32
menghargai, dan bertanggung jawab menerima sendiri. Artinya orang mau memperhatikan pengetahuan tentang pentingnya pemeriksaan ANC. Merespon
reponding dapat diartikan memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikator dari sikap. Dihargai
valuing artinya mengajak orang lain untuk mengerjakan suatu masalah adalah suatu indikasi tingkat tiga, sedangkan tanggung jawab responsible, bertanggung
jawab atas segala suatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
b. Faktor Pemungkin Enabling Faktors
Faktor pemungkin mencakup berbagai keterampilan dan sumber daya yang perlu untuk melakukan perilaku kesehatan. Sumber daya itu meliputi fasilitas
pelayanan kesehatan, klinik atau sumber daya yang serupa itu. Faktor pemungkin ini juga menyangkut keterjangkauan berbagai sumber daya yaitu biaya, jarak, dan
ketersediaan transportasi. 1 Keterjangkauan Fasilitas
Masalah kesehatan masyarakat terjadi tidak terlepas dari faktor-faktor yang menjadi mata rantai terjadinya penyakit yang kesemua itu tidak terlepas dari faktor
lingkungan dimana masyarakat itu berada, perilaku masyarakat yang merugikan kesehatan ataupun gaya hidup yang dapat merusak tatanan masyarakat dalam bidang
kesehatan, ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
33
2 Ekonomi Tingkat ekonomi akan berpengaruh terhadap kesehatan, krisis ekonomi yang
berkepanjangan berakibat pada penurunan kemampuan daya beli masyarakat termasuk kebutuhan kesehatan ibu hamil. Ketika biaya hidup semakin meningkat
sementara pendapatan tidak meningkat maka banyak ibu hamil tidak mampu untuk menyediakan dana bagi pemeriksaan kehamilan, masalah yang timbul pada keluarga
dengan tingkat ekonomi rendah ibu hamil kekurangan energi dan protein KEK hal ini disebabkan tidak mampunya keluarga untuk menyediakan kebutuhan energi dan
protein yang dibutuhkan ibu selama kehamilan. 3 Jarak
Indonesia merupakan negara yang sangat luas sayangnya banyak masyarakat yang tinggal jauh dari sarana kesehatan. Jarak sangat menentukan terhadap
pelayanan kesehatan, ditempat yang terpencil ibu hamil sulit memeriksakan kehamilannya, hal ini karena transportasi yang sulit menjangkau sampai tempat
terpencil.
c. Faktor Penguat Reinforcing Factors
Faktor penguat adalah faktor yang memperkuat perubahan perilaku seseorang dikarenakan adanya sikap dan perilaku yang lain seperti sikap suami,
orang tua, tokoh kesehatan. Perilaku individu sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan, perilaku yang positif akan menunjang atau meningkatkan derajat
kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
34
Masyarakat Indonesia terdiri banyak suku bangsa yang mempunyai latar belakang budaya yang beraneka ragam. Lingkungan budaya tersebut sangat
mempengaruhi tingkah laku masyarakat yang memiliki budaya tersebut, sehingga dengan keanekaragaman budaya menimbulkan variasi dalam perilaku masyarakat
termasuk dalam perilaku kesehatan. Keadaan lingkungan keluarga yang tidak mendukung akan mempengaruhi ibu dalam memeriksakan kehamilannya. Perilaku
keluarga yang tidak mengizinkan seorang wanita meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya merupakan budaya yang menghambat keteraturan
kunjungan ibu hamil memeriksakan kehamilannya.
Gambar 2.1 Teori Perubahan Perilaku
Sumber : Green, LW 1980 Faktor Predisposisi :
1. Demografi umur, Pendidikan
dan Besar Keluarga 2.
Pengetahuan 3.
Sikap Masyarakat terhadap Kesehatan
4. Tingkat Sosial Ekonomi
Faktor pemungkin : 1.
Sarana 2.
Prasarana
Faktor penguat : 1.
Dukungan Tokoh Masyarakat 2.
