung matahari

b. Vertical Landscaping

Keuntungan:

a. Mempunyai nilai estetika pada bangunan dan menghasilkan produktifitas

kerja yang tinggi.

b. Memperlunak fasade bangunan.

c. Melindungi ruang dalam dan dinding luar bangunan.

d. Maminimalkan rasdiasi panas pantulan sinar matahari dan kaca kedalam

bangunan.

e. Menyerap CO2 dan CO dari polusi udara dan memberikan O2 melalui

fotosintesis


(28)

c. Ventilasi

Penggunaan ventilasi pada bangunan bioklimatik lebih mengutamakan

ventilasi alami terutama pada lobby, elevator, tangga dan toilet. Keuntungan

ventilasi alami adalah:

-Untuk menambah kenyamanan pada periode kelembaban tinggi.

-Untuk alasan kesehatan, menyediakan oksigen yang cukup.

-Untuk kenyamanan penglihatan yang lebih baik pada penghuni bangunan.

-Unsur konservasi energi melalui pengurangan dan meniadakan mekanikal

ventilasi.

d. Dinding Luar Bangunan

Aturan desain penutup luar bangunan.

a. Efesiensi energi maksudnya adalah kulit bangunan harus dapat mengurangi pemakaian energi.

b. Penyediaan of sentral daylight untuk mengurangi radiasi matahari langsung.

c. Meminimalkan penembusan udara dan kondensasi. d. Penyediaan pemilihan, warna, tekstur dan finishing.

e. Dilengkapi dengan peralatan pembersih jendela otomatis f. Dapat mengakomodasikan pergerakan bangunan.

g. Meminimalkan beban pada rangka struktur h. Meminimalkan perlengkapan maintenance


(29)

e. Sistem Struktur

Penggunaan struktur pada bangunan Bioklimatik tergantung pada

penggunaan system tinggi tiap lantai dan ukuran elemen layout struktur vertical

terdiri dari element core dan kolom dan juga dipengaruhi oleh syarat struktur

untuk menahan beban mati, angin dan gempa serta sistem kekakuan bangunan.

Struktur juga dapat dikombinasikan dengan sistem low energi.

f. Mekanikal dan Energi

M & E meliputi sistem AC, ventilasi, system pemanasan, penyediaan air,

listrik dan penerangan, telekomunikasi, sewage, system sanitasi, system

komputer, system keamanan dan intelligent building system.

Tujuan utama dari bangunan Bioklimatik ialah untuk mengurangi

ketergantungan pemakaian bangunan pada system M & E dan untuk mengurangi

pengurangan energi bangunan melalui system passive low energi.

Ketentuan desain pada bangunan Bioklimatik:

-ME harus ekonomis untuk dibangun dan diopersaikan, efisien dan

meminimalkan penggunaan energi selama konstruksi dan selama

kelangsungan hidup bangunan.

-ME harus tinggi tingkat kenyamanan hunian, temperatur, akustik dan

pencahayaan.

-ME harus meminimalkan biaya operasional dan maintenance dengan


(30)

-ME harus memaksimalkan penggunaan ruang dengan mengurangi daerah

equipment dan memaksimalkan efisiensi structural.

-ME harus memperhatikan lingkungan dengan pemilihan system instalasi

yang tidak berisik, tidak polusi, menggunakan material bebas CFC dan

mengurangi produk CO2.

Perumusan masalah dalam mendesain proyek Bioklimatik Office Mall ini adalah :

 Bagaimana memahami dan menerapkan tema Arsitektur Bioklimatik serta mewujudkannya pada bangunan melalui proses perancangan dan pendekatan

sehingga dapat diterapkan pada desain.

 Bagaimana membuat bangunan Bioklimatik yang memberikan pengaruh positif terhadap Riverfront (Sungai Deli).

Menara Mesin (1992), Kuala Lumpur, Malaysia, Kenneth Yeang

Menara mesiniaga merupakan kantor pusat IBM di Subang Jaya dekat

Kuala Lumpur. Bangunan ini merupakan bangunan high-tech yang memiliki

tinggi bangunan 15 lantai. Bangunan tunggal dengan tower tinggi yang modern

merupakan hasil penelitian arsitek, Kenneth Yeang selama sepuluh tahun tentang

prinsip-prinsip desain bangunan tinggi medium. Tiga bangian struktur terdiri dari

bangian dasar “hijau” yang dinaikan, sepuluh lantai ruang kantor yang dilingkari balkon taman, hiasan dinding luar sebagai pembayang, dan puncaknya di pasang


(31)

Gambar 2.1 Menara mesiniaga, Kuala lumpur

Strategi desain yeang menggunakan pendekatan Ekologi dan lingkungan

mengurangi biaya perawatan jangka panjang dengan mengurangi pemakaian

energi. Sangat penting bahwa merancang bangunan dengan pendekata iklim

memberikan dimensi estetik bagi pekerjaannya (yeang) yang tidak ditemukan

pada jenis bangunan medium high rise dengan penutup kaca dan pengkondisian

udara.

Bangunan ini dirancang dengan tetap mempertahankan konsep ramah

lingkungan dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Untuk itu, menara

ini menggunakan banyak kanopi dan kisi-kisi. Dapat dilihat pada gambar,

hightechniaga tower setnggi 8 lantai dirancang dengan style modern dan

bertemakan Bioklimatik.

Pendekatan Arsitektur tropis ternyata mampu menjadi bangunan yang


(32)

Gambar 2.2

pada bangunan Menara Mesiniaga, Kuala Lumpur yang digunakan untuk kantor

pusat warabala IBM. Menara yang dirancang oleh T.R. Hamzah & Yeang,

Sdn.Bhd. dan terdiri 15 lantai, luas 12.345 m2 didukung dengan penggunaan

material yang biasa dipakai untuk gedung tinggi, misalnya struktur baja dan

komponen ringan pembatas ruang, tetapi dengan cerdik Yeang bereksperimen

dalam cara penggunaannya melalui penempatan bahan tersebut sebagai penangkal

sengatan panas dalam ukuran yang berbeda-beda dan bentuk melengkung susuai

pergerakan matahari.

Menara mesiniaga juga lebih efisien karna infrastruktur (service core)

yang biasanya di tengah ditarik ke tepi timur sehingga ruang kerja bisa lebih

leluasa dan gang untuk sirkulasi lebih sedikit. Yeang mendesain gedung yang

memamerkan citra high tech sekaligus memberikan suasana nyaman kepada

karyawan. Agar nyaman, Yeang menempatkan inti bangunan (service core)-

tangga, lift, toilet, mekanikal-elektrikal, plumbing disisi paling banyak menerima

sengatan matahari yakni timur gedung.

Yang paling menarik

adalah tampilnya dua “taman di

awan” yang membelit bangunan

bak spiral. Taman itu

memberikan efek bayangan

yang kontras dengan permukaan


(33)

baja. Struktur bangunan dari rangka beton bertulang yang dilubangi dua jenis

penangkis matahari, dinding baja dan kaca sejalan dengan podium dan puncak

gedung dari metal, mampu menghadirkan citra high tech.

