13
2.1.1. PelayananAsuhan Standar Minimal 7T yang Diberikan
1. Timbang Berat Badan dan Pengukuran Tinggi Badan
Penimbangan berat badan pada umur kehamilan trimester I dan II bertujuan untuk mengetahui kenaikan berat badan ibu sebelum dan sesudah hamil. Dalam
keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelum hamil, di hitung mulai trimester I sampai trimester III berkisar antara 9-13,5 kg, penimbangan berat badan
mulai trimester III bertujuan untuk mengetahui kenaikan berat badan setiap minggu. Kenaikan berat badan setiap minggu pada kehamilan yang tergolong normal adalah
0,4-0,5 kg Mandriwati, 2008.
Tabel 2.1. Rekomendasi Kenaikan Total Berat Badan Ibu Hamil Berdasarkan Berat Badan Ibu Sebelum Hamil
Berat badan Sebelum Hamil BBTBm
2
BMI Kenaikan BB Total yang
Dianjurkan Kg
Berat badan kurang underweight 19,8
12,5-18 Berat badan normal normal weight
19,8-26,0 11,5-16
Berat badan berlebih overweight 26,0-29.0
7-11,5 Obesitas
29,0 6,8
Sumber : Dewi, 2012 Bahaya kenaikan berat badan yang berlebih pada ibu hamil meliputi :
1. Bayi besar resiko kesulitan pada saat persalinan. 2. Pada kehamilan trimester III merupakan tanda bahaya kemungkinan terjadinya
preeklamsia. 3.Bisa merupakan gejala penyakit diabetes melitus pada ibu hamil.
Universitas Sumatera Utara
14
Sedangkan bahaya penurunan berat badan yang berlebih meliputi : 1. Janin tidak Berkembang
2. Kurang gizi dan anemia sehingga mengalami kesulitan saat persalinan. Pengukuran tinggi badan bertujuan untuk mengetahui tinggi badan ibu hamil
seehingga bisa mendeteksi faktor resiko. Faktor resiko terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan tinggi badan adalah keadaan rongga panggul
Mandriwati, 2008. 2.
Ukur Tekanan Darah Pemeriksaan ini sangat penting untuk memastikan kesehatan ibu dan janin
selama masa kehamilan. Tekanan darah yang terlalu rendah dapat menyebabkan ibu mudah lelah sehingga dapat menambah buruk morning sickness yang
dihadapi di awal kehamilan. Tekanan darah yang terlalu rendah juga berakibat menurunnya pasokan darah yang diterima organ tubuh karena jantung tidak
memompa dengan kuat. Adapun tekanan darah yang terlalu tinggi juga sangat berbahaya. Tekanan darah tinggi dapat memicu preeklampsia yang berakibat
fatal bagi ibu dan janin Dewi, 2012. 3.
Ukur Tinggi Fundus Uteri Untuk mengukur tinggi fundus uteri berdasarkan usia kehamilan dapat
dilakukan dengan menggunakan pita meter cm dan menggunakan penunjuk badan. Berikut tabel tinggi fundus uteri berdasarkan usia kehamilan.
Universitas Sumatera Utara
15
Tabel 2.2. Tinggi Fundus Berdasarkan Usia Kehamilan Usia kehamilan
Tinggi Fundus Dalam cm
Menggunakan Penunjuk Badan
12 minggu -
Teraba di atas simfisis fubis 16 minggu
- Di tengah, antara simfisis pubis dan
umbilikus. 20 minggu
20 cm ±2 cm Pada umbilikus
22-27 minggu Usia kehamilan dalam
minggu = cm ±2 cm -
28 minggu 28 cm ±2 cm
Di tengah, antara umbilikus dan prosesus sifoideus.
29-35 minggu Usia kehamilan dalam
minggu = cm ±2 cm -
36 minggu 36 cm ±2 cm
Pada prosesus sifoideus. Sumber :Rukiyah, 2009
4. Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid TT Lengkap
Pemberian imunisasi TT lengkap dapat dilakukan dengan interval, lama perlindungan serta persentase yang berbeda.
Tabel 2.3.Pemberian Imunisasi TT 0,5 CC Imunisasi
Interval Lama Perlindungan
Perlindungan
TT 1 Pada ANC pertama
- -
TT 2 4 mgg setelah TT 1
3 tahun 80
TT 3 6 bln setelah TT 2
10 tahun 95
TT 4 1 thn setelah TT 3
10 tahun 99
TT 5 1 thn setelah TT 4
25 thnseumur hidup. 99
Sumber : Vivian, 2012 5.
Pemberian Tablet Besi Minimal 90 Tablet Selama Kehamilan Zat besi berfungsi dalam pembentukan darah, terutama membentuk sel darah
merah hemoglobin dan mengurangi resiko ibu hamil terkena anemia. Zat besi diperlukan saat kehamilan memasuki 20 minggu. Kebutuhan terhadap zat besi
Universitas Sumatera Utara
16
sebanyak 30 mg per hari. Zat besi dapat diperoleh dari hati, daging, dan ikanyani, 2013.Tablet yang mengandung FeSO
4
320 mg =zat besi 60 mg dan asam folat 500 µg sebanyak 1 tablet hari segera setelah rasa mual hilang.
Pemberian selama 90 hari 3 bulan. Ibu harus dinasehati agar tidak meminumnya bersama teh kopi agar tidak mengganggu penyerapannyaDewi,
2012. Menurut Hilman et al. 1999 dalam Sue Jordan 2004, efek samping zat
besi meliputi obstipasi, mual, muntah, dan kram. Penyerapan zat besi bisa meningkat bila ada zat asam dalam lambung dan bisa terhambat bila diminum
bersamaan dengan makanan minuman yang mengandung alkohol, teh, kopi, cokelat, buah-buahan yang mengandung alkohol durian, nanas. Cara minum
tablet besi sehingga membantu penyerapan lebih baik bersamaan dengan minuman vitamin C jus buah jeruk atau minum bersamaan dengan makan
daging atau ikan sehingga menstimulasi asam lambungMandriwati, 2008. 6.
Tes terhadap Penyakit Menular Seksual Selama kehamilan, ibu perlu dilakukan tes terhadap penyakit menular seksual
seperti HIVAIDS, Gonorrhoe, Siphilis. Hal tersebut dikarenakan sangat berpengaruh pada janin yang dikandungnya. Apabila ditemukan penyakit –
penyakit menular seksual harus segera ditangani Rukiyah, 2009. 7.
Temu Wicara Konseling dan Pemecahan Masalah Satu proses bantuan oleh bidan kepada ibu hamil, yang dilaksanakan lewat tatap
muka dalam bentuk wawancara, dengan tujuan untuk memecahkan
Universitas Sumatera Utara
17
permasalahan yang berkaitan dengan kehamilannya, pemahaman diri tentang permasalahan yang dihadapi, dan penyusunan rencana pemecahan masalah yang
sesuai dengan kemampuan yang dimilikiMandriwati, 2008. Temu wicara meliputi anamnesa yaitu biodata, riwayat menstruasi, riwayat
kesehatan,riwayat kehamilan, persalinan dan nifas, biopsikososial, dan pengetahuan klienRukiyah, 2009.
2.1.2.Standar Minimal Kunjungan Kehamilan
Untuk menerima manfaat yang maksimum dari kunjungan-kunjungan antenatal ini, maka sebaiknya ibu tersebut memperoleh sedikitnya 4 kali kunjungan
selama kehamilan, yang terdistribusi dalam 3 trimester, atau dengan istilah rumus 1 1 2, yaitu sebagai berikut:
a. 1 kali pada trimester I sebelum 14 minggu. b. 1 kali pada trimester II antara minggu 14-28.
c. 2 kali pada trimester III antara minggu 28-36 dan sesudah minggu ke 36. Pada setiap kali kunjungan antenatal care perlu didapatkan informasi yang
sangat penting. a.Trimester I sebelum minggu ke 14
1 Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu
hamil. 2
Mendeteksi masalah dan menanganinya. 3
Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan.
Universitas Sumatera Utara
18
4 Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi
komplikasi. 5
Mendorong perilaku yang sehat gizi, latihan, kebersihan, istirahat dan sebagainya.
b. Trimester II sebelum minggu ke 28 1
Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu hamil.
2 Mendeteksi masalah dan mananganinya.
3 Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia
kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan. 4
Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi.
5 Mendorong perilaku yang sehat gizi, latihan, kebersihan, istirahat dan
sebagainya. 6
Kewaspadaan khusus mengenai preeklamsi tanya ibu tentang gejala- gejala preeklamsi, pantau tekanan darah, evaluasi edema, periksa untuk
mengetahui proteinuria. c. Trimester III antara minggu ke 28-36
1 Menjalin hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu hamil.
2 Mendeteksi masalah dan menanganinya.
3 Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia
kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisonal yang merugikan.
Universitas Sumatera Utara
19
4 Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi
komplikasi. 5
Mendorong perilaku yang sehat gizi, latihan, kebersihan, istirahat dan sebagainya.
6 Kewaspadaan khusus mengenai preeklamsi tanya ibu tentang gejala- gejala preeklamsi, pantau tekanan darah, evaluasi edema, periksa untuk
mengetahui proteinuria. 7 Palpasi abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda.
d. Trimester III setelah minggu 36 1
Menjalin hubungan saling percya antara petugas kesehatan dan ibu hamil. 2
Mendeteksi masalah dan menanganinya. 3
Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan.
4 Memulai persipan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi
komplikasi. 5
Mendorong perilaku yang sehat gizi, latihan, kebersihan, istirahat dan sebagainya.
6 Kewaspadaan khusus mengenai preeklamsi tanya ibu tentang gejala-
gejala preeklamsi, pantau tekanan darah, evaluasi edema, periksa untuk mengetahui proteinuria.
7 Palpasi abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda.
Universitas Sumatera Utara
20
8 Deteksi letak bayi yang tidak normal, atau kondisi lain yang memerlukan
kelahiran di rumah sakit. Menurut Departemen Kesehatan RI 2003, pemantauan dan pelayanan
antenatal yaitu bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan
berlangsung normal. Bidan juga haras mengenal kehamilan resiko tinggi atau kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, penyakit menular seksual
PMS dan infeksi human immune deficiency virus acquired immune deficiency syndrome HIVAIDS, memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan
kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh tenaga kesehatan. Bila ditemukan kelainan, bidan harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan
melakukan rujukan. Hasil yang diharapkan adalah :
a. Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali selama
kehamilan. b.
Meningkatkannya pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat. c.
Deteksi dini dan penanganan komplikasi kehamilan. d.
Ibu hamil, suami dan keluarga dan masyarakat mengetahui tanda bahaya kehamilan dan tahu apa yang harus dilakukan.
e. Mengurus transportasi rujukan bila sewaktu-waktu terjadi kedaruratan.
Universitas Sumatera Utara
21
2.1.3. Kunjungan Antenatal CareANC