88
C. Kerangka Pikir
Persepsi terhadap kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling merupakan suatu proses berpikir yang didahului oleh penerimaan informasi mengenai
berbagai hal terkait kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling yang meliputi layanan langsung, layanan tidak langsung, layanan administratif, dan tugas
tambahan melalui indera penglihatan dan pendengaran pada individu, dalam hal ini yaitu pada guru bimbingan dan konseling. Dalam kebijakan Permendikbud
111, penyelenggaraan layanan Bimbingan dan Konseling tersebut tertuang dalam 22 jenis kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling, di antaranya: konseling
individual, konseling kelompok, bimbingan kelompok, bimbingan klasikal, bimbingan kelas besar atau lintas kelas, konsultasi, kolaborasi dengan guru,
kolaborasi dengan orang tua, kolaborasi dengan ahli lain, kolaborasi dengan lembaga lain, konferensi kasus, kunjungan rumah home visit, layanan advokasi,
pengelolaan papan bimbingan, pengelolaan kotak masalah, pengelolaan leaflet, pengembangan media Bimbingan dan Konseling, kegiatan tambahan,
melaksanakan dan menindaklanjuti asesmen kebutuhan, menyusun dan melaporkan program kerja, membuat evaluasi, serta melaksanakan administrasi
dan manajemen Bimbingan dan Konseling. Untuk selanjutnya, setelah penerimaan informasi tersebut maka dihasilkanlah pemaknaan bagi informasi mengenai
berbagai kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling. Pemaknaan itulah yang disebut dengan persepsi terhadap kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling.
Untuk dapat terjadinya persepsi terhadap kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling, diperlukan beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu adanya obyek
89 yang dipersepsi yang menimbulkan stimulus yang mengenai alat indra, adanya
saraf sensoris, serta perhatian. Dalam pembahasan ini, obyek yang dipersepsi yang menimbulkan stimulus yang mengenai alat indra yaitu informasi mengenai
kegiatan layanan bimbingan dan konseling. Informasi tersebut mengenai alat indera dari subyek yaitu penglihatan serta pendengaran dari guru Bimbingan dan
Konseling untuk kemudian stimulus informasi tersebut diperhatikan, diproses secara fisiologis, dan dimaknai oleh guru Bimbingan dan Konseling. Persepsi
yang terbentuk tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti perhatian, set, kebutuhan, sistem nilai, serta tipe kepribadian individu maupun kelompok yang
menerima informasi mengenai kegiatan layanan Bimbingan dan Konseling berdasarkan Permendikbud 111. Penerimaan informasi dari lingkungan inilah
yang kemudian menimbulkan reaksi maupun respon terhadap kegiatan layanan bimbingan dan konseling dimana reaksi maupun respon tersebut dapat dirasakan
oleh lingkungan sekitar individu yang mempersepsikan. Dengan memperhatikan pula penelitian terdahulu mengenai Survei tentang
Persepsi dan Kesiapan Konselor terhadap Bimbingan dan Konseling berdasarkan Kurikulum 2013 di SMA Surabaya Selatan, serta penelitian mengenai Persepsi
Guru BK tentang Kompetensi Konselor di Sekolah Dasar Swasta Kota Semarang, maka penelitian mengenai Persepsi terhadap Kegiatan Layanan Bimbingan dan
Konseling pada Guru Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Atas di Kota Magelang Tahun 2016 dapat dilaksanakan dengan berlandaskan pada kajian-
kajian teori yang telah dipaparkan di atas beserta dengan rumusan pertanyaan penelitian pada poin berikut.
90
D. Pertanyaan Penelitian