Yeang menyebut pendekatannya dengan “gedung jangkung bioklimatik”

yang memberikan kontrol iklim yang peka terhadap hemat energi, termasuk

didalamnya menggunakan unsur hijau, pengudaraan dan pencahayaan yang alami

secara intensif. Konsistensi untuk meneliti Bioclimatic Architecture untuk

merancang gedung tinggi di daerah beriklim tropis. Kepedulian Yeang dalam

menggali gedung tinggi secara Bioklimatik bertujuan untuk mengurangi biaya

bangunan dengan cara menekan konsumsi energi mengembangkan keuntungan


(34)

Gambar 3.1 Letak Site

BAB III

Lingkungan dan Kondisi Tapak

Inventarisasi data pada umumnya dilakukan pada wilayah Kota Medan,

namun secara khusus dilakukan pada area Kecamatan Medan Barat yang

merupakan daerah site proyek. Dari hasil olah data didapatkan beberapa data yang

berkaitan baik itu dengan proyek dan tema individual yang akan diusung pada

proyek ini.

Hal pertama yang akan dibahas adalah karakteristik kawasan, Secara

geografis Kawasan Kecamatan Medan Barat ini terletak diantara 46’10’00

-46’55’00 Lintang Utara dan 39’65’00-40’20’00 Bujur Timur, dengan total luas wilayah mencapai 5.400 Km2 (540 Ha), dan terletak pada ketinggian sekitar 15 m


(35)

di atas permukaan laut (dpl). Secara administrasi Kecamatan Medan Barat ini

berbatasan dengan :

 Sebelah Utara : Kecamatan Medan Deli

 Sebelah Selatan : Kecamatan Medan Kota

 Sebelah Barat : Kec.Medan Helvetia

 Sebelah Timur : Kec. Medan Timur

Kecamatan Medan Barat memiliki jumlah 6 (enam) Kelurahan. Adapun

Kelurahan tersebut antara lain adalah Kelurahan Kesawan, Kelurahan Sei Agul,

Kelurahan Karang Berombak, Kelurahan Silalas, Kelurahan Glugur Kota, dan

Kelurahan Pulo Brayan. Dari kelurahan – kelurahan tersebut yang memiliki luas paling besar adalah Kelurahan Sei Agul dengan luas total mencapai 107 Hadan

yang paling kecil adalah Kelurahan Gelugur Kota dengan luas wilayah sebesar 62

Ha. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan sesuai dengan Peta Rupa

Bumi Indonesia yang memiliki Skala 1 : 50.000, memperlihatkan bahwa

morfologi Kecamatan Medan Barat relatif datar dengan ketinggian sekitar 15

meter di atas permukaan laut. Sedangkan kemiringan lahan keseluruhannya

adalah datar yaitu berkisar antara 0-10%. Melihat dari topografi yang demikian

maka dapat disimpulkan bahwa wilayah Kecamatan Medan Barat dapat

dikembangkan sebagai kawasan permukiman dan pengembangan perkotaan.

Sedangkan inventarisasi data yang berkaitan dengan tema individual

adalah keadaan faktor alam antara lain curah hujan, suhu, kelembapan, matahari


(36)

tropis dengan temperatur pada bulan terdingin mencapai 24ºC. Upaya pemahaman

untuk keadaan iklim di suatu tempat atau lokasi dipengaruhi oleh beberapa faktor

penting diantaranya adalah morfologi regional sekitar lokasi, arah dan kecepatan

angin yang sangat dominan melewati lokasi serta kondisi alami setempat. Untuk

suhu udara disekitar lokasi site, rata-rata maksimum absolut tahunannya mencapai

35 oC dan suhu udara rata-rata minimum absolut tahunannya mencapai suhu 27

o

C sedangkan suhu udara disekitar site rata-rata tahunannya berkisar antara 25 oC

- 28,6 oC. Kelembaban disekitar site juga dinilai cukup tinggi dengan kelembaban

rata-rata maksimum tahunan mencapai 85% dan kelembaban minimum mencapai

70% serta kelembaban rata-rata sepanjang tahun mencapai 83%, dengan demikian

maka daerah lokasi site maupun disekitar site memiliki tngkat kelembababan

udara yang tinggi. Curah hujan rata-rata yang dicatat oleh Stasiun Hujan Medan

Barat adalah 1541.35 mm/tahun dan jika dilihat dari hari hujan rata-ratanya adalah

23 hari. Kecamatan Medan Barat memiliki curah hujan di bawah 200 mm/ bulan

dan bulan basahnya terjadi pada bulan September – Oktober dengan rata – rata dibawah 200 mm/bulan. Hal ini tentunya mempengaruhi strategi desain dan

penerapan tema dalam perancangan proyek ini. Kecepatan angin rata-rata pada

lokasi site adalah kurang lebih 1 Knot atau sama dengan 0.51444 m/det. Secara

garis besar lokasi di sekitar site memiliki kecepatan angin yang calm yaitu

berkisar dibawah 2 knot. Angka tersebut dilihat dari data rataaan kecepatan angin

yang berada diatas ketinggian 10 m selama kurun waktu 10 tahun. Data tersebut


(37)

Penguapan pada daerah Medan Barat memiliki angka rata-rata 3.91 mm,

dan penguapan maksimum yang pernah terjadi adalah pada bulan mei tahun 2006

yaitu sebesar 6.8 mm. Jika dilihat dari data rataan bulanan, pada daerah

Kecamatan Medan Barat mengalami tingkat penguapan yang tinggi yang

menandakan daerah tersebut banyak ditumbuhi atau menimbulkan awan konvektif

dan juga mudah terjadi hujan lokal.

Penyinaran Matahari merupakan lamanya penyinaran dalam satu hari yang

di ukur didalam persen. Penyinaran Matahari selama kurun waktu 10 tahun yaitu

dari 1998 sampai tahun 2007 di lokasi atau site proyek yang terbanyak terjadi

pada bulan maret. Pada bulan maret rata-rata penyinaran matahari mencapai angka

12 % sedangkan yang terendah terjadi pada bulan Sepetember denagn rata-rata

penyinarannya hanya mencapai angka 2 % yang artinya pada bulan september

lokasi site proyek mengalami sedikit penyinaran matahari yang dikarenakan

tertutup oleh awan atau banyak terjadi hujan yaitu pada saat sebaliknya. Pada

lokasi site proyek, bulan kering yang penyinaran mataharinya lebih besar atau

sama dengan 10% yaitu terjadi pada bulan Januari, Maret, April dan Mei.

Sedangkan untuk bulan basah yang penyiranan mataharinya kurang dari 10%

terjadi pada bulan Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November dan

Desember. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa lokasi site proyek hanya

memiliki bulan kering selama 4 bulan saja sedangkan bulan basahnya terjadi


(38)

Gambar 3.2 Tata guna lahan

Studi lapangan merupakan salah satu hal yang paling mendasar dalam hal

merancang fungsi bangunan yang akan dibangun di lokasi yang berada di Jln.

