Permasalahan Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Dukun Bayi

9 sampai pada tingkat SD, pekerjaan sebagai petani dan pola tempat tinggal tergolong keluarga luas. Pengaruh budaya seputar kehamilan masih cukup kuat sehingga mereka lebih percaya dukun dari pada anjuran petugas kesehatan dokter dan bidan dalam perawatan kehamilan. Pada persalinan, mereka masih memilih dukun karena bersalin ke bidan dianggap persalinan yang susah atau sulit. Hasil penelitian Wahyuni 2013 di Desa Galang daerah Pontianak juga menunjukkan selain rutin memeriksakan kehamilan di posyandu masyarakat juga menggunakan jasa dukun baik dalam perawatan kehamilan maupun menolong persalinan. Menurut mereka akan lebih mudah melahirkan di dukun jika sudah tiba waktu persalinan karena selain dukun bayi mengetahui umur kandungan melalui urut pijatan saat bulan pertama ibu hamil dan melalui pemijatan pula dukun bayi dapat memperbaiki posisi janin atau kandungan yang bermasalah, pada bulan-bulan seterusnya seperti yang dirasakan ibu hamil pada umumnya sehingga bayi mudah dilahirkan. Melihat permasalahan di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pemeriksaan Antenatal Care Di Desa Paya Tusam Kecamatan Wampu Kabupaten Langkat Tahun 2014.

1.2. Permasalahan

Melihat data yang diperoleh dari ibu hamil yang mengatakan masih menggunakan jasa dukun bayi dalam memantau kehamilannya dan dengan memperhatikan latar belakang yang telah diuraikan di atas yang menjadi masalah Universitas Sumatera Utara 10 pada penelitian ini adalah : “Bagaimana Pemeriksaan Antenatal Care di Desa Paya Tusam Kecamatan Wampu Tahun 2014”.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara mendalam bagaimana pemeriksaan antenatal care di Desa Paya Tusam Kecamatan Wampu Tahun 2014.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi puskesmas untuk meningkatan sosialisasi pada ibu hamil dan suami untuk memanfaatkan fasilitas pelayanan ANC. 2. Sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan agar melakukan sosialisasi dan promosi tentang perlunya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan pada masa kehamilan. 3. Sebagai bahan masukan bagi pihak yang melanjutkan penelitian ataupun melakukan penelitian yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Universitas Sumatera Utara 11 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Antenatal Care

Antenatal Careadalah merupakan cara penting untuk memonitoring dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan tidak normal, ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan dan dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan asuhan antenatal. Pemeriksaan kehamilan atau ANC merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga masa post partum berjalan sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental Wiknjosastro, 2005. Pelayanan antenatal terintegrasi merupakan integrasi pelayanan antenatal rutin dengan beberapa program lain yang sasarannya pada ibu hamil, sesuai prioritas Departemen Kesehatan, yang diperlukan guna meningkatkan kualitas pelayanan antenatal.Pelayananantenatal careANC adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan Antenatal CareANC, selengkapnya mencakup banyak hal yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik baik umum dan kebidanan, pemeriksaan laboratorium atas indikasi serta intervensi dasar dan khusus sesuai dengan resiko yang ada. Namun dalam penerapan operasionalnya dikenal standar minimal 7Tyaitu: 11 Universitas Sumatera Utara 12 a. Timbang Berat Badan b. Ukur Tekanan darah c. Ukur Tinggi fundus uteri d. Pemberian imunisasi Tetanus Toksoid TT lengkap e. Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama hamil f. Tes terhadap penyakit menular seksual g. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan Tujuan Antenatal Care adalah : a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi. b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan bayi. c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan. d. Menyiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin. e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif. f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. Universitas Sumatera Utara 13

