47
mestinya. Penyelenggara Sistem Elektronik bertanggung jawab terhadap Penyelenggaraan Sistem Elektroniknya.
20
Sepanjang tidak ditentukan lain oleh undang-undang tersendiri, setiap Penyelenggara Sistem Elektronik wajib mengoperasikan Sistem Elektronik yang
memenuhi persyaratan minimum yang adalah sebagai berikut: a dapat menampilkan kembali Informasi Elektronik danatau Dokumen Elektronik
secara utuh sesuai dengan masa retensi yang ditetapkan dengan Peraturan Perundang-undangan; b dapat melindungi ketersediaan, keutuhan,
keotentikan, kerahasiaan, dan keteraksesan Informasi Elektronik dalam Penyelenggaraan Sistem Elektronik tersebut; c dapat beroperasi sesuai dengan
prosedur atau petunjuk dalam Penyelenggaraan Sistem Elektronik tersebut; d dilengkapi dengan prosedur atau petunjuk yang diumumkan dengan
bahasa, informasi, atau simbol yang dapat dipahami oleh pihak yang bersangkutan dengan Penyelenggaraan Sistem Elektronik tersebut; dan e
memiliki mekanisme yang berkelanjutan untuk menjaga kebaruan, kejelasan, dan kebertanggungjawaban prosedur atau petunjuk.
21
3.6. Saat berakhirnya Transaksi Elektronik Via EDC
Baik UU ITE maupun UU Telekomunikasi dalam perpektif asas konvergensi tidak memaparkan kaedah untuk menentukan berakhirnya suatu
kontrak elektronik, termasuk pula transaksi yang dilakukan via EDC. Dalam rangka menjawab legal issue itu, maka Penulis berpendapat bahwa kaedah
20
Pasal 15 Ayat 1 dan 2 UU ITE.
21
Pasal 16 Ayat 1 UU ITE.
48
perikatan pada umumnya dalam KUHPerdata Pasal 1381 mungkin dapat dipergunakan, atau diutlisasi. Yaitu, berakhirnya atau hapusnya suatu perikatan
dengan cara pembayaran, dan lain sebagainya.
3.7. Penyelesaian sengketa Transaksi Via EDC
Menurut tangkapan Penulis pasal yang mengatur mengenai penyelesaian sengketa dari pihak-pihak yang ada dalam transaksi elektronik, seperti telah
penulis kemukakan di atas adalah antara lain, Pasal 26 UU ITE. Pasal itu menegaskan bahwa:
1 Kecuali ditentukan lain oleh Peraturan Perundang- undangan, penggunaan setiap informasi melalui media
elektronik yang menyangkut data pribadi seseorang harus dilakukan atas persetujuan Orang yang bersangkutan.
2 Setiap Orang yang dilanggar haknya sebagaimana dimaksud pada Ayat 1 dapat mengajukan gugatan atas
kerugian yang ditimbulkan berdasarkan Undang-Undang ini.
Sementara itu pasal dalam UU Telekomunikasi yang memecahkan masalah legal issue dimaksud adalah pasal 15 UU Telekomunikasi:
1 Atas kesalahan dan atau kelalaian penyelenggara telekomunikasi yang menimbulkan kerugian, maka pihak-pihak yang
dirugikan berhak mengajukan tuntutan ganti rugi kepada penyelenggara telekomunikasi.
2 Penyelenggara telekomunikasi wajib memberikan ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat 1, kecuali penyelenggara
telekomunikasi dapat membuktikan bahwa kerugian tersebut bukan diakibatkan oleh kesalahan dan atau kelalaiannya.
3 Ketentuan mengenai tata cara pengajuan dan penyelesaian ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
Para pihak memiliki kewenangan untuk menetapkan forum pengadilan, arbitrase, atau lembaga penyelesaian sengketa alternatif lainnya yang berwenang
49
menangani sengketa yang mungkin timbul dari Transaksi Elektronik internasional yang dibuatnya.
Apabila para pihak tidak melakukan pilihan forum sebagaimana dimaksud, maka penetapan kewenangan pengadilan, arbitrase, atau lembaga
penyelesaian sengketa alternatif lainnya yang berwenang menangani sengketa yang mungkin timbul dari transaksi tersebut, harus didasarkan pada asas Hukum
Perdata Internasional.
22
Selain para pihak, setiap orang juga dapat mengajukan gugatan terhadap pihak yang menyelenggarakan Sistem Elektronik danatau menggunakan
Teknologi Informasi yang menimbulkan kerugian. Masyarakat juga dapat mengajukan gugatan secara perwakilan terhadap pihak yang menyelenggarakan
Sistem Elektronik danatau menggunakan Teknologi Informasi yang berakibat merugikan masyarakat, sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan.
23
3.8. Arti Penting Transaksi Elekronik dalam Kaitan Dengan EDC