Bahan Salep Faktor-faktor Pelepasan Obat dari Salep

commit to user 13 anhidrida, lanolin, cold cream Ansel, 1989.

2.2.3. Bahan Salep

a. Vaselin putih Vaselin atau petrolatum adalah campuran basis hidrokarbon setengah padat yang diperoleh dari minyak bumi. Vaselin merupakan suatu massa yang bagus, berwarna kekuning-kuningan sampai kuning muda dan melebur pada temperature antara 38 o dan 60 o C Voight, 1987. b. Adeps Lanae Adeps lanae berwarna kuning muda, setengah bening dengan kosistensi yang mnyerupai salep yang liat dan mempunyai bau yang agak mudah dikenal Anonim, 1979. c. Lanoline Lanoline adalah adeps lanae yang mengandung air 25, yang digunakan sebagai pelumas dan penutup kulit dan lebih mudah dipakai Anief, 1987.

2.2.4. Metode Pembuatan Salep

2.2.4.1. Pencampuran

Dalam metode pencampuran, komponen dari salep dicampur bersama- sama dengan segala cara sampai sediaan yang homogen tercapai Ansel, 1989.

2.2.4.2. Peleburan

Dicampurkan dengan melebur bersama-sama dan didinginkan dengan pengadukan yang konstan sampai mengental. Komponen-komponen yang tidak commit to user 14 dicairkan biasanya ditambahkan pada cairan yang sedang mengental setelah didinginkan. Bahan yang mudah menguap ditambahkan terakhir bila temperatur dari campuran telah cukup rendah tidak menyebabkan penguraian atau penguapan dari komponen Ansel, 1989.

2.2.5. Syarat Salep

2.2.5.1. Syarat – Syarat Salep

Salep harus memenuhi kualitas dasar antara lain : a. Stabil Salep harus stabil selama asih digunakan untuk mengobati. Oleh karena itu bebas inkompatibilitas, stabil pada suhu kamar dan kelembaban yang ada dalam panas. b. Lunak Salep banyak digunakan untuk kulit teriritasi, inflamasi dan ekskoriasi dan dibuat sedemikian sehingga semua zat keadaan yang halus dan seluruh produk harus lunak dan homogen. c. Mudah digunakan Kebanyakan keadaan salep akan mudah digunakan, kecuali sediaan salep dalam keadaan sangat kaku keras atau sangat encer. Salep tipe emulsi umumnya paling mudah digunakan dan mudah dihilangkan dari kulit. d. Dasar salep yang cocok Dasar salep harus dapat dicampur secara fisika dan kimia dengan obat yang dikandungnya. Dasar salep tidak boleh merusak ata menghambat aksi terapi commit to user 15 dari obat dan dipilih sedemikian rupa untuk mampu melepas obat pada daerah yang diobati. e. Terdistribusi merata Pengobatan dengan salep yang padat atau cair harus terdistribusi merata melalui dasar salep. Pengobatan harus disesuaikan dengan fase yang cocok bila dengan produk teremulsi.

2.2.6. Faktor-faktor Pelepasan Obat dari Salep

Pelepasan dari bentuk-bentuk sediaan dan kemudian absorbsi dalam tubuh dikontrol oleh sifat fisika kimia dari obat dan bentuk yang diberikan, serta sifat-sifat kimia dan fisiologi dari sistem biologi Susanti, 2007. Faktor-faktor yang dapat memenuhi pelepasan obat dari salep pada dasarnya sama dengan faktor-faktor absorbsi pad saluran cerna dengan laju difusi yang sangat tergantung pada sifat fisika kimia obat Ansel, 1989. Faktor-faktor yang mempengaruhi pelepasan obat tersebut diantaranya : a. Kelarutan dari bahan obat afinitas obat terhadap bahan pembawa Obat yang sangat larut dalam bahan pembawa pada umumnya mempunyai afnitas kuat terhadap bahan pembawa dapat menunjukkan bahwa koefisien aktifitasnya rendah, sehingga pelepasan obat dari bahan pembawanya menjadi lambat demikianan sebaliknya Voigt, 1984. commit to user 16 b. Waktu difusi Semakin cepat waktu difusi akan semakin besar obat yang dilepas, sebaliknya obat dilepas akan semakin kecil bila waktu difusi semakin lambat Voigt, 1984 c. Jenis basis salep Basis salep yang satu mempunyai sifat yang berbeda dengan jenis basis salep lainnya, misalnya pH, polaritas, viskositas dan sebagainya, sehingga pemilihan basis sangat penting karena kesesuaian basis salep sangat berpengaruh pada proses pelepasannya. Dengan demikian kecepatan pelepasan obat dari berbagai basis yang berbeda pula pelepasannya. Jenis basis salep dengan viskositas tinggi menyebabkan koefisien difusi obat dalam basis rendah sehingga pelepasan obat akan menjadi kecil Voight, 1984.

2.3. Metode Pengujian Aktifitas Antibakteri dan Antijamur

Aktivitas antibakteri ditentukan oleh spektrum kerja spektrum kerja luas, spektrum kerja sempit, cara kerja bakterisida atau bakteriostatik dan ditentukan pula oleh Konsentrasi Hambat Minimum KHM serta potensi hambatan pada KHM. Pengujian terhadap aktivitas antibakteri dilakukan untuk mengetahui obat-obat yang paling poten untuk kuman penyebab penyakit terutama penyakit kronis.

Dokumen yang terkait

Formulasi Lipstik Menggunakan Kombinasi Minyak Biji Anggur (Grapeseed Oil) Dan Minyak Jarak (Castor Oil) Sebagai Pelarut Zat Warna Sintetis

24 207 76

Sintesis Alkanolamida Dari Minyak Jarak (Ricinus communis Linn) Sebagai Sumber Poliol Dan Pemanfaatannya Untuk Pembuatan Poliuretan

8 47 74

Sintesis Surfaktan Metil Ester Sulfonat Minyak Jarak Dari Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L.)

5 84 71

Uji Antifertilitas Ekstrak Etil Asetat Biji Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.) Pada Tikus Putih Jantan (Rattus novergicus) Galur Sprague Dawley Secara In Vivo

4 25 111

Uji Antifertilitas ekstrak N-Heksana biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) pada tikus putih jantan (Rattus novergicus) galur Sprague Dawley secara IN VIVO

2 15 116

Uji Antifertilitas Ekstrak Etanol 70% Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Pada Tikus Jantan Galur Sprague Dawley Secara In Vivo

0 4 121

Hubungan transpirasi dengan hasil dan rendemen minyak biji jarak pagar (Jatropha curcas L)

0 3 93

Uji Antifertilitas Ekstrak n-heksana Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Pada Tikus Putih Jantan (Rattus Novergicus) Galur Sprague Dawley Secara In Vivo

0 15 116

PENGARUH KONSENTRASI GETAH BATANG JARAK PAGAR (JATROPHA CURCAS L.) TERHADAP CANDIDA ALBICANS Pengaruh Konsentrasi Getah Batang Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.) Terhadap Candida Albicans Secara In Vitro.

0 1 14

PENGARUH KONSENTRASI GETAH BATANG JARAK PAGAR (JATROPHA CURCAS L.) TERHADAP CANDIDA ALBICANS Pengaruh Konsentrasi Getah Batang Jarak Pagar (Jatropha Curcas L.) Terhadap Candida Albicans Secara In Vitro.

0 1 10