2.1.1. PelayananAsuhan Standar Minimal 7T yang Diberikan

1. Timbang Berat Badan dan Pengukuran Tinggi Badan Penimbangan berat badan pada umur kehamilan trimester I dan II bertujuan untuk mengetahui kenaikan berat badan ibu sebelum dan sesudah hamil. Dalam keadaan normal kenaikan berat badan ibu dari sebelum hamil, di hitung mulai trimester I sampai trimester III berkisar antara 9-13,5 kg, penimbangan berat badan mulai trimester III bertujuan untuk mengetahui kenaikan berat badan setiap minggu. Kenaikan berat badan setiap minggu pada kehamilan yang tergolong normal adalah 0,4-0,5 kg Mandriwati, 2008. Tabel 2.1. Rekomendasi Kenaikan Total Berat Badan Ibu Hamil Berdasarkan Berat Badan Ibu Sebelum Hamil Berat badan Sebelum Hamil BBTBm 2 BMI Kenaikan BB Total yang Dianjurkan Kg Berat badan kurang underweight 19,8 12,5-18 Berat badan normal normal weight 19,8-26,0 11,5-16 Berat badan berlebih overweight 26,0-29.0 7-11,5 Obesitas 29,0 6,8 Sumber : Dewi, 2012 Bahaya kenaikan berat badan yang berlebih pada ibu hamil meliputi : 1. Bayi besar resiko kesulitan pada saat persalinan. 2. Pada kehamilan trimester III merupakan tanda bahaya kemungkinan terjadinya preeklamsia. 3.Bisa merupakan gejala penyakit diabetes melitus pada ibu hamil. Universitas Sumatera Utara 14 Sedangkan bahaya penurunan berat badan yang berlebih meliputi : 1. Janin tidak Berkembang 2. Kurang gizi dan anemia sehingga mengalami kesulitan saat persalinan. Pengukuran tinggi badan bertujuan untuk mengetahui tinggi badan ibu hamil seehingga bisa mendeteksi faktor resiko. Faktor resiko terhadap kehamilan yang sering berhubungan dengan tinggi badan adalah keadaan rongga panggul Mandriwati, 2008. 2. Ukur Tekanan Darah Pemeriksaan ini sangat penting untuk memastikan kesehatan ibu dan janin selama masa kehamilan. Tekanan darah yang terlalu rendah dapat menyebabkan ibu mudah lelah sehingga dapat menambah buruk morning sickness yang dihadapi di awal kehamilan. Tekanan darah yang terlalu rendah juga berakibat menurunnya pasokan darah yang diterima organ tubuh karena jantung tidak memompa dengan kuat. Adapun tekanan darah yang terlalu tinggi juga sangat berbahaya. Tekanan darah tinggi dapat memicu preeklampsia yang berakibat fatal bagi ibu dan janin Dewi, 2012. 3. Ukur Tinggi Fundus Uteri Untuk mengukur tinggi fundus uteri berdasarkan usia kehamilan dapat dilakukan dengan menggunakan pita meter cm dan menggunakan penunjuk badan. Berikut tabel tinggi fundus uteri berdasarkan usia kehamilan. Universitas Sumatera Utara 15 Tabel 2.2. Tinggi Fundus Berdasarkan Usia Kehamilan Usia kehamilan Tinggi Fundus Dalam cm Menggunakan Penunjuk Badan 12 minggu - Teraba di atas simfisis fubis 16 minggu - Di tengah, antara simfisis pubis dan umbilikus. 20 minggu 20 cm ±2 cm Pada umbilikus 22-27 minggu Usia kehamilan dalam minggu = cm ±2 cm - 28 minggu 28 cm ±2 cm Di tengah, antara umbilikus dan prosesus sifoideus. 29-35 minggu Usia kehamilan dalam minggu = cm ±2 cm - 36 minggu 36 cm ±2 cm Pada prosesus sifoideus. Sumber :Rukiyah, 2009 4. Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid TT Lengkap Pemberian imunisasi TT lengkap dapat dilakukan dengan interval, lama perlindungan serta persentase yang berbeda. Tabel 2.3.Pemberian Imunisasi TT 0,5 CC Imunisasi Interval Lama Perlindungan Perlindungan TT 1 Pada ANC pertama - - TT 2 4 mgg setelah TT 1 3 tahun 80 TT 3 6 bln setelah TT 2 10 tahun 95 TT 4 1 thn setelah TT 3 10 tahun 99 TT 5 1 thn setelah TT 4 25 thnseumur hidup. 99 Sumber : Vivian, 2012 5. Pemberian Tablet Besi Minimal 90 Tablet Selama Kehamilan Zat besi berfungsi dalam pembentukan darah, terutama membentuk sel darah merah hemoglobin dan mengurangi resiko ibu hamil terkena anemia. Zat besi diperlukan saat kehamilan memasuki 20 minggu. Kebutuhan terhadap zat besi Universitas Sumatera Utara 16 sebanyak 30 mg per hari. Zat besi dapat diperoleh dari hati, daging, dan ikanyani, 2013.Tablet yang mengandung FeSO 4 320 mg =zat besi 60 mg dan asam folat 500 µg sebanyak 1 tablet hari segera setelah rasa mual hilang. Pemberian selama 90 hari 3 bulan. Ibu harus dinasehati agar tidak meminumnya bersama teh kopi agar tidak mengganggu penyerapannyaDewi, 2012. Menurut Hilman et al. 1999 dalam Sue Jordan 2004, efek samping zat besi meliputi obstipasi, mual, muntah, dan kram. Penyerapan zat besi bisa meningkat bila ada zat asam dalam lambung dan bisa terhambat bila diminum bersamaan dengan makanan minuman yang mengandung alkohol, teh, kopi, cokelat, buah-buahan yang mengandung alkohol durian, nanas. Cara minum tablet besi sehingga membantu penyerapan lebih baik bersamaan dengan minuman vitamin C jus buah jeruk atau minum bersamaan dengan makan daging atau ikan sehingga menstimulasi asam lambungMandriwati, 2008. 