commit to user
40
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Determinasi Tanaman
Determinasi Jarak Pagar
Jatropha curcas
.L dilakukan di Laboratorim Morfologi Sistematik Tumbuhan Universitas Setia Budi. Hasil determinasi
dapat dilihat pada lampiran no. 1.
4.2. Hasil Uji Sifat Fisik Salep minyak Jarak Pagar
4.2.1. Homogenitas
Sediaan diuji homogenitasnya dengan mengoleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan yang cocok. Diamati sediaan salep menunjukan susunan
yang homogen Anonim, 1974. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui homogenitas dari formula salep yang diteliti. Hasil uji homogenitas dari keempat
formula salep dapat dilihat pada tabel II.
Tabel III. Homogenitas Salep Minyak Jarak Pagar Selama 8 Minggu
No. Formula
Hasil Uji 1.
I Homogen
2. II
Homogen 3.
III Homogen
4. IV
Homogen Keterangan :
Formula I : Salep Minyak Jarak Pagar 1 dengan basis salep serap tanpa air
Formula II : Salep Minyak Jarak Pagar 1dengan basis salep serap + air
Formula III : Salep Minyak Jarak Pagar 5 dengan basis salep serap tanpa air
Formula IV : Salep Minyak Jarak Pagar 5 dengan basis salep serap + air
Hasil pengujian menunjukkan bahwa masing – masing formula salep
yang dioleskan pada sekeping kaca menunjukkan hasil yang homogen yaitu terlihat rata dan tidak ada perbedaan warna antara komponen salep. Selama
waktu penyimpanan dalam suhu kamar, sediaan salep tetap homogen hingga
commit to user
41 pengamatan pada minggu kedelapan. Konsistensi bentuk fisik salep tidak
mengalami perubahan yakni tidak ada pemisahan ataupun ketidakseragaman dalam bentuknya. Hasil pengujian homogenitas ini sesuai dengan persyaratan
Ekstra Farmakope Indonesia 1974 yaitu jika salep dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok harus menunjukkan susunan yang
homogen yang dapat dilihat dengan tidak adanya partikel yang bergerombol dan menyebar secara merata. Hal ini berarti keempat formulasi salep yang digunakan
dalam pembuatan salep minyak jarak pagar mempunyai homogenitas yang baik. 4.2.2.
pH Pemeriksaan pH adalah salah satu bagian dari kriteria pemeriksaan
fisika-kimia dalam memprediksi kestabilan sediaan salep. Profil pH akan menentukan stabilitas bahan aktif dalam suasana asam atau basa Lachman
et al
, 1994. Hasil pengamatan uji pH selama 8 minggu dapat dilihat pada tabel III
dibawah ini.
Tabel IV. Hasil uji pH salep selama 8 minggu
No Formula
x ± SD 1
I 7.00 ± 0.000
2 II
7.26 ± 0.518 3
III 7.17 ± 0.463
4 IV
7.23 ± 0.518 Keterangan :
Formula I : Salep Minyak Jarak Pagar 1 dengan basis salep serap tanpa air
Formula II : Salep Minyak Jarak Pagar 1dengan basis salep serap + air
Formula III : Salep Minyak Jarak Pagar 5 dengan basis salep serap tanpa air
Formula IV : Salep Minyak Jarak Pagar 5 dengan basis salep serap + air
Dari tabel diatas dapat dlihat tidak terjadi penurunan pH yang signifikan dari minggu ke minggu untuk masing-masing formula salep dilihat
commit to user
42 dari hasil pengamatan yang dilakukan dari minggu pertama sampai minggu ke -
8. Besarnya nilai pH telah memenuhi persyaratan nilai pH basis salep yang baik yaitu antara 5,5 hingga 7 Troy
et al
, 2005. Penurunan atau peningkatan yang terjadi karena ketidakstabilan suhu dan kondisi penyimpanan pada waktu
pengamatan. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa FI memiliki stabilitas paling baik dengan nilai SD paling kecil yaitu 0,000.
Uji pH penting dilakukan untuk mengetahui stabilitas pH salep dan pH harus sesuai dengan pH kulit supaya tidak terjadi iritasi pada kulit. Kestabilan
pH harus stabil dari minggu ke minggu agar salep aman digunakan pada kulit. Data hasil pH keempat formula tersebut kemudian diuji menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui data terdistribusi secara normal atau tidak. Hasil yang diperoleh dari analisis Kolmogorov-Smirnov menunjukkan
bahwa besarnya signifikan untuk Formula I, Formula II, Formula III, dan Formula IV.
Data hasil pengujian yang diperoleh kemudian diuji menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui data tersebut terdistribusi secara
normal atau tidak. Hasil analisis menunjukkan bahwa harga signifikansinya 0,07 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal.
Selanjutnya, untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pH yang nyata diantara keempat formula maka dilakukan uji ANOVA satu jalan. Hasil dari uji ANOVA
didapat harga signifikasi sebesar 0,000 0,05, jadi dapat disimpulkan bahwa varian datanya tidak homogen yang berarti terdapat perbedaan yang nyata
commit to user
43 diantara keempat formula. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan pengaruh
konsentrasi minyak jarak dalam salep, selanjutnya dilakukan uji Paired Sample Test formula 1 dengan III dan formula II dengan IV. Uji Paired Sample t-Test
merupakan uji beda dua sampel berpasangan. Sampel berpasangan merupakan subjek yang sama namun mengalami perlakuan yang berbeda hasil uji Paired
Sample t-Test dapat dilihat di lampiran no. 6. Dari hasil uji Paired Sample t- Test didapat hasil FI dengan FIII diketahui nilai Sig.2-tailed sebesar 0.000
0.05, dan Sig.2-tailed FII dengan FIV sebesar 0.351 0.05. Dari nilai tersebut menunjukkan bahwa FI dan FIII memiliki perbedaan yang signifikan, sedang
pada FII dan FIV tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini berarti perbedaan konstentrasi minyak jarak terhadap formulasi basis salep berpengaruh
terhadap pH salep. 4.2.3.
Daya Sebar Daya sebar salep dapat didefinisikan sebagai kemampuan menyebarnya
salep pada permukaan kulit yang akan diobati. Suatu sediaan salep diharapkan mampu menyebar dengan mudah ditempat pemberian, tanpa menggunakan
tekanan yang berarti. Semakin mudah dioleskan maka luas permukaan kontak obat dengan kulit semakin besar, sehingga absorbsi obat ditempat pemberian
semakin optimal. Daya penyebaran berbanding terbalik dengan viskositas sediaan, semakin rendah viskositasnya maka makin tinggi daya penyebarannya
Marchaban, 1993.
commit to user
44 Hasil uji daya sebar dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel V. Hasil Uji Daya Sebar
No Formula
x ± SD 1
I 2,043 ± 0.0493
2 II
1,986 ± 0.0288 3
III 2,186 ± 0.1527
4 IV
2,216± 0.0763 Keterangan :
Formula I : Salep Minyak Jarak Pagar 1 dengan basis salep serap tanpa air
Formula II : Salep Minyak Jarak Pagar 1dengan basis salep serap + air
Formula III : Salep Minyak Jarak Pagar 5 dengan basis salep serap tanpa air
Formula IV : Salep Minyak Jarak Pagar 5 dengan basis salep serap + air
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa luas penyebaran pada formula IV memberikan hasil penyebaran yang paling besar, karena formula IV
memiliki viskositas yang paling rendah. Data hasil pengujian yang diperoleh kemudian diuji menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui data tersebut terdistribusi secara normal atau tidak. Hasil analisis menunjukkan bahwa harga signifikansinya 0.40
2 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal. Selanjutnya, untuk mengetahui perbedaan daya sebar yang nyata diantara
keempat formula maka dilakukan uji ANOVA satu jalan. Hasil analisis menunjukkan nilai signifikansinya 0,038 0,05 artinya ada perbedaan daya
sebar salep diantara keempat formula salep yang diteliti. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi antar formula, selanjutnya dilakukan dilakukan
uji Paired Sample Test formula 1 dengan III dan formula II dengan IV. Uji Paired Sample t-Test merupakan uji beda dua sampel berpasangan. Sampel berpasangan
commit to user
45 merupakan subjek yang sama namun mengalami perlakuan yang berbeda hasil
uji Paired Sample t-Test dapat dilihat di lampiran no. 8. Dari hasil uji Paired Sample t-Test didapat hasil FI dengan FIII diketahui nilai Sig.2-tailed sebesar
0.232 0.05, dan Sig.2-tailed FII dengan FIV sebesar 0.15 0.05 . Dari nilai tersebut menunjukkan bahwa FI dengan FIII dan FII dengan FIV tidak memiliki
perbedaan yang signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perbedaan konsentrasi minyak tidak berpengaruh terhadap daya sebar salep.
Daya menyebar berhubungan dengan viskositas, makin rendah viskositasnya makin tinggi daya penyebaran. Demikian pula sebaliknya, daya
penyebaran ini berhubungan erat dengan kemudahan pada pemakaian. Yang lebih disenangi adalah yang lebih mudah dioleskan atau dengan kata lain
konsumen lebih menyukai yang mempunyai daya penyebaran yang tinggi, asalkan daya lekat serta khasiat obatnya masih terpenuhi Marchaban, 1993.
4.2.4. Daya Lekat
Kelengketan
adhesiveness
menunjukkan kecenderungan suatu bahan untuk menempel pada bahan lain Norman, 2007. Pengujian daya lekat salep
dilakukan untuk mengetahui kemampuan salep untuk menempel pada permukaan kulit. Semakin besar daya lekat salep maka absorbsi obat akan
semakin besar karena ikatan yang terjadi antara salep dengan kulit semakin lama, sehingga basis dapat melepaskan obat lebih optimal. Semakin kental arau
pekat konsistensinya, maka waktu yang dibutuhkan untuk memisahkan kedua objek gelas semakin lama Nugroho, 2008.
commit to user
46 Hasil uji daya lekat salep minyak jarak pagar dapat dilihat pada tabel.
Tabel VI. Hasil Daya Lekat
No Formula
x ± SD 1
I 1.833 ± 0.6807
2 II
1.757 ± 0.6807 3
III 1.953 ± 0.1563
4 IV
1.730 ± 0.1153 Keterangan :
Formula I : Salep Minyak Jarak Pagar 1 dengan basis salep serap tanpa air
Formula II : Salep Minyak Jarak Pagar 1dengan basis salep serap + air
Formula III : Salep Minyak Jarak Pagar 5 dengan basis salep serap tanpa air
Formula IV : Salep Minyak Jarak Pagar 5 dengan basis salep serap + air
Pada data pengamatan menunjukkan formula I dan II memiliki daya lekat yang paling lama dibanding formula yang lainnya. Hal ini dikarenakan
formula I dan II juga memiliki viskositas yang besar, sehingga kemampuan melekatnya pada kulit juga semakin lama. Formula IV memiliki daya melekat
yang paling kecil. Hal ini dikarenakan formula IV memiliki viskositas yang paling kecil.
Hasil daya lekat yang diperoleh selanjutnya diuji apakah data hasil pengukuran tersebut terdistribusi secara normal menggunakan uji Kolmogrorov-
Smirnov. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa harga signifikansinya 0,468. Nilai signifikan 0,05 yang artinya data terdistribusi secara normal.
Selanjutnya data diuji ANOVA satu jalan untuk mengetahui perbedaan daya lekat diantara keempat formula yang diuji.
Hasil dari uji ANOVA didapat harga signifikasi sebesar 0,128 0,05,
commit to user
47 jadi dapat disimpulkan bahwa varian datanya tidak terdapat perbedaan yang
nyata diantara keempat formula. Hal ini berarti perbedaan tipe basis salep yang digunakan dalam pembuatan salep minyak jarak tidak berpengaruh terhadap
daya lekat salep. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi minyak dalam formulasi salep terhadap daya lekat selanjutnya dilakukan dilakukan uji
Paired Sample Test formula 1 dengan III dan formula II dengan IV. Uji Paired Sample t-Test merupakan uji beda dua sampel berpasangan. Sampel berpasangan
merupakan subjek yang sama namun mengalami perlakuan yang berbeda hasil uji Paired Sample t-Test dapat dilihat di lampiran no. 10. Dari hasil uji Paired
Sample t-Test didapat hasil FI dengan FIII diketahui nilai Sig.2-tailed sebesar 0.195 0.05, dan Sig.2-tailed FII dengan FIV sebesar 0.801 0.05. Dari nilai
tersebut menunjukkan bahwa FI dan FIII tidak memiliki perbedaan yang signifikan, begitu pula FII dengan FIV tidak memiliki perbedaan yang
signifikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perbedaan konsentrasi minyak dalam sediaan salep tidak berpengaruh terhadap daya lekat salep.
4.2.5. Iritasi
Sejumlah sediaan uji dioleskan pada punggung tangan kanan sukarelawan dan dibiarkan terbuka selama 5 menit. Punggung tangan kanan
diolesi sediaan basis salep. Selanjutnya perubahan warna yang terjadi pada punggung tangan kanan masing-masing sukarelawan diamati. Jika tidak terjadi
reaksi tidak merah dan tidak bengkak diberi tanda -, jika terjadi reaksi kulit memerah diberi tanda +, selanjutnya jika terjadi pembengkakan diberi tanda
commit to user
48 ++ . Pada punggung tangan dilihat apakah tampak adanya iritasi kemerahan
ada kulit yang dioleskan salep tersebut dibandingkan dengan kontrol yaitu punggung tangan kiri Padmadisastra dkk, 2007.
Hasil uji iritasi dilakukan pada akhir minggu ke delapan. Hasil uji iritasi dapat dilihat pada table berikut.
Tabel VII. Hasil Uji Iritasi
Keterangan : Formula I
: Salep Minyak Jarak Pagar 1 dengan basis salep serap tanpa air Formula II
: Salep Minyak Jarak Pagar 1dengan basis salep serap + air Formula III
: Salep Minyak Jarak Pagar 5 dengan basis salep serap tanpa air Formula IV
: Salep Minyak Jarak Pagar 5 dengan basis salep serap + air
Dari data hasil pengamatan, diketahui bahwa setiap formula sediaan salep minyak jarak pagar dengan variasi formulasi tidak memberikan reaksi
iritasi baik reaksi kemerahan maupun pembengkakan pada kulit sukarelawan sehingga dapat disimpulkan bahwa sediaan salep minyak jarak pagar aman
untuk digunakan. Jika tidak terjadi reaksi tidak merah dan tidak bengkak diberi
No Formula
Sukarelawan 1
2 3
4 5
6 7
8 1.
I A -
- -
- -
- -
- 2.
I B -
- -
- -
- -
- 3.
I C -
- -
- -
- -
- 4.
II A -
- -
- -
- -
- 5.
II B -
- -
- -
- -
- 6.
II C -
- -
- -
- -
- 7.
III A -
- -
- -
- -
- 8.
III B -
- -
- -
- -
- 9.
III C -
- -
- -
- -
- 10.
IV A -
- -
- -
- -
- 11.
IV B -
- -
- -
- -
- 12.
IV C -
- -
- -
- -
-
commit to user
49 tanda -, jika terjadi reaksi kulit memerah diberi tanda +, selanjutnya jika
terjadi pembengkakan diberi tanda ++. 4.2.6.
Uji Organoleptis Salep Pengujian organoleptis salep minyak jarak pagar meliputi bentuk warna
dan bau. Hasil uji organoleptis dapat dilihat pada tabel.
Tabel VIII. Hasil Uji Organoleptis Selama 8 Minggu
Uji Formula I
Formula II Formula III
Formula IV Warna
Kuning Kuning susu
Kuning Kuning susu
Bau Khas minyak jarak
Khas minyak jarak Khas minyak jarak
Khas minyak jarak Bentuk
Konsistensi salep Konsistensi salep
Konsistensi salep Konsistensi salep
Keterangan : Formula I
: Salep Minyak Jarak Pagar 1 dengan basis salep serap tanpa air Formula II
: Salep Minyak Jarak Pagar 1dengan basis salep serap + air Formula III
: Salep Minyak Jarak Pagar 5 dengan basis salep serap tanpa air Formula IV
: Salep Minyak Jarak Pagar 5 dengan basis salep serap + air
Gambar 11. Hasil Uji organoleptis
Hasil pengujian menunjukkan kestabilan warna, bau dan bentuk yang tidak mengalami perubahan selama 8 minggu. Dari hasil yang didapat, sediaan
salep formula I, II, III, dan IV memiliki kestabilan yang cukup baik. 4.2.7.
Viskositas Pengujian Viskositas dilakukan untuk mengetahui kekentalan salep
dengan menggunakan alat viskotester
VT-04 E-RION CO
. Viskositas merupakan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir. Semakin besar tahanan,
commit to user
50 maka viskositasnya semakin besar Martin, 1993. Hasil uji viskositas salep
minyak jarak pagar dapat dilihat pada tabel.
Tabel IX. Hasil Viskositas Salep Selama 8 Minggu
No Formula
x ± SD 1
I 176.63 ± 1.506
2 II
175.25 ± 1.035 3
III 176.50 ± 0.926
4 IV
173.25 ± 0.707 Keterangan :
Formula I : Salep Minyak Jarak Pagar 1 dengan basis salep serap tanpa air
Formula II : Salep Minyak Jarak Pagar 1dengan basis salep serap + air
Formula III : Salep Minyak Jarak Pagar 5 dengan basis salep serap tanpa air
Formula IV : Salep Minyak Jarak Pagar 5 dengan basis salep serap + air
Dari data diatas diketahui bahwa salep FII memiliki viskositas yang paling stabil diikuti dengan FI. Viskositas berhubungan erat dengan daya
menyebar salep pada kulit dan kenyamanan pada waktu pemakaian. Semakin besar viskositas maka daya menyebarnya menjadi semakin kecil. Salep yang
mempunyai viskositas yang rendah akan memudahkan saat pemakaian serta pengambilan dari wadah menjadi lebih mudah karena konsistensiya lunak.
Viskositas salep juga berhubungan erat dengan daya melekatnya, karena semakin tinggi viskositas maka kemampuan salep untuk melekat juga semakin
lama. Data hasil viskositas keempat formula tersebut kemudian diuji menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov untuk mengetahui data terdistribusi
secara normal atau tidak. Hasil yang diperoleh dari analisis Kolmogorov- Smirnov menunjukkan bahwa besarnya signifikan adalah 0.266 0.05, yang
berarti data terdistribusi normal. Selanjutnya, untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang nyata antara ketiga formula salep maka dilakukan uji
ANOVA satu jalan. Hasil analisis menunjukkan nilai signifikansinya 0,000
commit to user
51 0,05 artinya ada perbedaan viskositas salep yang nyata diantara keempat formula
salep yang diteliti. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi minyak dalam sediaan terhadap viskositas, selanjutnya dilakukan uji Paired Sample Test
formula 1 dengan III dan formula II dengan IV. Uji Paired Sample t-Test merupakan uji beda dua sampel berpasangan. Sampel berpasangan merupakan
subjek yang sama namun mengalami perlakuan yang berbeda hasil uji Paired Sample t-Test dapat dilihat di lampiran no. 12. Dari hasil uji Paired Sample t-
Test didapat hasil FI dengan FIII diketahui nilai Sig.2-tailed sebesar 0.004 0.05, dan Sig.2-tailed FII dengan FIV sebesar 0.668 0.05. Dari nilai tersebut
menunjukkan bahwa FI dan FIII memiliki perbedaan yang signifikan, sedang pada FII dan FIV tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Hal ini berarti dapat
disimpulkan bahwa perbedaan kosentrasi minyak dan formulasi basis salep serap yang digunakan dalam pembuatan salep minyak jarak pagar berpengaruh
terhadap viskositas salep.
4.3. Hasil Uji Antijamur