Guru patimpus ini. Berikut akan dijelaskan mengenai hasil studi lapangan atau

survey. Site proyek berada pada Jln. Guru Patimpus. Pada arah utara site

berbatasan langsung dengan jalan tersebut, arah timur dari site proyek berbatasan

langsung dengan Podomoro City Deli. Pada arah selatan site berbatasan dengan

gedung Ex PTPN IX, sedangkan pada arah barat berbatasan langsung dengan

aliran sungai deli yang dalam hal ini menjadi tema utama yaitu Pengembangan


(39)

Tabel.3.1. Tata guna lahan

Mengenai Tata guna lahan dan bangunan sekitar site dilakukan didalam

radius 500m. Untuk tata guna lahan di radius 500m dari site didominasi oleh

fungsi pemukiman. Persentase fungsi pemukiman di radius 500m adalah ±60%

yang terdiri dari 50% pemukiman dengan tingkat kepadatan rendah dan 10%

pemukiman dengan tingkat kepadatan sedang. Untuk daerah pemukiman dapat


(40)

wilayah pemukiman. Hasil lainnya adalah ±20% dari tata guna lahan di radius

500m dari

site adalah fungsi komersial yang terdiri dari 10% merupakan pertokoan

(ruko/retail) yang berwarna merah, 5% terdiri dari perkantoran yang terdiri dari

warna orange dan 5% adalah banguna hotel yang diwakili dengan warna ungu.

Fungsi selanjutnya adalah fasilitas umum dan sosial yang terdiri dari sekolah,

sarana ibadah, gedung pemerintahan dan lain lain. Persentase fungsi umum dan

sosial didaerah ini adalah 10% yang pada gambar diberi atau diwakili dengan

warna biru dan biru muda. Fungsi yang terakhir adalah fungsi ruang terbuka hijau

yang terdiri dari taman, kuburan dan lain – lain, persentase fungsi ruang terbuka hijau didaerah ini adalah 10%, pada gambar dapat dilihat area ini diberi warna

hijau. Dari hasil survey yang dilakukan didalam radius 500m dari site juga

terdapat beberapa bangunan eksisting di sekitar site, bangunan – bangunan tersebut antara lain Podomoro City Deli, Capital Building, Plaza Telkom, EX PTP

IX, JW Marriot, Kantor Samsat, Hotel Dharma Deli, Bank Indonesia, Grand

Aston hotel, Kantor Wali Kota, Arya Dhuta hotel, Hotel Santika, Lap. Benteng,

Lap. Merdeka, Merdeka Walk, Polantas, Kuburan, Mesjid, SD Negeri, Universitas


(41)

Gambar 3.3 Eksisting disekitar site

Site proyek berada pada Jln. Guru Patimpus yang merupakan jalur dua

arah dengan intensitas kendaraan yang cukup padat, intensitas kendaraan di Jln.

Guru Patimpus berkisar ±90 kendaraan / menit. Selain Jln. Guru Patimpus

terdapat juga beberapa jalan lain diradius 500m dari site diantaranya adalah Jln.

Balai Kota, Jln. Perintis Kemerdekaan dan Jln. Putri Hijau yang ketiga nya

merupakan jalan satu arah dengan tingkat kendaraan tidak terlalu padat, hanya

saja kerap terjadi kemacetan pada jam – jam tertentu.

Vegetasi merupakan salah satu faktor yang sangat berkaitan dengan tema

Bioklimatik dan sangat mempengaruhi proses dan hasil desain Office Mall ini.

Terdapat beberapa titik vegetasi di sekitar site proyek. Yang pertama yaitu pada


(42)

Gambar 3.4 Analisa Vegetasi

pepohonan pada bagian ini dianggap kurang baik, karena arpada jalur pedestrian,

hal ini tentunya akan menyebabkan terganggunya arus pejalan kaki. Akan tetapi

vegetasi pada area ini tidak bisa dihilangkan begitu saja, karena merupakan faktor

yang mendukung dalam merancang bangunan Bioklimatik Office Mall ini. Maka

dari itu dibutuhkan solusi atau pemecahan masalah untuk vegetasi pada area ini,

salah satunya adalah dengan membuat jalur pedestrian tersendiri bagi para pejalan

kaki. Pada bagian barat site juga terdapat pepohonan, tepatnya pada daerah

pinggiran sungai. ini merupakan salah satu potensi yang harus dipertahankan,

namun vegetasi pada daerah ini harus lebih ditata agar menimbulkan nilai estetika.

Selain untuk faktor estetika, vegetasi pada bagian barat site ini juga dapat

difungsikan untuk hal lain, antara lain sebagai pengganti gas CO2 menjadi O2,


(43)

Kondisi iklim juga mempengaruhi dalam proses dan hasil desain bangunan

ini, secara umum Indonesia berada pada daerah atau zona tropis dikarenakan

posisinya yang terletak diantara 6o LU-11oLS. Namun dikarenakan adanya

berbagai faktor geografis, pola iklim di Indonesia memiliki karakteristik atau ciri

tersendiri. Faktor – faktor yang mempengaruhi pola iklim di Indonesia yang pertama adalah letak wilayah yang berada di sekitar ekuator yang mengakibatkan

suhu rata – rata tahunan senantiasa tinggi. Hal ini dikarenakan penyinaran matahari yang senantiasa tegak. Yang kedua adalah kepulauan Indonesia di sekitar

ekuator mengakibatkan sebagian besar wilayah di Indonesia berada pada kawasan

angin doldrum (angin tenang) sehingga tidak terkena atau terbebas dari bencana

yang diakibatkan badai tropis (siklon). Yang ketiga adalah bentuk wilayah

Indonesia yang merupakan wilayah kepulauan yang dikelilingi oleh laut

mengakibatkan tingkat rata – rata kelembapan udara yang tinggi, meskipun pada musim kemarau sekalipun kelembapan udara di Indonesia masih cukup tinggi.

Yang keempat adalah posisi Negara Indonesia yang diapit oleh benua dan

samudera yang mengakibatkan pola iklim di Indonesia dipengaruhi sirkulasi angin

muson yang berhembus dari benua asia atau Australia.