6. Tes terhadap Penyakit Menular Seksual Selama kehamilan, ibu perlu dilakukan tes terhadap penyakit menular seksual seperti HIVAIDS, Gonorrhoe, Siphilis. Hal tersebut dikarenakan sangat berpengaruh pada janin yang dikandungnya. Apabila ditemukan penyakit – penyakit menular seksual harus segera ditangani Rukiyah, 2009. 7. Temu Wicara Konseling dan Pemecahan Masalah Satu proses bantuan oleh bidan kepada ibu hamil, yang dilaksanakan lewat tatap muka dalam bentuk wawancara, dengan tujuan untuk memecahkan Universitas Sumatera Utara 17 permasalahan yang berkaitan dengan kehamilannya, pemahaman diri tentang permasalahan yang dihadapi, dan penyusunan rencana pemecahan masalah yang sesuai dengan kemampuan yang dimilikiMandriwati, 2008. Temu wicara meliputi anamnesa yaitu biodata, riwayat menstruasi, riwayat kesehatan,riwayat kehamilan, persalinan dan nifas, biopsikososial, dan pengetahuan klienRukiyah, 2009. 2.1.2.Standar Minimal Kunjungan Kehamilan Untuk menerima manfaat yang maksimum dari kunjungan-kunjungan antenatal ini, maka sebaiknya ibu tersebut memperoleh sedikitnya 4 kali kunjungan selama kehamilan, yang terdistribusi dalam 3 trimester, atau dengan istilah rumus 1 1 2, yaitu sebagai berikut: a. 1 kali pada trimester I sebelum 14 minggu. b. 1 kali pada trimester II antara minggu 14-28. c. 2 kali pada trimester III antara minggu 28-36 dan sesudah minggu ke 36. Pada setiap kali kunjungan antenatal care perlu didapatkan informasi yang sangat penting. a.Trimester I sebelum minggu ke 14 1 Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu hamil. 2 Mendeteksi masalah dan menanganinya. 3 Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan. Universitas Sumatera Utara 18 4 Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi. 5 Mendorong perilaku yang sehat gizi, latihan, kebersihan, istirahat dan sebagainya. b. Trimester II sebelum minggu ke 28 1 Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu hamil. 2 Mendeteksi masalah dan mananganinya. 3 Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan. 4 Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi. 5 Mendorong perilaku yang sehat gizi, latihan, kebersihan, istirahat dan sebagainya. 6 Kewaspadaan khusus mengenai preeklamsi tanya ibu tentang gejala- gejala preeklamsi, pantau tekanan darah, evaluasi edema, periksa untuk mengetahui proteinuria. c. Trimester III antara minggu ke 28-36 1 Menjalin hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu hamil. 2 Mendeteksi masalah dan menanganinya. 3 Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisonal yang merugikan. Universitas Sumatera Utara 19 4 Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi. 5 Mendorong perilaku yang sehat gizi, latihan, kebersihan, istirahat dan sebagainya. 6 Kewaspadaan khusus mengenai preeklamsi tanya ibu tentang gejala- gejala preeklamsi, pantau tekanan darah, evaluasi edema, periksa untuk mengetahui proteinuria. 7 Palpasi abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda. d. Trimester III setelah minggu 36 1 Menjalin hubungan saling percya antara petugas kesehatan dan ibu hamil. 2 Mendeteksi masalah dan menanganinya. 3 Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan. 4 Memulai persipan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi. 5 Mendorong perilaku yang sehat gizi, latihan, kebersihan, istirahat dan sebagainya. 6 Kewaspadaan khusus mengenai preeklamsi tanya ibu tentang gejala- gejala preeklamsi, pantau tekanan darah, evaluasi edema, periksa untuk mengetahui proteinuria. 7 Palpasi abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda. Universitas Sumatera Utara 20 8 Deteksi letak bayi yang tidak normal, atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit. Menurut Departemen Kesehatan RI 2003, pemantauan dan pelayanan antenatal yaitu bidan memberikan sedikitnya 4 kali pelayanan meliputi anamnesis dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga haras mengenal kehamilan resiko tinggi atau kelainan, khususnya anemia, kurang gizi, hipertensi, penyakit menular seksual PMS dan infeksi human immune deficiency virus acquired immune deficiency syndrome HIVAIDS, memberikan pelayanan imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh tenaga kesehatan. Bila ditemukan kelainan, bidan harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan melakukan rujukan. Hasil yang diharapkan adalah : a. Ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali selama kehamilan. b. Meningkatkannya pemanfaatan jasa bidan oleh masyarakat. c. Deteksi dini dan penanganan komplikasi kehamilan. d. Ibu hamil, suami dan keluarga dan masyarakat mengetahui tanda bahaya kehamilan dan tahu apa yang harus dilakukan. e. Mengurus transportasi rujukan bila sewaktu-waktu terjadi kedaruratan. Universitas Sumatera Utara 21

