86 langkah dalam kegiatan tambahan sebagai koordinator bimbingan dan konseling
adalah menerima surat penugasan sebagai koordinator bimbingan dan konseling dari kepala sekolah, melaksanakan tugas-tugas sebagai koordinator bimbingan dan
konseling, mengevaluasi keterlaksanaan dari tugas-tugas sebagai koordinator bimbingan dan konseling, melakukan tindak lanjut follow-up sebagai hasil dari
evaluasi sebelumnya, dan pembuatan laporan kepada kepala sekolah dan pihak- pihak terkait lainnya
B. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Judul Penelitian: Survei tentang Persepsi dan Kesiapan Konselor terhadap Bimbingan dan Konseling berdasarkan Kurikulum 2013 di SMA Surabaya
Selatan Hasil Penelitian: Persepsi dan kesiapan guru Bimbingan dan Konseling di sekolah
berbeda-beda. Persiapan yang dilakukan oleh guru Bimbingan dan Konseling dengan mengikuti pelatihan tentang implementasi kurikulum 2013, memberikan
pengarahan pada siswa mengenai minat kelompok belajar, arah mata pelajaran ke jenjang karier siswa, menyiapkan angket minat dan tes intelegensi, menganalisis
nilai rapor di SMP, nilai UN di SMP, memberikan wawancara dan analisis dukungan orang tua. Perbedaan yang signifikan pada KTSP dengan Bimbingan
dan Konseling berdasarkan Kurikulum 2013 adalah penjurusan diganti dengan layanan peminatan ketika siswa kelas X. Kelebihan Bimbingan dan Konseling
berdasarkan Kurikulum 2013 di sekolah yaitu pada proses peminatan di awal kelas X guru Bimbingan dan Konseling dapat membantu siswa dalam memilih
87 jurusan dan memantapkan pilihan kariernya untuk ke depan sesuai dengan bakat,
minat, dan kemampuan yang dimiliki siswa. Sedangkan kelemahan Bimbingan dan Konseling berdasarkan Kurikulum 2013 di sekolah yaitu adanya
ketidaksesuaian antara ketetapan Kemendikbud mengenai waktu pelaksanaan layanan Bimbingan dan Konseling berdasarkan Kurikulum 2013 adalah 2 dua
jam tatap muka secara klasikal namun pada kenyataannya berbeda dengan ketetapan pada setiap sekolah bahwa di sekolah yang telah menerapkan
Kurikulum 2013 tidak adanya jam mengajar Bimbingan dan Konseling di kelas. 2. Judul Penelitian: Persepsi Guru BK tentang Kompetensi Konselor di Sekolah
Dasar Swasta Kota Semarang Hasil Penelitian: Persepsi guru Bimbingan dan Konseling di sekolah dasar tentang
kompetensi konselor secara keseluruhan menunjukkan hasil yang positif. Adapun persepsi guru Bimbingan dan Konseling tentang kompetensi pedagogik berkriteria
sangat positif; Persepsi guru Bimbingan dan Konseling tentang kompetensi kepribadian berkriteria kurang positif; Persepsi guru Bimbingan dan Konseling
tentang kompetensi sosial memiliki kriteria kurang positif; dan Persepsi guru Bimbingan dan Konseling tentang kompetensi profesional masuk dalam kategori
cukup positif. Untuk hasil dengan kriteria kurang positif dikarenakan pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di sekolah dasar belum mendapat dukungan yang
maksimal dari masyarakat sekolah yang lain.
88
C. Kerangka Pikir