Faktor angin juga merupakan faktor yang berkaitan dengan tema dan juga

mempengaruhi proses dan hasil desain Bioklimatik Office Mall ini. Pada

umumnya di Indonesia terdapat dua jenis angin yang berhumbus dalam periode

tertentu. Yang pertama adalah angin Muson Timur, angin ini berhembus pada

bulan April hingga bulan Oktober. Pergerakan arah angin muson timur ini


(44)

Gambar 3.5 Analisa arah angin

arah utara. Yang kedua adalah angin Muson Barat, angin ini berhembus pada

bulan Oktober hingga bulan April. Pergerakan arah angin ini bergerak atau

berhembus dari benua Asia menuju benua Australia atau dari arah utara menuju

ke selatan. Pada site arah angin juga berhembus dari utara menuju selatan atau

sebaliknya, namun dikarenakan bangunan – bangunan yang ada di sekitar site arah angin menjadi terpecah akan tetapi tetap mengikuti alur pergerakannya yaitu dari

arah utara menuju selatan atau sebaliknya. Terpecahnya arah pergerakan angin ini

terjadi pada ketinggian ±0-20m dari permukaan tanah. Angin yang berhembus di

ketinggian tersebut dan masuk ke dalam site lebih dominan berasal dari daerah

sungai, karena tidak ada bangunan penghalang pada daerah tersebut. Arah

pergerakan angin pada ketinggian diatas 20m disekitar site tetap tetap mengikuti

alur pergerakannya yaitu dari utara ke selatan atau sebaliknya. Hal ini tentunya


(45)

Arah matahari juga sangat mempengaruhi dalam proses dan hasil desain

bangunan, sebab orientasi yang salah malah akan menyebabkan konsumsi energy

yang berlebihan dalam bangunan. Tingkat radiasi (solar factor) untuk orientasi

pada arah barat site adalah yang paling tinggi, sedangkan tingkat radiasi dari arah

timur hanya setengah dari arah barat serta lebih kecil pada arah orientasi utara.

Untuk itu dibutuhkan pemecahan desain yang berkaitan dengan orientasi serta

peredaman tingkat radiasi yang baik.

Untuk tingkat kebisingan, intensitas tingkat kebisingan yang paling tinggi

berasal dari Jln. Guru Patimpus, hal ini dikarenakan aktivitas kendaraan pada

daerah ini. Sedangkan pada daerah timur dan selatan site tingkat kebisingan

sedang dikarenakan tidak adanya aktivitas kendaraan di daerah ini. Pada bagian

barat site tingkat kebisingan dapat dikategorikan rendah, dikarenakan daerah ini

merupakan aliran sungai. Untuk mengantisipasi tingkat kebisingan yang tinggi

pada arah Jln. Guru patimpus bisa dilakukan dengan cara menambah garis


(46)

BAB IV

Penyesuaian Ruang

Perencanaan pengembangan dua fungsi utama di kawasan muka sungai

Deli yang berbatasan langsung dengan jalan Guru Patimpus dan Podomoro City

Deli ini adalah sebuah Rent Office Dan Shopping Mall. Lokasi site proyek

memiliki luas lebih kurang 2,5 ha dan berbentuk memanjang mengikuti kawasan

muka sungai Deli. Beberapa fungsi tambahan lain sangat dianjurkan untuk

menambah daya tarik baik itu dari segi pengguna Rent Office maupun pengunjung

Shopping mall. Serta memanfaatkan kawasan tepian Sungai Deli (riverfront), sebuah sungai di kawasan perkotaan bisa berfungsi sebagai fasilitas ruang publik.

Oleh sebab itu, kawasan tepian Sungai Deli harus juga diprioritaskan dan bisa

menjadi daya tarik tersendiri serta juga dapat membantu aspek sosial dan budaya.

Rent Office merupakan salah satu fasilitas utama yang akan dibangun pada area ini. Fungsi dari Rent Office ini adalah untuk mewadahi kegiatan kaum urban

yang selalu maju dengan menjadikan kegiatan utamanya adalah bekerja, baik itu

bekerja pada perusahaan maupun secara mandiri. Banyaknya perusahaan – perusahaan baru yang sedang berkembang saat ini baik itu dalam bidang jasa

maupun barang tentunya membutuhkan fasilitas berupa kantor yang menjadi pusat

berjalannya kegiatan – kegiatan di perusahaan – perusahaan tersebut. Namun keterbatasan lahan seakan menjadi pengahalang dan permasalahan bagi

perusahaan – perusahaan tersebut dalam menjalankan kegiatannya. Hal ini jugalah yang mendasari pembuatan salah satu fasilitas yaitu Rent Office pada area ini.


(47)

Berdasarkan analisa kebutuhan ruang yang telah dibuat, pada Rent Office

ini terdapat 3 ruang pokok yaitu ruang publik, ruang perkantoran, dan ruang

servis. Pada ruang publik terdapat beberapa ruang antara lain lobby, ruang

informasi, ruang security, lift dan toilet. Pada ruang perkantoran terdapat ruangan

kantor yang disewakan. Kemudian pada area servis terdapat pantri, ruang genset

dan kontrol. Keseluruhan ruang tersebut berada pada tower yang terdiri dari 16

lantai, 2 lantai terbawah dari tower difungsikan sebagai area parkir yang

diperuntukan bagi pengguna Rent office. luas keseluruhan untuk area Office

adalah ±9.280 m2.. Pada lantai dasar sampai lantai 4 difungsikan sebagai area

publik dan area pengelola gedung. Total keseluruhan lantai adalah 20 lantai dan

ditambah dengan 2 basement yang difungsikan sebagai area parkir untuk

pengunjung.

Fungsi kedua adalah Shopping Mall yang hampir keseluruhannya

merupakan area publik. Area Shopping Mall ini dipisahkan dengan area Rent

Office yang kemudian dihubungkan dengan sky cross yang berada pada lantai 2 dan 3 pada masing – masing area. Hal ini dimaksudkan agar privasi yang ada pada Rent Office tidak banyak terganggu oleh fungsi Shopping Mall. Pada fungsi Shopping Mall, terdapat beberapa pembagian yaitu fasilitas perbelanjaan, fasilitas makan dan minum, dan beberapa fasilitas penunjang lainnya. Jumlah luas

keseluruhan Shopping Mall ini ±11.397 m2 yang terdiri dari 5 lantai bangunan.

Selain dua area tersebut juga terdapat area pengelola dan area servis untuk


(48)

Fasilitas kegiatan Pemakai Kegiatan Kebutuhan Ruang

Lobby Pengelola

Karyawan

 Mengelola kantor

 Masuk dan keluar

kantor

 Menunggu /

menemui tamu / klien

 Sanitasi

 Area duduk

 Pusat informasi

 Resepsionis

 Toilet umum

Administrasi Pengelola

Karyawan

 Mengawasi

Administrasi

 Mengurus administrasi

 Kantor Manager  Ruang karyawan  Resepsionis

 Toilet Umum

Ruang kantor Pengelola

Karyawan

 Mengelola kantor  Bekerja

 Ruang kerja

Meeting Pengelola

Karyawan Tamu

 Mengadakan rapat  Mengikuti rapat  Mengikuti rapat

 Ruang Rapat

Fasilitas pendukung Pengelola Karyawan  Makan  Santai  Pantry  Kantin

Area parkir Pengelola

Karyawan Tamu

 Memarkirkan

kendaraan

 Area parkir roda 2  Area parkir roda 4  Area parkir bus

Shopping Mall

Lobby Pengunjung

Pengelola

 Masuk dan keluar mall  Menanyakan informasi  Security

 Lobby Mall

 Area Customer servis  Security

Shopping Mall Pengunjung

Pengelola Karyawan

 Berbelanja

 Makan dan Minum

 Hiburan

 Mengelola shopping

mall  Mengontrol

administrasi

 Retail  restoran


(49)

 Membersihkan shopping mall

Area rekreasi Pengunjung

karyawan

 Makan, minum  Berjalan - jalan

 Restoran

 Taman

Tempat penyimpanan

Karyawan  Menyimpan barang

yang akan dijual

 Gedung

penyimpanan

Area parkir Pengunjung

Pengelola

 Memarkirkan

kendaraan

 Area parkir mobil  Area parkir roda 2 Mekanikal

elektrikal

Karyawan  Memelihara,

memperbaiki mesin

 Ruang M.E

Tabel 4.1. Tabel Analisa kebutuhan ruang

Ruang terbuka juga merupakan aspek yang sangat penting dalam

pengembangan proyek ini. Untuk itu perlu penempatan serta desain ruang terbuka

yang baik agar tercipta ruang publik yang hidup. Ruang terbuka hijau nantinya

akan diletakkan pada bagian utara dan bagian barat site, selain pada area tersebut

nantinya juga akan dibuat area hijau pada bagaian roof yang akan menambah luas

ruang hijau pada proyek ini. dari Total keseluruhan luas gedung Office Mall ini

adalah ±24.000 m2 dan sisa lahan yang tersedia akan dimanfaatkan sebaik


(50)

BAB V

Keselarasan Manusia, Alam dan Bangunan

Arsitektur Bioklimatik merupakan suatu pendekatan yang mengarahkan

arsitek dalam mendapatkan penyelesaian desain dengan memperhatikan hubungan

antara bentuk arsitektural dengan kondisi lingkungannya dalam kaitanyan adalah

iklim pada daerah tersebut. Pada akhirnya bentuk arsitektural yang dihasilkan juga

akan terpengaruhi oleh budaya lokal setempat, dan hal ini tentunya akan

berpengaruh pada gaya atau ekspresi arsitektur yang akan ditampilakan bangunan

tersebut, selain itu pada pendekatan bioklimtaik ini juga akan mengurangi

ketergantungan karya arsitektur terhadap berbagai sumber energi yang tentunya

akan mengurangi beban biaya dalam bangunan. Arsitektur bioklimatik adalah

suatu bidang ilmu yang menerapkan desain ramah lingkungan terhadap

lingkungan sekitar maupun bangunan itu sendiri. Sehingga dapat menciptakan

kenyamanan ruang dalam dan ruang luar yang baik untuk setiap pengguna pada

bangunan tersebut. Beberapa ciri dari bangunan ini adalah:

- Mengutamakan kenyamanan pada pengguna.

- Bentuk didapat berdasarkan iklim atau cuaca (dalam hal ini daerah tropis)

- Membedakan bagian bagian bangunan sesuai dengan fungsinya.

- Menyesuaikan struktur dengan fungsi dan penekanan pada penggunaannya

Perancangan pembangunan Bioklimatik Office Mall ini menekankan pada

kebutuhan dan aktifitas serta kenyamanan yang optimal yang kemudian


(51)

yang efektif dan efisien sehingga secara umum Bioklimatik Office Mall ini akan

berhasil secara bioklimatik. Hal pertama yang dilakukan adalah menentukan

orientasi bangunan. Bangunan tingkat tinggi selalu mendapatkan penyinaran

matahari dan radiasi panas secara penuh dan hampir menyeluruh. Orientasi

bangunan yang baik sangat penting dalam menciptakan kenyamanan ruang.

Secara umum, susunan bangunan dengan membuat bukaan yang menghadap utara

dan selatan akan memberikan keuntungan yaitu mengurangi insulasi panas.

Orientasi bangunan yang paling baik adalah dengan meletakkan luas permukaan

bangunan yang terkecil menghadap arah timur dan barat serta memberikan

dinding eksternal pada luar ruangan ataupun dengan membuat balkon sebagai

buffer sinar matahari langsung. Dalam kasus ini arah orientasi bangunan

diletakkan mengarah terhadap Jln. Guru Patimpus yang merupakan arah utara.

Sedangkan bagian yang memiliki luas permukaan yang kecil diletakkan

mengahadap pada arah timur dan barat site yaitu mengarah pada Podomor City

Deli dan Sungai Deli.

Setelah menentukan orientasi, bentukan massa merupakan hal yang juga

penting. Bentukan massa pada bangunan ini dibuat sesuai dengan bentukan site


(52)

Gambar 5.2 Aksesibilitas Pejalan Kaki

memaksimalkan arah angin yang masuk kedalam bangunan bentuk bangunan

diarahkan secara dinamis mengikuti aliran arah angin. Pada site arah angin paling

dominan bergerak dari arah barat laut atau berasal dari daerah aliran sungai

menuju arah tenggara dan selatan. Hal ini dikarenakan tidak adanya bangunan

yang memecah arah angin dari daerah tersebut.

Rancangan tapak bangunan ini disesuaikan dengan kondisi site yang

merupakan riverfront dari sungai Deli. Yang pertama adalah memberikan area

public atau ruang terbuka hijau pada bagian depan dan barat site. Hal ini

dimaksudkan demi terciptanya ruang public yang memiliki generator aktivitas

yang baik, serta untuk mneciptakan suasana riverfront yang asri dan dapat

dinikmati bersama. Massa bangunan diletakkan pada bagian tengah dan belakang

site. Hal ini dikarenakan untuk mematuhi peraturan setempat dan untuk

mengurangi tingkat kebisingan didalam bangunan. Selain itu nantinya pada bagian

atas podium yang berupa mall akan diletakkan taman, hal ini agar tidak

memotong view podomoro city deli ke area sungai.

Aksesibilitas pejalan kaki dibuat

terpisah dengan akses kendaraan. Akses

manusia dibuat dari bagian tepi timur site dari

Jalan Guru Patimpus dan nantinya akan dibuat

skycross untuk kenyamanan pejalan kaki dari

arah Jln. Guru Patimpus dan Podomoro City

Deli. Pada bagian barat site atau sungai deli juga akan dibuat jembatan yang


(53)

Gambar 5.3 Letak Core (Inti bangunan)

kendaraan dibuat dari Jln. Guru Patimpus dan untuk keluar dibuat dari dua bagian

yaitu dari Jln. Guru Patimpus dan jalan Tembakau Deli.

Inti bangunan digunakan sebagai salah satu bagian dari struktur yang dapat

memperkaku bangunan, terutama untuk menahan pengaruh gaya lateral berupa

tiupan angin atau goncangan yang diakibatkan oleh gempa bumi. Posisi inti

bangunan atau service core merupakan hal yang sangat penting dalam merancang

sebuah bangunan bertingkat tinggi. Service core tidak hanya sebagai bagian dari

struktur bangunan, akan tetapi struktur core yang merupakan struktur bearing wall

juga dapat mempengaruhi kenyamanan termal bangunan. Pemakaian core ganda

diyakini memiliki banyak keuntungan, dengan memakai dua core selain untuk

utilitas dan sirkulasi vertical juga dapat dijadikan sebagai penghalang panas

matahari yang masuk kedalam bangunan. Penempatan dua core ini diletakkan

pada bagian timur dan barat bangunan yang merupakan bagian yang paling

banyak menerima sinar panas matahari.


(54)

Pada bangunan ini nantinya akan banyak menggunakan banyak balkon

pada sisi barat dan timur yang ditanami dengan tanaman – tanaman peneduh. Hal ini dimaksudkan agar tanaman bias menjadi buffer sinar matahari langsung, serta

dapat menjadi filter udara sehingga udara yang masuk kedalam bangunan bersih.

Pada bagian tertentu di sisi selatan dan utara tower akan dibuat semacam tempat

penampungan air hujan yang nantinya akan diolah menjadi air bersih sebagai

alternatif sumber air bersih untuk bangunan ini. Dengan memperbanyak bukaan

pada sisi selatan dan utara bangunan akan memaksimalkan aliran udara yang

masuk tentunya setelah difilter oleh tanaman sehingga udara yang masuk menjadi

bersih. Ruang transisi juga menjadi konsep untuk menciptakan kenyamanan

termal yang baik, karena dengan adanya ruang ini udara akan bebas mengalir pada

setiap bagian – bagian bangunan.

Pasokan energi pada bangunan ini tidak hanya tergantung pada energi dari

PLN dan PDAM. Pada kulit bangunan yang mendapat sinar matahari yang banyak

nantinya akan dipasang solar panel yang berfungsi selain sebagai buffer panas

akan tetapi juga sebagai sumber energy listrik didalam bangunan. Karena solar

panel ini dapat mengubah energi panas matahari menjadi energi listrik. Untuk

pasokan air, pada bangunan ini memanfaatkan curahan air hujan yang nantinya

akan difilterisasi secara baik sehingga menjadi air bersih yang digunakan oleh

pengguna dan pengelola bangunan ini. Dengan penerapan konsep tersebut


(55)

Gambar 6.1 (gelombang pada balkon)

BAB VI

Implementasi Terhadap Bangunan

Bentuk vertikal bangunan nantinya akan dibentuk dengan memberikan

atau membuat balkon pada setiap sisi bangunan. Akan tetapi bentuk balkon yang

dibuat tidak hanya sekedar lurus mengikuti bentuk bangunan. Balkon akan

dibentuk pada setiap lantai secara bergelombang. Pemberian balkon ini tidak

hanya sebagai unsur estetika

semata, namun juga difungsikan

sebagai pelindung atau buffer

bangunan dari radiasi sinar

matahari langsung. Lebar dari

balkon dan overstek ini akan

disesuaikan dengan pergerakan

arah matahari, sehingga sinar

matahari dapat di buffer secara maksimal. Balkon nantinya juga dapat digunakan

sebagai sitting area yang berguna untuk melepas penat para pengguna office

(kantor). Konsep vertikal garden yang menjadi salah satu cerminan dari

Bioklimatik akan diterapkan pada ujung balkon dan pada sisi yang terkena radiasi

sinar matahari langsung. Pada bagian atas massa Mall juga dibuat roof garden

yang dapat diakses oleh pengunjung sebagai sarana rekreasi. Roof garden ini juga


(56)

Gambar 6.2 Pemisahan kedua massa

Pada bagian area pengelola dan mekanikal electrikal yang terdiri dari 3

lantai yang bertingkat juga akan dibuat roof garden. Posisi area tersebut yang

berada pada bagian timur dari site sangat rentan terkena sinar matahari langsung.

Hal ini tentunya akan mempengaruhi suhu didalam ruangan. Maka dari itu pada

bagian atap area ini dibuat roof garden atau green roof agar dapat menahan dan

menjadi buffer radiasi panas matahari.

Pemisahan kedua massa gedung dibuat mengikuti arah angin. Dari hasil

analisa yang telah dilakukan, arah angin pada ketinggian dibawah ±20m

mengalami banyak pemecahan arah yang dikarenakan bangunan – bangunan yang berada di sekitar site. Arah angin yang paling dominan berasal dari daerah aliran

sungai, dikarenakan tidak adanya bangunan

pada area tersebut. Pemisahan massa ini

memungkinkan arah angin akan melewati

bagian yang terpisah. Pada bagian tersebut

akan difungsikan sebagai area drop off untuk

kantor dan akan dibuat taman dengan kolam

dan fountain agar udara yang melintas sedikit

terdinginkan akibat adanya kolam tersebut.

Angin yang masuk kedalam gedung tentunya

akan mengurangi tingkat panas pada bagian

dalam gedung. Pemisahan massa ini juga

sebagai salah satu faktor keamanan. Sifat Rent


(57)

Pengunjung dari umum yang akan berkunjung ke gedung mall nantinya tidak akan

dapat dengan leluasa mengakses ke area Rent office. Selain untuk kenyamanan

pengguna kantor, tentunya sebagai faktor keamanan. Akses pengunjung mall

nantinya akan dibatasi hanya sampai lantai 3 tower office. Dan jika akan

mengakses ke tower Rent office nantinya akan melewati resepsionis yang berada

di lantai 3 Office tower.

Kembali kepada pemaksimalan sirkulasi angin. Pada lantai dasar mall

akan dibuat terbuka dan memberikan selasar yang cukup lebar pada sisi gedung.

Hal ini dimaksudkan agar angin masuk pada lantai dasar gedung. Denah tiap

lantai pada mall juga dibuat berjenjang dan menutupi lantai – lantai dibawahmya. Hal ini agar pada lantai bawah, sinar matahari dapat berkurang dan panas dalam

gedung juga berkurang. Kemudian pada bagian tengah gedung mall akan

diletakkan void yang cukup luas, selain sebagai faktor estetika void ini juga akan

mengarahkan udara yang masuk dari lantai dasar gedung ke lantai – lantai selanjutnya. Void ini dibiarkan terbuka sampai lantai terakhir dan nantinya akan

ditutup dengan atap yang dilapisi dengan solar panel. Void dibuat lebar hingga ke

bagian atas, hal ini dimaksudkan untuk memaksimalkan sinar matahari yang

masuk sehingga pencahayaan dengan menggunakan energi listrik dapat

diminmalisir. Void ini juga berfungsi untuk aliran udara dalam gedung yang

masuk melalui lantai dasar diteruskan ke lantai selanjutnya dan dikeluarkan

melalui bagian bawah atap yang terbuka. Pada bagian barat site yang merupakan

daerah riverfront akan dibuat foodcourt outdoor sehingga pengunjung dapat


(58)

revitalisasi oleh pihak terkait yang memegang tanggung jawab atas pelestarian

sungai di Medan.