2.1.3. Kunjungan Antenatal CareANC

Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan tenaga profesional untuk mendapatkan pelayanan Antenatal Care ANC sesuai standar yang ditetapkan. Istilah kunjungan disini tidak hanya mengandung arti bahwa ibu hamil yang berkunjung ke fasilitas pelayanan, tetapi adalah setiap kontak tenaga kesehatan baik diposyandu, pondok bersalin desa, kunjungan rumah dengan ibu hamil tidak memberikan pelayanan Antenatal Care ANC sesuai dengan standar dapat dianggap sebagai kunjungan ibu hamil. a. Kunjungan Ibu Hamil K1 Kunjungan baru ibu hamil adalah kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa kehamilan. b. Kunjungan Ulang Kunjungan ulang adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang kedua dan seterusnya, untuk mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar selama satu periode kehamilan berlangsung. c. Kunjungan Ibu Hamil K4 K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang keempat atau lebih untuk mendapatkan pelayanan Antenatal CareANC. Sesuai standar yang ditetapkan dengan syarat: 1 Satu kali dalam trimester pertama sebelum 14 minggu. 2 Satu kali dalam trimester kedua antara minggu 14-28. Universitas Sumatera Utara 22 3 Dua kali dalam trimester ketiga antara minggu 28-36 dan setelah minggu ke 36.

