commit to user
10 Sediaan semi padat digunakan pada kulit dimana umumnya sediaan
tersebut berfungsi sebagai pembawa pada obat-obat topikal sebagai pelunak kulit, atau sebagai pelembab. Sejumlah kecil bentuk sediaan semi padat topikal
ini digu nakan pada membrane mukosa seperti dibawah rectal, mukosa vagina, membrane uretra, saluran telinga luar, mukosa hidung dan kornea. Membran
mukosa memungkinkan penyerapan yang lebih baik kesirkulasi sistemik, karena kulit normal bersifat relatife tidak dapat ditembus Lachman
et al,
1986
2.2.1. Pengertian Salep
Salep merupakan sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen
dalam dasar salep yang cocok Anonim, 1979. Pemerian tidak boleh berbau tengik. Kadar kecuali dinyatakan lain, dan untuk salep yang mengandung obat
keras atau obat narkotik , kadar bahan obat adalah 10 . Dasar salep kecuali dinyatakan lain, sebagai bahan dasar digunakan vaselin putih. Teragantung dari
sifat bahan obat dan tujuan pemakaian dapat dipilih salah satu bahan dasar berikut :
a.
Dasar salep senya wa hidroka rbon
vaselin putih, vaselin kuning atau campurannya dengan malam putih, dengan malam kuning atau dengan
senyawa hodrokarbon lain yang cocok. b.
Dasar salep serap
lemak bulu domba ; campuran 3 bagian kolesterol, 3 bagian stearil alkohol, 8 bagian malam putih dan 8 bagian vaselin putih;
campuran 30 bagian malam kuning dan 70 bagian minyak wijen.
commit to user
11 c.
Dasar salep yang dapat dicuci dengan air
: Emulsi minyak dalam air. d.
Dasar salep yang dapat larut dalam air
: Polietilenglikola atau campurannya Anief, 2000.
2.2.2. Aturan Umum
a. Zat yang larut dalam dasar salep , dilarutkan bila perlu dengan
pemanasan rendah. b.
Zat yang tidak culup dalam dasar salep, lebih dulu diserbuk dan diayak dengan derajat ayakan no. 100
c. Zat yang mudah larut dalam air dan stabil, serta dasar salep mampu
mendukungmenyerap air tersebut, dilarutkan dulu dalam air yang tersedia, setelah itu ditambahkan bagian dasar salep lain.
d. Bila dasar salep dibuat dengan peleburan, maka campuran tersebut
harus diaduk sampai dingin Anief, 2000. Formulasi salep yang ideal harus bersifat antara lain tidak toksik, tidak
mengiritasi, tidak menyebabkan alergi, tidak meninggalkan bekas, dan tidak melukai. Salep dapat berfungsi sebagai:
1. Sebagai bahan pembawa substansi obat untuk kulit.
2. Sebagai pelumas pada kulit
3. pelindung kulit untuk mencegah kontak permukaan kulit dengan
rangsang kulit Ansel, 1989. Berdasarkan komposisinya dasar salep dapat digolongkan menjadi
empat, yaitu salep hidrokarbon berminyak, salep adsorbsi, salep emulsi dan
commit to user
12 salep larut dalam air. Berikut ini akan dijelaskan dasar salep hidrokarbon dan
salep larut air: 1.
Dasar salep hidrokarbon berminyak Dasar salep hidrokarbon dasar bersifat lemak merupakan dasar
salep yang berbasis hidrokarbon meninggalkan lapisan minyak pada kulit. Dasar hidrokarbon dipakai terutama untuk efek emolien. Dasar
salep tersebut bertahan pada kulit untuk waktu yang lama dan sukar dicuci. Kerjanya sebagai bahan penutup saja, contoh dari dasar salep ini
antara lain vaselin, paraffin liquidum, oleum sesami dan sebagainya Voigt, 1987.
2. Dasar salep larut dalam air
Dasar salep larut dalam air mengandung komponen yang larut air, bersifat greaseless atau tidak berminyak. Basis serap larut air dapat
melunak dengan adanya penambahan air. Basis larut air biasanya digunakan untuk mencampur bahan aktif tidak berair atau bahan padat.
Selain itu, basis larut air bersifat non occlusive atau tidak sukar dicuci. Contohnya polietilenglikol PEG Voigt, 1987.
3. Dasar salep serap
Dasar salep ini berguna sebagai emolien walaupun tidak menyediakan derajat penutupan seperti yang dihasilkan dasar salep
berlemak. Dasar salep ini juga bermanfaat untuk pencampuran larutan berair ke dalam larutan berlemak. Contoh : Petrolatum hidrofilik, lanolin
commit to user
13 anhidrida, lanolin, cold cream Ansel, 1989.
2.2.3. Bahan Salep