Beralih ke penyusunan konsep sirkulasi. Sirkulasi untuk kendaraan masuk

dapat diakses melalui jalan Guru Patimpus, kemudian jika akan melakukan drop

off di gedung Mall, kendaraan bisa memutar ke area drop off yang disediakan

tepat didepan gedung mall. Dan jika kendaraan akan parkir, kendaraan tersebut

bisa langsung mengkases ke area parkir mall yang disediakan pada basement 1

dan basement 2. Untuk pengguna kantor, area drop off disediakan pada bagian

tengah, tepat didepan pintu masuk ke office tower. Jika akan melakukan parkir,

bisa langsung mengakses ke area parkir melalui ramp yang mengitari sisi

bangunan. Area parikir untuk office disediakan pada lantai 5 gedung office. Untuk

akses pejalan kaki yang berasal dari arah jalan Guru Patimpus dan Podomoro City

Deli dapat diakses melalui sky cross yang akan langsung terhubung pada lantai 2

gedung Mall. Sedangkan untuk pejalan kaki yang berasal dari arah barat site,

dapat diakses melalui jembatan yang akan dibuat sebagai sarana penyeberangan

sungai. Kemudian untuk akses ke dalam gedung mall, dapat diakses melalui

eskalator yang diletakkan pada bagian barat gedung mall. Entrance atau pintu

masuk ke gedung mall juga disediakan pada bagian belakang sebagai dan dapat

diakses oleh pejalan kaki pada area tersebut.

Pada bagian atap tower yang merupakan klimaks dari tower tersebut akan

ditutup dengan menggunakan atap yang dilapisi oleh solar panel yang dibentuk

miring dan memusat pada satu titik. Hal ini agar selain dapat menangkap radiasi


(59)

Gambar 6.3 Solar panel pada atap tower

terhadap air dapat menjadikannya sebagai alat penampung curahan air hujan yang

akan dialirkan ke ruang filterasi dan kemudian bisa digunakan untuk memenuhi

konsumsi air bersih didalam gedung.

Pemanfaatan air hujan ini

merupakan respon atau tanggapan

terhadap iklim tropis, dimana pada

iklim tropis rata – rata curah hujan yang terjadi sepanjang tahun cukup

tinggi. Sehingga sangat

disayangkan apabila airan hujan

dibuang dan dialirkan begitu saja tanpa dimanfaatkan sama sekali. Dengan

penyusunan konsep secara bioklimatik ini diharapkan akan mengurangi beban

biaya operasinal gedung. Pemakaian solar panel, green roof, pemanfaatan air dll

tentunya juga akan menjawab sustainabilitas gedung ini. Karena dengan membuat

dan memakai hal – hal tersebut tentunya akan memberikan kenyamanan dan manfaat bagi pengguna gedung, masyarakat sekitar, alam dan aspek – aspek lain.


(60)

BAB VII

Penerapan Yang Lebih Spesifik

Untuk mendapatkan bangunan yang berhasil secara bioklimatik, tentunya

bangunan harus berorientasi dengan menanggapi iklim setempat. Dari data yang

telah didapat, arah angin yang paling dominan berasal dari daerah aliran sungai,

namun dikarenakan kelembapan udara pada lokasi site yang cukup tinggi,

pemaksimalan angin yang akan masuk ke bangunan tidak dapat dicapai secara

maksimal, karena setelah masuk kedalam bangunan dan dengan tingkat

kelembapan yang cukup tinggi yaitu berkisar antara 79 - 93.5 % menyebabkan

udara didalam bangunan cenderung tidak bergerak secara maksimal. Kondisi ini

tentunya menuntut pemakaian sistem pengkondisian udara atau AC untuk

menciptakan kondisi termal yang nyaman didalam bangunan, akan tetapi

pemakain AC tentunya akan menambah biaya maintenance gedung yang

menjadikan gedung tidak lagi hemat energi, hal ini yang menjadi masalah didalam

bangunan mall. Untuk menanggapi masalah ini tentunya harus menggunakan

solusi yang tepat.

Solusi yang tepat untuk menanggapi masalah tersebut diatas adalah

dengan mengurangi suhu ruangan yaitu dengan mengurangi paparan sinar

matahari langsung yang masuk kedalam bangunan. Pada bagian timur dan barat

yang merupakan daerah paling banyak terkena paparan sinar matahari langsung

akan digunakan penutup kaca yang dapat meredam panas matahari. Material yang


(61)

Gambar 7.1 Letak bukaan dan void

dengan memakai system double glazing, karena bahan dan sitem kaca ini dapat

mengurangi panas sekitar ±60%. Pada bagian utara dan selatan, akan dibuat

balkon yang difungsikan sebagai rest area, smoking area, dan sebagai vertical

garden. Selain hal tersebut balkon juga difungsikan sebagai pembayang sinar

matahari yang masuk sehingga panas yang ada didalam gedung berkurang namun

cahaya yang masuk tetap maksimal. Pada bagian atap diletakkan solar cell yang

didesain mengikuti arah gerak matahari sehingga radiasi yang ditangkap

maksimal. Selain untuk memanfaatkan radiasi matahari yang akan di ubah

menjadi energy listrik, seolar cell ini juga difungsikan sebagai penadah air hujan.

Pada bagian mall, lantai 1 dibuat

terbuka agar sirkulasi angin dapat

dimaksimalkan, pada gambar disamping

area tersebut adalah area yang diberi

warna kuning. Pemaksimalan pergerakan

angin didalam bangunan juga didukung

oleh void pada lantai 2 hingga lantai 4

yang pada gambar diberi warna biru.

Void ini juga dibuat agar bangunan

terkesan luas, dan agar udara dapat

bergerak secara maksimal meskipun

dengan kelembapan yang tinggi. Pada

lantai 5 akan difungsikan sebagai roof garden yang dapat diakses menggunakan


(62)

udara yang dipakai pada mall. Dengan berkurangnya beban pengkondisian udara

tentunya akan mengurangi beban maintenance bangunan.

Spesifikasi penerapan tema pada bangunan ini terletak pada tanggapannya

terhadap iklim. Pada lokasi site yang berada pada kecamatan medan barat, dari

data yang didapat, curah hujan yang terjadi pada area tersebut cukup tinggi. Hari

hujan di Kota Medan pada tahun 2007 rata-rata perbulan 17 hari dengan rata-rata

curah hujan menurut Stasiun Sampali perbulannya 227,7 mm dan Stasiun Polonia

perbulannya 209,4 mm. Hal ini tentunya sangat potensial untuk dimanfaatkan.

Pemanfaatan air hujan ini akan difungsikan untuk sumber air bersih pada

bangunan. Untuk area tower pemanfaatan air hujan ini akan diletakkan pada

bagian atap dan bagian balkon yang terletak pada sisi utara dan sisi selatan. Pada

bagian atap penampungan air hujan ini memanfaatkan sifat solar cell yang tahan

terhadap air, desain kemiringan solar cell nantinya akan difokuskan pada satu

titik, sehingga air hujan yang jatuh dapat mengalir ke arah tersebut, pada bagian

titik fokus kemiringan tersebut diletakkan atau dibuat semacam talang yang

berfungsi mengalirkan air hujan yang nantinya akan diarahkan bak penampungan

yang terdapat pada core, selanjutnya air hujan akan difilter kemudian akan

dipompakan kembali ke water tank yang berada pada bagian atap tower yang

kemudian akan disalurkan kembali ke tiap – tiap lantai.