Dukungan Tokoh Agama 3.
Dukungan Petugas Kesehatan 4.
Dukungan Swasta Perilaku Kesehatan
Universitas Sumatera Utara
35
2.6.Kerangka Pikir
Kehamilan adalah sebuah impian dan cara untuk mencapai kepuasan tertinggi untuk prestasi seorang ibu dan suami. Kehamilan di mulai dari pembuahan
dan berakhir dengan kelahiran manusia baru. Kehamilan dan persalinan merupakan proses yang alami, tetapi bukannya tanpa resiko dan merupakan beban tersendiri
bagi seorang wanita. Namun demikian tidak semua hasil persalinan dan kehamilan akan menggembirakan suami dan ibu. Ibu hamil bisa menghadapi kegawatan
dengan derajat ringan sampai berat yang dapat memberikan bahaya pada ibu dan janin.
Tujuan antenatal care ANC Menurut Depkes RI 2008 adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilan, persalinan dan nifas dengan
baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat. Pemeriksaan Antenatal adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk memeriksakan keadaan ibu dan janin
secara berkala yang diikuti upaya koreksideteksi terhadap penyimpangan yang ditemukan. Tujuannya adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa
kehamilan, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat. Pemeriksaan Kunjungan ANC yang teratur dan pengawasan yang rutin dari
bidan maupun dokter selama masa kehamilan tersebut diharapkan jika ada komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara
umum dapat dikenali secara lebih dini. Hal ini dapat mengurangi resiko kematian ibu hamil. Selama kehamilan, ibu wajib memeriksakan kehamilannya baik saat
trimester I,II dan III. Kunjungan antenatal care pada ibu hamil dipengaruhi oleh
Universitas Sumatera Utara
36
dukungan suami, status pendidikan, riwayat kehamilan dan petugas kesehatan. ANC menggambarkan perilaku ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya, dimana
pemeriksaan tersebut dilakukan oleh ibu hamil baik ditenaga kesehatan bidan, maupun dengan dukun bayi. Pemeriksaan tersebut akan berdampak pada kesehatan
janinnya, jika ibu hamil memeriksakan kehamilannya pada dukun bayi maka janinnya akan beresiko mengalami abortus, persalinan prematur, janin cacat, dan
kematian janin dalam kandungan.
= Diteliti’ ------------
= tidak diteliti
Gambar 2.2.Kerangka Pikir Penelitian
Kehamilan Antenatal Care
• Trimester I • Trimester II
• Trimester III
FAKTOR IBU • Dukungan
Suami • Status
Pendidikan • Riwayat
Kehamilan • Petugas
Kesehatan FAKTOR
JANIN • Abortus
Keguguran • Persalinan
Prematur • Janin
Mengalami Kecacatan
• Kematian Janin Dalam
Kandungan Pemeriksaan
ANC Tenaga
Kesehatan
Dukun Bayi
-
+
Universitas Sumatera Utara
37
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah fenomenologi deskriftif untuk menggali dan memahami bagaimana perilaku
masyarakat khususnya ibu hamil dalam melakukan pemeriksaan pada masa kehamilan. Orientasi fenomenologi deskriftif adalah untuk memaparkan secara
konkrit orang – orang dalam hubungan dengan orang lain, keyakinan dan praktik secara niat untuk memahami makna dari pengalaman seseorang Zalm Bergum,
2000 Metode penelitian fenomenologi adalah sama dan sebangun dengan cita –
cita ilmu kesehatan, dimana pemahaman humanistic dihargai dan pengetahuan tentang pengalaman unik seseorang dapat diakses melalui wawancara Kim
Kollak 2005; dalam Edward Welch, 2011. Penelitian ini akan menggali apa penyebab ibu melakukan pemeriksaan kehamilan pada dukun bayi, apa yang
dirasakan ibu setelah mendapat asuhan kehamilan dari dukun bayi dan apa ibu mengerti dampak yang akan terjadi pada ibu dan bayi.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian