70
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Pemeriksaan Kehamilan Antenatal Care
Hasil penelititian menyatakan bahwa ibu hamil dan ibu yang pernah di Desa Paya Tusam Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat sudah memiliki perilaku
kesehatan yang sudah baik yaitu rutin melakukan pemeriksaan kehamilan yang mayoritas dilakukan setiap bulan sekali yaitu pada saat Posyandu. Posyandu Desa
Paya Tusam Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat sudah cukup aktif, bidan di desa tersebut menyatakan jarang ibu hamil yang tidak datang bahkan semua ibu
hamil memeriksakan kandungannya pada saat posyandu berlangsung. Posyandu merupakan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat UKBM yang
dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatandasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka
Kematian BayiKemenkes RI, 2011. Oleh karena itu posyandu menjadi lebih penting dikembangkan di mayarakat karena pelayanannya berbasis masyarakat
dimana kegiatan ini bertujuan untuk menunjang percepatan angka kematian Ibu AKI, angka kematian bayi AKB dan angka kematian anak balita AKABA di
Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat.
70
Universitas Sumatera Utara
71
Menurut ibu hamil dan ibu yang pernah hamil di Desa Paya Tusam Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat pemeriksaan kehamilan adalah
pemeriksaan kesehatan ibu saat hamil terutama pemeriksaan janin yang ada di dalam kandungan. Dilihat dari pernyataan ibu hamil didapatkan bahwa ibu hamil
sedikit mengetahui pengertian pemeriksaan kehamilan. Pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu
dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan
reproduksi secara wajar Kegiatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan di Desa Payatusam saat
melakukan pemeriksaan kehamilan sudah memenuhi standart antara lain anamnese, pemeriksaan vital signya, tekanan darah, palpasi, leopold dan periksa HB. Menurut
Depkes RI 2002 pemeriksaan antenatal dilakukan dengan standar pelayanan antenatal dimulai dengan anamnese meliputi identitas ibu hamil, riwayat
kontrasepsiKB, kehamilan sebelumnya dan kehamilan sekarang, pemeriksaan umum meliputi pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus kebidanan, pemeriksaan
laboratorium dilakukan hanya atas indikasidiagnose, pemberian obat-obatan, imunisasi Tetanus Toxoid TT dan tablet besi Fe, penyuluhan tentang gizi,
kebersihan, olahraga, pekerjaan dan perilaku sehari-hari, perawatan payudara dan air susu ibu, tanda-tanda resiko, pentingnya pemeriksaan kehamilan dan imunisasi
selanjutnya, persalinanoleh tenaga terlatih, KB setelah melahirkan serta pentingnya kunjungan pemeriksaan kehamilan ulang.
Universitas Sumatera Utara
72
Menurut Estiwidani.D, dkk 2008 peran, fungsi bidan dalam pelayanan Kebidanan adalah sebagai pelaksana, pengelola, pendidik, dan peneliti. Sedangkan
tanggung jawab bidan meliputi pelayanan konseling, pelayanan kebidanan normal, pelayanan kebidanan abnormal, pelayanan kebidanan pada anak, pelayanan KB, dan
pelayanan kesehatan masyarakat. Kegiatan yang dilakukan petugas kesehatan yaitu melakukan penyuluhan pada ibu hamil tentang pentingnya pemeriksaan ANC pada
masa kehamilan. Pemberian penyuluhan dilakukan pada Posyandu setiap bulan oleh bidan.
Bidan adalah seorang tenaga kesehatan yang mempunyai tugas penting dalam bimbingan dan penyuluhan kepada ibu hamil, persalinan nifas dan menolong
persalinan dengan tanggung jawabnya sendiri, serta memberikan asuhan kepada bayi baru lahir Wiknjosastro, 2007. Kegiatan yang dilakukan petugas kesehatan
pada ibu hamil yang tidak pernah datang atau jika sudah dua atau tiga kali tidak datang melakukan kunjungan kehamilan akan dikunjungi ke rumah mereka door to
door. Hal ini dilakukan bidan untuk mendata sekaligus melakukan penyaringan bagi ibu hamil yang beresiko. Dengan adanya kegiatan door to door diharapkan
dapat menjangkau perawatan kehamilan bagi ibu hamil. Keunggulan sistem ini semua ibu hamil dapat terjangkau pelayanan kesehatan tetapi jika lama kelamaan ini
digunakan akan menyebabkan malasnya ibu berkumpul di posyandu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan. Alasan tidak datanganya untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan antara lain karena ibu hamil tidak ada waktu untuk melakukan pemeriksaan ataupun karena malas.
Universitas Sumatera Utara
73
Perawatan kehamilan oleh bidan merupakan model Kepercayaan Kesehatan Health belief Model sebagai kerangka utama dalam perilaku yang berkaitan
dengan kesehatan, dimulai dari pertimbangan orang mengenai kesehatan. dasarkan atas 3 faktor esensial, kesiapanindividu untuk merubah perilaku dalam rangka
menghindari suatu penyakit ataumemperkecil resiko kesehatan. Adanya dorongan dalam lingkungan individu yangmembuatnya merubah perilaku itu sendiri. Ketiga
faktor di atas dipengaruhi olehfaktor-faktor lain yang berhubungan dengan kepribadian dan lingkungan individu,serta pengalaman berhubungan dengan sarana
dan petugas kesehatan. Kesiapanindividu dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti persepsi tentang kerentanan terhadappenyakit, potensi ancaman, motivasi untuk
memperkecil kerentanan terhadap penyakit, dan adanya kepercayaan perubahan perilaku akan memberikan keuntungan.
Manfaat yang didapatkan ibu hamil dan ibu yang pernah hamil di Desa Payatusam Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat antar lain kehamilan ibu lebih
nyaman baik secara psikologi maupun fisik. Dengan pemeriksaan kehamilan kepada bidan ibu merasa keluhan-keluhan yang dialami semasa awal kehamilan dapat
diatasi, mengetahui kondisi kesehatan ibu dan janin, dapat melakukan konsultasi kepada bidan, mempersiapkan kehamilan, mendapatkan perawatan kehamilan, dan
mendapatkan pengobatan jika terjadi keluhan di saat hamil. Menurut Mufdlilah, 2009 manfaat Antenatal Care yaitu memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi
ibu hamil maupun bayinya dengan alasan menegakkan hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan
Universitas Sumatera Utara
74
kelahiran dan memberikan pendidikan kesehatan. Peran suami saat hamil penting dan dapat membantu ketenangan jiwa istri.
Kasih sayang dan belaian suami masih tetap penting sehingga tampak keharmonisan rumah tangga menjelang hadirnya buah cinta yang diharapkan. Dukungan seorang
suami pada istri adalah hal yang memang dibutuhkan. Suami harus mengenal dan memahami perubahan yang terjadi pada istri selama kehamilannya. Suami akan
mengambil peran besar dalam menjaga kesehatan kejiwaan istrinya agar tetap stabil, tenang dan bahagia. Sebagai orang terdekat yang menjadi belahan jiwa bagi istri,
misalnya saling berdiskusi mengenai perkembangan yang terjadi selama kehamilan, bersama-sama mencari informasi mengenai kehamilan dan pendidikan anak dari
media cetak, menemani istri memeriksakan kehamilan Dagun, 2002. Ibu hamil dan ibu yang pernah hamildi Desa Paya Tusam Kecamatan
Wampu Kabupaten Langkat mayoritas mendapatkan dukungan suami dengan cara mengantarkan ibu melakukan pemeriksaan kehamilan kepada bidan di saat
posyandu. Partisipasi suami sangat dibutuhkan untuk dukungan psikis, fisik, sosial dan spiritual. Partisipasi dalam asuhan kehamilan ini merupakan refleksi dari peran
suami dalam keluarga BKKBN, 2003. Menurut Prianggoro 2008 dengan menemani istri pada saat pemeriksaan kehamilan, suami akan lebih banyak
mendapatkan informasi sehingga lebih siap menghadapi kehamilan dan persalinan istrinya. Selain itu istri juga lebih merasa aman dan nyaman diperiksa bila ditemani
suaminya.
Universitas Sumatera Utara
75
Memeriksakan kehamilan sejak dini diharapkan agar masa kehamilan aman dan nyaman, ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan
antenatal secara teratur suami dapat mendukung istrinya agar mendapatkan pelayanan antenatal yang baik, menyediakan transportasi atau dana untuk biaya
konsultasi. Dukungan lain yaitu suami bisa mencari informasi tentang kehamilan dan menemani istri saat memeriksakan kehamilan. Green dan Kreuter dalam
Notoatmodjo 2007, berpendapat perilaku seseorang dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu faktor-faktor predisposisi predisposing factors meliputi pengetahuan,
pendidikan, kepercayaan, nilai dan sikap terhadap pelayanan kesehatan. Faktor- faktor pendukung enabling factors terwujud dalam bentuk fasilitas pelayanan
kesehatan dan jarak tempuh kefasilitas kesehatan. Faktor-faktor pendorong reinforcing factors terwujud dalam sikap, perilaku orang lain yang mendukung
seperti petugas kesehatan, tokoh masyarakatdan keluarga yang merupakan kelompok referensi.
5.2. Pemeriksaan Kehamilan oleh Dukun Bayi