2.2. Bidan

Bidan merupakan profesi yang diakui secara internasional maupun nasional dengan sejumlah praktisi di seluruh dunia. Pengertian bidan dan bidang praktiknya secara internasional telah diakui oleh International Confederation of Midwives ICM tahun 1972 dan International Federation of International Gynecologist and Obstetritian FIGO Tahun 1973, WHO dan badan lainnya. Pada tahun 1980 pada pertemuan dewan di Kobe, ICM menyempurnakan definisi tersebut yang kemudian disahkan oleh FIGO 1991 dan WHO 1992. Secara lengkap pengertian bidan adalah sebagai berikut : Menurut kutipan asli pengertian bidan sebagai berikut A midwife is a person who having been regulary admitted to a midwifery educational program fully recognized in the country in which it is located, has succsessfully completed the prescribed course of studies in midwifery and has acquired the requiste qualificatin to be registered and or legally licensed to practise midwifery. She must be able to give the necessary supervision, care and advice to women during pregnancy, labor and postpartum, to conduct deliveries on her own responsibility and to care for the newborn and the infant. This care includes preventive measures, the detection of abnormal condition in mother and child. The procurement of medical assitance, and the execution of emergency measures in the absense of medical help.She has an imprtant task in counseling and education not only for patients, but also within the family and community. Universitas Sumatera Utara 23 Pengertian tersebut diatas, memberikan arti : Bidan adalah seorang yang telah menyelesaikan program pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk menjalankan praktik kebidanan di negeri itu. Bidan harus mampu memberikan supervisi, asuhan dan memberikan nasehat yang dibutuhkan kepada wanita memimpin persalinan atas tanggungjawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru lahir dan anak. Asuhan ini termasuk tindakan preventif, pendeteksian kondisi abnormal pada ibu dan bayi, dan mengupayakan bantuan medis serta melakukan tindakan pertolongan gawat darurat pada saat tidak hadirnya tenaga medik lainnya. Bidan mempunyai tugas penting dalam konsultasi dan pendidikan kesehatan, tidak hanya untuk wanita tersebut, tetapi juga termasuk keluarga dan komunitasnya. Pekerjaan ini termasuk pendidikan antenatal, dan persiapan untuk menjadi orang tua, dan meluas ke daerah tertentu dari ginekologi, keluarga berencana, dan asuhan anak. Bidan bisa berpraktik di rumah sakit, klinik, unit kesehatan, rumah perawatan atau tempat- tempat pelayanan lainnya. Defenisi tersebut secara berkala direview dalam pertemuan Internasional Kongres ICM. Defenisi terakhir disusun melalui kongres ICM ke 27, pada bulan juli tahun 2005 di Brisbane, Australia ditetapkan sebagai berikut : Bidan adalah seseorang yang telah mengikuti program pendidikan yang diakui di negaranya telah lulus dari pendidikan tersebut serta memenuhi kualifikasi untuk didaftar register dan atau memiliki izin yang sah lisensi untuk melakukan praktik bidan. Universitas Sumatera Utara 24 Pengertian bidan menurut Kepmenkes No. 900 MENKES SK VII2002 :Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan kebidanan dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku, sedangkan menurut Ikatan Bidan Indonesia IBIialah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang diakui pemerintahdan organisasi profesi di wilayah negara republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk diregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan.

2.2.1. Pelayanan Kebidanan

Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab praktik profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat. Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari layanan kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga yang berkualitas. Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan yang di berikannya dengan maksud peningkataan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga berkualitas, bahagia dan sejahtera. Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga dan masyarakat yang meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan dan pemulihan. Universitas Sumatera Utara 25 a. Layanan kebidanan dapat dibedakan menjadi: 1. Layanan kebidanan primer ialah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan. 2. Layanan kebidanan kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari sebuah proses kegiatan layanan kesehatan. 3. Layanan kebidanan rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan kesistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya, yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan juga layanan rujukan yang dilakukan bidan ketempatfasilitas pelayanan kesehatan lain secara horizontal maupun vertikal atau ke profesi kesehatan lainnya. Layanan kebidanan yang tepat akan meningkatkan keamanan dan kesejahteraan ibu serta bayinya. b. Parameter kemajuan sosial ekonomi dalam pelayanan kebidanan. Kemajuan sosial ekonomi merupakan parameter yang amat penting dalam pelayanan kebidanan. parameter tersebut antara lain: 1. Perbaikan status gizi ibu dan bayi. 2. Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan. 3. Menurunnya angka kematian ibu melahirkan. 4. Menurunnya angka kematian neonatal. 5. Cakupan penanganan resiko tinggi. 6. Meningkatnya cakupan pemeriksaan antenatal. Universitas Sumatera Utara 26 c. Pelayanan kebidanan yang adil Keadilan dalam memberikan pelayanan kebidanan adalah aspek yang pokok dalam pelayanan bidan di Indonesia. Keadilan dalam pelayanan inidimulai dengan: 1. Pemenuhan kebutuhan klien yang sesuai. 2. Keadaan sumber daya kebidanan yang selalu siap untuk melayani. 3. Adanya penelitian untuk mengembangkan meningkatkan pelayanan. 4. Adanya keterjangkauan ke tempat pelayanan. Tingkat ketersediaan tersebut di atas adalah syarat utama untuk terlaksananya pelayanan kebidanan yang aman. Selanjutnya diteruskan dengan sikap bidan yang tanggap dengan klien, sesuai kebutuhan klien dan tidak membedakan pelayanan kepada siapapun Dwiana, 2009.

2.3. Dukun Bayi

Menurut Anggorodi 2009 dukun bayi adalah seorang wanita atau pria yang menolong persalinan. Kemampuan ini diperoleh secara turun temurun dari ibu kepada anak atau dari keluarga dekat lainnya. Cara mendapatkan kemampuan ini adalah melalui magang dari pengalaman sendiri atau saat membantu melahirkan. Pengertian dukun bayi terlatih adalah seorang dengan jenis kelamin wanita yang dapat dan mampu membantu persalinan dan merawat bayi yang telah mendapatkan pelatihan sehingga memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menolong persalinan normal, minimal tentang kebersihandalam menolong Universitas Sumatera Utara 27 persalinan. Peran dukun bayi terlatih ini tidak berbeda jauh dengan peran bidan dalam kehidupan dimasyarakat, yang membedakan hanya latar belakang dan jenis pendidikan formal yang peroleh, disamping itu dukun bayi terlatih berada langsung dibawah pengawasan pimpinan puskesmasatau bidan kordinator di puskesmas, dengan demikian seluruh tugas dan kegiatanyang dilakukannya langsung dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kepada pimpinan puskesmas dan bidan kordinator di Puskesmas. Saat ini fasilitas pelayanan belum mampu menjangkau masyarakat secara luas seperti saat ini yang dilakukan melalui program pembangunan dibidang kesehatan. Masyarakat didaerah pedesaan umumnya memanfaatkan pelayanan kesehatan yang bersifat tradisional, pelayanan kesehatan tersebut tidak terbatas pada penyembuhan penyakit tetapi juga pertolongan peralinan. Sampai saat ini keberadaan dukun bayi masih menjadi pilihan yang utama bagi masyarakat didesa kurang mampu untuk menjangkau pelayanan persalinan yang disediakan oleh pemerintah seperti bidan didesa maupun bidan dipuskesmas, atau masyarakat itu sendiri yang tidak mampu untuk menjangkau pelayanan akibat keterbatasan tingkat ekonomi, masalah sosial budaya yang ditradisikan oleh nenek moyang maupun faktor lainnya. Secara historis keberadaan dukun bayi terlatih sangat dekat dengan pertolongan persalinan dan pemeriksaan kehamilan oleh bidan dimasyarakat Indonesia, mengingat dimasa lalu jumlah tenaga medis bidandokter masih sangat Universitas Sumatera Utara 28 sedikit. Keadaan ini berlangsung cukup lama sampai pemerintah membuat program penempatan bidan didesa Diah, 2012.

2.4. Model Kepercayaan Kesehatan Health Belief Model