Pada sisi utara dan selatan bangunan dimana pada sisi tersebut terdapat

balkon yang dibuat mengikuti arah pergerakan matahari juga akan dibuat

penampungan air hujan. Penamungan pada bagian ini berupa plat lantai dari


(63)

area tersebut. Air hujan yang telah ditampung pada bagian tersebut akan dialirkan

ke bak penampungan yang sama pada bagian core, kemudian akan difilter dan

dipompakan kembali ke water tank yang terdapat pada bagian atap tower.

Pada gedung mall, konsep sama yang diterapkan pada gedung office juga

akan diterapkan pada gedung mall. Pemberian secondary skin berupa sun shading

dengan material kaca low-e dengan system double glazing juga akan diaplikasikan

pada sisi timur dan barat bangunan. Pada sisi utara dan selatan juga diletakkan

balkon yang dapat dijadikan berbagai fungsi. Perbedaan hanya pada bagian atas

bangunan, pada tower bagian atas bangunan diletakkan solar cell, pada bangunan

mall juga akan diletakkan namun hanya sebagai atap dari void yang berada

dibawahnya. Pada bagian lain dari atap akan dibuat roof garden yang dapat

diakses dengan eskalator. Fungsi roof garden adalah sebagai area publik. Pada

roof garden ini juga akan diletakkan beberapa penampungan air hujan, namun

berbeda dengan yang ada pada bangunan tower. Pada roof garden mall,

penampungan air hujan di desain seperti bentuk paying yang mengerucut kebawah

pada bagian tengah yang berfungsi untuk mengumpulkan air hujan pada satu titik

dan kemudian akan disalurkan ke ruang filterasi dan kemudian dipompa kembali

ke water tank yang terdapat di bagian atas tower yang kemudian akan disalurkan

ke tiap – tiap lantai, baik itu lantai office ataupun mall. Dengan memanfaatkan curahan air hujan ini tentunya akan mengurangi konsumsi air bersih yang diambil

dari PDAM setempat. Hal ini juga tentunya akan mengurangi beban maintenance


(64)

Gambar 7.2 Teknologi double glazing

Pengembangan Desain Fasade.

Setelah menjalani sidang preview tahap pertama yang lalu, banyak sekali

kritik dan saran yang diterima oleh penulis. Salah satunya adalah merubah fasade

yang dinilai terlalu membingungkan dan tidak efisien. Perubahan pada fasade

yang paling drastic dilakukan pada bagian sisi tmur dan barat, dikarenakan pada

sisi tersebut merupakan sisi yang paling dominan terkena sinar matahari. Untuk

itu pada sisi tersebut bentuk fasade dan material pada fasade diubah akan tetapi

tetap dengan mempertimbangkan unsure bioklimatik yang merupakan tema dalam

merancancang bangunan ini.

untuk mengurangi efek panas langsung ke dalam ruangan, pada fasade

yang berada di sisi timur dan barat menerapkan sistem double skin fasade atau

double galzing. Sistem ini sangat cocok diterapkan di bangunan office mall ini.

Selain dapat melindungi efek panas luar yang berlebihan ke dalam ruangan,

double skin juga sangat cocok diaplikasikan ke bangunan dengan penerapan

konsep modern. Double skin adalah sistem bangunan yang memiliki dua kulit


(65)

rongga/cela. Rongga diantara kedua kulit dapat berupa ventilasi alami atau

mekanis, keuntungannya untuk iklim tropis rongga dapat dibuang keluar dari

gedung untuk mengurangi efek panas matahari langsung ke dalam bangunan

sehingga tujuan double skin ini dipakai adalah untuk melindungi dan ekstraksi

panas matahari langsung ke dalam bangunan, sehingga mengurangi efek

pemanasan global dan kinerja Air Conditioner.

Kulit kaca terdapat 2 jenis kaca yaitu penggunaan kaca tunggal atau

double ( double gazing) dengan jarak dari 20 cm sampai 2 meter. Menggunakan

jenis kaca Low E Glass sistem, sehingga suasana ruangan terasa nyaman dari efek

panas matahari. Lapisan luar ( Low E sistem berfungsi sebagai penghantar panas

matahari langsung, hawa panas yang terdapat di antara celah double skin dan

dinding dialirkan hawa panasnya keluar melalui celah/kisi-kisi menuju keluar.

Selain itu, fungsi double skin juga bisa mengurangi efek kebisingan yang di

timbulkan dari luar bangunan. Untuk jenis kaca jendela yang digunakan untuk

double skin adalah dengan menggunakan material kaca Low E dan double glazing

sistem sementara jendela lainnya menggunakan material jenis kaca bias atau

reflective glass difungsikan sebagai mereflektifkan panas dan radiasi matahari

yang langsung mengenai bangunan.

Pada bangunan ini nantinya akan banyak menggunakan banyak balkon

pada sisi utara dan selatan yang ditanami dengan tanaman – tanaman peneduh. Hal ini dimaksudkan agar tanaman bias menjadi buffer sinar matahari langsung,

serta dapat menjadi filter udara sehingga udara yang masuk kedalam bangunan


(66)

tempat penampungan air hujan yang nantinya akan diolah menjadi air bersih

sebagai alternatif sumber air bersih untuk bangunan ini. Dengan memperbanyak

bukaan pada sisi selatan dan utara bangunan akan memaksimalkan aliran udara

yang masuk tentunya setelah difilter oleh tanaman sehingga udara yang masuk

menjadi bersih. Ruang transisi juga menjadi konsep untuk menciptakan

kenyamanan termal yang baik, karena dengan adanya ruang ini udara akan bebas


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Crowther Richard L, Ecologic Architecture, London : Butterworth Architecture, 1992

Dinas Tata Kota, Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Medan Barat(RDTRK) Kota Medan, Medan 2010

Dinas Tata Kota, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Medan, Medan 2010

H.Karsono Tri, Green Architecture” Pengantar Pemahaman Arsitektur Hijau di Indonesia”, Jakarta 2010

Jimmy S. Juwana, Panduan Sistem Bangunan Tinggi, Erlangga, Jakarta 2005 Utomo Bayu. Seminar urban Lifestyle. Public Space For Urban Space, Bandung, 2007

W.J.S.Poerwadimin. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1976

Yeang ,Kenneth, Eco Architcture ”the work of Ken Yeang”, New Jersey 2011 Yeang, Kenneth, The Green Skyscaper “The Basis for Designing Sustainable Intensive Buildings”, Prestel, Munich 1999

http://ecological.blogspot.com/2006/10/global-ecological-problems.html http://andhyarchy.blogspot.com http://archiholic99danoes.blogspot.com http://ozhuarch-2806.blogspot.com/arsitekturbioklimatik http://tenagamatahari.wordpress.com/2012/02/17/prinsip-kerja-solar-panel-atau-photovoltaic-sistem http://riau2020.wordpress.com


(2)

Bioklimatik Office mall

73 LAMPIRAN.


(3)

(4)

Bioklimatik Office mall

75


(5)

(6)

Bioklimatik Office mall

77