39
H. Definisi Operasional
1. Lingkungan Belajar di Sekolah
Lingkungan belajar di sekolah adalah segala sesuatu yang berada di sekolah dan sekitarnya, yang berpengaruh pada perkembangan tingkah laku
siswa. Sehingga lingkungan belajar di sekolah dapat diartikan pula sebagai sesuatu yang ada di lingkungan sekolah yang mempengaruhi hasil belajar
siswa. Lingkungan belajar di sekolah mencakup tiga hal utama, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial, dan lingkungan akademis.
2. Hasil Belajar Kognitif
Hasil belajar merupakan perubahan yang terjadi pada siswa setelah mengalami proses belajar baik berupa pengetahuan maupun kemampuan yang
diukur menggunakan alat pengukuran berupa tes maupun pengamatan. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah nilai UAS Semester I mata pelajaran IPA
siswa kelas V SD Se-Gugus Mulyodadi Kecanatan Bambanglipuro tahun ajaran 20152016.
40
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Untuk mengadakan penelitian dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan jenis penelitian yang digunakan. Suharsimi Arikunto 2006: 82-84
menyebutkan bahwa jenis-jenis pendekatan penelitian dapat dibedakan menjadi beberapa pendekatan, yaitu pendekatan menurut teknik samplingnya, pendekatan
menurut timbulnya variabel, pendekatan menurut pola atau sifat penelitian, dan pendekatan menurut model pengembangan.
Dalam penelitian ini, menurut teknik samplingnya menggunakan pendekatan sampel. Menurut timbulnya variabel, penelitian ini menggunakan
pendekatan non eksperimen, karena penelitian ini tidak menggunakan kelompok pembanding. Apabila ditinjau dari sifat penelitian, penelitian ini menggunakan
pendekatan korelasi, yaitu mencari hubungan dari kedua variabel. Jika dilihat dari pencarian data yang dilakukan, penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif,
karena data yang nantinya diperoleh adalah berwujud angka-angka dan dianalisa berdasarkan perhitungan statistik.
B. Variabel Penelitian
1. Pengertian Variabel
Setiap penelitian tentunya mempunyai sebuah variabel. Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian
Suharsimi Arikunto, 2006: 118. Sejalan dengan pendapat tersebut Sugiyono 2008: 60 menyatakan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi
41 tertentu. Variabel penelitian ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya. Suharsimi Arikunto 2006: 119 membedakan variabel penelitian menjadi dua,
yaitu: a. Variabel bebas, yaitu variabel yang yang menjadi penyebab atau
mempengaruhi variabel lain b. Variabel terikat, yaitu variabel yang tergantung atau dipengaruhi
oleh variabel lain. Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel yaitu lingkungan belajar di
sekolah yang menjadi variabel bebas dan dilambangkan dengan X dan hasil belajar IPA yang menjadi variabel terikat dan dilambangkan dengan Y.
Keberadaan variabel bebas menjelaskan terjadinya fokus atau topik penelitian, sedangkan variabel terikat adalah variabel yang diakibatkan atau dipengaruhi
oleh variabel bebas.
2. Paradigma Penelitian
Dalam penelitian kuantitatif yang dilandasi pada suatu asumsi bahwa suatu gejala itu dapat diklasifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kausal
sebab akibat, maka peneliti dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan pada dua variabel tersebut. Pola hubungan antara variabel yang
akan diteliti tersebut selanjutnya disebut sebagai paradigma penelitian. Paradigma penelitian yaitu sebagai pola pikir yang menunjukkan
hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab
melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan Sugiyono, 2008:
66.
42 Paradigma yang terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel
terikat disebut dengan paradigma sederhana. Secara skematis variabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Paradigma hubungan antara variabel X dan variabel Y. Keterangan:
X : Kondisi lingkungan belajar di sekolah
Y : Hasil belajar IPA siswa kelas V
C. Setting Penelitian
1. Waktu penelitian
Waktu penelitian ini adalah pada bulan April 2016.
2. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Se-Gugus Mulyodadi Kecamatan Bambanglipuro pada semester II tahun ajaran 20152016.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Dalam penelitian kuantitatif, apabila peneliti mengambil semua subjek
penelitian untuk diteliti maka penelitian tersebut adalah penelitian populasi. Suharsimi Arikunto 2006: 130 berpendapat bahwa, populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian. Sejalan dengan pendapat tersebut, Sugiyono 2008: 117 mengemukakan bahwa populasi merupakan wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik X
Y
43 tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
populasi merupakan semua individu yang mempunyai karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diselidiki. Dalam penelitian ini,
populasinya adalah siswa kelas V SD Se-Gugus Mulyodadi Kecamatan Bambanglipuro Bantul Yogyakarta tahun ajaran 20152016. Data diperoleh
sebanyak 147 siswa, dengan perincian sebagai berikut: Tabel 1. Rincian Jumlah Siswa Masing-masing Sekolah Dasar
No. Nama Sekolah
Jumlah Siswa 1. SD Negeri Sribit
23 siswa 2. SD Muhammadiyah Mulyodadi
14 siswa 3. SD Negeri Kembangan
19 siswa 4. SD Negeri Tulasan
22 siswa 5. SD Negeri Grogol
69 siswa Jumlah Seluruh Siswa
147 siswa
2. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diselidiki dan
mempunyai karakteristik yang sama dengan karakteristik populasi Sutrisno Hadi, 2000: 221. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto 2006: 133 sampel
adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian
44 sampel. Yang dimaksud dengan menggeneralisasikan adalah mengangkat
kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi. Suharsimi Arikunto 2006: 134 menerangkan bahwa apabila
subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, apabila jumlah subjeknya besar
dapat diambil antar 10-15 atau 20-25 atau lebih, tergantung setidak- tidaknya dari:
a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan biaya. b. Sempit dan luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya data. c. Besar kecilnya resiko, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih
baik. Berdasarkan uraian di atas, dengan mempertimbangkan ketiga hal
tersebut maka penelitian ini menggunakan penelitian sampel. Dengan
menggunakan jenis penelitian sampel, diharapkan diperoleh sampel yang
representatif.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara cluster random sampling. Untuk menentukan ukuran sampel yang akan diambil, akan
digunakan rumus Slovin.
45 N
n = 1 + N e
2
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e
2
= eror sampling Riduwan 2007: 254 menyatakan bahwa persen kelonggaran
ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih ditoleris atau diinginkan misalnya 5. Pemakaian rumus Slovin di atas memiliki
asumsi bahwa populasi berdistribusi normal. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
N n =
1 + N e
2
147 n =
1 + 147 0,05
2
n = 107,534
n = 107 Berdasarkan perhitungan rumus Slovin di atas dapat diketahui, sampel
dalam penelitian ini adalah 107 siswa.
46 Dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Cluster
Random Sampling, seluruh individu yang menjadi anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk diambil sebagai anggota sampel. Pengambilan
anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak dari seluruh SD. Cara pengambilan sampel tiap SD dengan perhitungan di bawah ini:
n
n
SD
= x JK
N Keterangan : n
SD
= sampel kecil n
= jumlah sampel N
= jumlah populasi JK
= jumlah siswa setiap kelas Riduwan, 2007: 38
Setelah dihitung dengan rumus tersebut, dapat diketahui sampel dari tiap-tiap SD yaitu sebagai berikut:
Tabel 2. Rincian Jumlah Sampel Masing-masing Sekolah Dasar No.
Nama Sekolah Jumlah Siswa
1. SD Negeri Sribit 107147 x 23 = 17 siswa
2. SD Muhammadiyah Mulyodadi 107147 x 14 = 10 siswa
3. SD Negeri Kembangan 107147 x 19 = 14 siswa
4. SD Negeri Tulasan 107147 x 22 = 16 siswa
5. SD Negeri Grogol 107147 x 69 = 50 siswa
Jumlah Seluruh Siswa 107 siswa
47
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik angket dan dokumentasi.
1. Angket Metode angket adalah cara pengumpulan data yang diambil dari
responden dengan menggunakan angket atau kuesioner. Menurut Suharsimi Arikunto 2010: 194 angket atau yang sering disebut dengan kuesioner adalah
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal hal yang ia ketahui.
Sugiyono 2007: 199 juga menambahkan bahwa angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi seperangkat pertanyaan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Jadi, metode angket atau kuesioner adalah daftar pertanyaan atau
pernyataan yang ditujukan pada responden dan digunakan untuk memperoleh berbagai macam informasi tentang fakta-fakta. Dalam penelitian ini metode
angket yang digunakan adalah angket langsung dan tertutup. Angket akan diberikan kepada siswa untuk mengetahui kondisi lingkungan belajar di
sekolah dengan cara menjawab pertanyaan yang disediakan peneliti. Alasan peneliti menggunakan metode angket adalah sebagai berikut:
a Tidak memerlukan hadirnya peneliti b Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden
c Dapat dijawab responden menurut kecepatannya masing-masing dan menurut waktu senggang responden
48 d Responden dapat menjawab pertanyaan dengan bebas, jujur, dan tidak
malu-malu untuk menjawab e Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi
pertanyaan yang benar-benar sama. Suharsimi Arikunto, 2010: 129. 2. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Suharsimi Arikunto 2010: 158 mengemukakan bahwa dokumentasi
merupakan catatan peristiwa yang telah terdahulu. Dokumentasi dapat berbentuk tulisan, gambar, atau karya monumental dari seseorang. Dalam
melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku, majalah, dokumen, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.
Sejalan dengan pendapat di atas, Nana Syaodih Sukmadinata 2005: 221 mengemukakan studi dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data
dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik.
Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh datainformasi tentang hasil belajar siswa
kelas V mata pelajaran IPA yang digunakan sebagai sampel. Dalam hal ini, peneliti menggunakan dokumen nilai ulangan akhir semester I mata pelajaran
IPA siswa kelas V di SD se gugus Mulyodadi Kecamatan Bambanglipuro tahun ajaran 20152016.
49
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dengan cara melakukam pengukuran. Purwanto 2008:
83 menyatakan instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena ataupun masalah sosial yang diamati. Secara spesifik semua
variabel ini disebut instrumen penelitian. Suharsimi Arikunto 2006: 160 menjelaskan bahwa instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang
digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik.
Instrumen dengan metode angket disusun dan dikembangkan sendiri oleh peneliti dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1 Merumuskan tujuan yang ingin dicapai 2 Membuat kisi-kisi berdasarkan tujuan yang telah dirumuskan
3 Membuat pertanyaan berdasarkan kisi-kisi 4 Penetapan skor. Purwanto, 2008: 185
Instrumen angket ini bertujuan untuk mengetahui kondisi lingkungan belajar di sekolah.
50 Tabel 3 Kisi-Kisi Instrumen Angket Kondisi Lingkungan Belajar di
Sekolah Variabel
Sub Variabel Indikator
No. Butir Lingkungan
belajar di sekolah
Lingkungan fisik sekolah
1. Kondisi kelas 2. Keadaan gedung
dan lingkungan sekitar sekolah
3. Media pembelajaran
4. Fasilitas dan Sarana prasarana
belajar di sekolah
5. Sumber belajar 2, 6, 7
1, 11 3
5, 14, 15
10, 12 Lingkungan sosial
non fisik sekolah
1. Hubungaan antara siswa
dengan guru 2. Hubungan antara
siswa dengan siswa
3. Hubungan antara siswa dengan
stafkaryawan sekolah
4, 8, 9
19, 20
17, 18
Lingkungan Akademis sekolah
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
13, 16
Instrumen penelitian akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat, dengan demikian maka
setiap instrumen harus mempunyai skala. Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya
interval yang ada dalam alat ukur Sugiyono, 2011: 133.
51 Dalam penelitian ini, skala yang digunakan adalah rating scale. Dengan
menggunakan rating scale, data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Dalam skala model rating scale,
responden tidak akan menjawab salah satu jawaban kualitatif yang telah disediakan, tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan.
Skala rating scale bersifat fleksibel, tidak terbatas untuk pengukuran sikap saja, tetapi untuk mengukur persepsi responden terhadap fenomena lainnya, seperti
status sosial ekonomi, proses kegiatan, kelembagaan, dan salah satunya dapat digunakan untuk mengetahui fenomena kondisi lingkungan belajar di sekolah.
Contoh pertanyaan: Seberapa baik ruang kelas di sekolah ini?
4 - bila tata ruang itu sangat baik 3 - bila tata ruang itu baik
2 - bila tata ruang itu kurang baik 1
– bila tata ruang itu sangat tidak baik Tabel 4. Penskoran Angket Kondisi Lingkungan Belajar di Sekolah
No. Item Pertanyaan
Interval jawaban 1.
2. Bagaimana
keadaan gedung
sekolahmu? Bagaimana kondisi meja dan kursi
di kelasmu? 4 3 2 1
4 3 2 1
52
G. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1. Uji Validitas
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan reliabel dalam pengumpulan data,
maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. Instrumen yang valid dam reliabel merupakan syarat mutlak untuk
mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Validitas instrumen
menggunakan validitas logis. Untuk memperoleh instrumen yang valid peneliti bertindak hati-hati sejak awal
penyusunan. Apabila cara dan isi tindakan ini benar, dapat dikatakan bahwa instrumen sudah validitas logis. Dikatakan validitas logis karena
validitas ini diperoleh dengan suatu usaha hati-hati melalui cara-cara yang benar sehingga menurut logika akan dicapai suatu tingkat validitas yang
dikehendaki Suharsimi Arikunto, 2006: 168. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan uji validitas eksternal dengan menggunakan rumus
korelasi yang dikemukakan oleh Pearson, atau dikenal dengan rumus Korelasi Product Moment sebagai berikut:
53 Rumus 1: dengan nilai simpangan
Keterangan : x
: X – X
y : Y - Y
X : skor rata-rata dari X
Y : skor rata-rata dari Y Suharsimi Arikunto, 2005: 171
Rumus 2 : dengan angka kasar
Keterangan : : angka koefisien korelasi variabel x dan y
x : variabel x
y : variabel y
N : jumlah sampel
Koefisien korelasi
yang diperoleh
kemudian dilihat
taraf signifikansinya p. Apabila p hitung 0,3 maka butir soal tersebut dinyatakan
valid sebagai alat pengumpul data. Sebaliknya jika p 0,3 maka butir soal tersebut dinyatakan tidah sahih atau gugur. Atau dapat juga dilihat dari nilai r
hitung, apabila rhitung r tabel pada taraf signifikansi 5 maka butir soal tersebut dinyatakan valid.
54 Berdasarkan hasil uji validitas dengan program SPSS 17 for windows
didapatkan hasil dari 25 butir soal yang diuji cobakan terdapat lima soal yang dinyatakan gugur yaitu soal nomor 3, 4, 9, 18, dan 24. Dengan demikian butir
soal yang semula 25 butir menjadi 20 butir soal.
2. Uji Reliabilitas